MODEL PENELITIAN AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas Kitab Tafsir

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAHAN AJAR 2. Pendekatan Dalam Memahami Agama

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1436 H

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur an adalah. merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu hikmah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB I PENDAHULUAN. dan kandungan nya, hal ini tidak terlepas oleh banyaknya umat islam dari zaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lapangan yang dipilih adalah MTs Al-Hikmah Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

BAB III METODE PENELITIAN. didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori-teori dan konsepkonsep

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal,

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta, 1998, hlm UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Tentang sistem Pendidikan Nasional, CV, Mini Jaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode penelitian ialah Strategi umum yang dianut dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

1 Mahmud Yunus, Pedoman Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1980), hal. 127.

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

Diajukan oleh LESTARI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2016 M / 1437 H

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. disebabkan bahasa Arab merupakan bahasa agama. Umat Islam dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Transkripsi:

MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2011

MODEL PENELITIAN AGAMA A. Arti Penelitian Agama Penelitian berarti pemeriksaan, penyelidikan yang dilakukan dengan berbagai cara secara seksama dengan tujuan mencari kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaharuan, pengembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis dalam bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan. 1 Adapun pengertian agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan, ditulis dalam kitab suci, dan diwariskan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya dengan tujuan memberikan tuntunan hidup bagi manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 2 Jadi menurut Taufik Abdullah penelitian agama sebagai upaya akademis berarti menjadikan agama sebagai sasaran penelitian. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa penelitian agama berarti menjadikan agama sebagai subyek penelitian yang di dalamnya diterapkan metode-metode ilmiah. B. Penelitian Agama dan Keagamaan 1. Ruang Lingkup Penelitian Agama Lingkup penelitian agama, khususnya agama Islam menurut Juhaya S. Praja dapat diabstraksikan sebagai berikut: a. Penelitian sumber-sumber ajaran agama yang meliputi penelitian terhadap al-qur an dan sunnah. b. Penelitian pemikiran umat Islam, yaitu penelitian terhadap upaya umat Islam dalam memahami sumber-sumber utama ajaran Islam. c. Penelitian sejarah umat Islam dan aplikasi ajaran-ajaran dan pemikirannya dalam kehidupan individu, keluarga, dan masyarakat. d. Penelitian tentang bagaimana sumber ajaran agama dan pemikiran atau penafsiran dari sumber-sumber ajaran agama itu disebarkan dan dikomunikasikan kepada umat. 1 H. M Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), cetakan ke-2, hlm 142 2 Fitri Oviyanti, Daras Metodologi Study Islam, (Palembang: IAIN Raden Fatah, 2005), hlm 6

e. Penelitian bahasa Arab atau bahasa lain yang dominan dalam sejarah perkembangan Islam, sehingga dapat membantu pengembangan ilmu-ilmu agama secara umum. f. Penelitian ajaran-ajaran Islam dan aplikasinya dalam masyarakat tertentu yang hingga kini masih hidup. 2. Pendekatan-Pendekatan dalam Penelitian Agama Dalam penelitian agama terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh peneliti, yaitu pendekatan teologis normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, historis, kebudayaan, dan filosofis. a. Pendekatan Teologis Normatif Pendekatan teologis normatif dalam memahami agama, secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. b. Pendekatan Antropologis Pendekatan antropologis dalam penelitian agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini, agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. c. Pendekatan Sosiologis Yang dimaksud dengan pendekatan sosisologis adalah penerapan teori-teori sosiologis untuk menggambarkan fenomena sosial keagamaan serta pengaruh suatu fenomena terhadap fenomena lain. d. Pendekatan Filosofis Filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Filsafat pada intinya adalah suatu proses atau usaha untuk mencari hakikat sesuatu di balik yang nyata. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, inti, hikmah dari sesuatu yang tampak (lahiriah). e. Pendekatan Sejarah (historis) Melalui pendekatan sejarah, seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan atau peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak akan

memahami agama keluar dari konteks historisnya, karena pemahaman demikian akan menyesatkan orang yang memahaminya. f. Pendekatan Kebudayaan Melalui pemahaman terhadap kebudayaan tersebut seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama. Selain itu, dengan pendekatankebudayaan seseorang dapat memilah-milah antara ajaran agama yang sudah bercampur dengan kebudayaan masyarakat setempat. Hal ini penting agar kita tidak menjadi orang yang kaku dalam mengamalkan ajaran agama, sekaligus juga tidak menjadi sesat. g. Pendekatan Psikologis Menurut Zakiyah Daradjat, sikap dan tingkah laku atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang, baik cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku, tidak bisa dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam kanstruksi kepribadiannya. C. Model-Model Penelitian Agama 1. Model Penelitian Tafsir Untuk corak penafsiran saat ini, Abuddin Nata 3 mengemukakan tiga model penelitian tafsir, yaitu model yang dilakukan oleh Quraish Shihab, Ahmad as-syarbashi, dan Muhammad al-ghazali. Model penelitian tafsir yang dikembangkan oleh Quraish Shihab lebih banyak bersifat eksploratif, deskriptif, analitis dan perbandingan, yaitu model penelitian yang berupaya mengggali sejauh mungkin produk tafsir yang dilakukan ulama-ulama tafsir terdahulu berdasarkan berbagai literatur tafsir, baik yang bersifat primer (yang ditulis oleh ulama yang bersangkutan), maupun yang bersifat sekunder (tafsir yang ditulis oleh ulama tafsir lainnya). Data-data yang dihasilkan dari berbagai literatur tersebut lalu dideskripsikan secara lengkap serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan kategorisasi dan perbandingan. Ahmad asy-syarbashi melakukan penelitian tentang tafsir dengan menggunakan metode deskriptif, eksploratif, dan analitis. Muhammad al-ghazali melakukan penelitian tafsir yang bercorak eksploratif, deskriptif dan analitis sebagaimana halnya yang dilakukan Quraish Shihab. Sedangkan 3 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm 214-229

