BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Menganalisa Masalah site STxxxMG Handover failure dapat menyebabkan terjadinya drop call atau terputusnya komunikasi ketika sedang berlangsung. Site STxxxMG memiliki kasus handover failure yang tinggi yang akan ditunjukan pada tabel ND 153, selain itu pada operator Telkom sel juga terdapat standar persentase HOSR sebesar 95.5%. Dibawah ini merupakan tabel tabel Data ND 153 untuk site STxxxMG sebelum dilakukan implemantasi. Tabel 4.1 menunjukkan site STxxxMG1 memiliki persentase Handover Failure sebesar 10% dari banyaknya pangg ilan ( Att ) 33 kali ke site CIKAxxx3MD2. Tabel 4.1 Data ND 153 untuk sektor 1 sebelum implementasi
Tabel 4.2 menunjukan site STxxxMG2 memiliki persentase Handover Failure sebesar 3% dari banyaknya panggilan (Att ) 24 kali ke site BKTxxxxMD2. Tabel 4.2 Data ND 153 untuk sektor 2 sebelum implementasi Tabel 4.3 menunjukan site STxxxMG3 memiliki persentase Handover Failure sebesar 7 % dari banyaknya panggilan (Att ) 85 kali ke site CIKAxxx3MD2. Tabel 4.3 Data ND 153 untuk sektor 3 sebelum implementasi Dan perbandingan ND 153 sebelum dan setelah dilakukan implemantasi dapat diliat pada table 4.6.
Diba wah ini merupakan gambar statistik persentase HOSR sebelum dilakukan implementasi : Gambar 4.1 dibawah ini menunjukan statistik site STxxxMG sebelum dilakukanya implementasi. Gambar 4.1 Data statistik nilai rata-rata HOSR sebelum implementasi Dari statistik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 26 April sampai 3 Mei terdapat penurunan persentase HOSR ( Handover Success Rate ) dibawah 95% pada ketiga sektor site STxxxMG. Setelah dilihat tabel maupun data diatas sebelum dilakukanya implementasi terdapat banyakanya handover failure pada ketiga sektor site STxxxMG dan persentase HOSR juga dibawah standar nilai yang dimiliki oleh operator Telkomsel yaitu sebesar 95.5%. Dan untuk mengurangi handover failuer dan meningkatkan persentase HOSR sesuai dengan ketentuan operator maka diperlukan adanya analisa pada penyebab penyebab terjadinya handover failure antara lain dengan cara menambahkan atau menghapus neighbouring cell pada sekitar site STxxxMG,
sinkronikasi nilai nilai parameter sesuai dengan ketentuan dan menghilangkan interferensi BCCH. Dibawah ini merupakan keadaan site STxxxMG sebelum terjadinya implementasi, CR ( change request ) dan keadaan sesudah implementasi baik dari segi neighboring cell, parameter dan interferensi BCCH 4.1.1 Penghapusan Neighboring Cell Sektor 1 Sektor 2
Sektor 3 Gambar 4.2 Keadaan Neighbouring cell untuk sektor 1, 2 dan 3 sebelum implementasi Dari data diatas terlihat adanya neighbour cell yang tidak perlu ( ditunjukan dengan lingkaran merah ) dikarena jarak dan arah dari site site tersebut tidak langsung berhadapan dengan site STxxxMG. Pada sektor 1 untuk site BUNGxxxMD3 dan BUNGxxxMG3 akan dihapus karena posisinya membelakangi site STxxxMG1 dan tidak mungkin akan dijadikan target handover. Pada sektor 2 untuk site SADxxxMD3 dan SADxxxMG3 akan dihapus karna tidak mengarah pada site STxxxMG2. Pad a sekto r 3 untuk site BNGUxxxMG1 akan dihapus karena jaraknya jauh dari site STxxxMG3. Untuk menghapus atau menambahkan neighbor disekitar site STxxxMG diperlukan adanya CR ( change request ) yang dapat diliat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 CR ( change request ) Penghapusan dan penambahan neighbouring Source Target Remarks STxxxMG1 BUNGxxxMD3 DELETE BOTHWAY STxxxMG1 BUNGxxxMG3 DELETE BOTHWAY STxxxMG2 SADxxxMD3 DELETE BOTHWAY STxxxMG2 SADxxxMG3 DELETE BOTHWAY STxxxMG3 BNGUxxxMG1 DELETE BOTHWAY STxxxMG3 KALIxxxMG2 ADD BOTHWAY Setelah dilakukan CR ( change request ) penghapusan dan penambahan neighboring cell, hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.3. Dimana hanya site site yang mengarah ke site STxxxMG saja yang di create. Dan setelah dilakukan audit ternyata pada sektor 3 terdapat penambahan neighboring yaitu site KALIxxxMG2 dimana pada awalnya site KALIxxxMG2 tidak di create. Sektor 1 Sektor 2
Sektor 3 Gambar 4.3 Keadaan Neighbouring cell sesudah implementasi 4.1.2 Setting Parameter yang tidak baik Setelah dilakukan audit terdapat ketidaksingkronan parameter antara nilai nilai parameter dilapangan dengan nilai nilai parameter yang telah ditetapkan oleh operator Telkomsel, dimana nilai nilai parameter yang sesuai dengan standar dapat dilih at pada bab sebelumnya yaitu pada tabel 3.1. Pada lampiran 1 ( nilai parameter sebelum implementasi ) dapat dilihat adanya ketidaksingkronan ( tidak sesuai dengan standar nilai parameter Handover ) antara site STxxxMG dengan site surrounding nya pada parameter hoprioritylevel, holoadfactor, homarginqual, rxlevmincell, holevelumbrella dan fastmovingthreshold. Ketidaksingkronan nilai parameter dapat terjadi dikarenakan adanya ketidaksempurnaan / human error ketika dilakukan eksekusi pada nilai parameter parameter handover, dimana hal ini sangat berpengaruh dalam proses Handover.
