BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara intensif dan terarah. Proses pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan dan menerapkan tingkat kecerdasan dan keterampilan peserta didik. Tahapan yang dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 yang terdiri dari KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) untuk membentuk karakter peserta didik aktif, kreatif, inovatif, dan profesional serta dilandasi dengan sikap religius. Proses pembelajaran dalam bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis (writing skills), dan keterampilan berbicara (speaking skills). Keempat keterampilan berbahasa ini, memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain secara beraneka ragam. Hal tersebut, sesuai dengan tahapan dalam keterampilan berbahasa, yang meliputi keterampilan menyimak, karena saat kita kecil hal yang pertama dilakukan yaitu menyimak atau mendengarkan walau hanya terbatas, kemudian keterampilan berbicara, dilanjutkan dengan keterampilan membaca dan menulis yang diajarkan di sekolah. Sehingga keterampilan meyimak merupakan satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Keterampilan menyimak selain bersifat reseptif, juga memiliki hubungan dengan proses-proses berpikir yang men-dasari bahasa. Dalam bahasa, seseorang akan mencerminkan pikirannya. Se-makin terampil dalam berbahasa, tingkat pemikirannya semakin bertambah dan luas wawasannya. Melatih keterampilan berbahasa pada menyimak penting dilakukan, karena untuk memahami informasi yang disimak perlu adanya pemahaman tertentu untuk mengolah isi pesan yang disampaikan. Menurut Tarigan (2008, 1

2 hlm. 31) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dua pendapat di atas, menunjukkan persamaan pada pemahaman dalam menangkap isi pesan yang disampaikan, secara mendalam dan mampu menafsirkan pesan tersebut dengan jelas. Sehingga, menyimak sangat dibutuhkan sebelum kita mampu berbicara, membaca dan menulis. Tanpa menyimak, kita tidak bisa memahami maksud pembicara dan sulit untuk berkomunikasi dalam hal menyampaikan informasiinformasi tentang ilmu pengetahuan. Akan tetapi, terdapat kecenderungan bahwa keterampilan menyimak masih kurang mendapat perhatian dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah. Fenomena tersebut, mengakibatkan para pendengar masih kurang terampil dalam menyimak disebabkan perhatian yang kurang terpusat serta gangguan-gangguan lain yang menjadikan kurangnya kemampuan menyimak. Selain itu, faktor motivasi dalam menyimak mempengaruhi keberhasilan peserta didik, karena apabila peserta didik percaya diri, optimis, dan analitis secara terus-menerus, kemampuan dalam keterampilan menyimaknya pun semakin meningkat dan unggul. Sehingga, pengajar dituntut untuk membantu peserta didik meningkatkan kemampuannya dalam keterampilan menyimak. Semakin baik kemampuan keterampilan menyimak, maka penerapan dalam kehidupan sehari-haripun mampu dijalani dengan lebih baik dan terarah. Sastra adalah salah satu bahan yang menunjang keberhasilan dalam keterampilan menyimak, karena sastra begitu penting dan berpengaruh dalam pembelajaran di sekolah. sastra juga memberikan dampak positif pada diri seorang pendidik, baik prosa, puisi maupun drama. dalam hal ini, penulis menyoroti salah satu karya sastra, yaitu drama. Hal tersebut dikarenakan drama lebih mudah dipetik nilai moralnya yang terkandung dalam ceritanya dan tinggi nilai pendidikannya. Drama juga, bisa dinikmati bukan hanya dari sisi dimensi seni lakonnya saja, akan tetapi drama bisa dinikmati, dipahami, dan dimegerti dari ciri genre sastra yang mengangkat aspek cerita dengan

3 melukiskan sifat dan sikap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam drama modern biasanya lebih kepada kreativitas individu masing-masing. Unsur cerita yang dihasilkan dari rekaan imajinatif pengarang inilah yang mencerminkan sebagai genre sastra. Di dalam cerita ditemukan peristiwa, alur/latar, penokohan dan perwatakan, serta konflik-konflik kemanusiaan. Semua itu merupakan unsur-unsur pembentukan cerita rekaan fiksional sebagai salah satu genre sastra. Di zaman modern, kita sudah bisa melihat pertunjukan drama dilayar monitor dan bisa menikmatinya sewaktu-waktu tanpa harus melihat pementasan secara langsung. Dalam pembelajaranpun drama dipentaskan di sekolah sekolah untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengekspresikan peran dipementasan. Peserta didik tentunya harus melewati tahap menyimak terlebih dahulu sebelum mengekspresikan lakon yang akan dia perankan. Menyimak alur dan peristiwa dalam drama perlu dilatih terus menerus untuk menghasilkan rangsangan yang baik kepada peserta didik. Fokus utama, yaitu pada tokoh yang terdapat dalam teks drama. Pengajar harus mampu memberikan model pembelajaran kepada peserta didik yang sesuai dengan materi serta merangsang daya kreatifitas peserta didik untuk menafsirkan isi drama secara jelas dan mampu dipahaminya. Untuk itu, penulis menggunakan model round table sebagai sarana pengembangan nalar peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian ten-tang pembelajaran menginterpretasi makna drama dengan berorientasi pada tokoh. Penelitian ini diwujudkan dalam judul Pembelajaran Menginterpretasi Makna Drama Berorientasi pada Tokoh dengan menggunakan model Round Table pada Peserta didik Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan titik tertentu yang memperlihatkan ditemukannya masalah penulis, dengan ditinjau dari sisi keilmuan serta sesuai dengan kebutuhan penulis. Berdasarkan latar belakang masalah

