BAB III PEMBAHASAN. 1. Efektifitas pajak restoran ditinjau dari potensi Kabupaten Karanganyar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB IV PENUTUP. 1. Setelah diberlakukannya penetapan pajak terhadap Pajak Katering

BAB III PEMBAHASAN. Boyolali. Berdasarkan data yang diperoleh DPPKAD Kabupaten Boyolali,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Cara penetapan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar. Tarif x Omzet. Omzet per bulan Omzet per hari X 30

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 yang. kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATENKARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR: ~ /PP.02.3-Kpt/3313/KPU-Kab/IX/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun :

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah saja, tetapi juga dari sektor privat. Dalam Undang-Undang No

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah. kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan potensi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. termaktub di dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan otonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, peraturan perundang-undangan, pengelolaan keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dituntut untuk sadar akan kewajibannya kepada negara yaitu

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali. Secara langsung, yang

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali. menjadi Dinas Penghasilan Daerah Tingkat II Boyolali.

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan ini, negara harus

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Keberhasilan suatu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi merupakan babak baru dalam pemerintahan Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

Analisis Efektivitas Penerimaan Jasa Timbang Pada Jembatan Timbang Dan Kontribusinya Terhadap PAD Kabupaten Sumbawa Barat Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG TARGET KINERJA PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai masyarakat adil dan makmur. Sebagai upaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah. untuk melaksanakan otonomi, pemerintah melakukan berbagai kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya penyelenggaraan Otonomi Daerah menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. pajak hotel dan pajak restoran di Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan.

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

BAB V PENUTUP. 1. Perbandingan realisasi PBB-P2 Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sebelum dan Sesudah Menjadi Pajak Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisan Efektifitas Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB IV PEMBAHASAN. Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang terdiri dari : dapat dipaksakan untuk keperluan APBD.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari wajib pajak yang berdasarkan peraturan perundangan mempunyai. kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

ANALISIS POTENSI DAN EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah

BAB 4 ANALISIS EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PBB DAN TINJAUAN PERANAN PBB SEBAGAI PAJAK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam terselenggaranya pemerintahan daerah yang baik. Tuntutan

Transkripsi:

44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Efektifitas pajak restoran ditinjau dari potensi Kabupaten Karanganyar untuk mendorong Pendapatan Asli Daerah Efektifitas adalah hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif suatu organisasi, program, atau kegiatan (Mahmudi, 2005:92). Untuk mengetahui suatu yang dikatakan efektif harus diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur. Mengukur tingkat efektifitas menggunakan indikator sebagai berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Kriteria Efektifitas Presentasi Kriteria >100% Sangat efektif 90-100% Efektif 80-90% Cukup efektif 60-80% Kurang efektif <60% Tidak efektif Dari hal diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan efektif itu apabila selisih antara penerimaan dengan target yang dianggarkan mengalami 44

45 selisih positif ( 100%). Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menjelaskan efektifitas pertumbuhan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar, maka pembahasan berikut ini akan dijelaskan variabel-variabel penelitian yaitu penerimaan pajak restoran dan pendapatan asli daerah Kabupaten Karanganyar tahun 2013-2014 Rumus Efektifitas: Efektifitas = Perhitungan rasio efektifitas pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar untuk tahun anggaran 2011-2014. Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = Tahun 2014 =

46 Tabel 3.2 Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011-2014 Tahun Anggaran Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas 2011 420,326,572 400,000,000 105.08% 2012 669,239,683 435,000,000 153.85% 2013 1,347,874,606 525,000,000 256.74% 2014 2,088,017,272 550,000,000 379.64% Sumber DPPKAD Kabupaten Karanganyar Tabel 3.3 Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011 Rincian Pajak Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas 324,739,072 327,140,000 99.27% Rumah makan 83,582,500 56,360,000 148.30% Kantin 11,805,000 10,500,000 112.43% Kathering 200,000 6,000,000 3.33%

47 Tabel 3.4 Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2012 Rincian Pajak Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas 398,440,235 333,140,000 119.60% Rumah makan 93,272,500 85,360,000 109.27% Kantin 13,225,000 10,500,000 125.95% Kathering 164,301,948 6,000,000 2738.37% Tabel 3.5 Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2013 Rincian Pajak Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas 465,872,127 379,868,000 122.64% Rumah makan 105,325,000 87,113,600 120.91% Kantin 10,140,000 11,970,000 84.71% Kathering 766,537,479 46,048,400 1664.63%

