BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

Naskah Publikasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2 Stabilisasi Menggunakan Bentonit Stabilisasi Menggunakan Kapur Padam 9

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

PEMANFAATAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN. Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PEMANFAATAN LIMBAH BETON GUNA MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN A PENGUJIAN SIFAT GEOTENIK TANAH UJI BERAT JENIS TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Tanah Lempung Dari pengujian yang dilakukan di Laboratorium Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh data sifat-sifat fisik dan sifat mekanis tanah lempung. Seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.3 dan Gambar 5.1 sampai dengan Gambar 5.3. Tabel 5.1 Hasil uji sifat fisik tanah lempung No Pengujian Hasil satuan 1 Kadar air 13,58 % 2 Berat jenis 2,58-3 Batas cair ( LL) 81,6 % 4 Batas plastis (PL) 35,45 % 5 Indeks plastisitas (PI) 46,15 % 6 Batas susut 18,8 % Tabel 5.2 Hasil uji ukuran butir Tanah nomor saringan ukuran butir berat tertahan Persen berat persen lolos ASTM (mm) pada saringan (g) tertahan pada saringan saringan (%) #4 4,47 2,85 1,58 2,72 97,28 4,425 3 5,16 92,12 6,25,83 1,43 9,69 14,5 1,45 2,5 88,19,75,4,69 87,5 pan <,75 5,83 87,5, Jumlah total 58,9 28

29 Tabel 5.3 Hasil uji pemadatan tanah No uraian pemadatan ke - 1 2 3 4 5 6 1 Kadar air ( % ) 22,97 23,64 26,47 27,95 29,61 35,73 2 Berat volume kering ( KN / m³ ) 12,66 12,55 13,26 12,58 12,7 12,51 16, Garis Jenuh Pemadatan y = -,59x 2 +,332x + 8,149 Berat Volume Kering, γd (KN/m³) 15,5 15, 14,5 14, 13,5 13, MDD 12,5 OMC 12, 22 24 26 28 32 34 36 38 4 Kadar Air, w ( % ) Gambar 5.1 Hasil uji pemadatan.

Indeks Plastisitas, PI (%) 6 5 4 CH / OH 4 5 6 7 8 9 Batas Cair,LL (%) Gambar 5.2 Klasifikasi tanah hasil pengujian menurut USCS. 7 A-7-5 Indeks Plastisitas, PI (%) 6 5 4 4 5 6 7 8 9 Batas Cair, LL (%) Gambar 5.3 Klasifikasi tanah hasil pengujian menurut AASHTO.

31 Dari Tabel 5.1 hasil pengujian berat jenis menunjukkan nilai berat jenis tanah sebesar 2,58. Berdasarkan Tabel 3.1 maka tanah tersebut termasuk kedalam tipikal tanah Lempung Organik. Nilai indeks plastisitas sebesar 46,15%. Berdasarkan Tabel 2.1 tanah tersebut memiliki potensi pengembangan yang tinggi, sedangkan berdasarkan Tabel 3.2 tanah tersebut adalah tanah dengan plastisitas tinggi dan termasuk jenis tanah lempung kohesif. Menurut USCS adalah jenis tanah CH/OH. dalam Tabel 3.3 dijelaskan tanah CH adalah tanah lempung inorganik dengan plastisitas tinggi. OH adalah tanah lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi, sedangkan dari Gambar 5.4 menurut AASHTO tanah tersebut termasuk golongan A-7-5 dalam Tabel 3.4 termasuk golongan tanah lempung dengan penilaian umum sebagai tanah dasar yang buruk. Berdasarkan Gambar 5.2 didapat OMC = 28 %, sedangkan MDD = 12,82 KN/m 3. 5.2 Hasil Uji CBR Laboratorium Pengujian utama pada penelitian ini adalah pengujian CBR laboratorium. Bahan yang digunakan untuk benda uji adalah campuran tanah lempung dengan pasir yang dicampur sesuai dengan rencana campuran. Dalam pengujian CBR laboratorium ada 2 macam, yaitu CBR tanpa rendaman dan CBR dengan rendaman. Kondisi demikian sesuai dengan cuaca di Indonesia yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. 5.2.1 CBR Tanpa Rendaman. Dalam menentukan nilai CBR harus dibuat grafik menggunakan program Ms. Excel kemudian dari grafik tersebut dilakukan koreksi (jika perlu), maka setelah koreksi dapat ditentukan nilai CBR,1 dan CBR,2. Grafik hubungan penetrasi dengan tekanan dapat dilihat pada Gambar 5.4 hingga Gambar 5.14.

32 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.4 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan pasir %.

33 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.5 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan % pasir kasar.

34 18 17 16 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.6 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan % pasir halus.

35 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.7 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan % pasir kasar.

36 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.8 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan % pasir halus.

37 2 2 19 18 17 16 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.9 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan % pasir kasar.

38 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5. Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan % pasir halus.

39 2 2 2 19 18 17 16 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.11 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan 4 % pasir kasar.

4 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.12 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan 4 % pasir halus.

41 27 26 25 24 2 2 2 19 18 17 16 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.13 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan 5 % pasir kasar.

