BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Accounting Positive Theory)

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan perusahaan lazimnya bertujuan memaksimumkan. kemakmuran pemegang saham (stokcholders). Kemakmuran para pemegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nilai pasar (market value) menurut Jogiyanto (2000:89) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menuntut perusahaan untuk dapat bertindak secara efektif, efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak. baru yang tumbuh membuat persaingan menjadi semakin ketat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan. Persediaan dapat ditemukan pada perusahaan dagang dan

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam memilih prosedur akuntansi yang optimal dan. alternatif prosedur yang tersedia untuk meminimumkan biaya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang dimiliki (merupakan input) digunakan atau diproses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. (Specific Identification Method), Metode FIFO (Fist In First Out), Metode LIFO

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Ika Ratna Sari (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. depan, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan merupakan suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang akan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur (Ginanjar, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. IFRS ( International Financial Reporting Standard ) adalah standar

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa (input) yang akan dijual kepada pelanggan. Pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jangka waktu tertentu. Adapun tujuan dari laporan keuangan yaitu: perusahaan dalam menghasilkan laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbaik dan yang paling unggul. Perusahaan publik selalu dituntut untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. bagi manajemen perusahaan dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh bank, sedangkan perusahaan yang membutuhkan dana untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku pasar harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang. maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu fungsi dari pasar modal adalah sarana untuk memobilisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Persediaan Persediaan digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan; (2) bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, adalah aktiva: 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; 2. Dalam proses produksi /atau dalam perjalanan; atau 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan terdiri dari barang-barang dagangan yang dimaksudkan untuk diperjualbelikan, serta bahan baku bahan pembantu yang dipakai dalam proses produksi dari barang yang akan dijual. Pada perusahaan dagang, merupakan produk yang siap jual tanpa harus melewati proses produksi terlebih dahulu. Segkan untuk perusahaan manufaktur, sebelum dijual barang harus melewati proses produksi terlebih dahulu. Untuk itu dalam perusahaan manufaktur, dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu barang jadi, barang dalam proses, bahan baku. 8

Persediaan merupakan aset inti penting dalam perusahaan, oleh karena itu harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aset operasi langsung mempengaruhi perhitungan laba. Persediaan termasuk ke dalam aset lancar, karena dapat dikonversikan ke dalam kas dalam suatu daur kegiatan usaha perusahaan. 2.1.2 Sistem Pencatatan Persediaan 2.1.2.1 Sistem Pencatatan Periodik Kieso et al (2011:410) menyatakan bahwa, sistem periodik mencatat semua perolehan selama periode akuntansi dengan mendebit rekening pembelian. Kemudian perusahaan menambahkan total dalam akun pembelian di akhir dari periode akuntansi untuk biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut. Disebut sistem periodik karena akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan. 2.1.2.2 Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual Kieso et al (2011:409-410) menyatakan bahwa, sistem perpetual secara terus menerus menelusuri perubahan dalam akun. Yakni, perusahaan mencatat semua pembelian penjualan barang secara langsung di akun pada saat terjadinya. Disebut sistem perpetual karena 9

pencatatan dilakukan secara kontinyu, baik untuk jumlahnya maupun harga pokoknya, dengan demikian jumlah maupun biaya dapat diketahui setiap saat. Meskipun nilai akhir dapat diketahui tanpa harus melakukan pemeriksaan fisik, namun pemeriksaan fisik tetap dapat dilakukan untuk menyesuaikan antara catatan dengan pemeriksaan fisik. 2.1.3 Metode Perhitungan Biaya Persediaan Perlunya ditetapkan metode perhitungan biaya dikarenakan untuk menghindari munculnya masalah akuntansi jika unitunit barang sejenis diperoleh dengan harga yang berbeda-beda dalam satu periode. Dalam kasus seperti ini, pada saat barang akan dijual kembali perusahaan perlu menentukan biaya per unit agar nantinya dapat dibuat jurnal akuntansi yang tepat. Metode perhitungan biaya yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 2.1.3.1 Metode Identifikasi Khusus Dyckman et al (2000:392) menyatakan bahwa, metode identifikasi biaya khusus mensyaratkan bahwa setiap barang yang disimpan harus ditandai secara khusus sehingga biaya per unitnya dapat diidentifikasi setiap waktu. Karena harus memberi kode khusus untuk setiap barang, maka penggunaan metode ini menjadi 10

