BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya seperti, pertanian dan industri. Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya mencapai 70% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh, sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Air dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air dapat dipakai sebagai pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan manfaat lainnya. Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air semakin meningkat. Hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan akan air yang menimbulkan masalah kualitas, yaitu menurunnya kualitas air karena meningkatnya limbah domestik dan industri. Semua orang memahami akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan, tetapi tidak semua orang berpikir dan bertindak secara bijak dalam menggunakan air tersebut. Ironisnya, terdapat kelompok masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih, sedangkan sekelompok masyarakat yang lainnya menggunakan air secara berlebih-lebihan Pemanfaatan air seharusnya diimbangi dengan upaya melestarikannya, sehingga sumber air akan lebih terjaga. Tindakan manusia yang juga menyebabkan kerusakan sumber air seperti membuang sampah ke sungai sehingga menghambat aliran sungai, membuang limbah pabrik ke sungai yang mengakibatkan pencemaran bahan-bahan berbahaya, dan lain sebagainya. 1
Faktor lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh dalam penurunan kualitas air. Rendahnya kualitas lingkungan sering mengakibatkan pada buruknya kualitas air baku. Disamping dipengaruhi oleh alam, kualitas lingkungan juga sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas manusia, bahan buangan akibat aktivitas manusia dan curah hujan. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang yang minum mampu hidup selama 2-3 minggu tanpa makan, tetapi hanya mampu bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002). Air minum yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku, jumlahnya semakin lama semakin berkurang sebagai dampak dari aktifitas manusia. Upaya pemenuhan kebutuhan air minum dapat dipenuhi dari airtanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Diantara ke tiga sumber air tersebut, airtanah yang paling banyak digunakan sebagai air minum, karena memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber air lainnya. Kualitas airtanah lebih baik,dan tidak mudah terpengaruh oleh pencemaran dibandingkan sumber air lainnya. Namun demikian airtanah pun tidak selalu memenuhi syarat kesehatan untuk air minum, karena sering ditemui mengandung zat-zat tertentu yang membahayakan kesehatan manusia. Air permukaan merupakan sumber air yang paling banyak digunakan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, sebelum didistribusikan ke rumah-rumah penduduk sebelumnya air permukaan diolah terlebih dahulu sesuai dengan kualitasnya. Agar sesuai dengan standar baku mutu untuk air minum. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengelolaan air permukaan sebagai sumber air bersih untuk air minum yaitu kurangnya kepedulian dari pihakpihak yang terkait, sehingga kualitas air yang didistribusikan tidak memenuhi standar. Salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang menggunakan sumber air dari jaringan perpipaan (PDAM) adalah Kota Kolaka. Kota Kolaka 2
memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara dengan topografi yang sangat kontras antara bagian barat dengan bagian Timur. Berdasarkan bentuk bentangalamnya (morfologinya) Kabupaten Kolaka dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah yaitu pedataran di bagian barat (bagian pesisir), bergelombang di bagian tengah dan pegunungan di bagian Timur. Ketiga bentuk bentang alam tersebut juga memanjang dari Utara Barat Laut ke Tenggara. Kondisi demikian tidak lepas dari proses pembentukan Pulau Sulawesi khususnya bagian timur yang berupa obduksi (tumbukan). Kondisi topografi yang demikian ini pula mengakibatkan banyak terdapat sungai kecil yang mengalir dari wilayah topografi perbukitan di Timur kewilayah pedataran di Barat. Pemanfaatan sungai ini dioptimalkan sebagai sumber air permukaan untuk memenuhi berbagai kepentingan, utamanya sebagai sumber air baku jaringan perpipaan. Saat ini PDAM dibutuhkan oleh masyarakat di Kota Kolaka untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Sumber