48 Tabel 3.6 Rincian Rasio Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2014 Rincian Pajak Realisasi Pajak Target Pajak Efektifitas 832,832,418 379,868,000 219.24% Rumah makan 126,758,000 97,113,600 130.53% Kantin 5,630,000 11,970,000 47.03% Kathering 1,122,796,854 61,048,400 1839.19% Tabel 3.7 Rasio Efektifitas pada Rincian Sektor Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011-2014 Rincian Pajak 2011 2012 2013 2014 99.27% 119.6% 122.64% 219.24% Rumah makan 148.3% 109.27% 120.91% 130.53% Kantin 112.43% 125.95% 84.71% 47.03% Kathering 3.33% 2738.37% 1664.63% 1839.19%

49 Dari data pada tabel 3.2 diatas, jika dilihat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pajak restoran di Kabupaten Karanganyar sudah efektif. Terbukti pada tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami selisih positif ( 100%). Hal ini disebabkan karena realisasi penerimaan pajak retoran di Kabupaten Karanganyar selalu lebih besar dari yang ditargetkan. Namun apabila ditelaah lebih dalam terhadap rincian penerimaan pajak restoran, pada tahun 2011 terdapat beberapa sektor penerimaan pajak restoran yang tidak mencapai angka yang ditargetkan. Itu terjadi pada sektor penerimaan jasa restoran dan jasa katering. Pada sektor penerimaan jasa restoran, angka realisasi tidak mencapai angka yang ditargetkan. Realisasi penerimaan pada sektor jasa restoran sebesar 324,739,072 sedangkan target yang harus dicapai sebesar 327,140,000. Hal itu terjadi karena banyak wajib pajak restoran yang tidak melaporkan atau bahkan belum terdaftar sebagai wajib pajak di DPPKAD kabupaten Karanganyar. Begitu pula yang terjadi di penerimaan sektor jasa katering. Realisasi penerimaan pada jasa katering hanya sebesar 200,000 sedangkan target yang harus dicapai sebesar 6,000,000. Itu merupakan selisih yang sangat besar antara realisasi dan target penerimaan. Hal itu terjadi karena pada tahun 2011, usaha katering di Kabupaten Karanganyar masih banyak yang belum mendaftarkan usahanya di DPPKAD Kabupaten Karanganyar dan masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melaporkan pajaknya ataupun membayarkan pajak restorannya.

50 Pada tahun anggaran 2012 untuk penerimaan pajak restoran pada setiap sektor dikatakan sudah efektif karena realisasi penerimaan pajak restoran disetiap sektor sudah melebihi angka yang ditargetkan. Untuk tahun 2013 ada satu sektor penerimaan yang realisasinya kurang dari angka yang ditargetkan. Yaitu penerimaan pada sektor jasa kantin. Realisasi penerimaan pada sektor jasa kantin sebesar 10,140,000 dan target yang seharusnya dicapai sebesar 11,970,000. Sedangkan pada tahun anggaran 2014 realisasi penerimaan pajak restoran disektor kantin kembali mengalami penurunan menjadi 5,630,000 padahal target penerimaan ditahun tersebut tidak mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (tetap). Pada tabel 3.7 dijelaskan rasio efektifitas penerimaan pajak restoran dari beberapa rincian sektor penerimaan pada tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun 2014. Untuk tingkat efektifitas penerimaan sektor jasa restoran dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena dari tahun ke tahun realisasi lebih besar dari yang ditargetkan. Jumlah jasa restoran di Kabupaten Karanganyar juga berkembang. Hal itu ditandai dengan banyaknya restoranrestoran baru yang mulai berdiri dan mendaftar di kantor DPPKAD Karanganyar. Hal itu berbeda dengan rasio tingkat efektifitas penerimaan pada sektor jasa rumah makan. Pada sektor jasa rumah makan, terjadi penurunan sebesar 39.03% ditahun 2012. Meskipun pada tahun 2012 realisasi lebih besar daripada targetnya, tetapi naiknya peningkatan target tersebut tidak diimbangi dengan perkembangan jasa rumah makan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Tapi penurunan itu tidak berlangsung lama, karena pada tahun 2013-2014