tidak praktis, misalnya bila barang yang terlibat berjumlah besar sejenis. Akan sangat susah untuk mengidentifikasi barangbarang yang identik dengan akurat, kecuali barang-barang seperti mobil yang memang sudah memiliki nomor seri yang berbeda antara mobil satu dengan lainnya, atau untuk perhiasan juga barang-barang seni seperti lukisan. 2.1.3.2 Metode FIFO (First In First Out) Dalam metode FIFO, arus biaya searah dengan urutan terjadinya biaya, sehingga akhir terdiri atas harga pokok dari pembelian terakhir (Fess et al, 2006:457). Sebagian besar perusahaan mengeluarkan barang sesuai dengan urutan pembeliannya. Hal ini terutama untuk barang-barang yang tidak tahan lama produk-produk yang modelnya cepat berubah, seperti bahan makanan obat-obatan. Jadi, metode FIFO dapat dikatakan konsisten dengan pergerakan fisik barang dagang. Selain itu, karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya, maka FIFO memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan. Namun metode FIFO gagal untuk mencocokkan biaya saat ini pendapatan saat ini pada laporan laba rugi. Perusahaan membebankan biaya yang lama pendapatan saat ini, yang kemungkinan menyebabkan distorsi antara laba kotor laba bersih (Keiso et al, 2011 : 423). 11

2.1.3.3 Metode LIFO (Last In First Out) Belakangan metode LIFO ini tidak digunakan lagi sesuai dengan PSAK No.14 (revisi 2008) Ung-ung Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008, yang hanya memperbolehkan perusahaan menggunakan metode FIFO metode rata-rata. Dan hal ini sejalan dengan IFRS (International Financial Reporting Standards) yang tidak memperbolehkan metode LIFO untuk tujuan laporan keungan disebabkan pernyataan IASB (International Accounting Standard Board) yang menyatakan bahwa metode LIFO tidak memberikan representasi yang handal mengenai aliran secara faktual. Dalam metode LIFO, yang masuk terakhir akan dikeluarkan pertama kali dari gug. Tujuannya adalah untuk membebankan biaya dari pembelian terakhir memberikan biaya yang paling tua pada akun. Dengan menggunakan metode LIFO akan mudah untuk menandingkan biaya dengan pendapatan saat ini, selain itu laba operasi tidak tercemar oleh untung rugi dari fluktuasi harga. Namun, pernggunaan metode LIFO ini bertentangan dengan aliran fisik sesungguhnya. 2.1.3.4 Metode Rata-rata Dalam sistem pencatatan perpetual metode biaya rata-rata yang digunakan disebut dengan metode biaya rata-rata bergerak. 12

Biaya per unit untuk masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya per unit kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian selanjutnya dilakukan biaya rata-rata yang baru dihitung kembali (Fess et al, 2006:462). Karena dicatat setiap kali terjadinya transaksi, maka metode biaya rata-rata dipang konsisten sulit untuk dimanipulasi. Dalam sistem pencatatan periodik metode biaya rata-rata yang digunakan disebut dengan metode biaya rata-rata tertimbang. Biaya-biaya dibandingkan pendapatan sesuai dengan ratarata per unit harga pokok penjualan. Biaya rata-rata tertimbang yang sama akan digunakan dalam menentukan biaya barang dagang pada akhir periode (Fess et al, 2006:466). Perhitungan biaya maupun penjualan barang dagang disini tidak perlu memperhatikan urutan pembeliannya. Metode biaya rata-rata dapat dianggap sebagai metode yang realistis paralel dengan arus fisik barang. Tidak seperti metode yang lain, pendekatan biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Keterbatasan dari metode ini adalah bahwa nilai dapat tertinggal secara harga dalam periode dimana 13

