BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang berkembang pesat banyak menimbulkan pengaruh besar bagi para pelaku bisnis, salah satunya ialah persaingan pasar yangsemakin ketat. Sehingga untuk mendapatkan peluang usaha yang menjamin masa depan usahanya makaperusahaan haruslah menjaga dan meningkatkan eksistensinya. Salah satucaranya ialah dengan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi parapemegang saham,sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman,2008:22). Dengan tingginya nilai perusahaan akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, sehingga menunjukan prospek positif perusahaan di masa yang akan datang, serta mencerminkan asset yang dimiliki oleh perusahaan.untuk mengetahui tingginya nilai suatu perusahaan dapat di lihat salah satunya melalui kinerja keuangan. Zuraedah, 2010 (dalam Ardimas dan Wardoyo, 2014:232) Kinerja keuangan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan, dengan adanya pengukuran kinerja keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan mengenai aset yang digunakan untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan
perusahaan. Kinerja keuangan dapat ditunjukkan melalui hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang sering disebut laporan keuangan. Meningkatkan kinerja keuangan bagi suatu perusahaan merupakan kewajiban, karena para investor akan meninjau suatu perusahaan dengan memeriksa rasio keuangan sebagai evaluasi sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan return dari saham yang mereka tanamkan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah Return On Assets(ROA).ROA sendiri merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian atau keuntungan dan efisiensi pengelolan dari asset yang dimiliki. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi maka perusahaan mampu memberikan laba. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Seperti penelitian mengenai analisis kinerja keuangan khususnya ROA memiliki banyak hasil yang berbeda diantaranya penelitian menurut Alghifari, et al. (2013:724) menemukan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, namun ditemukan fakta lain bahwa ROA sebagai proksi keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Tjandrakirana DP dan Monika, 2014:12). Hasil penelitian lain menunjukkan
bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan dan menganggap adanya variabel lain yang memperkuat hubungan antara ROA dan nilai perusahaan (Susianti dan Yasa, 2013:85). Dengan adanya fenomena yang berebeda pada penelitian sebelumnya sehingga menunjukkan adanya variabel lain yang dapat mempengaruhi ROA terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini memasukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG)sebagai variabel moderasi yang diduga ikut mempengaruhi interaksi antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang erat kaitannya dengan eksploitasi sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.kegiatan yang dilakukan diantaranya secara umum terdiri dari penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, penambangan, pengolahan, pengangkutan, dan pemasaran.gangguan sosial yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan ataupun kerusakan alam sangatlah besar sehingga perusahaan pertambangan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap lingkungan dan masyarakat. Sehingga program Corporate Social Responsibility (CSR) wajib berjalan dengan sangat baik di perusahaan, agar masyarakat mempunyai keterkaitan hubungan emosional yang baik dengan perusahaan. CSRmerupakan sebuah strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akansustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitabilityperusahaan. Kesadaran mengenai pelestarian lingkungan hidup di Indonesia sudah mulai berkembang dan CSR
mendapat dukungan dari pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan dibuatnya peraturan Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 pasal 66 dan 74 yang diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 2007. Dalam pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.sedangkan dalam pasal 74 menjelaskan kewajiban perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam.selain itu, kewajiban pelaksanaan CSR juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tanggal 4 April 2012.Adanya perturan yang dikeluarkan oleh pemerintah mempertegas pentingnya pengungkapan CSR oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas perusahaan yang merugikan masyarakat banyak seperti kasus PT Freeport Indonesia di Papua, kasus PT Adaro Energy di kabupaten Balangan, dan juga kasus PT Indomincoanak perusahaan dari PT Indo Tambangraya Megah Tbk di Kalimantan. Dengan adanya pengungkapan CSR diharapkan perusahaan lebih memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial sekitar demi kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat sekitar. Program CSR yang berjalan dengan baik secara tidak langsung akan berdampak terhadap brand awarenes yang memberikan keuntungan untuk perusahaan. Sehingga penerapan CSR saat ini tidaklagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi perusahaan. Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang, sehingga pelaku pasar akan memberikan respon yang positif dengan adanya
CSR (Puspaningrum, 2014:18). Pengungkapan CSR dipilih sebagai variabel pemoderasi karena kegiatan CSR merupakan salah satu bagian dari investasi jangka panjang perusahaan yang diharapkan dapat memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Selain pengungkapan CSR peneliti juga menggunakan GCGyang diduga juga mempunyai pengaruh. Selain memiliki kinerja kuangan yang baik, perusahaan diharapkan juga memiliki tata kelola yang baik pula.gcg diduga juga ikut berpengaruh karena stakeholder beranggapan di dalam tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan modalnya dengan baik agar menarik para investor.pengelolaan aset dan modal suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika pengelolaannya dilakukan dengan baik secara otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.dalam penelitian ini indikator mekanisme coporate governance yang digunakan adalah proporsi komisaris independen. Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik antara pemilik yaitu pemegang saham dengan para manajer. Konflik tersebut muncul sebagai akibat dari perbedaan kepentingan. Pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran bagi pemilik modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi manajer. Pemilik lebih tertarik memaksimalkan return dan harga sekuritas dari investasinya, sedangkan manajer mempunyai kebutuhan psikologis untuk memaksimumkan kompensasinya. Sehingga timbul yang namanya agency cost untuk menghindari kondisi tersebut. Dengan adanya agency cost maka
perlu adanya sistem pengelolaan internal perusahaan untuk aktivitas pengawasan. Fungsi pengawasan ini dilakukan oleh salah satu bentuk corporate governance yang lain yaitu, dewan komisaris. Dengan adanya dewan komisaris diharapkan GCG akan berjalan dengan baik di perusahaan, sehingga kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat diminimalisir Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana pengungkapan CSR dan GCG dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuanganterhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan di Indonesia. Maka penelitian ini mengambil judul Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2014). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akanditeliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah kinerja keuangan dengan variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pertambangan di BEI periode 2009 sampai 2014? 2. Apakah pengungkapancorporate Social Responsibility(CSR)dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan pertambangan di BEI periode 2009 sampai 2014? 3. Apakah pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) dapat memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pertambangan di BEI periode 2009 sampai 2014?
1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhadap nilai perusahaan pertambangan di BEI periode 2009 sampai 2014. 2. Untuk menganalisis pengaruh CSR dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pertambangan di BEI periode 2009 sampai 2014. 3. Untuk menganalisis pengaruh GCG dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pertambangan di BEI periode 2009 sampai 2014. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya: 1. Bagi Perusahaan Hasil peneitian ini diharapkan dapat menambah informasi kepada perusahaan, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan dengan pengungkapan CSRdan GCG menjadi tambahan wawasan bagi manajemen mengenai pentingnya nilai perusahaan. 2. Bagi Investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasinya di perusahaan. 1.4.2 Manfaat Teoritis Penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat yang secara teoritis sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan di bidang ekonomi serta dapat menambah wawasan khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSRdan GCGsebagai variabel pemoderasi. 1.5Ruang Lingkup Penelitian Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan yang meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu : 1. Pembahasan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan CSR dan GCG sebagai variabel pemoderasi.
2. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2009 sampai 2014. 3. Data untuk menganalisis penelitian diambil dari laporan tahunan, laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan pada periode penelitian 2009 sampai 2014.