FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

dokumen-dokumen yang mirip
The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

Kata Kunci : seksual remaja, berpacaran, sumber informasi

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINGKAT PERILAKU PACARAN REMAJA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 ADIPALA CILACAP ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS DI SMK SWASTA MEDAN AREA 1 MEDAN TAHUN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

HUBUNGAN ANTARA PENEGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP I PARANG KABUPATEN MAGETAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Siswa Kelas XI SMAN Y Yogyakarta Tahun 2017 (N=114)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

Kata Kunci : Konsep diri, Kontrol diri, Persepsi siswa tentang perilaku seksual, Peran keluarga, Sumber informasi, Perilaku seksual.

PENELITIAN. Dosen Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA BATIK 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

ABSTRACT DESCRIPTION OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR TOWARDS FREE SEX YEAR 2008.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Widya Praja Ungaran terletak di jalan Jend. Gatot Subroto 63 Ungaran,

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

KAJIAN PERILAKU SEX PRANIKAH REMAJA SMA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Transkripsi:

1 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG Robertus Richard Louise, Mardjan, Abduh Ridha Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Jl. A. Yani No.111 Pontianak e-mail : mardjan_as@hotmail.com Abstract : Internal And External Factors And Adolescent Premarital Sexual Behavior Among Students Of Public Senior High Schools And Vocational Schools Of Bengkayang. This study aimed at discovering the correlation of internal and external factors, and adolescent premarital sexual behavior among students of SMA and SMK Negeri of Bengkayang in 2003. Method is use an analytical design and cross sectional approach were carried out in this study. The samples were 220 respondents from 3 senior high schools (SMA Negeri 1, 2, and 3) and 1 vocational school (SMK Negeri 3) in Bengkayang. The study showed that there were correlation of knowledge (p=0,011; PR=1,823), attitude (p=0.003;pr=1,983), nightlife (p=0.000; PR=2,417), and premarital sexual behavior. On the other hand, there were no correlation of peer relationship (p=0.214; PR= 1,385), media and information (p=0.439; PR=1,206), and premarital sexual behavior. Keywords : Knowledge, attitude, peer interaction Abstrak : Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja SMA dan SMK Di Kota Bengkayang. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan perilaku seks pranikah remaja SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang Tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan yaitu bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, besar sampel dalam penelitian ini adalah 220 responden yang berasal dari SMA Negeri 1,2,3 dan SMK Negeri 3 di Kota Bengkayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,011; PR = 1,823), sikap (p = 0.003; PR = 1,983), hiburan malam (p = 0.000; PR = 2,417) terhadap perilaku seks pranikah. Tidak ada hubungan antara pergaulan teman sebaya (p = 0.214; PR = 1,385), dan media informasi (p = 0.439; PR = 1,206) terhadap perilaku seks pranikah. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, pergaulan teman sebaya. Masa remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa.masa remaja ditandai dengan kematangan fisik, sosial, dan psikologis yang berhubungan langsung dengan kepribadian, seksual, dan peran sosial remaja. Masa remaja juga dapat dimulai sejak seseorang menunjukkan tanda-tanda pubertas dan berlanjut hingga kematangan seksual. Perubahan hormon seksual di dalam tubuhnya ditandai dengan kematangan seksual sehingga dorongan seksual yang timbul semakin meluap. Perilaku seksual yang tidak sehat dikalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14 23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 18 tahun. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin diatas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama. Perilaku seksual tersebut dapat ditimbulkan karena berbagai macam kondisi. Seperti pada masa sekarang ini, terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam hal teknologi. Alat yang digunakan untuk mempermudah komunikasi dan mencari informasi seperti telepon seluler (ponsel) dan internet sudah banyak digunakan. Akan tetapi kecanggihan teknologi ini banyak disalahgunakan oleh remaja, misalnya untuk mengakses situs porno, menyimpan video porno, dan mengabadikan perilaku seksual yang mereka lakukan. Bila hal tersebut diperparah dengan adanya informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS yang tidak tepat (contohnya mitos yang selama ini berkembang di masyarakat yang menyatakan jika dalam melakukan 18