51 tingkat ke-efektifitasan kembali naik menjadi 120.91% dan 130.53% karena pada tahun-tahun tersebut perkembangan jasa rumah makan kembali banyak diminati oleh masyarakat di Kabupaten Karanganyar yang ditandai dengan banyaknya pengusaha-pengusaha rumah makan yang mendaftarkan usahanya di kantor DPPKAD. Tingkat efektifitas penerimaan pada sektor jasa kantin pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 13,52% yaitu dari 112.43% menjadi 125.95%. Namun pada tahun 2013-2014 rasio tingkat efektifitas terus mengalami penurunan menjadi 47.03%. Hal itu dikarenakan berkurangnya jumlah kantin yang berada di Kabupaten Karanganyar sehingga berpengaruh pada realisasi penerimaan pajak pada tahun tersebut meskipun target penerimaannya tetap dan tidak dinaikan. Lalu pada penerimaan sektor jasa katering juga sudah dikatakan efektif. Karena realisasi penerimaan pajak pada tahun 2012-2014 sudah melebihi dari target penerimaan. Dari rincian-rincian rasio efektifitas tersebut, sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pajak restoran di Kabupaten Karanganyar tahun anggaran 2011-2014 sudah efektif dan dapat menorong Pendapatan Asli Daerah. 2. Perkembangan Pajak di kabupaten Karanganyar selama 4 (empat) tahun terakhir dilihat dari laju pertumbuhan dan kontribusinya pertahun terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Penerimaan target dan realisasi pajak restoran merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan ini

52 digunakan untuk mengukur tingkat kenaikan atau perkembangan Pajak dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan penerimaan pajak restoran menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: G Keterangan: G Rtn = laju pertumbuhan = realisasi tahun ke-n (tn-1) = realisasi tahun sebelumnya Perhitungan laju pertumbuhan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar untuk tahun anggaran 2011-2014. Tahun 2012 = Tahun 2013 = Tahun 2014 =

53 Tabel 3.8 Realisasi Penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011-2014 Tahun Realisasi tahun ke- Realisasi tahun Selisih Rtn- Laju Anggaran n (Rtn) sebelumnya (tn-1) (tn-1) pertumbuhan 2011 420,326,572 - - - 2012 669,239,683 420,326,572 248,913,111 59.22% 2013 1,347,874,606 669,239,683 678,634,923 101.40% 2014 2,088,017,272 1,347,874,606 740,142,666 54.91% Sumber DPPKAD Kabupaten Karanganyar Dari data DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari tabel diatas disebutkan bahwa pada tahun 2011-2012 prosentase laju pertumbuhan sebesar 59.22%. Kemudian di tahun selanjutnya yaitu tahun 2012-2013 mengalami prosentase kenaikan sebesar 42.18% menjadi 101.40%. Kenaikan laju pertumbuhan ini karena pada tahun tersebut mulai berkembangnya usaha dibidang tataboga sehingga banyak pengusaha-pengusaha yang mendirikan jasa dibidang rumah makan, restoran, maupun kathering. Selain itu, dengan adanya beberapa penyuluhan seperti workshop yang diadakan oleh Kantor DPPKAD tentang pentingnya membayar pajak dan memberikan kontraprestasi terhadap wajib pajak apabila wajib pajak telah menyetorkan pajaknya. Hal itu tentu sangat berpengaruh terhadap tingkat kesadaran wajib pajak yang ditandai dengan semakin banyaknya wajib pajak yang mendaftarkan dirinya, melapor dan

54 meyetorkan pajaknya ke kantor DPPKAD Karanganyar. Pada tahun 2013-2014 prosentase laju pertumbuhan mengalami penurunan sebesar 46.49% menjadi 54.91%. Hal ini terjadi karena kenaikan realisasi pada tahun tersebut tidak sebesar kenaikan pada tahun sebelumya. Pada tahun 2013-2014 terjadi kenaikan realisasi, namun jumlahnya tidak sebanding dengan tahun sebelumnya sehingga berpengaruh pada terjadinya penurunan prosentase laju pertumbuhan di tahun tersebut. Terdapat beberapa faktor lain seperti kurangnya kesadaran beberapa wajib pajak restoran yang belum mendaftarkan usahanya serta berkurangnya pendapatan wajib pajak restoran itu sendiri.