air baku yang digunakan di daerah ini memiliki lokasi yang sangat strategis karena tidak berada jauh dari tempat pengolahan air minum. Namun seiring dengan pertambahan jumlah manusia yang mendiami daerah sekitar sumber air baku ini, maka daerah ini pun menjadi rentan terhadap kerusakan akibat aktivitas manusia seperti membuang sampah yang berujung pada menurunnya kualitas sumber air baku jaringan perpipaan (PDAM). Dampak dari perubahan lingkungan di daerah sumber air baku adalah menurunnya kualitas sumber air baku yang mempengaruhi kualitas air yang akan didistribusikan kepada pelanggan jika pada proses pengolahannya juga tidak maksimal dan juga berdampak negatif pada kesehatan masyarakat yang menjadi pelanggan PDAM. Keadaan lingkungan disekitar sumber air baku memiliki peran penting dalam menjaga kualitas sumber air baku. Oleh karena itu sangatlah penting untuk tetap mempertahankan keadaan lingkungan disekitar sumber air baku melalui pemanfaatan dan pengelolaan yang memperhatikan kaedah pelestariannya. Dengan demikian, degradasi lingkungan dapat diminimalisir. 3
1.2. Rumusan Masalah Pada dasarnya Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif (UU RI No: 7 tahun 2004, Pasal 10). Pada kenyataannya persentase penduduk miskin masih tinggi, sehingga kemampuan untuk mendapatkan akses kesarana penyediaan air minum yang memenuhi syarat masih terbatas. Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk memperoleh air bersih daripada masyarakat berpenghasilan tinggi. Hal ini menunjukkan ketidakadilan dalam mendapatkan akses pada air minum. Walaupun sudah terdapat program program air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan kebijakan yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Air minum perpipaan (PDAM) sebagai sumber air bersih yang paling ideal hingga saat ini baru dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia. Secara nasional, cakupan air perpipaan baru sekitar 17%, yang terdiri atas: 32% di wilayah perkotaan dan 6,4% di wilayah pedesaan. Pada umumnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) secara rata-rata nasional mempunyai kinerja yang belum memenuhi harapan,seperti: tingkat pelayanan yang rendah (32%), kehilangan air tinggi (41%), konsumsi air yang rendah (14 m3/bulan/rt). Biaya produksi bergantung dari sumber air baku yang digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menggunakan mataair sebagai sumber air baku, biaya produksinya rata-rata mencapai Rp 787 per m 3, dengan tarif rata-rata Rp 618 per m 3. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menggunakan mataair, sumur dalam, dan sungai sekaligus, biaya produksi rata-rata mencapai Rp 1.188 per m 3, dengan tarif ratarata Rp 1.112 per m 3 ;sedangkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang mengandalkan sungai sebagai sumber air baku, biaya produksi rata-rata mencapai Rp 1.665 per m 3, dengan tarif rata-rata Rp 1.175 per m 3 (PERPAMSI, 2003). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mandiri karena campur tangan 4
Pemerintah Daerah dalam sistem manajemen dan keuangan, yang cukup membebani Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sendiri. Pada beberapa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sudah dibentuk forum pelanggan (konsumen), namun perannya belum maksimal dan belum dapat menjadi mitra kerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang potensial. Salah satu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang perlu dikaji lebih lanjut adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka. Sumberdaya manusia pengelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka umumnya kurang profesional, dan pengawasan/akuntabilitas terhadap pengelolaan air minum masih lemah. Hal ini ditunjukkan oleh suatu kenyataan bahwa tidak semua sumber daya manusia tidak memahami kriteria/persyaratan air bersih untuk air minum. Di samping itu, belum ada sanksi untuk penyelenggara air minum yang tidak memberikan pelayanan sesuai dengan syarat yang ditentukan, serta masih lemahnya/kurang berfungsinya badan pengawas yang ada. Kualitas air yang diterima pelanggan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka, belum memenuhi persyaratan kualitas sebagai air minum. Air yang dialirkan tersebut bersumber dari air permukaan yaitu air sungai Sakuli yang tidak bisa langsung digunakan, baik untuk kegiatan dapur seperti memasak atau keperluan lainnya karena terlihat keruh dan bau. Padahal didalam peraturan sudah diisyaratkan bahwa yang dimaksud dengan air minum adalah air yang bisa dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu. Masyarakat tidak memahami akan hak-haknya untuk memperoleh air yang sesuai dengan persyaratan air minum, sehingga masyarakat sering menerima saja apa yang diterima dari penyedia air minum. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak pernah menginformasikan kualitas air minum yang disediakan untuk masyarakat. Sumber air bersih Sungai Sakuli ditunjukkan pada Gambar 1.1. 5
