statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

dokumen-dokumen yang mirip
Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

hidup teratur dan dengan penggunaan obat baik obat sintetik maupun obat tradisional yang telah digunakan sejak dahulu (Ganong, 2003; Yayasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa yang lalu, obesitas (kegemukan) diartikan dengan sehat, makmur,

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

amphetamin, fenfluramin, deksfenfluramine, dan sibutramin, menghambat penyerapan lemak seperti orlistat, meningkatkan pengeluaran energi yaitu

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tanaman obat dan produk-produk alam yang termasuk

optimal merupakan keberhasilan dari zat gizi yang tersedia dan yang dibutuhkan oleh tubuh sedangkan ketidakseimbangan diantaranya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. lahir dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan dalam bidang kesehatan di beberapa negara (Chen et al., 2011).

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Daun Yakon Studi Efek Antidiabetes

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

serta peningkatan jumlah dan jenis penyakit. Tumbuhan sebagai sumber senyawa bioaktif alami merupakan bahan baku yang potensial yang menunjang usaha

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN I.1

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Obesitas berasal dari bahasa Latin yaitu obesus yang berarti gemuk. Obesitas atau yang lebih dikenal dengan kegemukan adalah kondisi dimana terjadi peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Selain itu obesitas disebut juga sebagai adipositas, adiposis dan corpulency (Dorland, 2002). Obesitas terjadi karena pemasukan jumlah makanan dalam jumlah yang lebih besar daripada pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Makanan yang berlebihan tersebut kemudian disimpan hampir seluruhnya sebagai lemak di jaringan adiposa untuk dipakai kemudian sebagai energi (Guyton & Hall, 2007). Penanda yang sering digunakan untuk mengukur kandungan lemak tubuh yaitu menggunakan indeks massa tubuh/body mass index (BMI). BMI bukan merupakan pengukuran langsung terhadap adipositas dan tidak dapat digunakan pada individu dengan BMI yang tinggi dikarenakan massa otot. BMI dapat dihitung dengan membagi berat badan dalam satuan kilogram dan tinggi badan dalam satuan meter yang telah dipangkat dua. Secara klinis, apabila nilai BMI berada pada rentang 25-29,9 kg/m 2 maka disebut kelebihan berat badan (overweight), sedangkan apabila nilai BMI berada pada rentang lebih dari 30 kg/m 2 maka disebut obesitas (Guyton & Hall, 2007). Obesitas menjadi keadaan yang cukup diperhatikan karena seringkali dikaitkan dengan berbagai macam penyakit seperti diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke, gout, sleep apnea, ketidaknormalan hormon, sindrom metabolik, bahkan penyakit kanker. Data 1

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart Federation, 2011). Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penurunan aktivitas fisik, perilaku makan yang tidak baik, faktor lingkungan, sosial, psikologi yang menyebabkan perilaku makan abnormal, nutrisi berlebihan pada masa anak-anak, kelainan neurogenik serta faktor genetik (Guyton & Hall, 2007). Angka kejadian obesitas juga meningkat seiring dengan peningkatan usia, 20 % pria dan 40% wanita usia pertengahan di USA menderita obesitas (Hermawan, 1991). Kerusakan hipotalamus terutama bagian ventromedial yang menjadi pusat kenyang dapat menyebabkan seseorang menjadi rakus dan akhirnya mengalami obesitas (Guyton & Hall, 2007). Seringkali rasa kenyang diidentikkan dengan rasa puas sehingga dengan banyak makan sebagian orang percaya akan terlepas dari situasi yang menekan. Kemajuan teknologi juga turut ambil bagian dalam peningkatan angka kejadian obesitas, sebab dengan adanya berbagai kemudahan yang disajikan oleh teknologi hampir semua pekerjaan teratasi tanpa terlalu banyak membutuhkan campur tangan manusia (Arisman, 2010). Masalah kelebihan berat badan maupun obesitas di Indonesia telah menjadi masalah yang cukup serius. Dari tahun ke tahun angka kejadian obesitas terus meningkat. Data RISKESDAS tahun 2007 menunjukkan angka kejadian obesitas dan gizi berlebih pada penduduk usia 15 tahun ke atas secara nasional 19,1%, di provinsi Jawa Timur menunjukkan angka di atas angka nasional yaitu 20,4% (Suryaputra dan Nadhiroh, 2012). Tahun 2010 prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah dengan kisaran 2