55 Tabel 3.9 Jumlah Wajib Pajak Tahun Anggaran 2011-2014 NO KECAMATAN 2011 2012 2013 2014 1 Colomadu 13 21 33 35 2 Gondangrejo 0 9 9 3 3 Jaten 19 22 22 28 4 Jatipuro 0 1 9 14 5 Jatiyoso 0 1 9 7 6 Jenawi 0 1 10 16 7 Jumantono 0 1 3 2 8 Jumapolo 0 0 4 3 9 Karanganyar 41 78 75 86 10 Karangpandan 7 9 17 17 11 Kebakkramat 1 2 12 13 12 Kerjo 0 1 12 14 13 Matesih 0 2 5 5 14 Mojogedang 0 1 8 6 15 Ngargoyoso 2 6 8 6 16 Tasikmadu 2 4 15 18 17 Tawangmangu 15 16 26 28 TOTAL 100 175 277 301 Sumber DPPKAD Kabupaten Karanganyar (Data diolah)

56 350 300 250 200 150 Wajib Pajak 175 277 301 100 50 0 100 2011 2012 2013 2014 Wajib Pajak Gambar 3.1 Perkembangan Wajib Pajak Berdasarkan grafik gambar 3.1 diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak restoran di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2011-2014 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 diketahui jumlah wajib pajak restoran sebanyak 100 wajib pajak kemudian meningkat menjadi 175 ditahun 2012 atau terjadi peningkatan 75% wajib pajak pada tahun 2011-2012. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang tinggi yaitu terjadi penambahan wajib pajak sebanyak 102 wajib pajak sehingga total menjadi 277 wajib pajak restoran ditahun 2013 atau terjadi peningkatan sebesar 58% pada tahun 2012-2013. Sedangkan pada tahun 2014 terjadi penambahan wajib pajak hanya sebanyak 24 wajib pajak sehingga total menjadi 301 wajib pajak restoran ditahun 2014 atau terjadi peningkatan sebesar 9% di tahun 2013-2014.

57 Berdasarkan peningkatan wajib pajak selama dari tahun 2011 sampai dengan 2014 menyebabkan peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran pada 2011-2014. Namun kenaikan tahun pada 2012-2013 tidak sebanding dengan tahun 2013-2014 sehingga berpengaruh pada turunnya laju pertumbuhan pajak restoran di tahun 2013-2014 walaupun ditahun tersebut realisasi penerimaan meningkat dari tahun sebelumnya. Kontribusi Kontribusi adalah porsi atau hasil/ jumlah dana yang terkumpul dari sektor pajak di suatu daerah dibandingkan dengan jumlah total pendapatan daerah atau juga dapat dibandingkan porsinya dengan APBD atau APDB. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang di berikan oleh PAD terhadap besarnya Belanja Pembangunan Daerah. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi pajak restoran dapat menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: Kontribusi

58 Tabel 3.10 Rasio Data Kontribusi Pajak terhadap PAD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2011-2014 Tahun Realisasi Pajak Realisasi Penerimaan Ratio Anggaran PAD 2011 420,326,572 104,080,774,286 0.40% 2012 669,239,683 116,706,893,419 0.57% 2013 1,347,874,606 161,715,929,349 0,83% 2014 2,088,017,272 215,298,860,199 0.97% Sumber: DPPKAD Kabupaten Karanganyar Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak restoran di Kabupaten Karanganyar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan penerimaan pajak restoran sebesar 248,913.111, tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 678,634,923, sedangkan tahun 2013-2014 mengalami kenaikan sebesar 740,142,666. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan realisasi pajak restoran di Kabupaten Karanganyar yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan wajib pajak restoran dalam mengelola usahanya. Peningkatan pendapatan wajib pajak restoran juga berpengaruh terhadap rasio kontribusinya yang secara otomatis juga mengalami peningkatan. Hal lain yang juga berpengaruh terhadap peningkatan pajak restoran yaitu seperti pajak parkir, pajak reklame, dan lainnya.

