PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
2011, No Mengingat Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 T

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2017 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2011

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BERITA NEGARA. No.210, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelimpahan. Gubernur. TA 2013.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 42 TAHUN No. 42, 2016 TENTANG

BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2011

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAMBI TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR: 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2017

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG KODE REKENING PENGANGGARAN DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG WALIKOTA BEKASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan rencana pembangunan yang tepat sasaran, diperlukan kebijakan, program/kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang didukung dengan hasil penelitian dan pengembangan; b. bahwa untuk memperoleh hasil penelitian dan pengembangan yang dapat dimanfaatkan dalam perumusan kebijakan, program/kegiatan pembangunan dan pemerintahan, perlu disusun pengaturan pelaksanaan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pelaksanaan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan; Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646);

- 2-2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219); 3. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2009 ; 6. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN.

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. 3. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat. 4. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan kebijakan pemerintahan. 5. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. 6. Hasil penelitian dan pengembangan adalah hasil penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh Bappeda. 7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Barat. 8. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat. 9. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

- 4-10. Peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat berwenang untuk melakukan penelitian, pengembangan di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan instansi pemerintah. 11. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumberdaya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD. 12. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 (1) Pengaturan tentang pelaksanaan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dimaksudkan untuk memberikan arah pengaturan dan koordinasi sebagai suatu sistem dalam penyelenggaraan penelitian dan pengembangan untuk pemerintahan dan pembangunan. (2) Pengaturan tentang pelaksanaan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan bertujuan untuk: a. mendayagunakan penelitian dan pengembangan bagi keunggulan pembangunan daerah; b. mengoptimalkan pelaksanaan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan untuk mendukung perumusan kebijakan, program/kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

- 5 - BAB II PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Bagian Kesatu Pelaksana Pasal 3 Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di daerah dilaksanakan oleh Bappeda. Pasal 4 Pelaksana penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari: a. peneliti; dan b. tenaga lainnya. Pasal 5 Peneliti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, terdiri dari: a. pejabat fungsional peneliti pada Bappeda; b. PNS yang diangkat dalam jabatan struktural dan memiliki kompetensi, diberi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang ditunjuk oleh Kepala Bappeda. Pasal 6 Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan, peneliti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat melibatkan: a. pejabat fungsional peneliti dari lembaga penelitian instansi vertikal di daerah; b. akademisi/pejabat fungsional peneliti dari perguruan tinggi/peneliti mitra Dewan Riset Daerah; c. lembaga kajian swasta; dan/atau d. tenaga ahli/pakar/profesi. Pasal 7 Tenaga lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, terdiri dari:

- 6 - a. PNS yang diangkat dalam jabatan struktural dan memiliki kompetensi, diberi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan yang ditunjuk oleh Kepala SKPD; b. PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional khusus, selain peneliti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. Pasal 8 Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan, peneliti dan tenaga lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, didukung oleh: a. Majelis Pertimbangan; b. Tim Pengendali Mutu; c. Tim Fasilitasi; dan d. Tim Pelaksana. Pasal 9 (1) Majelis Pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, beranggotakan : a. gubernur; b. pejabat struktural eselon 2 pada SKPD, dan c. Tenaga ahli/pakar/profesi/dewan Riset Daerah sesuai bidang yang dibutuhkan. (2) Majelis Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. memberikan arah dan kebijakan umum penelitian dan pengembangan; b. memberikan pertimbangan pemanfaatan penelitian dan pengembangan; dan c. memberikan dukungan pelaksanaan penelitian dan pengembangan. (3) Masa kerja Majelis Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 1 (satu) tahun; (4) Pembentukan Majelis Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 10 (1) Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, beranggotakan : a. pejabat struktural di lingkungan SKPD; dan b. tenaga ahli/pakar/profesi/dewan Riset Daerah sesuai bidang yang dibutuhkan. (2) Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:

- 7 - a. memberikan penilaian atas seluruh rangkaian penelitian dan pengembangan; b. melakukan pengendalian sesuai dengan tahapan penelitian dan pengembangan; c. memberikan saran dan masukan kepada majelis pertimbangan guna penyempurnaan penelitian dan pengembangan; dan d. melaporkan hasil pengendalian mutu penelitian dan pengembangan kepada majelis pertimbangan. (3) Masa kerja Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 1 (satu) tahun; (4) Pembentukan Tim Pengendali Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 11 (1) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c, beranggotakan: a. kepala Bidang pada Bappeda; b. pejabat struktural eselon IV pada Bappeda; dan c. Tenaga ahli/pakar/profesi sesuai bidang yang dibutuhkan. (2) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. memberikan dukungan percepatan penyelenggaraan penelitian dan pengembangan; b. memberikan pelayanan administratif dan manajerial, bantuan, dan dorongan demi kelancaran penelitian dan pengembangan; c. memberikan peluang kemudahan, bantuan, dan dorongan kepada tim pelaksana penelitian dan pengembangan; d. memberikan peluang kemudahan, bantuan, dan dorongan kepada kabupaten/kota; e. menjaga agar penyelenggaraan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan secara efisien, efektif, ekonomis, produktif, dan berkelanjutan sesuai kaidah ilmiah dan sesuai peraturan perundang-undangan; dan f. melaporkan hasil fasilitasi penelitian dan pengembangan kepada Kepala Bappeda. (3) Masa kerja Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 1 (satu) tahun; (4) Pembentukan Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

- 8 - Pasal 12 (1) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d, beranggotakan: a. pejabat fungsional peneliti; b. pejabat struktural; c. tenaga lainnya; dan d. tenaga ahli/pakar/profesi dan atau Peneliti Mitra Dewan Riset Daerah sesuai bidang yang dibutuhkan. (2) Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas: a. melaksanakan penelitian dan pengembangan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan; b. melaporkan hasil pelaksanaan penelitian dan pengembangan secara berkala kepada Kepala Bappeda. (3) Masa kerja Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 1 (satu) tahun; (4) Pembentukan Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Pasal 13 Anggota majelis dan tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, tidak dapat menjadi anggota majelis dan tim lainnya. Bagian Kedua Kerjasama Pasal 14 (1) Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bappeda dapat bekerja sama dengan lembaga litbang, perguruan tinggi, dan lembaga lainnya. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

- 9 - Bagian Ketiga Materi Pasal 15 Materi penelitian dan pengembangan merupakan prioritas dan isu strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta kebijakan strategis daerah di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pasal 16 Bappeda mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan pada masing-masing SKPD setiap tahun anggaran. Bagian Keempat Database Pasal 17 (1) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan didokumentasikan dalam database. (2) Database sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk softcopy dan/atau hardcopy. BAB III PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 18 (1) Hasil penelitian dan pengembangan berupa rekomendasi. (2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk: a. rencana aksi; b. modul; dan c. bentuk lainnya. Pasal 19 Hasil penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, dapat disebarluaskan dalam bentuk: a. jurnal;

- 10 - b. seminar; c. symposium; dan/atau d. forum atau pertemuan ilmiah lainnya. Pasal 20 Hasil penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, dilaporkan kepada Gubernur dan disampaikan kepada SKPD. Pasal 21 Hasil penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, digunakan oleh SKPD dalam penyusunan kebijakan, program/kegiatan pemerintahan dan pembangunan. BAB IV PELAPORAN DAN EVALUASI Pasal 22 (1) Pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dilaporkan secara berkala kepada Gubernur. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bappeda. Pasal 23 (1) Pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan dilakukan evaluasi setiap tahun. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bappeda. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 24 Biaya pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

- 11 - c. Sumber lainnya yang sah sesuai peraturan perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan menempatkan dalam Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat. Ditetapkan di Padang pada tanggal 5 Juni 2015 GUBERNUR SUMATERA BARAT Diundangkan di Padang pada tanggal 5 Juni 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT IRWAN PRAYITNO ALI ASMAR BERITA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 NOMOR 36