BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan serangkaian kegiatan wisata dari daerah asal menuju

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

Lima Tahun Kedua ( ) Lokasi. Setiap Sentra Cluster UMKM. Setiap Sentra UMKM. Per Kecamatan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Salah satunya dibuktikan oleh peningkatan jumlah wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) yang naik sebesar 1,67 %. Selanjutnya,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL

BAB I PENDAHULUAN. sektor penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia (Naude

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

PERTEMUAN 9 Divisi Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN KAWASAN INDUSTRI BATIK DI TRUSMI, CIREBON

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

PEKALONGAN BATIK CENTER

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN I. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. misalnya Kotabaru yang memiliki citra sebagai kawasan pendidikan,

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SPA (SOLUS PER AQUA)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015 DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVNSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. terkenal di Indonesia. Hampir setiap tahun mengalami peningkatan jumlah

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian kian menjadi trend di kalangan pemerintah daerah dengan cara

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI INFRASTRUKTUR

KAMARUDDIN HASAN TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan dan Kulit Manding merupakan beberapa kawasan industri kreatif yang berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata belanja. Setiap sentra industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara lain merchandise unggulan yang berbedabeda di setiap sentra industri, sistem kelembagaan, talenta pengrajin, dan fasilitas penunjang yang terdapat di dalam sentra industri. Di dalam pengembangan sentra industri, elemen pariwisata menjadi salah satu bagian penting yang dibutuhkan wisatawan untuk dapat menunjang kegiatan wisata. Prioritas peningkatan elemen pariwisata pada setiap sentra industri tidaklah sama. Berdasarkan hasil temuan penelitian maka dapat disimpulkan karakteristik dan elemen pariwisata yang perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan ketiga sentra industri sebagai destinasi wisata belanja. 6.1.1 Karakteristik Klaster Industri Batik Tulis Giriloyo, Gerabah Kasongan, dan Kulit Manding Berdasarkan pertanyaan penelitian Apa sajakah yang menjadi karakteristik dari klaster industri batik tulis Giriloyo, gerabah Kasongan, dan kulit Manding sebagai destinasi wisata belanja?, berikut dapat disimpulkan karakteristik dari ketiga sentra industri pada tabel di bawah ini. 211

Tabel 6.1 Karakteristik Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan dan Kulit Manding Variabel Sentra Batik Tulis Giriloyo Sentra Industri Kerajinan Gerabah Sentra Industri Kerajinan Kulit Kasongan Manding Atraksi Terdapat daya tarik wisata belajar Terdapat paket wisata yang dilakukan Tidak terdapat paket wisata membuat membatik yang dilakukan di gazebo di Pusat Pelatihan Gerabah dan kerajinan kulit. wisata untuk jumlah peserta > 25 Finishing. Proses awal hingga akhir dilakukan orang, sedangkan untuk peserta < 25 Proses membuat gerabah dibagi masing-masing rumah produksi, dan orang dilakukan di masing-masing kelompok batik. Proses awal hingga menjadi kain batik menjadi beberapa kelompok yang tersebar di dalam kawasan sentra industri yaitu pengolah bahan baku, setiap rumah produksi menghasilkan kerajinan sesuai dengan keahlian pengrajin dilakukan di masing-masing kelompok pembuat abangan, finishing dan batik pemasaran Aksesibilitas Terdapat sarana transportasi umum menuju sentra batik tulis Giriloyo, namun angkutan umum tersebut hanya sampai gapura canting Giriloyo, untuk menuju kelompok-kelompok batik, wisatawan yang menggunakan angkutan umum harus berjalan kaki. Terdapat fasilitas taman parkir yang luas untuk kendaraan pribadi dan bus pariwisata namun belum terdapat angkutan alternatif yang digunakan untuk berkeliling ke kelompokkelompok batik Terdapat sarana transportasi umum menuju sentra gerabah Kasongan, angkutan umum hanya sampai gerbang utama kemudian terdapat ojek yang dapat digunakan wisatawan yang menggunakan angkutan umum untuk berkeliling ke kawasan sentra industri. Di dalam kawasan ini belum terdapat lahan parkir untuk kendaraan pribadi dan bus pariwisata sehingga banyak yang menggunakan badan jalan Terdapat angkutan umum sampai dengan gerbang sentra industri Manding. Untuk menuju showroomshowroom, wisatawan harus berjalan kaki. Sebagian besar wisatawan datang menggunakan kendaraan pribadi Terdapat sarana transportasi umum menuju menuju sentra kulit Manding, angkutan umum hanya sampai gerbang utama, kemudian wisatawan yang menggunakan angkutan umum harus berjalan kaki menuju showroom-showroom dan rumah produksi. Di dalam kawasan ini terdapat lahan parkir namun dengan luasan yang minim, sehingga masih banyak kendaraan yang parkir di badan jalan 212