59 3. Hambatan dan masalah yang dihadapi DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam memungut pajak restoran Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hambatan dan masalah yang dihadapi DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam memungut pajak restoran. Diantaranya adalah masalah pada saat pendaftaran dan pendataan seperti pengusaha restoran yang baru tidak melaporkan/memberitahukan atas usaha restoran yang dikelola kepada kantor DPPKAD, banyaknya pengusaha restoran yang belum mempunyai NPWP dan NPWPD, serta faktor seperti kurangnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki wajib pajak baru tentang arti pentingnya membayar pajak restoran. Selain masalah-masalah pada saat pendaftaran dan pendataan, terdapat pula masalah penetapan dan pembukuan. Diantaranya seperti: 1) pengusaha restoran tidak membuat pembukuan secara rinci sehingga itu dapat membuat bingung wajib pajak itu sendiri. 2) pengusaha restoran beralasan tidak memungut pajak restoran dari konsumen, sehingga saat pembayaran akan merasa keberatan atas pajak yang harus disetorkan. 3) Pengusaha restoran tidak membayar pajak untuk satu/beberapa kali masa pajak atau terjadi tunggakan saat pembayaran sehingga itu dapat memberatkan ketika menyetorkan pajak. 4) Pengusaha restoran membayar tunggakan Pajak tetapi tidak dirinci untuk masa pajak kapan atau untuk periode bulan apa.

60 Kemudian dalam penagihan juga terdapat permasalahan yang harus dihadapi oleh kantor DPPKAD Karanganyar. Diantaranya seperti ketidakmampuan wajib pajak untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan, adanya beberapa upaya dari wajib pajak untuk menawar tarif pajak lebih rendah dari ketentuan, serta banyak wajib pajak yang dengan sengaja menunda pembayaran pajaknya pada saat petugas pemungut pajak datang untuk menagih pajak terutangnya. 5) Upaya yang dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah terutama di sektor pajak restoran Dalam meningkatkan dan memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah khususnya di sektor pajak restoran, kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar melakukan beberapa upaya, seperti: a. Melalui intensifikasi. Yaitu peningkatan intensitas pungutan terhadap suatu subyek dan obyek pajak yang potensial tetapi belum terkena pajak serta memperbaiki kinerja pemungutan. Upaya tersebut ditempuh melalui cara-cara berikut: 1. Peningkatan mutu pegawai atau petugas pemungut dengan cara memberi pelatihan-pelatihan atau diklat. 2. Menambah jumlah petugas pemungut pajak agar proses pemungutan pajak restoran lebih maksimal. 3. Penyempurnaan Undang-Undang Pajak.

61 b. Melalui ekstensifikasi. Yaitu upaya memperluas subyek dan obyek pajak serta penyesuaian tarif. Upaya tersebut ditempuh melalui cara-cara berikut: 1. Mencari dan mendata Wajib Pajak baru. 2. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar pajak terhadap masyarakat. 3. Menjamin memberikan kemudahan dalam membayar pajak. 4. Memberikan kontraprestasi terhadap Wajib Pajak yang taat membayar pajak. B. TEMUAN Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan penelitian yang penulis lakukan di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan efektifitas laju pertumbuhan pajak restoran, penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kelemahan terkait dengan hal tersebut. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut : 1. Kelebihan a. Besarnya realisasi penerimaan Pajak Kabupaten Karanganyar untuk tahun anggaran 2011 sampai dengan tahun 2014 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sesuai yang ditetapkan oleh DPPKAD Kabupaten Karanganyar. b. Terjadi penambahan jumlah wajib pajak restoran dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014. c. Adanya kerjasama dengan Pemerintah daerah untuk memaksimalkan

62 pengoptimalan penerimaan pajak, khususnya pajak restoran dengan memberikan kontraprestasi dan beberapa penyuluhan kepada wajib pajak restoran. d. Pajak restoran di Kabupaten Karanganyar merupakan pajak daerah yang setiap tahun mempunyai pengaruh besar dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Tercatat dari tahun 2011-2014 telah berkontribusi sebesar 2.77%. 2. Kelemahan Laju pertumbuhan mengalami penurunan ditahun 2013-2014 dikarenakan kurangnya kesadaran wajib pajak restoran untuk mendaftarkan usahanya, menyetor dan melaporkan pajaknya ke kantor DPPKAD Kabupaten Karanganyar. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu seperti berkurangnya pendapatan wajib pajak restoran itu sendiri dan masih banyak wajib pajak yang belum mau datang untuk membayarkan pajaknya. Serta masih banyak wajib pajak restoran yang belum terdata sebagai wajib pajak.