42 16 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.14 Hasil uji CBR tanpa rendaman pada penambahan 5 % pasir halus.

43 Hasil uji CBR tanpa rendaman dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan grafik hubungan antara persentase penambahan pasir dengan nilai CBR tanpa rendaman dapat dilihat pada Gambar 5.15. Tabel 5.4 Hasil pengujian CBR tanpa rendaman Berat volume CBR,1" CBR,2" CBR Campuran Tanah Basah, γb ( KN/m³) % % % % Pasir 15,82 2,51 2,4 2,51 % Pasir Kasar 16,38 2,77 2,14 2,77 % Pasir Kasar 17,11 1,49 1,21 1,49 % Pasir Kasar 16,59 3,92 3,18 3,92 4 % Pasir Kasar 17,46 3,41 3,18 3,41 5 % Pasir Kasar 17,84 4,15 3,79 4,15 2.51 % Pasir Halus 15,94 2,8 2,48 2,8 % Pasir Halus 16,67 2,15 1,97 2,15 % Pasir Halus 17,15 1,8 1,64 1,8 4 % Pasir Halus 17,7 2, 1,82 2, 5 % Pasir Halus 18,46 2,31 2,21 2,31 yang digunakan 5, 4, Nilai CBR ( % ) 3, 2, 1,, % % % % 4% 5% Penambahan Pasir Pasir Kasar Linear (Pasir Kasar ) Pasir Halus Linear (Pasir Halus) Gambar 5.15 Pengaruh gradasi dan persentase pasir terhadap nilai CBR tanpa rendaman.

44 Persentasi meningkatnya nilai CBR tanpa rendaman tanah lempung yang dicampur dengan pasir terhadap nilai CBR tanpa rendaman tanah lempung % pasir dapat dilihat dalam Tabel 5.5. Tabel 5.5 Persentase peningkatan nilai CBR tanpa rendaman Peningkatan Nilai Campuran CBR terhadap % pasir (%) % Pasir Kasar,26 % Pasir Kasar -1,1 % Pasir Kasar 1,41 4 % Pasir Kasar,91 5 % Pasir Kasar 1,65 % Pasir Halus,29 % Pasir Halus -,35 % Pasir Halus -,71 4 % Pasir Halus -,51 5 % Pasir Halus -, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seta (6) nilai CBR tanpa rendaman semakin meningkat seiring dengan bertambahnya persentase campuran pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan pasir kasar nilai CBR cenderung meningkat seiring dengan penambahan persentase pasirnya, pada penambahan pasir halus nilai CBR cenderung menurun seiring dengan penambahan persentase pasirnya. Kondisi yang demikian kurang sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kurang sesuainya hasil penelitian ini karena kesalahan dalam proses penelitian yaitu tidak sesuainya penambahan air. 5.2.2 CBR Dengan Rendaman. Grafik hubungan penetrasi dengan tekanan dapat dilihat pada Gambar 5.16 hingga Gambar 5.26.

45 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.16 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir.

46 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.17 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir kasar.

47,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.18 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir halus.

48 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.19 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir kasar.

49 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5. Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir halus.

5 7 6 5 4,,,,,4,5,6 Gambar 5.21 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir kasar.

51 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.22 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan % pasir halus.

52 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.23 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan 4 % pasir kasar.

53 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.24 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan 4 % pasir halus.

54 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.25 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan 5 % pasir kasar.

55 16 15 14 1 1 1 9 8 7 6 5 4,,5,,15,,25,,35,4,45,5,55 Gambar 5.26 Hasil uji CBR dengan rendaman pada penambahan 5 % pasir halus.

56 Hasil uji CBR dengan rendaman dapat dilihat pada Tabel 5.6, grafik hubungan antara persentase penambahan pasir dengan nilai CBR dengan rendaman dapat dilihat pada Gambar 5.16 dan grafik hubungan persentase penambahan pasir dengan swelling pada perendaman 96 jam dapat dilihat pada Gambar 5.17. Tabel 5.6 Hasil pengujian CBR dengan rendaman Berat volume CBR,1" CBR,2" CBR yang Campuran Tanah (terkoreksi) (terkoreksi) Basah, γb digunakan ( KN/m³) % % (%) % Pasir 14,23,43,41,43 % Pasir Kasar 15,54,68,66,68 % Pasir Kasar 15,62,62,57,62 % Pasir Kasar 16,27,95,92,95 4 % Pasir Kasar 17,5 1,63 1,44 1,63 5 % Pasir Kasar 18,3 1,8 1,3,8 % Pasir % Pasir Halus 15,15,62,41,62 % Pasir Halus 16,37,98,86,98 % Pasir Halus 16,74 1,85 1,6 1,85 4 % Pasir Halus 17,93 2,9 1,8 2,9 5 % Pasir Halus 18,9 2,61 2,36 2.61