Variabel Fasilitas Pendukung Kelembagaan Talenta Merchandise Sentra Batik Tulis Giriloyo Sentra Industri Kerajinan Gerabah Sentra Industri Kerajinan Kulit Kasongan Manding Terdapat fasilitas lahan parkir, tempat Terdapat fasilitas pelatihan gerabah Terdapat fasilitas ATM dan lahan belajar membatik dan sarana dan finishing, sarana peribadatan, parkir. Fasilitas yang masih minim di peribadatan. Fasilitas yang masih ATM. Fasilitas yang masih minim di dalam kawasan ini antara lain tempat minim di dalam kawasan ini antara dalam kawasan ini antara lain lahan makan, toilet umum, tempat duduk, lain tempat makan, toilet umum, parkir, tempat makan, toilet unum, tempat parkir penginapan, toko souvenir bersama tempat duduk Sentra Batik Tulis Giriloyo memiliki Penghubung antara pemerintah dengan Keanggotaan pengrajin kulit di sistem kelembagaan yang terorganisir pengrajin adalah UPT (Unit Pelayanan bawah UPT (Unit Pelayanan dengan adanya paguyuban. Paguyuban Terpadu). UPT berfungsi Terpadu). Saat ini tugas UPT hanya ini melakukan kegiatan rutin setiap menyampaikan informasi dari menyediakan peralatan. Kegiatan bulannya dan didalamnya membahas pemerintah dan memberikan pelatihan. event festival dan pelatihan dilakukan permasalahan yang dialami, kebutuhan Pelatihan rutin dari UPT satu kali oleh masing-masing pengrajin pengrajin dan kegiatan event dan dalam setahun festival yang nantinya akan Sentra gerabah Kasongan memiliki disampaikan kepada pemerintah terkait UPT sebagai perantara antara pemerintah dengan pengrajin. Terdapat 12 kelompok batik yang Setiap rumah produksi tidak membuat Setiap rumah produksi membuat masing-masing terdapat pengrajin gerabah dari awal hingga siap jual, kerajinan kulit dari proses awal batik remaja perempuan dan ibu-ibu namun hanya mengerjakan salah satu hingga siap jual. Setiap rumah yeng merupakan penduduk lokal. tahapan sesuai dengan keahliannya produksi memiliki keahlian masingmasing Setiap kelompok batik membuat kain masing-masing. Rumah produksi dalam membuat produk kulit. batik dari proses awal hingga menjadi tersebut terbagi menjadi pengolah kain batik siap jual. Pelatihan yang bahan baku, pembuat abangan, masih dibutuhkan oleh pengrajin finishing dan pemasaran. Pengrajin antara lain desain motif batik, merupakan campuran antara penduduk pelatihan desain pakaian jadi dan lokal dan pendatang. Saat ini masih pelatihan arti filosofi batik dibutuhkan pelatihan pada masingmasing pengrajin gerabah Penghasil batik tulis alam dengan Kualitas tanah yang baik sehingga Kulit tebal yang diukir. Kerajinan 213

Harga Variabel Sentra Batik Tulis Giriloyo motif klasik dan kontemporer. Penggunaan kain primisima dan cara mencanting menjadi salah satu keunggulan dari batik Giriloyo Harga batik ditentukan dari bentuk motif dan warna batik yang digunakan Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan setelah pembakaran tidak mudah pecah, kedap air dan finishing dengan teknik tempel Harga produk yang dijual masingmasing rumah produksi tidak sama karena terbagi menjadi pembuat bahan baku, pembuat abangan dan finishing. Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding Manding antara lain: jaket, sepatu, jok kursi, tatah kulit, orket dan souvenir, tas serat alam, kerajinan kain perca, sandal Harga tergantung jenis produk, kualitas kulit, model dan tingkat kesulitan 214