Gambar 1.1. Sumber Air Bersih Sungai Sakuli di Kec. Latambaga Pengelolaan lingkungan disekitar sumber air baku kurang terencana dengan baik sehingga mempengaruhi kualitas sumber air baku. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga mengabaikan pelayanan dan kepentingan pelanggan, keluhan pelanggan sering tidak ditanggapi dengan baik oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan pelanggan merasa tidak berdaya. Hal ini menunjukkan kedudukan antara konsumen dan produsen tidak setara. Apabila masyarakat dapat memperoleh air dengan kualitas sesuai untuk air minum, diperkirakan angka penyakit yang ditularkan atau yang berhubungan dengan air akan dapat berkurang sebesar 80%.Berdasarkan latar belakang dan fakta yang dijumpai di lapangan, maka penting dilakukan penelitian dengan judul Kajian Lingkungan Pengelolaan Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu dapat dirumuskan pertanyaan penelitian berikut ini. (1) Bagaimanakah kualitas sumber air baku dan kualitas air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Kolaka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya? (2) Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap kualitas air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)Kota Kolaka? (3) Bagaimanakah strategi pengelolaan sumber air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka? 6
1.3. Keaslian dan Batasan Penelitian Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu seperti yang disajikan dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu No Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Utama Metode Hasil 1. Bora, A. B., 2008 Kajian Sistem Pengelolaan Air Minum di Kab. Sumba Barat Beserta Kemungkinan Pengelolaannya Melalui Badan Layanan Umum 2. Amin, M. B. A., 2009 Simulasi Konsentrasi Sisa Klorin Pada Jaringan Distribusi Air Minum:: Studi Kasus Zona Air Minum Prima Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) KabupatenMagelang 3. Azis, W. O. A.2011 EvaluasiKualitas Dan Kuantitas Air Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Unit Kota Raha Sulawesi Tenggara Mengetahui kondisi kelayakan sistem jaringan pipa eksisting secara teknis pada jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sumba Barat dalam mengoptimalkan pelayanan air bersih. Mengevaluasi perilaku hidraulika dan konsentrasi sisa klorin di jaringan distribusi Secang melalui pemodelan dan simulasi komputer serta memperbaiki sistem klorinasi pada ZAMP agar konsentrasi sisa klorin yang tiba di tiap subzona pelayanan memenuhi standar kesehatan. 1. Menganalisakualit as air di PDAM Tirta Dharma sudah memenuhi syarat kesehatan 2. Mengevaluasi system penyediaan air dari sumber air baku hingga kekonsumen 3. Mengidentifikasi kebutuhan air bersih domestic pada kondisi existing 4. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas, kuantitas dan kontinuitas air PDAM 1. Analisis grafis 2. Wawancara dan survey 1. Pemodelan dan simulasi 2. Pemeriksaan laboratrium 1. Analisisgrafik 2. Analisisdeskript if 1. Kualitas pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Sumba Barat masih rendah disebabkan oleh karena belum beroperasinya jaringan air bersih. 2. Kemungkinan pengelolaan Badan Layanan Umum dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konsentrasi sisa klorin ditiap zona pelayanan ZAMP Magelang kurang dari konsentrasi minimal yang disyaratkan. 1. Terdapat parameter air di PDAM Tirta Dharma yang melewati standar yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/2002, yaitu pada parameter bakteriologis 2. Sistem penyediaan air dari sumber air baku hingga kekonsumen belum terlaksana dengan baik 3. Terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air di PDAM yang dipengaruhi oleh factor fisik, faktor biologi dan faktor sosial 4. Persepsi pelanggan terhadap kualitas air PDAM dirasakan memuaskan walaupun air kadang keruh pada musim hujan 7
