IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA

dokumen-dokumen yang mirip
PELAYANAN KESEHATAN BAGI BALITA DI POSYANDU CEMPAKA 2 KELURAHAN BERBAS TENGAH KECAMATAN BONTANG SELATAN KOTA BONTANG

PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA KLINIK HYPERKES

Ratna 1. Universitas Mulawarman

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

Syabab Azhar Basyir 1

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM INDONESIA PINTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

Maulidatul Hasanah 1

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

STANDAR PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA DI KANTOR KECAMATAN BALIKPAPAN TENGAH KOTA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitasnya sumber daya manusia (human capital) negara tersebut.

KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

ejournal Administrasi Negara Volume 4, Nomor 4, 2016

MEKANISME PELAYANAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (BPPTSP) KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

Aji Yerico Defriandi 1

BAB I PENDAHULUAN. negaranya, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN AJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 002 BONTANG UTARA KOTA BONTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN BAGI PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA GUNUNG BAYAN KECAMATAN MUARA PAHU KABUPATEN KUTAI BARAT. Sunarsih 1

Strategi Pendidikan Berkarakter sebagai Solusi Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) BAGI WARGA BELAJAR PENDIDIKAN KESETARAAN (PAKET A, B, DAN C)

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

PERANAN UPTD PENGELOLAAN PARKIR DINAS PERHUBUNGAN DALAM PENATAAN PARKIR DI PASAR PAGI KOTA SAMARINDA. Tigawati 1

PELAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SAMARINDA

STUDI TENTANG PPRODUKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH OLEH PDAM TIRTA TAMAN KOTA BONTANG

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

PELAYANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN OLEH BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DI KABUPATEN PASER

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

WALIKOTA TASIKMALAYA

STUDI TENTANG PELAYANAN LANJUT USIA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI DI KOTA SAMARINDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN APARATUR DESA DALAM UPAYA PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KANTOR DESA MUARA BADAK ULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

KATA PENGANTAR. menengah.

KUALITAS PELAYANAN KEIMIGRASIAN DI KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA (KJRI) KOTA KINABALU MALAYSIA

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

ejournal Administrasi Negara Volume 5, Nomor 1, 2017

WALIKOTA TASIKMALAYA

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM

STUDI TENTANG PELAYANAN PARKIR WISATA BONTANG KUALA OLEH KANTOR DINAS PERHUBUNGANKOTA BONTANG

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HALAMAN PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL EJOURNAL

IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA PINTAR MELALUI KARTU INDONESIA PINTAR TAHUN 2015/2016 DI SMA N 11 YOGYAKARTA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 003 MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja KEpala Desa dalam Mendukung Program Wajardikdas 9 Tahun

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

Kinerja Program Indonesia Pintar Melalui Kartu Indonesia Pintar (Survei Pada 6 Provinsi di Indonesia)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

SITI PERMANA SARI 1. Universitas Mulawarman.

PENTINGNYA FAKTOR KOMUNIKASI DALAM PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) PADA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DI KOTA ADMINISTRASI JAKARA TIMUR

IRMA DESKAYANTI 1. Abstrak

2016, No Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ang

PENYEDIAAN LISTRIK OLEH PT. PLN (PERSERO) LONG IRAM DI KECAMATAN LONG IRAM KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

Universitas Mulawarman.

Transkripsi:

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017: 6737-6750 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) PADA JENJANG SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUNGAI PINANG KOTA SAMARINDA Lilis Novia Saraswati 1 Abstrak Lilis Novia Saraswati, Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Di bawah bimbingan Bapak Dr. H.Syahrani, M.Si sebagai pembimbing 1 dan Bapak Dr. Enos Paselle, M.AP sebagai pembimbing II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda dengan indikator: Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar yang terdiri dari mekanisme pengusulan, sosialisasi, pelayanan pengaduan masyarakat, dan pemantauan pelaksanaan PIP serta faktor-faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder, dimana data primer didapat dari key informan yaitu Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda yang dipilih melalui teknik purposive sampling, dan informan yaitu Staff Kelembagaan Peserta Didik yang juga bertugas sebagai Operator Program Indonesia Pintar untuk jenjang SD di Kota Samarinda, Kepala Sekolah dan Operator Sekolah yang tugasnya berhubungan dengan masalahmasalah yang diteliti dengan menggunakan teknik purposive sampling, selain itu juga orang tua siswa yang menerima bantuan dana Program Indonesia Pintar (PIP) serta orang tua siswa yang dalam kriteria masuk sebagai penerima bantuan dana Program Indonesia Pintar namun kenyataannya tidak menerima. Kemudian data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen, serta internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda belum berjalan maksimal sebagaimana mestinya hal ini terlihat dari beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan kebijakan PIP sehingga belum sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam Petunjuk Pelaksanaan PIP, diantaranya data yang digunakan dalam penentuan siswa calon penerima KIP masih kurang akurat, waktu pencairan dana PIP yang terlambat, kegiatan sosialisasi yang masih kurang optimal dilakukan, lamanya waktu verifikasi kepemilikan KIP, serta masih rendahnya kesadaran wali murid tentang peruntukkan bantuan PIP. Kata Kunci : Implementasi, kebijakan, program indonesia pintar 1 Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017 : 6737-6750 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia, dan untuk itu setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Tujuan pendidikan nasional di Indonesia tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alenia ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lanjut pasal 1 mengamanatkan bahwasanya setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang difasilitasi oleh pemerintah sebagai pihak penyelenggara sistem pendidikan nasional. Berdasarkan amanat tersebut, pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 yang kemudian diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang hingga saat ini dijadikan pedoman dalam menentukan arah kebijakan pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara-negara lainnya. Menurut data dari UNESCO pada tahun 2015, pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang. Sedangkan komponen penting dalam pendidikan yaitu para guru menempati urutan ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia. Buruknya kualitas pendidikan di Indonesia bisa dilihat dari berbagai permasalahan, diantaranya kualitas dan kuantitas tenaga pengajar yang masih kurang, sarana prasarana pendukung pendidikan yang tidak memadai, adanya perbedaan kelas sosial antar siswa, serta biaya pendidikan yang sangat mahal. Permasalahan tersebut sering kali mengakibatkan tingginya tingkat anak putus sekolah. Menyadari kompleksnya permasalahan tersebut, pemerintah selaku pembuat dan pelaksana kebijakan sejak lama telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bentuk keseriusan pemerintah dan DPR dalam bidang pendidikan tertuang dalam Pasal 31 ayat 4 UUD 1945 Amandemen ke-4 mengamanatkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Pada masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah mengeluarkan kebijakan wajib belajar 9 tahun untuk pendidikan formal di indonesia, kebijakan tersebut didukung dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bagi siswa dengan kondisi sosial ekonomi yang tidak mampu. Selanjutnya tahun 2014, pada masa presiden Joko widodo, dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Program Indonesia Sehat (PIS) untuk membangun keluarga produktif. Inpres tersebut diperkuat dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar (PIP). 6738

Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (Lilis Novia Saraswati) Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 yang kemudian diperbaharui menjadi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar (PIP), Program Indonesia Pintar diartikan sebagai Bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak dan/atau kurang mampu membiayai pendidikannya. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dalam implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda, diperoleh beberapa permasalahan, yaitu data yang digunakan dalam penentuan calon siswa penerima PIP masih kurang akurat dan sosialisasi yang kurang optimal dilakukan. Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda,. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda? 2. Apa saja faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda? Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda 2) Untuk mengidentifikasi faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1. Manfaat teoritis: a. Untuk menambah, memperdalam serta mengembangkan pengetahuan penulis serta sebagai latihan dalam menuangkan hasil pemikiran dan penelitian sesuai dengan ketentuan-ketentuan karya ilmiah di Universitas Mulawarman b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan ilmu sosial terutama Ilmu Administrasi 6739