usia 6-12 tahun mencapai angka 9,2%. Bahkan peningkatan terus terjadi hampir dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun di kota Yogyakarta. Pada tahun 1999 sebesar 8% meningkat menjadi 12,3% pada tahun 2004 (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Hal ini mengundang keprihatinan sebab kelebihan nutrisi pada masa kanak-kanak cenderung mengakibatkan obesitas sepanjang hidup (Guyton & Hall, 2007). Selama ini banyak hal yang dilakukan untuk mengatasi masalah kelebihan berat badan maupun obesitas. Pengaturan pola makan, stress management, dan peningkatan aktivitas fisik melalui olahraga dapat dilakukan untuk mengurangi kelebihan nutrisi (Gatineau&Dent, 2011). Penggunaan obat-obatan sintetik seperti amfetamin yang menekan pusat nafsu makan di otak seringkali digunakan untuk menangani keadaan obesitas (Guyton & Hall, 2007). Obat-obatan sintetik lain yang digunakan di Indonesia adalah campuran golongan noradrenergik dan serotonergik yaitu sibutramin dan golongan gastrointestinal lipase inhibitor yaitu orlistat (Anonim, 2010). Penggunaan obat-obatan sintetik tidak lepas dari timbulnya efek samping. Banyak obat-obatan yang ditarik dari peredaran akibat efek sampingnya yang membahayakan misalnya fenfluramin sebagai obat antiobesitas telah ditarik dari peredaran karena diperkirakan menyebabkan hipertensi pulmonal dan kerusakan katup jantung (Purwono, 2011). Pada tahun 2006 di Australia, telah dilaporkan 404 laporan mengenai efek samping penggunaan sibutramin antara lain 62 laporan mengenai efek samping sibutramin terhadap sistem saraf pusat, 50 kasus psikiatrik, 33 kasus berhubungan dengan saluran cerna, 31 kasus berhubungan dengan jantung, 26 kasus berhubungan dengan pembuluh darah, dan 15 kasus mengenai efeknya terhadap saluran nafas. Gejala efek samping sebagian 3

besar pasien hilang setelah penghentian penggunaan sibutramin (Badan POM RI, 2006). Adanya efek samping yang seringkali menyertai penggunaan obatobatan sintetik, masyarakat mulai beralih pada pengobatan tradisional yang dipercaya memiliki efek samping lebih sedikit. Secara turun temurun, masyarakat Indonesia menggunakan jamu yang terdiri dari ramuan bahan alam seperti asam jawa, daun jati belanda, dan rempah-rempah lainnya untuk menjaga tubuh para gadis tetap langsing. Beberapa tanaman telah diuji potensinya sebagai antiobesitas berdasarkan mekanisme penghambatan aktivitas enzim lipase pankreas. Penelitian secara in vitro menggunakan enzim lipase pankreas manusia (Sigma L9780-50 units) telah dilakukan terhadap ekstrak air dan etanol daun asam jawa dan rimpang kunci pepet (Pradono dkk., 2011). Penelitian lain menguji efektivitas senyawa flavonoid dan steroid dari ekstrak daun gedi sebagai antiobesitas dan didapatkan bahwa flavonoid dapat menurunkan berat badan tikus sebesar 7,85% sedangkan steroid sebesar 13,7% (Ranti dkk., 2013). Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antiobesitas adalah daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn.). Mengkudu adalah pohon yang tumbuh di daerah Pasifik, termasuk Polinesia, Asia Tenggara, India dan Australia dimana buah, daun, bunga, batang, kulit kayu, dan akar telah digunakan dalam obat tradisional (Pilkington, 2013). Daun mengkudu secara empiris digunakan dalam bentuk daun segar atau telah berupa air hasil rebusan daun untuk pengobatan pada masyarakat dahulu. Daun mengkudu segar biasa digunakan untuk membungkus daging dan memberi rasa pada masakan, sebagai pakan ternak, mengobati cacingan dan luka bakar, sakit kepala serta demam. Air rebusan daun mengkudu dapat digunakan untuk mengobati tuberkulosis, keseleo, memar, demam, patah 4

tulang, pendarahan, sakit perut serta menurunkan berat badan (Anonim, 2006). Sebuah studi tentang potensi daun mengkudu sebagai anti obesitas telah dilakukan dan diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol daun mengkudu memberikan pengaruh terhadap penurunan bobot badan mencit yaitu dengan dosis 14,59; 29,17 dan 58,34 mg/kgbb. Pada dosis 14,59 mg/kgbb mencit mengalami penurunan berat badan sebesar 22,97%, pada dosis 29,17 mg/kgbb berat badan mencit turun 21,29% dan pada dosis 58,34 mg/kgbb berat badan mencit turun 13,74% (Ardhaninggar, 2009). Berdasarkan penelitian terhadap ekstrak etanol dan penggunaan daun mengkudu secara empiris maka untuk menentukan kebenaran efek farmakologis daun mengkudu, penelitian dengan menggunakan fraksi etil asetat ekstrak etanol perlu dilakukan. Fraksi yang digunakan berupa fraksi etil asetat, sebab senyawa yang agak polar sering digunakan untuk memisahkan golonan flavonoid dari senyawa yang lebih polar. Pelarut yang sering digunakan adalah etil asetat dan amil alkohol (Robinson, 1995). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut : 1. Apakah fraksi etil asetat ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dapat memberikan efek terhadap penurunan berat badan pada tikus putih? 2. Apakah ada hubungan yang linear antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) dengan efek penurunan berat badan pada tikus putih? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) berpengaruh terhadap penurunan berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur 5

Wistar dan apakah peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) memiliki hubungan yang linear dengan efek penurunan berat badan hewan coba. Hipotesis penelitian ini adalah fraksi etil asetat ekstrak etanol daun mengkudu dapat memberikan efek penurunan berat badan tikus putih dan ada hubungan yang linear antara peningkatan dosis fraksi etil asetat ekstrak etanol daun mengkudu dengan efek penurunan berat badan tikus putih. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengenalan mengenai khasiat fraksi etil asetat ekstrak etanol daun mengkudu dalam penanganan masalah obesitas kepada masyarakat sehingga mampu memberikan nilai tambah terhadap daun mengkudu sebagai tanaman obat yang berguna sebagai antiobesitas dan dapat dikembangkan menjadi sediaan fitofarmaka dalam bentuk tablet atau kapsul. 6