4 yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul, di antaranya: 1. kurangnya minat peserta didik dalam keterampilan menyimak; 2. peserta didik kesulitan dalam menafsirkan tokoh dalam drama, karena kurangnya motivasi dalam menyimak; dan 3. model yang digunakan dalam pembelajaran, terkadang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penulis dapat menyimpulkan bahwa mengidentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber informasi atau bacaan yang relevan dan memunculkan masalah-masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini. Meskipun identifikasi masalah ini sudah sering muncul dalam penelitian sebelumnya, akan tetapi penulis ingin memberikan suatu pemecahan masalah yang baru supaya terdapat perubahan yang lebih baik lagi dari penelitian sebelumnya. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah biasanya berupa pertanyaan tentang hubungan antara variabel-variabel yang akan dianalisis oleh peneliti. dalam hal ini, rumusan masalah dengan masalah memiliki perbedaan yang terlihat. Dalam hal ini, Sugiyono (2008, hlm. 55) masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sedangkan rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Hal tersebut ternyata keduanya memiliki kaitan erat antara rumusan masalah dan masalah, karena setiap rumusan masalah dalam penelitian harus didasarkan pada masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menginterpretasi makna drama berorientasi pada tokoh dengan menggunakan model round table di kelas XI SMAN 18 Bandung dengan tepat? 2. Mampukah peserta didik di kelas XI SMAN 18 Bandung menginterpretasi

5 makna drama berorientasi pada tokoh dengan tepat? 3. Efektifkah model round table digunakan dalam pembelajaran menginterpretasi makna drama berorientasi pada tokoh kepada peserta didik di kelas XI SMAN 18 Bandung dengan tepat? Demikianlah dapat disimpulkan bahwa masalah yang disampaikan penulis merupakan suatua bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya mengenai menginterpretasi makna dalam drama yang terfokus pada tokoh. Dengan adanya rumusan masalah ini dapat ditemukan solusi dalam proses memecahkan masalah tersebut. D. Tujuan Penelitian Berbagai kehidupan manusia pasti memiliki tujuan dan pencapaian masing-masing sebagai tolak ukur dalam mencapai suatu hal. Begitupun penulis dalam menyampaikan tujuan penelitian, adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan penulis. Tujuan penelitian bagi penulis merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil atau sesuatu hal yang diperoleh dalam sebuah penelitian. Menurut Creswell (2017, hlm. 171) tujuan penelitian kuantitatif meliputi variabel-variabel dalam penelitian dan hubungan antarvariabel tersebut, para partisipan, dan lokasi penelitian. Tujuan penelitian kuantitatif biasanya dimulai dengan mengidentifikasi variabel-variabel utamma dala penelitian (bebas, intervening, atau terikat) beserta model visualnya, lalu mencari dan menentukan bagaimana variabel-variabel itu akan diukur dan diamati. Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1. untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menginterpretasi makna drama berorientasi pada tokoh dengan menggunakan model roundtable pada peserta didik di kelas XI SMAN 18 Bandung dengan tepat; 2. untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas XI SMAN 18 Bandung dalam menginterpretasi makna drama berorientasi pada tokoh dengan tepat; dan 3. untuk mengetahui keefektifan model roundtable yang digunakan dalam

6 pembelajaran menginterpretasi makna drama berorientasi pada tokoh kepada peserta didik kelas XI SMAN 18 Bandung dengan tepat. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian merupakan rumusan tujuan yang mengungkapkan keinginan penulis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Sehingga tujuan penelitian harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan rumusan masalah dari hasil identifikasi masalah. E. Manfaat Penelitian Semoga penelitian yang dilakukan menjadi tahap awal dalam berkarya, memacu orang lain untuk melakukan penelitian yang lebih baik serta bermanfaat bagi orang-orang yang memerlukan. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk pihak-pihak yang membutuhkan referensi dalam karya ilmiahnya ataupun hal lainnya. 1. Bagi Penulis Penelitian ini sebagai wawasan dan pengalaman yang berharga bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan penulis menuju jenjang berikutnya. Penulis menginginkan ini sebagai acuan dirinya untuk terus meningkatkan kemampuannya serta membangun pemikiran intelektual yang lebih baik. Kemampuan penulis dalam hal ini, yaitu dalam merencanakan dan melaksanakan praktik penelitian di lapangan mengenai pembelajaran meng-interpretasi makna drama yang berorientasi pada tokoh dengan meng-gunakan model round table untuk selanjutnya ataupun ke depannya. Hal ini sebagai tolak ukur kemampuan penulis dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. 2. Bagi Peserta Didik Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menginterpretasi makna drama yang berorientasi pada tokoh dengan menggunakan model round table untuk meningkatkan kreatifitas dan pemahaman yang lebih baik dalam pembelajaran. Setelah penulis tahu tingkat kemampuan peserta didik dalam menginterpretasi drama yang berorientasi pada tokoh dengan