6.1.2 Elemen pariwisata yang perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan klaster industri batik tulis Giriloyo, gerabah Kasongan, dan kulit Manding sebagai destinasi wisata belanja Berdasarkan pertanyaaan penelitian Elemen pariwisata apa saja yang perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan klaster industri batik tulis Giriloyo, gerbaah Kasongan dan kulit Manding sebagai destinasi wisata belanja?, berikut dapat disimpulkan elemen-elemen pariwisata yang perlu diprioritaskan untuk dikembangkan pada masing-masing sentra industri. a) Sentra Batik Tulis Giriloyo Elemen pariwisata yang perlu dikembangkan di Sentra Batik Tulis Giriloyo antara lain: 1) penanda dan informasi perjalanan; 2) kemudahan transportasi umum dan kendaraan pribadi menuju industri kreatif; 3) keterlibatan masyarakat lokal dalam memberikan jasanya kepada wisatawan; 4) ketersediaan fasilitas penunjang seperti kuliner, toko souvenir, fasilitas keamanan, tempat parkir, tempat duduk, toilet, pemandu wisata, dan penginapan; 5) atraksi wisata, transportasi, fasilitas pendukung dan merchandise yang murah. 215

b) Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan Elemen pariwisata yang perlu dikembangkan di Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan antara lain: 1) ketersediaan fasilitas penunjang seperti kuliner, toko souvenir, fasilitas kemanan, tempat parkir, tempat duduk, toilet, pemandu wisata, dan penginapan; 2) kemudahan transportasi umum dan kendaraan pribadi menuju industri kreatif; 3) kemudahan akses informasi terkait dengan keberadaan industri kreatif; 4) penanda dan informasi perjalanan; 5) keterlibatan masyarakat lokal dalam memberikan jasanya kepada wisatawan. c) Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding Elemen pariwisata yang perlu dikembangkan di Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding antara lain: 1) ketersediaan fasilitas penunjang seperti kuliner, toko souvenir, fasilitas keamanan, tempat parkir, tempat duduk, toilet, pemandu wisata, dan penginapan; 2) ketersediaan teknologi untuk mempercepat, mempermudah dan meningkatkan kualitas produk industri kreatif; 3) partisipasi masyarakat, pemerintah, swasta dalam pengembangan kawasan industri kreatif; 216

4) ketersediaan akses pedestrian (jalan setapak) di dalam kawasan industri kreatif. 6.2 REKOMENDASI 6.2.1 Strategi Pengembangan Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan, Sentra Industri Kulit Manding Berdasarkan kesimpulan dan elemen-elemen yang perlu dikembangkan di dalam temuan penelitian di atas, untuk menjawab pertanyaan penelitian Bagaimana strategi pengembangan klaster industri batik tulis Giriloyo, gerabah Kasongan, dan kulit Manding sebagai destinasi wisata belanja?, maka rekomendasi strategi pengembangan untuk ketiga sentra industri, yaitu: a) Sentra Batik Tulis Giriloyo 1) Pembuatan signage-signage wisata yang terdapat di dalam kawasan sentra industri. 2) Pengembangan sistem informasi terpadu Sentra Batik Tulis Giriloyo dengan kawasan sentra industri di sekitarnya. 3) Pengembangan sarana dan prasarana wisata yang dapat memfasilitasi wisatawan saat berkunjung ke Sentra Batik Tulis Giriloyo seperti home stay, tempat makan, toilet umum, toko souvenir. 4) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung ke Sentra Batik Tulis Giriloyo. 5) Pengembangan transportasi terpadu bagi wisatawan saat berkunjung dan berkeliling di dalam kawasan Sentra Batik Tulis Girilioyo. 217

6) Pengembangan keragaman paket-paket wisata alternatif yang terintegrasi dengan fasilitas penunjang dan transportasi di dalam dan sekitar kawasan Sentra Batik Tulis Giriloyo. 7) Pengembangan pemasaran dengan melibatkan wisatawan melalui penguatan citra klaster industri. 8) Peningkatan pelatihan desain motif batik, desain pakaian jadi dan arti dari filosofi batik bagi para pengrajin. 9) Peningkatan event dan festival yang bekerja sama dengan pemerintah, swasta dan investor untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing pengrajin batik. b) Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan 1) Pengembangan sistem informasi terpadu terkait dengan keberadaan Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan. 2) Pembuatan signage-signage atraksi wisata dan fasilitas penunjang yang terdapat di dalam Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan. 3) Pembuatan peta atraksi wisata yang terdapat di dalam dan sekitar kawasan Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan. 4) Pengembangan sarana prasarana yang dapat mendukung kegiatan wisata di dalam kawasan sentra industri gerabah Kasongan seperti tempat makan, tempat parkir, toilet umum, pemandu wisata, tempat duduk. 5) Penyediaan kantong-kantong parkir terintegrasi dengan transportasi alternatif yang digunakan wisatawan untuk berkeliling di dalam kawasan sentra industri gerabah. 218