Lanjutan Tabel 1.1 No Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Utama Metode Hasil 4. Dwi & Nahumarury, 2009 Pemantauan dan Pemeriksaan Sumber Air Bersih, Air Minum di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Piru Kabupaten Seram Bagian Barat Propinsi Maluku Untuk mengetahui sejauh mana kondisi sarana air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang sesuai dengan Permenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002 Metode Grab sampling (sesaat) Kualitas air bersih masih berada jauh dibawah batas syarat sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 5. Arifiani, dkk, 2007 Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten 6. Wahidah, 2010 Kajian Terhadap Kualitas Air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari Sulawesi Tenggara Untuk mengetahui kualitas sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) 1. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kendari. 2. Mengetahui kualitas air bersih Kota Kendari. Pemeriksaan laboratorium Analisis deskriptif kualitatif Analisis grafis Analisis SWOT 1. Parameter yang menjadi permasalahan dalam IPA Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Klaten IKK Prambanan adalah bau, kekeruhan, warna, besi, dan mangan. 2. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan unit aerasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi yang efektif dalam menurunkan kadar dari parameter tersebut. Turunnya kualitas air minum Kota Kendari akibat rusaknya kondisi lingkungan sumber air baku akibat curah hujan dan aktifitas manusia 7. Vera Yunita Latuanda, 2011 Kajian Lingkungan Pengelolaan Air Bersih PDAM Kota Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara 1. mengkaji kualitas sumber air bersih dan kualitas air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; 2. merumuskan strategi pengelolaan sumber air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka. 1. Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif 2. Purposive sampling 3. Kuesioner 4. Analisis laboratorium 5. survey 1. Kualitas sumber air bersih pada bagian intake terdapat beberapa parameter melewati batas baku mutu, yaitu konsentrasi Fe, E. Coli dan Total Coliform. Kualitas air bersih yang telah diuji diketahui ada beberapa parameter yang melewati batas baku mutu yaitu parameter rasa dan bau 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sumber air bersih dan air bersih yaitu faktor fisik faktor biologi dan faktor sosial ekonomi. 3. Strategi pengelolaan yang digunakan Normalisasi wilayah sungai Pengawasan terhadap kawasan hutan Manajemen perencanaan, sistem pelayanan, dan pemberdayaan sumber daya manusia secara profesional Sumber: Telaah Pustaka dan Perumusan, 2011 8
Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu mengkaji kualitas air bersih PDAM mulai dari sumbernya hingga pada saat pendistribusian ke rumah-rumah penduduk dengan pemeriksaan laboratorium dan mengetahui persepsi masyarakat tentang kualitas air PDAM dengan menggunakan metode wawancara dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu pada daerah penelitian dan analisis kualitas air bersih PDAM dengan cara deskriptif kuantitatif. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji kualitas sumber air bersih dan kualitas air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; (2) mengkaji persepsi masyarakat terhadap kualitas air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; dan (3) merumuskan strategi pengelolaan sumber air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka. 1.5. Manfaat Penelitian Merujuk pada tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini sekurangkurangnya diharapkan dapat memberikan manfaat, seperti yang diuraikan berikut ini. (1) Manfaat teoritis, diharapkan mampu memperkaya konsep atau teori yang mendukung cara-cara atau pun strategi dalam pengelolaan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). (2) Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi di Perusahaan Daerah Air Minum 9
(PDAM) Kota Kolaka,dan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kolaka, maka dapat diberikan masukan berupa cara-cara menangani permasalahan tersebut. 10