BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang anak raja di Pagaruyung yang telah beranjak dewasa meminta izin kepada ayahandanya (Baginda raja) untuk berburu rusa, sebab pada masa itu mendapatkan rusa di hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan putra raja pagaruyung tersesat kemudian di tengah keputus asaaan tersebut lewatlah kakek tua kesempatan bertemu dengan kakek tersebut tidak di sia-siakan sang raja untuk bertanya tentang di mana posisi raja tersebut tersesat, setelah bertanya ternyata posisi mereka tersesat berada di kawasan kerajaan simalungun. Akhirnya raja tersebut menghadap pada raja simalungun untuk menceritakan kronologi mereka sampai tersesat, melihat kemampuan raja muda tersebut raja simalungunpun menikahkan putrinya kepada raja muda yang berasal dari pagaruyung, 3 bulan kemudian tuan putri mengandung dan memiliki keinginan untuk berjalan-jalan ke pantai dan melihat laut, berat hati untuk menolak merekapun pergi dan sampailah mereka di pantai kuala indah. Melihat kondisi pantai yang sangat indah dan sang istripun sangat gembira maka di sang raja pagaruyung memutuskan untuk menetap dan mendirikan kerajaan di pantai tersebut. Pada musim kemarau yang panjang kondisi geografis di sekitar pantaipun berubah mulai dari air mengalir dari hulu berkurang dan menyempitnya gang-gang sungai di sertai hujan yang kunjung datang, melihat kondisi tersebut sang raja memutuskan untuk menyuruh pengawalnya menggali sumur sebab terjadi krisis air pada saat itu, di tengahtengah penggaliannya ternyata hasil galian tersebut bukan menghasilkan air tapi justru yang terlihat bongkahan-bongkahan batubara melihat batubara tersebut sang raja sangatlah gembira dengan temuan tersebut. dari peristiwa itulah nama kerajaan Batubara di ambil dan
sampai sekarang nama batubara tersebut menjadi nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Batubara, tersebar benda-benda bersejarah seperti meriam. Hal ini dibuktikan dari banyaknya benda-benda cagar budaya yang berasal dari kerajaan-kerajaaan yang pernah ada di Kabupaten Batubara, seperti kerajaan Lima puluh, Lima Laras, Bogak, Pagurawan dan masih banyak lagi kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Sebagai contoh mariam, seperti mariam yang ada di Pagurawan, Lima Laras, Indrapura. Keadaan situs-situs sejarah yang ada di wilayah Batu Bara ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitar maupun dari pemerintah daerah, hal ini diperparah lagi bahwa banyak generasi dari pendudduk Batubara yang tidak mau tahu terhadap eksistensi dari situs-situs yang ada di lingkungannya, padahal situs-situs sejarah itu sangat berharga mengingat situs merupakan bagian dari suatu peristiwa sejarah yang pernah ada di wilayah Batubara. Berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 2010 bahwa: Cagar budaya merupakan kekayaan budaya, bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan perkembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Perubahan tersebutlah yang menyebabkan mengikisnya kecintaan masyarakat terhadap benda-benda peninggalan sejarah, padahal benda-benda sejarah tersebut hingga sampai kini ada yang masih utuh dan ada yang sudah tidak utuh, hal ini dikarenakan proses pelapukan dari alam seperti hujan, panas matahari dan ada juga sengaja dilakukan oleh orangorang yang tidak bertanggung jawab dikarenakan ada sebagian masyarakat percaya bahwa
situs-situs sejarah itu memiliki hal-hal yang unik seperti situs mariam peninggalan kedatukan Pagurawan yang menurut penuturan warga setempat mariam itu telah hilang sebanyak 2 buah mariam yang dikarenakan diduga oleh orang-orang tertentu menyimpan emas. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Manfaat Meriam Bagi Masyarakat Sebagai Peninggalan Sejarah Kerajaan- Kerajaan Yang Ada Di Kabupaten Batubara 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain sebagai berikut: 1. Daerah-daerah yang menjadi tempat meriam di Kabupaten Batubara. 2. Mengklasifikasikan (mengelompokkan) meriam yang ada di Kabupaten Batubara. 3. Manfaat peninggalan meriam di Kabupaten Batubara bagi masyarakat di Kabupaten Batubara 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Simbol meriam bagi kerajaan-kerajaan di Kabupaten Batubara 2. Manfaat meriam bagi masyarakat di kabupaten Batubara 3. Sumbangsih meriam bagi dunia pendidikan di kabupaten Batubara 1.4. Tujuan Penelitian Untuk menjawab apa sebenarnya manfaat meriam bagi masyarakat sebagai benda bersejarah, maka peneliti tujuan penelitian ini ialah;
1. Untuk mengetahui lokasi dan kondisi yang menjadi tempat peninggalan benda-benda (meriam) bersejarah di Kabupaten Batubara. 2. Untuk mengetahui latar belakang sejarah dari benda-benda (meriam) yang ada di Kabupaten Batu Bara. 3. Untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam melestarikan dan meyelamatkan meriam bersejarah tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti dalam benda-benda (meriam) bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara. 2. Agar masyarakat luas khususnya masyarakat Batu Bara mengetahui bahwa di Kabupaten Batu Bara menyimpan beberapa benda-benda (meriam) bersejarah. 3. Peneliti berharapkan supaya masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Batu Bara menjaga dan melestarikan benda-benda (meriam) bersejarah tersebut. 4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang sama. 5. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi kawan-kawan mahasiswa di Jurusan Sejarah UNIMED. 6. Peneliti mengharapkan agar dapat menambah wawasan kepada pembaca mengenai benda-benda bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara.
7. Supaya pemerintah setempat menetapkan Undang-Undang khususnya di Batu Bara agar benda-benda bersejarah (meriam) tersebut dapat lebih di perhatikan dan dirawat dengan baik.