UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

ANALISIS KESALAHAN SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA DI KELAS V SDN 37 BANDA ACEH. RiniYulia, Fauzi, Awaluddin.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ATMOSFER KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI. Oleh : SRI ARFINA YULIA NENGSIH ERA1D010025

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP SIKAP PROSOSIAL PESERTA DIDIK DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA GURU MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR NEGERI UNGGUL LAMPEUNERUT ACEH BESAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

Sartika Tolingguhu NIM :

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIKPADA KURIKULUM 2013 DI SDN TEUPIN PUKAT MEUREUDU PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

GAMBARAN PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU PAUD SE-KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI ANTARA PBL DAN MAM DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Transkripsi:

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH Rafika, Israwati, Bachtiar Universitas Syiah Kuala Rafikasyakieb@gmail.com ABSTRAK Dalam konteks kemandirian belajar siswa, salah satu upaya guru adalah menumbuhkan kemandirian. Penelitian ini berupaya mengungkapkan upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh dan kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Teknik observasi dilakukan kepada siswa untuk melihat kemandirian belajar siswa di kelas tinggi yang berjumlah 18 siswa yang dipilih secara random dan teknik wawancara dilakukan kepada 9 orang guru kelas yang mengajar di kelas tinggi. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, model data (data display), penarikan/verifikasi kesimpulan dan persentase. Berdasarkan hasil analisis data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama guru menggunakan multi metode dalam mengajar. Kedua guru menumbuhkan rasa senang dalam belajar yaitu sambil bermain, memberi pujian dan memberi hadiah. Ketiga guru memanfaatkan sumber belajar dengan memanfaatkan lingkungan, internet, dan alat peraga yang ada disekolah. Keempat guru memberi motivasi belajar dalam bentuk ceramah, cerita dan tanya jawab. Simpulan penelitian ini adalah guru di SD Negeri 22 Banda Aceh telah maksimal dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa yang dilakukan dalam memotivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran. Disamping itu siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh termasuk kategori baik dalam kemandirian belajar. Kata Kunci: Upaya guru, menumbuhkan, kemandirian belajar siswa PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada 115

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-undang tersebut peserta didik banyak dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Salah satu karakter yang dituntut pada peserta didik adalah mandiri. Kemandirian harus diperkenalkan sejak kecil. Kemandirian identik dengan kedewasaan dan dalam berbuat sesuatu tidak harus ditentukan sepenuhnya dengan orang lain. Kemandirian anak sangat diperlukan dalam rangka membekali mereka untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Dengan kemandirian ini seorang anak akan mampu menentukan pilihan yang ia anggap benar dan bertanggung jawab atas resiko dan konsekuensi yang diakibatkan dari pilihannya tersebut Orang tua bisa membina anaknya segala usia untuk belajar mandiri dan memikul tanggung jawab di dalam setiap kegiatan anak dirumah misalnya membersihkan kamar dan mengerjakan PR. Kemandirian dan tanggung jawab tidak hanya berlaku bagi orang dewasa melainkan pada setiap tingkatan usia. Setiap anak perlu mengembangkan kemandirian sesuai kapasitas dan tahapan perkembangannya. Sebenarnya sejak dini, anak mempunyai dorongan untuk mandiri. Sayangnya, orang tua yang menghambat keinginan dan dorongan anak untuk mandiri karena ungkapan rasa kasih sayang yang tidak tepat. Sehingga anak menjadi tidak mandiri dalam melakukan sesuatu baik itu dalam belajar. Peserta didik yang tidak memiliki kemandirian belajar berbeda dengan peserta didik yang mandiri dalam belajar. Perbedaan ini dapat dilihat dari motivasi dan minat siswa dalam belajar. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi dan minat dalam belajar tidak akan mampu belajar mandiri dan mengalami berbagai kesulitan dalam akademiknya. Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi akan termotivasi untuk mempelajari sesuatu dengan kemampuannya tanpa meminta bantuan orang lain. Belajar mandiri adalah belajar dengan motivasi dan terarah yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi dengan bekal pengetahuan kompetensi yang telah dimiliki siswa (Mujiman, 2011:1). 116