192 jurnal vokasi Kesehatan, Volume I Nomor 1 Januari 2015, hlm. 18-22 hubungan seksual sel sperma tidak dimasukan ke dalam vagina pasangan maka tidak akan terjadi kehamilan) sehingga remaja yang sedang berada dalam masa pubertas dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dapat melakukan hubungan seks yang tidak aman akan mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, HIV/AIDS maupun Penyakit Menular Seksual (PMS) Data Depkes RI (2006), menunjukkan jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia sekitar 43 juta (19,61%) dari jumlah penduduk. Sekitar satu juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) secara terbuka menyatakan bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual. Penelitian juga dilakukan oleh Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, (2005) dengan sampel 600.000 responden menyatakan bahwa sekitar 60.000 atau 10% siswa SMU Se-Jawa Tengah melakukan hubungan seks pranikah. Berdasarkan hasil penelitian Novilia (2011), mengenai perilaku seksual remaja SMU di Kota Bengkayang menyatakan bahwa sebagian besar remaja pernah melakukan ciuman bibir 10,53%, melakukan ciuman dalam 5,6%, melakukan onani atau masturbasi 4,23% dan melakukan hubungan seksual sebanyak 3,09%. Remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12-21 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal usia 12-15 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan dengan mengambil 17 sampel/ siswa di 4 sekolah dengan masing-masing sekolah 4 sampel siswa menunjukan bahwa, faktor perilaku seks pranikah baik itu faktor internal maupun eksternal lebih memungkinkan bagi remaja untuk melakukan. Hal ini sejalan dengan tingginya jumlah presentase siswa yang pernah berpacaran sebanyak 100%, melakukan ciuman kepada pasangannya sebanyak 64,7%, necking 5,9%. Sedangkan sumber informasi yang didapat remaja mengenai informasi seks pranikah mayoritas melalui internet sebanyak 64,7%, handphone sebanyak 47%, VCD/ DVD sebanyak 41,2%, video porno 52,9%. Untuk jumlah presentase hiburan malam dimana siswa yang sering menghadiri karaoke tempel sebanyak 5,9%, yang sering menghadiri hiburan band sebanyak 5,9%, yang jarang menghadiri band sebanyak 70,6%. Sedangkan presentase siswa yang sering menghadiri hiburan jonggan sebanyak 11,8%, yang jarang menghadiri hiburan jonggan sebanyak 29,4% dan untuk presentase siswa yang jarang menghadiri hiburan malam sebanyak 64,7%. Sedangkan pengaruh teman sebaya dalam perilaku sek pranikah tinggi presentasenya sebanyak 35,3%. Adapun alasan mengapa peneliti memilih siswa/i kelas XII karena berdasarkan investigasi yang telah dilakukan, diperoleh informasi dari Guru Bimbingan Konseling (BK) dari masing-masing sekolah tersebut menyatakan bahwa pada umumnya siswa/i yang duduk di kelas XII tingkat depresinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa/i yang duduk di bangku kelas X dan XI. Hal ini disebabkan karena siswa/i kelas XII akan menjalani Ujian Akhir Nasional (UAN), dengan depresinya siswa/i tersebut akan membuat ketidakstabilan jiwa mereka sehingga kemungkinan besar mereka akan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan seperti perilaku seks pranikah. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross sectional, karena data dari variabel-variabel yang diteliti diperoleh secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 490 orang, dan sampel sebanyak 220 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Berdasarkan penelitian 220 responden remaja Kota Bengkayang diperoleh, bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 84 responden (38,2%) dan perempuan sebanyak 136 responden (61,8%). Usia 15 tahun sebanyak 2 responden (0,94%), berusia 16 tahun sebanyak 33 responden (15%), berusia 17 tahu sebanyak 109 responden (49%), berusia 18 tahun sebanyak 60 responden (27%), berusia 19 tahun sebanyak 14 responden (6,3%) dan responden yang berusia 20 tahun sebanyak 2 responden (0,9%). Untu kelas Tata Boga sebanyak 10 responden (4,5%), kelas Pertanian sebanyak 15 responden (6,8%), kelas TIK sebanyak 16 responden (7,3%), kelas Akuntansi sebanyak 17 responden (7,7%), kelas IPA sebanyak 78 responden (35,5%) dan kelas IPS sebanyak 84 responden (38,2%). Pada tabel 1 berdasarkan analisa univariat dalam penelitian yaitu: sikap tidak mendukung sebanyak (53,5%) dan tidak mendukung (46,4%), terpengaruhi teman sebaya (25,0%), yang pernah melakukan perilaku seks (25,9%). Pada tabel 2, pergaulan teman sebaya tidak mempengaruhi sebesar 68,4%, dan yang sering pergi ke hiburan malam sebesar 68,4%.