7 menggunakan model roundtable. Penulis ataupun peserta didik mampu mengembangkan model tersebut sebagai bahan untuk mengembangkan tingkat pemahaman peserta didik sekaligus mengaplikasikan model tersebut pada mata pelajaran lain. 3. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Apabila penulis menemukan tingkat keefektifan pada model roundtable bagi peserta didik. Hal tersebut bisa bermanfaat untuk menunjang mata pelajaran lain, menggunakan metode tersebut. Supaya peserta didik mampu menyerap pembelajaran secara keseluruhan dan meningkatkan pemahaman pada mata pelajaran lainnya. 4. Bagi Peneliti Lanjutan Penulis mengharapkan penelitian ini, sebagai penunjang untuk penelitian selanjutnya dengan meyumbangkan pemikiran, sebagai bahan referensi yang mendukung bagi penelitian berikutnya. Selain itu, memberikan informasi mengenai keefektifan model roundtable bagi kegiatan pembelajaran. 5. Bagi Sekolah dan Lembaga FKIP Hasil penelitian ini, diharapkan bisa menjadi bahan atau dokumen yang penting untuk meningkatkan pembelajaran di sekolah. penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan tingkatan kualitas pada kelembagaan khususnya dibidang pendidikan. F. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Sehingga penulis dapat melakukan pengukuran terhadap variabel yang di-bangun berdasarkan konsep yang sama. Dalam penelitian ini, istilahistilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang, atau suatu kelompok yang lebih besar untuk belajar dalam berbagai hal secara bertahap dan terarah.

8 2. Menginterpretasi adalah pemahaman secara penuh dengan menaf-sirkan suatu hal secara seksama. 3. Makna Drama adalah adegan yang menceritakan kehidupan manusia dengan menjunjung nilai dan norma yang disampaikan lewat alur dan peristiwa serta peran tokoh yang begitu penting dalam sebuah drama. serta lakon yang diperankan. 4. Berorientasi pada tokoh adalah menfokuskan pada peran suatu penokohan, yang nantinya tokoh tersebut tidak hanya satu atau dua, tetapi tokoh yang terlibat dalam drama yang ditampilkan. 5. Model roundtable merupakan model yang menerapkan pembelajaran dengan menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara bergiliran dalam kelompoknya. Berdasarkan hal tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran menginterpretasi makna drama mengarahkan peserta didik dalam mengerti dan memahami secara keseluruhan karya sastra drama yang terfokus pada tokoh dalam drama yang akan ditampilkan dalam bentuk media audio visual. Pembelajaran ini menekankan pada tugas kelompok atau tim. G. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi di dalamnya terdapat aturan dan tata cara dalam menyusun sebuah karya ilmiah, khususnya dalam hal penulisan skripsi. Selain itu, sistematika skripsi memuat gambaran mengenai isi keseluruhan pembahasan skripsi yang disusun oleh penulis. Pembahasan ini memudahkan pembaca untuk mengetahui dan menjadi bahan referensi dalam pembuatan struktur pada penulisan skripsi. Adapun sistematika skripsi ini sebagai berikut. Bab I Pendahuluan. Pada Bab ini, berisikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika skripsi. Berdasarkan keseluruhan yang dibahas dalam Bab ini diharapkan mampu membeikan gambaran secara menyeluruh mengenai awal penelitian serta skripsi yang akan disusun. Bab II Kajian teori dan kerangka pemikiran. Pada Bab ini terdapat beberapa subbab diantaranya kajian pustaka, komperatif penelitian terdahulu,

9 kerangka pemikiran, serta asumsi dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka dalam bab ini membahas tentang hasil studi pustaka penulis untuk melaksanakan penelitian. Selanjutnya, komperatif penelitian terdahulu memberikan gambaran kepada pembaca dan penulis tentang sesuatu yang dijadikan acuan dalam penyusunan penelitian dan skripsi ini. Dilanjutkan dengan asumsi dan hipotensi penulis mencantumkan anggapan dasar penelitian dan jawaban sementara dari penelitian yang dilakukan. Bab III Metode penelitian. Bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Bab ini berisi hal-hal berikut diantaranya, metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini membahas mengenai temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Bab V Simpulan dan saran. Bab ini menjadi bagian terakhir dalam skripsi ini yang berisikan simpulan yang harus menjawab rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Sedangkan saran merupakan rekomendasi yang ditujukkan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.