Belajar mandiri juga bisa diciptakan oleh guru dengan cara menumbuhkan ketertarikan siswa dengan yang diajarkan sehingga membantu siswa dalam kegiatan belajar melalui memberi motivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran. Dalam kegiatan belajar siswa didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang diharapkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 22 Banda Aceh, masih ada kemandirian siswa yang belum berkembang secara optimal. Siswa tersebut tidak memiliki rasa tanggung jawab dan tidak tekun dalam belajar. Apabila guru memberikan tugas dan PR masih ada siswa yang tidak mengerjakannya. Jika guru menjelaskannya masih ada siswa yang bercerita dan bermain. Siswa tersebut belum memiliki kemandirian dalam belajar. Maka dari itu, bagaimana usaha guru untuk menumbuhkan kemandirian belajar siswa dengan cara memberi motivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dengan yang diajarkan.berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang Upaya Guru Dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Siswa Di SD Negeri 22 Banda Aceh. Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh? 2. Bagaimana kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh? Pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh dan untuk mengetahui kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh. Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam meneliti kemandirian belajar siswa, bagi guru sebagai masukan untuk lebih memperhatikan kemandirian belajar yang dimiliki siswa dan bagi siswa untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kemandirian belajar. 117

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 22 Banda Aceh. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa. Penentuan subjek guru dalam penelitian ini berjumlah 9 orang guru yang mengajar di kelas tinggi. Subjek guru dipilih secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbagan tertentu karena dikelas tinggi lebih tepat untuk memotivasi siswa dibanding kelas rendah, sudah banyak guru yang sertifikasi, dan pengalaman mengajar yang sudah lama. Penetapan subjek peneliti berpijak pada pendapat Arikunto (2006:134) bahwa Apabila populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi, apabila lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Jumlah populasi siswa yaitu 180 siswa, peneliti hanya mengambil 10% dari banyak populasi. Maka subjek penelitian ini adalah 18 siswa yang diambil secara random pada kelas tinggi. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada guru. Informasi yang ingin diperoleh dari wawancara secara langsung yaitu usaha guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa sehingga siswa memiliki ketertarikan dan niat untuk belajar menggunakan teknik motivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran. Teknik motivasi yaitu dengan menumbuhkan rasa tahu guna belajar, rasa butuh untuk belajar, rasa mampu belajar, rasa senang belajar, dan menilai hasil belajar. Dalam membuat perencanaan mata pelajaran guru menggunakan metode dan sumber belajar yang sesuai dengan bahan ajar. Observasi dilakukan kepada siswa untuk melihat kemandirian belajar siswa dari indikator kemandirian belajar siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh. Ciri indikatornya yaitu percaya diri, disiplin, dan bertanggung jawab. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, model data (data display), penarikan/verifikasi kesimpulan dan persentase. 118

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 22 Banda Aceh yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga beralamat Jln. Nyak Adam Kamil Neusu Jaya. Kondisi lokasi sekolah yang bersih dan nyaman serta pekarangan yang dihiasi oleh pepohonan, dan tanaman-tanaman bunga yang sangat indah yang mampu menciptakan kenyamanan bagi siapapun yang memandangnya. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, penulis memulai penelitian di sekolah sejak tanggal 29 Agustus sampai 3 September 2016. Penulis melakukan kegiatan observasi terhadap siswa dan wawancara dengan guru. Usaha guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa bertujuan untuk menguasai sesuatu kompetensi yang diharapkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dalam bentuk pengetahuan maupun ketrampilan. Agar siswa tertarik dengan apa yang diajarkan guru, salah satu caranya yaitu memberi motivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dengan yang diajarkan. Dalam membuat perencanaan mata pelajaran guru dapat melakukannya dengan menggunakan metode pembelajaran dan sumber belajar yang sesuai dengan bahan ajar. Hal ini sama dengan skripsi yang ditulis dengan Chairiah Lismaya Fitri namun dia hanya membatasinya pada faktor pendorong dan penghambat dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa salah satu faktor pendorong yaitu guru dapat memberikan metode-metode pembelajaran yang bervariasi, dan menggunakan media pembelajaran yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Sardiman (2010:91) mengatakan Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis dan berubah-ubah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru usaha yang dilakukan guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa sudah maksimal misalnya dalam hal memberi motivasi semua guru ada melakukannya dalam bentuk nasehat, cerita, tanya jawab, teka-teki dan nyanyian. 119