57 Nilai CBR ( % ) 3, 2,5 2, 1,5 1,,5, % % % % 4% 5% Penambahan Pasir Pasir Kasar Linear (Pasir Kasar ) Pasir halus Linear (Pasir halus) Gambar 5.27 Pengaruh gradasi dan persentase pasir terhadap nilai CBR dengan rendaman. Persentase meningkatnya nilai CBR tanpa rendaman tanah lempung yang dicampur dengan pasir terhadap nilai CBR tanpa rendaman tanah lempung % pasir dapat dilihat dalam Tabel 5.7. Tabel 5.7 Persentase peningkatan nilai CBR dengan rendaman Campuran Peningkatan nilai CBR terhadap % Pasir % Pasir Kasar,25 % Pasir Kasar,18 % Pasir Kasar,52 4 % Pasir Kasar 1, 5 % Pasir Kasar,65 % Pasir Halus,18 % Pasir Halus,55 % Pasir Halus 1,41 4 % Pasir Halus 1,66 5 % Pasir Halus 2,18

58 Dari Gambar 5.16 nilai CBR dari keduanya cenderung meningkat seiring dengan persentase penambahan pasir, namun peningkatan nilai CBR dengan rendaman pada penambahan pasir halus lebih besar dari penambahan pasir kasar. Kondisi yang demikian sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh Seta (6) semakin bertambah persentase pasir, maka semakin bertambah nilai CBR dengan rendamannya. 5.2.3 Pengaruh Gradasi dan Persentase Campuran terhadap Nilai Swelling Hubungan persentase penambahan pasir kasar dan pasir halus dengan nilai swelling pada perendaman 96 jam dapat dilihat dalam Gambar 5.28. ΔL(swelling) 96 Jam ( % ) 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1,,5, % % % % 4% 5% Penambahan Pasir Pasir Kasar Pasir Halus Gambar 5.28 Pengaruh gradasi terhadap nilai swelling. Berdasarkan Gambar 5.28 dapat dilihat pengembangan (swelling) yang terjadi semakin menurun seiring dengan persentase penambahan pasir. Pada penambahan 5% pasir kasar selisih nilai swelling terhadap penambahan 4% cukup kecil yaitu sebesar,1%, sedangkan pada penambahan 5% pasir halus dengan selisih nilai swelling terhadap penambahan 4% cukup besar yaitu sebesar,58%. Kondisi yang demikian sesuai dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya. Karena dengan penambahan pasir, nilai indeks plastisitasnya menurun. Persentase nilai penurunan (Δ L ) swelling terhadap penambahan pasir % dapat dilihat pada Tabel 5.8.

59 Tabel 5.8 Persentase nilai penurunan terhadap penambahan % pasir Penurunan Campuran Terhadap % pasir (%) % Pasir Kasar.52 % Pasir Kasar.73 % Pasir Kasar 1.46 4 % Pasir Kasar 2.29 5 % Pasir Kasar 2. % Pasir Halus 1.52 % Pasir Halus 1.97 % Pasir Halus 1.92 4 % Pasir Halus 2.23 5 % Pasir Halus 2.81 5.2.4 Hubungan CBR Tanpa Rendaman dengan CBR Dengan Rendaman nilai CBR (%) 5, 4, 3, 2, 1,, % % % % 4% 5% Penambahan Pasir Kasar CBR Dengan Rendaman CBR Tanpa Rendaman Gambar 5.29 Hubungan penambahan pasir kasar dengan nilai CBR.

6 nilai CBR (%) 3, 2,5 2, 1,5 1,,5, % % % % 4% 5% Penambahan Pasir Halus CBR Dengan Rendaman CBR Tanpa Rendaman Gambar 5. Hubungan penambahan pasir halus dengan nilai CBR. Pada Gambar 5.29 selisih nilai CBR antara CBR rendaman dengan CBR tanpa rendaman pada penambahan pasir kasar memiliki selisih nilai yang cukup jauh (nilai CBR rata-rata) yaitu sebesar 2,14%, nilai CBR dengan rendaman jauh lebih rendah (nilai CBR rata-rata) sebesar,9% daripada nilai CBR tanpa rendaman dengan nilai CBR rata-ratanya sebesar 3,4%. Namun, nilai peningkatan dan penurunan pada masing-masing persentasi penambahan pasir memiliki kecenderungan yang sama atau seragam (peningkatan dan penurunanya cenderung seragam). Pada Gambar 5. selisih nilai CBR antara CBR rendaman dengan CBR tanpa rendaman cukup jauh pada awal persentase penambahan pasir halus(pada penambahan % - % pasir halus) dengan nilai selisih rata-ratanya sebesar 1,81%, nilai CBR dengan rendaman lebih rendah dengan nilai CBR rata-ratanya sebesar,68% daripada nilai CBR tanpa rendaman dengan nilai CBR rata-ratanya sebesar 2,49%. Namun, pada persentase penambahan pasir halus berikutnya (pada penambahan % - 5% pasir halus) nilai CBR dengan rendaman semakin meningkat sehingga pada penambahan 5% pasir halus nilai CBR dengan rendaman lebih besar daripada nilai CBR tanpa rendaman (pada CBR dengan rendaman nilai CBRnya sebesar 2,61%, pada tanpa rendaman nilai CBRnya sebesar 2,31%).