6) Pelibatan masyarakat lokal di dalam kegiatan wisata melalui pelatihan dan permodalan. 7) Pengembangan sarana dan prasarana bagi pengrajin gerabah yang berfungsi untuk mempercepat, mempermudah dan meningkatkan kualitas produk. 8) Pengembangan kemudahan sistem permodalan bagi pengrajin yang bermitra dengan pihak pemerintah, swasta dan investor. 9) Peningkatan pelatihan desain gerabah pengolah bahan baku, abangan dan finishing yang kreatif, inovatif, efektif dan efisien. 10) Peningkatan kegiatan pameran yang bekerja sama dengan pemerintah, swasta dan investor untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing bagi pengrajin gerabah Kasongan. 11) Pengembangan pemasaran dengan melibatkan wisatawan melalui penguatan citra klaster industri. c) Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding 1) Penyediaan sarana prasarana yang dapat mendukung kegiatan wisata di dalam kawasan sentra industri kulit Manding seperti tempat parkir, toilet umum, tempat makan, toilet umum, tempat duduk. 2) Pemberian bantuan peralatan yang bekerja sama/bermitra dengan pihak pemerintah, swasta dan investor. 3) Pengembangan kemitraan bersama antara masyarakat, pengrajin, pemerintah, swasta dan investor di dalam pengembangan Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding. 219

4) Pembuatan fasilitas pejalan kaki yang terintegrasi dengan atraksi, fasilitas penunjang dan transportasi yang berada di dalam dan sekitar kawasan sentra industri. 5) Pengembangan pemasaran dengan melibatkan wisatawan melalui penguatan citra klaster industri. 6) Peningkatan pelatihan desain yang kreatif dan inovatif bagi pengrajin kulit Manding. 7) Pengembangan kemudahan sistem permodalan bagi pengrajin kulit yang bermitra dengan pemerintah, swasta dan investor. 8) Pengembangan paket-paket wisata showroom dan industri kulit yang terintegrasi dengan transportasi dan fasilitas pendukung di dalam di sekitar Sentra Industri Kerajinan Kulit Manding. 9) Pengembangan regulasi regenerasi pengrajin kulit sejak dini seperti adanya pelajaran desain dan pembuatan kerajinan kulit di dalam sekolah. 6.2.2 Strategi Pengembangan Sentra Industri di Kabupaten Bantul Berdasarkan strategi pengembangan dari masing-masing sentra industri di atas, dapat disimpulkan strategi pengembangan umum yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan sentra-sentra industri yang terdapat di Kabupaten Bantul, yaitu: a) Pengembangan keragaman paket-paket wisata terpadu antar sentra industri di Kabupaten Bantul. 220

b) Pengembangan keragaman paket wisata atraksi di dalam sentra industri yang terintegrasi keragaman atraksi sekitar, transportasi dan fasilitas pendukung. c) Pengembangan transportasi alternatif terpadu yang dapat digunakan wisatawan berkeliling di dalam dan antar sentra industri. d) Pengembangan sistem informasi terpadu sentra-sentra industri Kabupaten Bantul yang didalamnya terdapat informasi produk unggulan, harga, aksesibilitas, fasilitas pendukung yang terdapat di dalam dan sekitar sentra industri. e) Peningkatan sarana dan prasarana kegiatan wisata seperti tempat makan, toko souvenir, fasilitas keamanan, tempat parkir, tempat duduk, toilet, pemandu wisata, penginapan, ATM, pusat informasi. f) Penguatan kelembagaan sebagai wadah bagi pengrajin-pengrajin untuk menyalurkan aspirasi untuk perkembangan sentra industri. g) Pengembangan regulasi terkait dengan keberlanjutan klaster industri dan regenerasi talenta pengrajin produk kerajinan. h) Peningkatan keahlian dan keterampilan pengrajin melalui pelatihan, pendidikan, kegiatan event, festival dan pameran untuk meningkatkan kreativitas dan daya saing pengrajin baik domestik maupun mancanegara. i) Pengembangan pemasaran dengan melibatkan wisatawan yang berkunjung melalui penguatan citra sentra industri. 221

6.2.3 Rekomendasi Penelitian Lanjutan a) Terkait dengan limitasi penelitian, pada aspek kelengkapan data, maka topik penelitian terkait Potensi Klaster Industri Kreatif Sebagai Destinasi Wisata Belanja di Kabupaten Bantul perlu dilengkapi dengan data yang lebih terbaru, dengan demikian hasil dan rekomendasi yang diberikan diharapkan dapat lebih komprehensif. b) Di dalam penelitian Potensi Klaster Industri Kreatif Sebagai Destinasi Wisata Belanja di Kabupaten Bantul belum mencantumkan pola kunjungan wisatawan saat melakukan survei lapangan. Dengan adanya data tersebut, akan dapat digunakan sebagai rekomendasi linkage paket wisata yang tidak hanya khusus sentra industri kreatif namun juga dengan daya tarik wisata lain yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya dan Kabupaten Bantul pada khususnya. 222