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017 : 6737-6750 negara, khususnya pada mata kuliah Kebijakan Publik c. Menentukan jawaban atas masalah atau kendala-kendala yang ada dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda 2. Manfaat Praktis, yaitu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek, diantaranya: a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin menggunakan hasil penelitian sebagai bahan perbandingan terkait dengan Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda b. Sebagai informasi bagi pihak lain yang berkepentingan yang ingin menggunakan hasil penelitian sebagai bahan perbandingan terkait dengan Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda c. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman.. TINJAUAN PUSTAKA Teori dan Konsep Teori selalu diperlukan dalam kegiatan penelitian. Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2014:41) teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Kebijakan Publik Mustopadidjaja (dalam Tahir, 2014:21) menjelaskan bahwa istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya atau kegiatan pemerintah, serta perilaku negara pada umumnya dan kebijakan tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan. Sedangkan menurut Anderson (dalam Tahir, 2014:21), kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan seorang pelaku untuk memecahkan suatu masalah. Implementasi Kebijakan Menurut Wahab (dalam Syahrani, 2015:89), Implementasi kebijakan sebagai suatu proses, suatu output (keluaran) atau suatu hasil akhir (out come). Dilihat dari proses, implementasi akan mengacu pada serangkaian keputusan dan tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk sesegera mungkin menghasilkan akibat-akibat tertentu yang dikehendaki. Konsep output/ keluaran implementasi mengacu pada cara-cara atau sarana yang telah dipakai untuk mencapai tujuan tertentu yang telah diprogramkan.sedangkan yang 6740

Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (Lilis Novia Saraswati) dimaksud dengan hasil akhir implementasi ialah terjadinya perubahanperubahan tertentu pada permasalahan sosial dalam skala luas yang ingin diatasi oleh suatu program. Pendidikan Dasar Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kelembagaan Pendidikan Berdasarkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan jenjang pendidikan. Jalur Pendidikan. Jalur pendidikan di Indonesia (dalam Tirtarahardja, 2008:263-264) terdiri dari Jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Sedangkan Jenjang Pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran yang terdiri dari jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan tinggi Program Indonesia Pintar Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Program Indonesia Pintar Pasal 1, Program Indonesia Pintar, untuk selanjutnya disebut PIP, adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya tidak dan/atau kurang mampu membiayai pendidikannya. Definisi Konsepsional Adapun definisi konsepsional dari penelitian ini yaitu: Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda adalah Pelaksanaan tugas-tugas pemerintah yang meliputi merencanakan, merumuskan, dan mengevaluasi kebijakan atau program pembangunan di bidang pendidikan nasional guna memahami dan mampu memperbaiki permasalahan pendidikan secara efisien dan efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik di Indonesia. 6741

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017 : 6737-6750 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitian ini penulis menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2014 : 2). Fokus Penelitian Adapun dalam Penelitian ini yang berjudul Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda, yang menjadi fokus penelitian adalah : A. Implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) padajenjangsekolahdasar (SD) di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda, meliputi : 1. Mekanisme pengusulan peserta didik calon penerima KIP 2. Sosialisasi Program Indonesia Pintar (PIP) 3. Pelayanan pengaduan masyarakat mengenai PIP 4. Pemantauan penggunaan dana PIP B. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Lokasi Penelitian Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam penentuan sampling dengan menggunakan hasil akreditasi Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Kota Samarinda, maka penentuan lokasi dalam penelitian ini lebih dispesifikkan dengan didasarkan pada proposional sampling. Lokasi penelitian ini berada di 4 (empat) Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang, yaitu : 1. SDN 004 Sungai Pinang, Akreditasi C 2. SDN 005 Sungai Pinang, Akreditasi A 3. SDN 007 Sungai Pinang, Akreditasi B 4. SDN 012 Sungai Pinang, Akreditasi B Sumber Data Ada dua sumber pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data dilakukan secara purposive sampling dan accidental sampling. Adapun yang menjadi informan inti (key informan) adalah Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota dan yang menjadi informan lain yaitu Operator PIP jenjang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Kepala Sekolah, Operator Sekolah, serta orang tua siswa penerima dan yang bukan penerima PIP. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan (Field Work Research) yang terdiri dari observasi, wawancara. Dan Pengumpulan data dengan dokumen. 6742

Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (Lilis Novia Saraswati) Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian Analisis Data Model Interaktif oleh Matthew B. Milles, A. Michael Hubermen dan Johnny Saldana.Sebagaimana di katakan bahwa di dalam analisis data kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data yaitu: Data Collection, Data Condensation, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verifications yang dapat digambarkan pada gambar 3.1 (Matthew B. Milles, A. Michael Huberman dan Johnny Saldana, 2014:31-33) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Sungai Pinang merupakan pecahan dari kecamatan Samarinda Utara tanggal 28 Desember 2010 (Kecamatan Samarinda Utara pecahan dari Kecamatan Samarinda Ilir berdasarkan PP No. 38 Tahun 1996). Kecamatan Sungai Pinang adalah salah satu dari sepuluh Kecamatan Daerah Kota Samarinda yang mempunyai luas wilayah 2.450,54 ha. Kecamatan Sungai Pinang terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Temindung permai, Kelurahan GunungLingai, Kelurahan sungai Pinang dalam, Kelurahan Mugirejo, dan kelurahan Bandara. Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam penentuan sampling dengan menggunakan hasil akreditas Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Kota Samarinda, maka lokasi penelitian ini berada di 4 (empat) Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang, yaitu : 1) SDN 004 Sungai Pinang 2) SDN 005 Sungai Pinang 3) SDN 007 Sungai Pinang 4) SDN 012 Sungai Pinang Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda serta mengetahui faktorfaktor penghambat dalam Implementasi Program Indonesia pintar di wilayah tersebut. Agar tercapai tujuan dari penelitian ini maka penulis memfokuskan penelitian pada mekanisme pengusulan penerima dana Program Indonesia Pintar, sosialisasi Program Indonesia Pintar, pelayanan pengaduan serta pemantauan Program Indonesia Pintar. 6743

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017 : 6737-6750 A. Implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) pada jenjangsekolahdasar (SD) di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda, meliputi : 1) Mekanisme pengusulan peserta didik calon penerima KIP Pengusulan peserta didik calon penerima KIP merupakan tahapan penting dalam pelaksanaan PIP, karena pada tahap inilah ditentukan siswa/peserta didik yang berhak menerima dana PIP. Untuk mekanisme pengusulan peserta didik calon penerima KIPdi Kecamatan Sungai Pinang pada 4 lokasi penelitian akan penulis rincikan sebagai berikut: a. Pada SDN 004 Sungai Pinang dengan akreditasi C, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, diketahui bahwa banyak orang tua siswa yang dalam pengurusan berkas pengusulan tidak memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang sebenarnya merupakan salah satu syarat dalam penentuan bagi siswa calon penerima KIP. Orang tua siswa masih banyak yang menggunakan surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pihak Kelurahan, dimana surat keterangan tidak mampu tersebut kurang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. b. Pada SDN 005 Sungai Pinang dengan akreditasi A, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, mekanisme pengusulan bagi siswa/peserta didik calon penerima KIP sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan, karena siswa yang diusulkan oleh sekolah sebagai calon penerima KIP harus berasal dari keluarga yang mempunyai Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sebagai bukti bahwa siswa tersebut berasal dari keluarga tidak mampu. c. Pada SDN 007 Sungai Pinang dengan Akreditasi B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, mekanisme pengusulan bagi siswa/peserta didik calon penerima KIP sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan, karena sekolah lebih memprioritaskan siswa/ peserta didik yang berasal dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) untuk diusulkan sebagai siswa calon penerima KIP d. Pada SDN 012 Sungai Pinang dengan Akreditasi B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, mekanisme pengusulan bagi siswa/peserta didik calon penerima KIP sudah berjalan dengan cukup baik. Sekolah menyamaratakan pengusulan antara siswa yang berasal dari keluarga pemegang KKS maupun siswa yang bukan berasal dari keluarga pemegang KKS. 2) Sosialisasi Program Indonesia Pintar (PIP) Untuk sosialisasi kebijakan Program Indonesia Pintar di Kecamatan Sungai Pinang sudah dilaksanakan dengan cukup baik dan tidak 6744

Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (Lilis Novia Saraswati) mengalami kendala yang berarti. Untuk sosialisasi mengenai PIP dari pihak sekolah kepada orang tua siswayang berasal dari 4 lokasi penelitian akan penulis rincikan sebagai berikut: a. SDN 004 Sungai Pinang dengan Akreditasi C, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, kegiatan sosialisasi hanya pernah dilaksanakan sebanyak 2 kali pada saat rapat / pertemuan orangtua siswa. Hal tersebut dirasa kurang optimal dilakukan sehingga masih ada orang tua siswa yang belum memahami mengenai Program Indonesia Pintar secara baik. b. SDN 005 Sungai Pinang dengan Akreditasi A, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, kegiatan sosialisasi dilaksanakan dalam setiap rapat/ pertemuan dengan orang tua siswa, selain melalui sosialisasi langsung, sekolah juga melakukan sosialisasi tidak langsung menggunakan mading sekolah c. SDN 007 Sungai Pinang dengan Akreditasi B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, kegiatan sosialisasi hanya dilaksanakan beberapa kali sehingga masih ada orang tua siswa yang belum memahami mengenai Program Indonesia Pintar secara baik. d. SDN 012 Sungai Pinang dengan Akreditasi B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, kegiatan sosialisasi pernah dilaksanakan 2kali dalam rapat orang tua siswa, namun masih ada saja orang tua siswa yang belum memahami mengenai Program Indonesia Pintar secara baik 3) Pelayanan pengaduan masyarakat mengenai PIP Masyarakat yang ingin menyampaikan kritik, saran, maupun pendapatnya mengenai Program Indonesia Pintar (PIP) sudah mendapatkan pelayanan/ difasilitasi dengan baik oleh pihak dinas pendidikan maupun pihak sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, masyarakat bisa datang ke Sekolah maupun ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, sedangkan secara tidak langsung bisa melalui website atau ke nomor pengaduan yang tertera di website PIP.Untuk pelayanan pengaduan mengenai PIP pada 4 lokasi penelitianakan penulis rincikan sebagai berikut: a. SDN 004 Sungai Pinang dengan Akreditasi C, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pengaduan dari orang tua siswa selalu diterima dan dijelaskan dengan baik oleh pihak sekolah. b. SDN 005 Sungai Pinang dengan Akreditasi A, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pengaduan 6745

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017 : 6737-6750 dari orang tua siswa selalu diterima dan dijelaskan dengan baik oleh pihak sekolah. Sekolah juga menyarankan kepada orang tua siswa agar melakukan pengaduan ke Dinas Pendidikan Kota agar lebih cepat ditangani. c. SDN 007 Sungai Pinang dengan Akreditas B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pengaduan dari orang tua siswa selalu diterima dan dijelaskan dengan baik oleh pihak sekolah. Sekolah juga menyarankan kepada orang tua siswa agar melakukan pengaduan ke Dinas Pendidikan Kota maupun ke website resmi agar lebih cepat ditangani. d. SDN 012 Sungai Pinang dengan Akreditas B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pengaduan dari orang tua siswa selalu diterima dan dijelaskan dengan baik oleh pihak sekolah. Sekolah juga menyarankan kepada orang tua siswa agar melakukan pengaduan ke Dinas Pendidikan Kota maupun ke website resmi agar lebih cepat ditangani. 4) Pemantauan penggunaan dana PIP Untuk pemantauan penggunaan dana PIP oleh siswa dan orang tua siswa pada 4 lokasi penelitianakan penulis rincikan sebagai berikut: a. SDN 004 Sungai Pinang dengan Akreditasi C, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pemantauan penggunaan dana PIP oleh sekolah kepada siswa dan orang tua siswa sudah dilaksanakan dengan baik. Sekolah memastikan kelengkapan keperluan sekolah secara langsung terhadap siswa penerima PIP. b. SDN 005 Sungai Pinang dengan Akreditasi A, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pemantauan penggunaan dana PIP oleh sekolah kepada siswa dan orang tua siswa sudah dilaksanakan dengan baik. Pihak sekolah selalu memastikan kelengkapan keperluan sekolah secara langsung terhadap siswa penerima PIP sehingga dapat dipastikan ketepatan penggunaan dana oleh siswa dan orangtua siswa. c. SDN 007 Sungai Pinang dengan Akreditasi B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pemantauan penggunaan dana PIP oleh sekolah kepada siswa dan orang tua siswa hanya dilaksanakan pada saat sosialisasi dilakukan. Mengenai kesesuaian penggunaan dana PIP sepenuhnya merupakan kewenangan penuh orangtua siswa. d. SDN 012 Sungai Pinang dengan Akreditasi B, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan orang tua siswa, pemantauan penggunaan dana PIP oleh sekolah kepada siswa dan orang tua 6746

Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (Lilis Novia Saraswati) siswa dilaksanakan secara langsung dan berkelanjutan. Kepada siswa penerima KIP sekolah memastikan bahwa keperluan perlengkapan siswa tersebut sudah terpenuhi dengan baik. B. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Adapun yang menjadi faktor-faktor penghambat dalam Implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Pinang Kota Samarinda berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah : 1. Faktor keakuratan data yang digunakan sebagai penentu peserta didik calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) masih kurang. 2. Faktor waktu pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang terlambat 3. Faktor Sosialisasi yang kurang optimal dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Samarinda 4. Faktor lamanya waktu verifikasi kepemilikan kartu 5. Faktor masih rendahnya kesadaran orangtua siswa tentang prosedur dan sasaran bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan ada beberapa kesimpulan yang penulis peroleh, yaitu : 1. Implementasi Program Indonesia Pintar jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang tentang: a. Mekanisme pengusulan peserta didik calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) sudah dilaksanakan dengan cukup baik hanya saja masih ada sedikit ketidakakuratan data yang digunakan. b. Untuk sosialisasi mengenai Program Indonesia Pintar (PIP) sudah cukup baik dilaksanakan hanya saja kurang optimal. c. Mengenai pelayanan pengaduan masyarakat mengenai Program Indonesia Pintar (PIP) sudah difasilitasi dengan baik oleh pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda maupun oleh pihak sekolah d. Mengenai pemantauan penggunaan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di Kota Samarinda sudah dilaksanakan dengan baik karena penggunaan dana oleh orangtua siswa penerima PIP sudah tepat untuk kebutuhan sekolah. 2. Faktor-faktor penghambat dalam implementasi Program Indonesia Pintar jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang, diantaranya adalah 6747

ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017 : 6737-6750 faktor keakuratan data yang digunakan sebagai penentu peserta didik calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) masih kurang, faktor waktu pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang terlambat, faktor Sosialisasi yang kurang optimal dilakukan olehpihak sekolah dan oleh Dinas Pendidikan Kota Samarinda, faktor lamanya waktu verifikasi kepemilikan kartu, faktor masih rendahnya kesadaran orangtua siswa tentang prosedur dan sasaran bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) 5.2 Saran Secara umum, pelaksanaan Program Indonesia Pintar di Kecamatan Sungai Pinang sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pelaksanaan PIP.Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi beberapa pihak, diantaranya: 1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar lebih memperhatikan Petunjuk Pelaksanaan PIP yang menyatakan bahwa siswa yang berhak diusulkan oleh sekolah sebagai adalah siswa yang berasal dari keluarga pemegang Kartu keluarga Sejahtera (KKS), bukan surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pihak kelurahan agar Program Indonesia Pintar yang dijalankan bisa tepat sasaran. 2. Diharapkan pemerintah bisa lebih menyesuaikanketepatan waktu pencairan dana Program Indonesia Pintar (PIP), agar siswa yang benar-benar membutuhkan bisa menggunakan dana tersebut untuk keperluan sekolahnya. 3. Diharapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda lebih optimal 4. Diharapkan pihak sekolah bisa lebih intens dalam melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa agar orangtua siswa dapat lebih memahami mengenai Program Indonesia Pintar (PIP) dengan baik. 5. Diharapkan pemerintah bisa memperbaharui aplikasi verifikasi kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar dalam proses verifikasi kepemilikan kartu tidak lagi membutuhkan proses yang lama. 6. Sebaiknya peran sekolah dalam penentuan siswa penerima KIP dan pengawasan penggunaan dana PIP lebih dioptimalkan dan diikutsertakan kembali agar sasaran KIP lebih tepat sasaran dan pemantauan penggunaan dana bisa lebih optimal dilakukan. 7. Diharapkan bagi masyarakat khususnya di Kota Samarinda hendaknya bisa lebih memahami dan menaati bahwa ketentuan Program Indonesia Pintar (PIP) adalah diperuntukkan bagi siswa/peserta didik dari keluarga yang kurang mampu sehingga sikap egois dan apatis terhadap sesama harus mampu dikendalikan agar Program Indonesia Pintar (PIP) bisa lebih tepat sasaran. 6748

Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (Lilis Novia Saraswati) Daftar Pustaka Sumber Buku: Miles, Mathew H., A Michael Huberman, dan Jhonny Saldana. 2014. Qualitative Data Analisis. London: Arizona state University Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, danr&d.bandung: Penerbit Alfabeta, 2014.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Syahrani. 2015. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Makindo Grafika Tahir, Arifin. 2014. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Bandung: Alfabeta Sumber Dokumen : Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), Program Indonesia Pintar (PIP), Program Indonesia Sehat (KIS) untuk Membangun Keluarga Produktif Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Program Indonesia Pintar (PIP) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Program Indonesia Pintar (PIP) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar 6749