Dalam menumbuhkan rasa tahu guna belajar kepada siswa yaitu guru dengan memberikan contoh-contoh tentang kenyataan atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai perbandingan antara keberhasilan dan kegagalan. Jika anak rajin belajar maka akan menuju suatu keberhasilan dan anak yang malas maka akan mendapatkan kegagalan. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari secara lisan dan tulisan. Dan siswa lebih mencari tahu sendiri dari pengalaman yang dimilikinya. Dalam menumbuhkan rasa butuh belajar kepada siswa yaitu guru membuat berbagai pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu rasa ingin tahu siswa tentang suatu masalah sehingga, siswa mau belajar atau mencari sendiri jawabannya. memberi nasehat dan memberi contoh tentang orang yang berhasil sebagai inspirasi, mempersiapkan alat peraga yang mendukung, dan dengan membimbing, mengarahkan dan mengingatkan anak supaya senang dalam pembelajaran. Dalam menumbuhkan rasa mampu belajar kepada siswa banyak cara yang dilakukan guru yaitu dengan membuat dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode yang bervariasi, memberikan tugas individu kepada siswa, memberikan stimulus kepada siswa untuk mau belajar, menjelaskan materi dengan sejelas mungkin kalau bisa dihubungkan dengan kehidupan nyata supaya mudah dimengerti dan tumbuh rasa ingin berbuat karena sudah mengerti apa yang diinformasikan dan bagi siswa yang tidak mampu belajar guru melakukannya dengan memberi bimbingan secara individu. Dalam menumbuhkan rasa senang dalam belajar kepada siswa banyak cara yang dilakukan guru diantaranya yaitu dengan belajar sambil bermain, menggunakan alat peraga yang sesuai dengan bahan ajar, melakukan relaksasi setelah belajar, memberi pujian, hadiah, dan menerapkan pembelajaran PAKEM menggunakan multi metode dan multi media. Dalam mengevaluasi hasil belajar siswa, jika hasil belajar siswa tidak sesuai dengan KKM maka semua guru melakukan remedial bagi siswa yang tidak mampu dan bagi siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dilakukan pengayaan dan ada juga yang mengulang kembali pelajaran dengan metode yang berbeda. 120

Dalam penggunaan metode pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran maka semua guru menggunakan metode pembelajaran yaitu ceramah, diskusi, demostrasi, tanya jawab, dan penugasan. Dalam memanfaatkan sumber belajar agar tercapai tujuan pembelajaran maka semua guru melakukan dengan memanfaatkan lingkungan, buku tema, buku penunjang, internet, dan alat peraga yang ada disekolah. Dari hasil data observasi yang dilakukan kepada siswa maka dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa SD Negeri 22 Banda Aceh sudah mandiri dalam belajar. Karena secara keseluruhan dari observasi menunjukkan 67% adalah ya. Sedangkan yang tidak mandiri 33%. Untuk memudahkan peneliti dalam menyimpulkan hasil observasi tersebut maka dibuat ke dalam subindikator sesuai kategori. Subindikator dalam kategori cukup yaitu berani dalam menyampaikan pendapat dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan subindikator dalam kategori baik yaitu percaya diri dalam menjawab tugas yang diberikan guru, tepat waktu untuk masuk kelas setelah bel istirahat, mengerjakan tugas yang disuruh guru. Subindikator dalam kategori baik sekali yaitu mengerjakan PR dirumah. Maka usaha yang dilakukan guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa sudah maksimal dalam menumbuhkan motivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran. Dan hasil observasi menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa 67% termasuk kategori baik dalam kemandirian belajar dan 33% yang tidak mandiri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyimpulkan beberapa kesimpulan yang berkaitakan dengan penelitian ini, yaitu: berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SD Negeri 22 Banda Aceh telah maksimal dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa yang dilakukan dalam memotivasi dan membuat perencanaan mata pelajaran. Untuk memotivasi guru melakukan dengan cerita, tanya jawab, teka-teki, nyanyian, memberikan contoh-contoh tentang kenyataan atau pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai perbandingan antara keberhasilan dan kegagalan. 121

Menumbuhkan rasa senang dalam belajar dilakukan dengan belajar sambil bermain, menggunakan alat peraga yang sesuai dengan bahan ajar, melakukan relaksasi setelah belajar, memberi pujian, hadiah, menerapkan pembelajaran PAKEM menggunakan multi metode dan multi media. Dalam membuat perencanaan mata pelajaran semua guru menggunakan metode pembelajaran yaitu ceramah, diskusi, demostrasi, tanya jawab, dan penugasan. Dalam memanfaatkan sumber belajar agar tercapai tujuan pembelajaran semua guru melakukan dengan memanfaatkan lingkungan, buku tema, buku penunjang, internet, dan alat peraga yang ada disekolah. Disamping itu siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh termasuk kategori baik untuk kemandirian dalam belajar berdasarkan hasil observasi 67% mandiri dan yang tidak mandiri 33%. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad & Muhammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. & Safruddin Cepi Abdul Jabar. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. FKIP Unsyiah. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala. Jas, Walneg S. 2010. Wawasan Kemandirian Calon Sarjana. Jakarta: Murai Kencana. Lismaya, Fitri Chairiah. 2014. Upaya Guru Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Kutabaro. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Tidak di terbitka Mujiman, Haris. 2011. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Sardiman. 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Indeks. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 122

Tirtaraharja, U & Sulo, L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT.Rineka Cipta. 123