BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1. Arsitektur Perilaku Setiap orang pasti merasakan ketakutan tertentu secara psikologis mengenai hal yang berkenaan dengan Rumah Sakit. Hal ini dikarenakan kita takut akan penyakit yang diderita yang pada gilirannya menimbulkan ketakutan pada Rumah Sakit. Pendekatan perancangan yang dipergunakan untuk merancang Rumah Sakit Ibu dan Anak ini adalah Behaviourists, yang mementingkan perilaku manusia selaku pengguna bangunan ini agar merasa nyaman dan dapat melakukan prosedur kesehatan Rumah Sakit dengan senang hati. 3.1.1. Definisi Arsitektur Perilaku Arsitektur berwawasan perilaku, berasal dari kata : Arsitektur : arsitektur adalah ruang fisik untuk aktifitas manusia yang memungkinkan pergerakan manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang menciptakan tekanan antara ruang dalam bangunan dan ruang luar, namun bentuk arsitektur juga ada karena persepsi dan imajinasi manusia. (Joy Marcella Laurens, arsitektur dan perilaku manusia) Perilaku/karakteristik Cara bertindak/tindakan yang berupa tanggapan terhadap lingkungan ia berada (kamus besar bahasa Indonesia, Depdikbud, balai pustaka. 1991) Tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (ibid) Orang yang tengah bergerak, dengan sesuatu yang dikerjakan dengan orang-orang untuk mengobrol dan berhubungan satu sama lain (Heimsath, Clovis, AA, Arsitektur dari segi perilaku. Intermata hal.3) Suatu kesadaran akan struktur sosial dari orang-orang, suatu gerakan bersama secara dinamika dalam waktu (ibid) Jadi secara keseluruhan arsitektur perilaku dapat diartikan sebagai suatu lingkungan binaan yang diciptakan oleh manusia sebagai tempat untuk melakukan aktivitasnya dengan mempertimbangkan segala aspek dari tindakan atau reaksi dari manusia itu sendiri menurut pola pikir atau persepsi manusia selaku pemakai (Setiawan. B & Haryadi, Arsitektur Lingkungan dan Perilaku) Ahmad Hudaya - 41206110016 Page 27
Sehubungan dengan pengertian di atas maka Arsitektur Perilaku tersebut membahas tentang hubungan antara tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pembahasan psikologis yang secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dengan lingkungan. Dalam hal ini penyesuaian dilakukan terhadap perilaku Ibu dan Anak dengan lingkungan. Penyesuaian antara tingkah laku pemakai dengan lingkungannya terbagi dua yaitu perubahan tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan dan perubahan lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku. Perubahan tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan didukung oleh adanya sifat manusia yang mampu belajar dari pengalaman dan dapat dilakukan secara bertahap. Jadi manusia bisa dididik, dilatih, atau belajar sendiri untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya yang masih asing sedangkan perubahan lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku, terjadi dimana manusia selalu berusaha untuk merekayasa lingkungan agar sesuai kondisi dirinya. Dalam mendesain lingkungan ada dua unsur yaitu : kelayakan huni (habitality) dan alternatif desain. 3.1.2. Pertimbangan Pemilihan Tema Penulisan tema didasarkan oleh kondisi dari psikologis Ibu hamil dan melahirkan, mengingat kesehatan fisik, mental/psikis, dan perilaku, saling terkait bagi kesembuhan pasien. Salah satu pemicu munculnya penyakit sering dialami pasien rumah sakit adalah stress. Tiga gejala yang dapat dilihat dari ibu hamil dan melahirkan sebagai pasien rumah sakit yaitu terganggunya kesehatan fisik, mental dan perilaku yang ditunjukan pasien. Stres pasien atau terganggunya kesehatan mental pasien dapat disebabkan oleh penyakit itu sendiri dan lingkungan sosial-fisik pasien. Penyakit pada ibu hamil dan melahirkan seperti kelelahan, cedera/jatuh/pendarahan, hypertensi, mual/muntah, nyeri kepala, dan sebagainya dapat menjadi pemicu stres ibu hamil/melahirkan. Sedangkan lingkungan sosial-fisik pasien yang dapat menyebabkan pasien/ibu stres adalah zat-zat berbahaya, dan terganggunya kedekatan pasien dengan anggota keluarga. maka pendekatan perilaku merupakan hal yang penting dilakukan dalam menyusun kriteria perancangan melengkapi standar ruang pelayanan medik kebidanan yang ada. Ahmad Hudaya - 41206110016 Page 28