terdapat kenaikan atau penurunan harga yang cepat (Stice et al, 2009 : 588). 2.1.4 Nilai Persediaan Perusahaan yang merupakan aset inti dalam sebuah perusahaan, merupakan modal kerja yang akan selalu berputar secara terus menerus akan mengalami perubahan dalam jumlahnya. Kesalahan dalam investasi akan berdampak pada kelancaran operasi perusahaan. Apabila terlalu kecil maka kegiatan operasi besar kemungkinannya mengalami penundaan, atau perusahaan beroperasi pada kapasitas rendah yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya (Riyanto, 1990) dalam Puspitanigtyas (2002). Sebaliknya, apabila terlalu besar maka konsekuensi yang harus ditanggung perusahaan adalah lambatnya perputaran. Lambatnya perputaran nantinya akan berdampak pada biaya-biaya yang akan ditanggung perusahaan karena memiliki tersebut. Biayabiaya itu antara lain adalah biaya untuk pemeliharaan penyimpanan. Selain itu perusahaan juga akan menanggung risiko apabila suatu saat yang berlebih ini akan usang. Namun, sisi positifnya dari memiliki yang besar tentu saja perusahaan akan mampu memenuhi pesanan dengan cepat. Oleh sebab itu, berbagai metode dicoba untuk mengatur dengan tujuan untuk menyeimbangkan antara biaya yang timbul karena memiliki kerugian yang mungkin 14

terjadi jika kehabisan (Husna Pudjiastuti, 1996) dalam Purwanto (2005). Pentingnya keberhasilan perusahaan dalam menentukan besarnya investasi pada nantinya akan mempengaruhi respon investor, yang menginginkan modalnya ditanam dalam sebuah perusahaan yang baik. Apabila investor nantinya tertarik duntuk berinvestasi, maka hal ini dapat menaikkan harga saham perusahaan, yang juga mencerminkan kenaikan nilai perusahaan. 2.1.5 Profit Margin Rasio menurut Riyanto (1999:37) adalah perbandingan antara net operating income dengan net sales. Menurut pendapat Hariyadi (2002:297), rasio merupakan kemampuan manajemen untuk mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan. Semakin rendah biaya per rupiah penjualan, semakin tinggi pula yang diperoleh. Profit sendiri berfungsi untuk memberikan gambaran yang terjadi di industri perusahaan juga untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan mengontrol berbagai biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik. Dari fungsi tersebut, dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan harga saham. Makin rendah biaya operasi penjualan, makin tinggi yang diperoleh. Sofyan Safri Harahap (2007:304) mengatakan, angka ini menunjukkan 15

berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Perusahaan dengan lebih tinggi dari perusahaan sejenis mengindikasikan posisi perusahaan yang kuat di mata konsumen, efisiensi dalam pengelolaan biaya. Ronen Sa (1997:84) dalam Situmorang (2011) menyatakan bahwa, laba yang stabil memfasilitasi para manajer untuk memprediksi secara lebih baik aliran kas masa depan yang didasarkan pada nilai perusahaan. Investor perlu mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maka investor dapat menilai apakah perusahaan tersebut able atau tidak. Dengan demikian, perusahaan akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. 2.1.6 Nilai Perusahaan Secara umum setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan laba yang optimum untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta untuk mengembangkan usahanya. Dengan laba yang optimum, maka perusahaan dapat memaksimalkan nilai pemegang sahamnya. Nilai pemegang saham berbanding lurus dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula 16

kemakmuran pemegang saham. Sehingga dengan kata lain, dengan laba yang optimum maka perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan sehingga akhirnya dapat memaksimalkan nilai pemegang saham. Sejalan dengan itu, Levy Sarnat (1990:2) merinci tujuan perusahaan yaitu sebagai berikut: 1. Memaksimalkan laba 2. Memaksimalkan penjualan 3. Mempertahankan eksistensi perusahaan 4. Mencapai tingkat laba tertentu yang memuaskan 5. Mencapai pangsa pasar tertentu 6. Meminimalkan karyawan yang meninggalkan perusahaan 7. Kedamaian internal (aya pertentangan di antara jajaran manajemen) 8. Memaksimalkan kesejahteraan manajemen Dari tujuan-tujuan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perusahaan selain untuk memaksimalkan laba juga untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Disini terlihat sebegitu pentingnya nilai perusahaan, sehingga menjadikannya tujuan utama bagi setiap perusahaan. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Van Horne (1998) dalam Silaban (2013) bahwa firm value is represented by the price of the company s common stock yaitu nilai perusahaan ditunjukkan dari harga saham perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. 17

Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemililk perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dapat dijelaskan melalui tabel berikut ini: Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Eng Analisis Variabel Metode arus biaya Puspitaningtyas pengaruh independen, nilai (2002) penerapan adalah metode, metode arus arus biaya biaya, nilai berpengaruh, nilai. value. value Variabel dependen adalah Metode arus biaya 18

perusahaan manufaktur Bursa di Efek value. tidak berpengaruh Jakarta value. Nilai berpengaruh positif value. Profit tidak berpengaruh value. 2. Yudha Putriani Analisis Variabel Metode arus biaya Purwanto pengaruh independen, nilai (2005) penerapan adalah metode metode arus arus biaya gross biaya, nilai tidak, nilai berpengaruh 19

gross secara gross. value Variabel value perusahaan. Metode arus biaya dependen adalah value. berpengaruh tidak secara tehadap value. Nilai memiliki pengaruh yang tehadap value. Gross tidak berpengaruh secara value. 20

Seluruh variabel independen (metode arus biaya, nilai gross ) hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen ( value) sebesar 42.7%. Segkan sisanya (100%- 42.7%=57.3%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan di dalam model. 3. Ika Ratna Sari Analisis Variabel Profit (2007) pengaruh independen metode arus 21

penerapan adalah tidak berpengaruh metode arus metode arus biaya biaya. Variabel value. value (studi dependen adalah kasus pada value. Profit industri barang berpengaruh konsumsi yang positif terdaftar di BEJ tahun 2004-2005) value. Metode arus biaya tidak berpengaruh secara value. 4. Artha Analisis Variabel Secara simultan, Situmorang pengaruh independen tidak ada (2011) metode arus adalah metode pengaruh yang biaya arus biaya dari, nilai, nilai metode arus biaya 22

, nilai., nilai Variabel perusahaan food dependen adalah nilai and beverages nilai perusahaan. perusahaan. yang terdaftar di BEI Secara nilai parsial, menunjukkan pengaruh nilai perusahaan. Segkan, metode arus biaya tidak berpengaruh nilai perusahaan. 23

2.3 Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual Iskandar (2008:55) mengemukakan bahwa, dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah masalah-masalah penelitian. Kerangka konseptual merupakan sebuah model yang menjelaskan tentang variabel-variabel hubungan antara variabel-variabel tersebut secara teoritis. Jadi, berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Metode Arus Biaya Persediaan (X 1 ) Nilai Persediaan (X 2 ) H 1 H 2 Nilai Perusahaan (Y) Profit Margin (X 3 ) H 3 H 4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 24

Dari kerangka konseptual tersebut, dapat diketahui bahwa yang menjadi variabel independen dari penelitian ini adalah metode arus biaya, nilai, ; segkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Profit menurut Hariyadi (2002:297) merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk mengendalikan biaya operasional dalam hubungannya dengan penjualan. Makin rendah biaya operasi penjualan, makin tinggi yang diperoleh. Sofyan Safri Harahap (2007:304) mengatakan, angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Perusahaan dengan lebih tinggi dari perusahaan sejenis mengindikasikan posisi perusahaan yang kuat di mata konsumen, efisiensi dalam pengelolaan biaya. Dengan demikian, memiliki pengaruh yang positif nilai perusahaan. Persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aset operasi langsung mempengaruhi penghitungan laba (Subramanyam Wild, 2012:279). Untuk menilai mengukur dibutuhkan asumsi atau metode tertentu, yang nantinya asumsi atau metode ini akan berpengaruh pada penyajian laporan keuangan. Pentingnya metode arus biaya dalam penilaian disebabkan oleh dampaknya pada laba bersih penilaian aset. Metode arus biaya digunakan untuk mengalokasi biaya barang tersedia untuk 25

dijual pada harga pokok penjualan (pengurang laba) atau akhir (aset lancar). Oleh karenanya, mengalokasi biaya pada akan mempengaruhi baik pengukuran laba maupun aset (Subramanyam Wild, 2012:279-280). Setiap perusahaan menginginkan laba yang tinggi, karena laba yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang sahamnya, yang mana berarti nilai perusahaannya tinggi. Dalam proses menentukan laba dibutuhkan pengetahuan tentang metode akuntansi yang digunakan perusahaan agar tercapai relevansi laba dalam mengukur kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat memberikan gambaran mengenai nilai perusahaan. 2.3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris (Iskandar, 2008:56). Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : metode arus biaya berpengaruh nilai perusahaan. H 2 : nilai berpengaruh nilai perusahaan. H 3 : berpengaruh nilai perusahaan. H 4 : metode arus biaya, nilai secara bersama-sama berpengaruh nilai perusahaan. 26