Louise dkk, Faktor Internal dan Eksternal Terhadap,... 320 Tabel 1. Analisa Univariat Variabel n % Pengetahuan Kurang Baik 87 39,5 Baik 133 60,5 Sikap Tidak Mendukung 102 46,4 Mendukung 118 53,6 Pengaruh teman sebaya Terpengaruhi 55 25,0 Tidak Terpengaruhi 165 75,0 Media informasi Terpapar 94 42,7 Kurang Terpapar 126 57,3 Hiburan malam Sering 104 47,3 Tidak Sering 116 52,7 Seks Pranikah Pernah 57 25,9 Tidak Pernah 163 74,1 Tabel 2. Analisa Bivariat MSP TMSP P value Variabel n % n % Pengetahuan Kurang Baik 31 54,4 56 34,4 0,011 Baik 26 45,6 107 65,6 Sikap Tidak Mendukung 36 63,2 66 40,5 0,003 Mendukung 21 36,8 97 59,5 Pengaruh teman sebaya Mempengaruhi 18 31,6 37 22,7 0,214 Tidak 39 68,4 126 77,3 Mempengaruhi Media informasi Terpapar 27 47,4 67 41,1 0,439 Kurang Terpapar 30 52,6 96 58,9 Hiburan malam Tidak Sering 18 31,6 98 60,1 0,000 Sering 39 68,4 65 39,9 PEMBAHASAN Remaja adalah usia dimana anak mencari jati diri mereka dan rasa ingin tahu lebih besar. Sehingga mereka labil secara emosional. Hal tersebut membuat usia remaja rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif dalam pergaulan. Responden yang diteliti adalah pelajar yang berasal dari SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang. Hubungan Pengetahuan Proporsi tingkat pengetahuan responden yang berpengetahuan kurang baik (54,4%) cenderung lebih besar untuk melakukan seks pranikah dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang baik (45,6%). Hasil uji chi square menunjukkan nilai p value adalah 0,011 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang, dan nilai ratio prevalensi (PR) adalah 1,823 > 1, maka variabel pengetahuan merupakan faktor risiko penyebab perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang. Hubungan Sikap Proporsi tingkat sikap responden yang memiliki sikap yang tidak mendukung risiko seks pranikah (63,2%) cenderung lebih besar untuk melakukan seks pranikah dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yang mendukung risiko seks pranikah (36,8%). adalah 0,003 < 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara sikap terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang, dan nilai ratio prevalensi (PR) adalah 1,983 > 1, maka variabel sikap merupakan faktor risiko penyebab perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang. Hubungan Pengaruh Teman Sebaya Proporsi pergaulan teman sebaya responden yang mempunyai teman sebaya yang memepengaruhi sebesar (31,6%) responden lebih kecil untuk melakukan seks pranikah dibandingkan dengan responden yang memiliki teman sebaya yang tidak memepengaruhi (68,4%) responden. adalah 0,214 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang.