sumber yang digunakan adalah bahan-bahan bacaan atau kepustakaan yang ditulis para ulama tafsir terdahulu. 2. Model Penelitian Hadits Menurut Abuddin Nata 4, terdapat beberapa model penelitian hadits pada periode belakangan ini, antara lain: Model Quraish Shihab Dalam bukunya yang berjudul Membumikan al-qur an, Quraish Shihab meneliti tentang keberadaan hadits, yaitu tentang hubungan hadits dengan al-qur an serta fungsi dan posisi hadits dalam tafsir. Bahan-bahan penelitian yang beliau gunakan adalah bahan kepustakaan, yaitu sejumlah buku yang ditulis oleh para pakar di bidang hadits termasuk pula al-qur an. Sedangkan sifat penelitiannya adalah deskriptif analitis. Model Musthafa al-siba iy Penelitian yang dilakukan al-siba iy bercorak eksploratif dengan menggunakan pendekatan historis dan disajjikan secara deskriptif analitis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh al-siba iy antara lain mengenai sejarah proses terjadi dan tersebarnya hadits mulai dari Rasulullah sampai terjadinya upaya pemalsuan hadits dan usaha para ulama untuk membendungnya. 3. Model Penelitian Filsafat Islam Model M. Amin Abdullah Penelitian yang dilakukannya merupakan penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang bahan-bahan kajiannya terdiri dari sumber primer maupun sekunder. Bahan-bahan tersebut lalu diteliti keauntetikannya secara seksama; diklasifikasikan menurut variabel yang ingin ditelitinya; dibandingkan antara satu sumber dengan sumber lainnya; dideskripsikan, dianalisis, kemudian disimpulkan. 5 Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry, dan Harun Nasution 4 Ibid., hlm. 241-244 5 Ibid., hlm. 258

Penelitian yang dilakukan Otto Horrassowitz merupakan penelitian kualitatif yang sumbernya literatur (kajian pustaka). Metodenya deskriptif analitis, sedangkan pendekatannya historis dan tokoh. Penelitian Majid Fakhry menggunakan pendekatan campuran, yaitu selain menggunakan pendekatan historis juga menggunakan pendekatan kawasan dan pendekatan substansi. Harun Nasution juga melakukan penelitian filsafat dengan menggunakan pendekatan tokoh dan pendekatan historis. Bentuk penelitiannya deskriptif dengan menggunakan bahanbahan bacaan, baik sumber primer maupun sekunder. Dengan demikian, penelitiannya bersifat kualitatif.. 4. Model Penelitian Pendidikan Islam Berikut ini dikemukakan beberapa contoh model penelitian pendidikan Islam versi Abuddin Nata, yaitu: Model penelitian tentang problema guru Penelitian ini ditinjau dari segi metodenya termasuk penelitian yang sepenuhnya didasarkan pada data yang dijumpai di lapangan. Penelitian ini menggunakan data lapangan yang dikumpulkan melalui instrument pengumpul data, yaitu kuisioner yang sampelnya mewakili tingkat nasional, dan obyek yang diteliti adalah problema yang dihadapi guru-guru. Model Penelitian tentang lembaga Pendidikan Islam Dalam penelitiannya ini, kareel menggunakan metode penelitian observasi (pengamatan) terhadap sejumlah pesantren yang berada di Jawa dan Sumatera. Melalui analisis historis yang dipadu dengan pendekatan komparatif, Kareel akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa dibandingkan dengan Malaysia, pesantren di Indonesia melalui beberapa pembaharuan, tetapi tetap berusaha memberikan pendidikan Islam yang juga memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai dengan zamannya. Model Penelitian Kultur Pendidikan Islam Model penelitian Mastuhu Dari sudut metode, penelitian ini menggunakan pendekatan grounded research yang mendasarkan analisisnya pada data dan fakta yang ditemui di lapangan, jadi bukan melalui ide-ide yang ditetapkan sebelumnya. Model Penelitian Zamakhsyari Dhofier

Model penelitian Dhofier tergolong penelitian lapangan dengan menggunakan metode survey, pengamatan, wawancara, dan studi dokumentasi. Pembahasannya bersifat deskriptif, sedangkan analisisnya menggunakan pendekatan sosiologis.