3.2. Kajian Tema Arsitektur Perilaku 3.2.1. Perilaku Sebagai Suatu Pendekatan Pendekatan perilaku menekankan keterkaitan yang dialektik antara ruang dengan manusia yang memanfaatkan atau menghuni ruang tersebut. Pendekatan ini menekankan perlunya memahami perilaku manusia atau masyarakat yang berbeda-beda di setiap daerah dari aspek norma, kultur, dan psikologis masyarakat. Dengan perbedaan tersebut maka akan tercapai konsep ruang dengan wujud ruang yang berbeda sesuai dengan pemakai/pengguna ruang tersebut. 3.2.2. Psikologi Sosial Manusia Psikologi merupakan suatu bidang ilmu kejiwaan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu pada lingkungan sosialnya. Yang dimaksud dengan psikologi manusia adalah ilmu yang mempermasalahkan mengenai tingkah laku dan proses yang terjadi tentang tingkah laku tersebut. Maka psikologi selalu berbicara tentang kepribadian manusia. Menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, manusia sebagai objek yang paling penting dalam suatu lingkungan binaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: cenderung untuk selalu mengerti dan bereaksi dengan lingkungannya. Senang untuk mengetahui dan membagi pengetahuannya dengan orang lain dan selalu kebingungan pada saat tidak memiliki pedoman yang jelas. Kecenderungan ini merupakan akibat dari adanya proses psikologi yang terjadi pada setiap individu dalam interaksinya dengan lingkungannya. Pada lingkungan binaan tersebut manusia memiliki perilaku tertentu karena didasarkan pada kebutuhan hidup. 3.3. Arsitektur Untuk Manusia Arsitektur untuk manusia atau arsitektur yang manusiawi membahas bangunan yang berguna untuk manusia dan dirancang untuk manusia. Hal ini berhubungan dengan : Kebutuhan akan ruang Ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegiatan dan dikelompokkan dengan ruang-ruang lain dan disesuaikan dengan aturan-aturan yang memenuhi kebutuhan, nilai dan keinginan suatu kelompok Ahmad Hudaya - 41206110016 Page 29
Waktu Pada ruang yang sama secara temporal terjadi beberapa kegiatan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan karena manusia pengguna ruang memiliki ritme kegiatan yang berbeda. Hal ini sangat penting karena menyangkut optimalisasi penggunaan ruang serta berkaitan dengan kepadatan yang akan terjadi pada space/ruang tempat kegiatan. Arti Makna biasanya diwujudkan dalam bentuk warna, detail, tanda-tanda, dekoratif, dan bentuk yang disebut sebagai aspek eikonic dari lingkungan binaan. Unsurunsur ini bisa saja menjadi satu dengan organisasi ruang atau terpisah. Komunikasi Mempunyai makna-makna tertentu yang dimaksudkan sebagai media komunikasi antar penghuni ruang ataupun yang bukan penghuni ruang tersebut. 3.4. Kaitan Tema dengan Proyek Rumah sakit ibu dan anak merupakan bangunan yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu dan anak baik secara fisik maupun psikis sehingga kehadiran tema arsitektur perilaku diharapkan dapat membantu pemulihan ibu dan anak dengan menghadirkan suasana bangunan yang nyaman dan bersahabat bagi mereka sehingga ibu dan anak dapat menjalankan kembali fungsi sosial mereka seperti sedia kala. 3.5. Ruang untuk mengurangi tingkat stress Menurut Carpman (1998) dalam interaksinya dengan lingkungan, pasien membutuhkan beberapa faktor seperti : 1. Aksesbilitas (wayfinding) yaitu kemudahan pasien/penunggu dalam menemukan orientasi dalam pergerakannya, seperti : - Adanya petunjuk pada sirkulasi berupa tanda, grafis, tulisan - Desain pencapaian yang baik (sirkulasi yang tidak simpang siur, kemudahan mendapatkan akses/pintu keluar masuk) - Kemudahaan mendapatkan informasi 2. Kenyamanan pengguna (physical comfort) Pengalaman individu terhadap lingkungannya dipengaruhi kenyamanan seperti : Ahmad Hudaya - 41206110016 Page 30
- Tingkat kebisingan, misalnya; perletakan rawat inap dekat dengan hall akan menimbulkan kebisingan tersendiri, meminimalkan gaung/bising - Suhu (panas dan dingin udara untuk pasien/staff/penunggu) - Pencahayaan, misalnya; siang hari menggunakan pencahayaan alami, malam hari menggunakan buatan dan untuk ruang operasi/persalinan, pengurangan silau pada ruang bayi - Kenyamanan dari perletakan perabot, misalnya : perletakan tempat tidur dengan kursi pada ruang tunggu akan mempengaruhi pergerakan pasien/penunggu, memudahkan pergerakan pasien saat keadaan bahaya/ingin keluar dari toilet dan tempat tidur. 3. Privasi dan teritori social (privacy and social territory) Salah satu kebutuhan pasien/penunggu adalah kemampuan mereka dalam mengatur jumlah/mengontrol interaksi social antara mereka. Criteria desain seperti : - Penggunaan trapestry/kain pembatas antar tempat tidur - Memperhatikan privasi social, privasi akustik, kontak social - Terdapat alat pengalih perhatian namun juga terkendali seperti : TV, majalah, barang seni 4. Makna simbolis (symbolic meaning) Hal ini akan mempengaruhi indera pasien/penunggu, misalnya : penciuman, pendengaran, penglihatan seperti : - Lingkungan fisik/elemen ruang/bangunan mewakili lingkungan perawatan, bersih, terawat. Ahmad Hudaya - 41206110016 Page 31