214 jurnal vokasi Kesehatan, Volume I Nomor 1 Januari 2015, hlm. 18-22 Hubungan Media Informasi Proporsi media informasi responden yang terpapar media informasi (47,4%) lebih kecil untuk melakukan seks pranikah dibandingkan dengan responden yang kurang terpapar media informasi (52,6%). adalah 0,439 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara media informasi terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang. Hubungan Hiburan Malam Proporsi hiburan malam responden yang sering mengikuti hiburan malam (68,4%) lebih besar untuk melakukan seks pranikah dibandingkan dengan responden yang tidak sering mengikuti hiburan malam (31,6%). Hasil uji chi Square menunjukkan nilai p value adalah 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara hiburan malam terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang, dan nilai ratio prevalensi (PR) adalah 2,417 > 1, maka variabel hiburan malam merupakan faktor risiko penyebab perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang. SIMPULAN Berdasarkan penelitian Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja SMA dan SMK Di Kota Bengkayang diatas diperoleh simpulan sebagai berikut : Karakteristik umur pada remaja yang berhubungan seks pranikah yaitu terdiri dari umur < 17 tahun sebanyak 35 responden (15,9%), sedangkan responden tyang berumur 17 tahun sebanyak 185 responden (84,1%); Faktor internal remaja yang berhubungan seks pranikah yaitu : Tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku seks pranikah yang pengetahuan nya baik sebanyak 133 responden (60,5%), sedangkan remaja yang pengetahuannya kurang baik sebanyak 87 responden (39,5%); Sikap terhadap risiko seks pranikah yang menyatakan sikap tidak mendukung sebanyak 102 responden (46,4%), sedangkan remaja yang menyatakan sikap mendukung sebanyak 188 responden (53,6%). Faktor eksternal remaja yang berhubungan seks pranikah yaitu : Pengaruh Teman Sebaya yang terpengaruh oleh pengaruh teman sebaya 55 responden (25%), sedangkan yang tidak terpengaruh sebanyak 165 responden (75%); Informasi perilaku seks pranikah diterima oleh media 94 responden (42,7%) dan responden yang menyatakan tidak menerima informasi seks pranikah melalui media sebanyak 126 responden (57,3%); Sering mengikuti atau menghadiri hiburan malam 104 responden (47,3%), sedangkan responden yang tidak sering mengikuti atau menghadiri hiburan malam sebanyak 116 responden (52,7%); Perilaku Berhubungan Seks diperoleh sebanyak 57 responden (25,9%) menyatakan pernah melakukan seks pranikah, sedangkan yang tidak pernah melakukan seks pranikah sebanyak 163 responden (74,1%). Ada hubungan yang signifikan antara faktor internal dengan perilaku seks pranikah yaitu : Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang tahun 2013. (p value = 0,011) (PR = 1,,823); ada hubungan antara sikap terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang tahun 2013. (p value = 0,003) (PR = 1, 983). Hubungan antara faktor eksternal dengan perilaku seks pranikah pada remaja di SMA Negeri dan SMK Negeri Kota Bengkayang yaitu : Tidak ada hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang tahun 2013.( p value = 0,214); Tidak ada hubungan antara media informasi terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang tahun 2013. (p value = 0,439); Ada hubungan antara hiburan malam terhadap perilaku remaja yang melakukan seks pranikah di SMA Negeri dan SMK Negeri di Kota Bengkayang tahun 2013. (p value = 0,000)(PR = 2,417). DAFTAR RUJUKAN Br Bangun, Julianta. 2013. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja (Studi pada siswa-siswi 2 SMK Negeri 07 Kecamatan Pontianak Timur). Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pontianak (tidak dipublikasikan). Chaerani T.D, I.N. 2009. Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan Terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di SMA Negeri 1 Baturraden dan SMA Negeri 1 Purwokerto. Program Studi Magister Promosi Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. www eprints.undip.ac.id diakses 15 Januari 2013 Darmasih, Ririn. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan, 2011, Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Pontianak (tidak dipublikasikan).

Gunarsa, Singgih D. 2006. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja. PT. BPK Gunung Mulia. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT. Rinike Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Novilia, C. 2011. Persepsi Remaja Tentang Prilaku Seks Bebas (Studi Pada Remaja di Desa Sendoreng Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang), Skripsi, Fikes Unmuh Pontianak. (tidak dipublikasikan) Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Penerbit Salemba Medika. Jakarta Sarwono W.S. 2007. Psikologi Remaja. Grafindo Persada. Jakarta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Kedokteran EGC. Jakarta Louise dkk, Faktor Internal dan Eksternal Terhadap,... 522