Pada lampiran 2 merupakan CR ( change request ) untuk mengganti nilai nilai parameter yang tidak singkron menjadi nilai nilai parameter yang sesuai dengan standar ( lihat tabel 3.1 ). Pada lampiran 3 ( nilai parameter setelah implemantasi ) terlihat adanya perubahan nilai parameter yang sesuai dengan standar ( tabel 3.1) yang ditunjukan dengan garis biru. 4.1.3 Interferensi BCCH Dari gambar di bawah terlihat adanya adj channel untuk site STxxxMG1 yang memiliki nilai BCCH 55 dengan site KAMOxxxMG2 yang memiliki nilai BCCH 56 yang artinya dapat terjadi interferensi BCCH yang merupakan salah satu penyebab terjadinya handover failure. Pada operator Telkomsel memiliki ranges BCCH yang telah dibahas pada bab sebelumnya yaitu GSM : 51 68 dan DCS : 687 710 tetapi terdapat membagian ranges BCCH untuk setiap sektor yaitu untuk GSM, sektor 1 : 51-56, sektor 2 : 57-62 dan sektor 3 : 63-68 sedangkan DCS, sektor 1 : 687-694, 695-702 dan 703-710 ( hanya berlaku untuk jabodetabek dikarnakan untuk menghidari terjadinya interferensi BCCH secara head to head ).Untuk menghilangkan interferensi ini dilakukan mencarian alokasi BCCH baru untuk salah satu site yang bermasalah ( STxxxMG sektor1 atau KAMOxxxMG sektor 2 yang diganti ) dengan memperhatikan alokasi BCCH surroundings-nya.
Gambar 4.4 Keadaan interferensi BCCH sebelum implementasi CR Setelah dilakukan pencarian alokasi BCCH berdasarkan pembagian ranges diatas, ternyata site KAMOxxxMG sektor 2 yang diganti dari 56 ke 58 dikarnakan site KAMOxxxMG sektor 2 menggunakan alokasi BCCH sektor 1 pada site GSM. Dan table 4.5 merupakan CR ( change request ) frekuensi BCCH untuk site KAMOxxxMG sektor 2. Tabel 4.5 CR ( change request ) frekuensi BCCH Setelah dilakukan perubahan alokasi BCCH terlihat tidak adanya interferansi lagi antara site STxxxMG sektor 1 dengan site KAMOxxxMG sektor 2. Ditunjukan pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Keadaan interferensi BCCH sesudah implementasi CR Di bawah ini merupakan hasil statistik perbandingan antara nilai rata rata HOSR sebelum implemntasi CR ( 25 april 3 mei ) dan staristik nilai rata rata HOSR sesudah implementasi CR ( 4 mei 10 mei ), pada faktor faktor penyebab terjadinya handover failure yaitu penghapusan Neighbouring cell, setting parameter yang tidk baik dan interferensi BCCH. Gambar 4.6 Perbandingan data statistik nilai rata-rata HOSR sebelum dan sesudah implementasi
Gambar 4.6 menunjukan adanya perubahan persentase nilai rata-rata HOSR sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi. Terlihat pada tanggal 26 april sampai 3 mei sebelum dilakukan pengeksekusian CR nilai persentase HOSR semua sektor site STxxxMG berada dibawah 95 % atau dibawah standar yang telah ditetapkan oleh Telkomsel. Untuk lebih detailnya terlampir pada gambar 4.7. Setelah dilakukan penganalisaan terhadap penyebab handover failure dan dilakukan pengeksekusian CR, pada tanggal 4 mei sampai 10 mei dapat terlihat adanya kenaikan persentase HOSR diatas 95.5 % untuk semua sektor site STxxxMG. Untuk lebih detail nya dapat dilihat pada gambar 4.8. Gambar 4.7 Persentase HOSR sebelum implementasi CR
Gambar 4.8 Persentase HOSR sesudah implementasi CR Setelah dilakukannya analisa dan dilakukannya implemetasi CR terhadap faktor faktor penyebab terjadinya handover failure ( penghapusan Neighbouring cell, setting parameter yang tidk baik dan interferensi BCCH ) terlihat adanya kenaikan persetase HOSR yang ditunjukan pada gambar 4.8 dan data statistik nilai rata rata HOSR pada gambar 4.6 dan berkurangnya persentase handover failure yang bisa dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Perbandingan ND 153 sebelum dan sesudah implementasi Sebelum Sesudah
Dari data diatas dapat dilihat hasil perbandingan ND 153 sebelum dan sesudah dilakukannya implementasi CR. Pada sektor 1 sebelum dilakukan implementasi HO fail ( % ) sebesar 10% dari site STxxxMG1 ke site CIKAxxx3MD2 setelah dilakukan implementasi HO fail berkurang menjadi 1%. Pada sektor 2 sebelum implementasi HO fail dari site STxxxMG2 ke site BKTxxxxMD2 sebesar 3% dan setelah implementasi berkurang menjadi 1% dan pada sektor 3 sebelum implementasi HO fail dari site STxxxMG3 ke site CIKAxxx3MD2 sebesar 7% dan setelah implementasi berkurang menjadi 1%.