PENYELENGGARAAN PEKAN RAYA DAN PAMERAN INDONESIA PEKAN RAYA DAN PAMERAN INDONESIA. PENYELENGGARAAN.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BADAN MUSYAWARAH PENGUSAHA NASIONAL SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BADAN MUSYAWARAH PENGUSAHA NASIONAL SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243 TAHUN 1961 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS

Membaca: Surat Menteri Penerangan tanggal 14 April 1967 No. 69/SM/67 perihal Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Dewan Pers;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN DEWAN PENASEHAT PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG. Nomor: 10 TAHUN 1968 (10/1968) Tanggal: 25 OKTOBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/54; TLN NO. 2861

PERPRES 37/1964, PEMBENTUKAN LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL... Bentuk: PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) PEMBENTUKAN LEMBAGA PERTAHANAN NASIONAL

ORGANISASI PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 1960 Tanggal 28 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS ASURANSI JIWA (G.P.S.)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

KEADAAN TERTIB SIPIL (Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun 1962 Tanggal 28 Desember 1962) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1980 TENTANG BADAN KOORDINASI ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS ASURANSI KERUGIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 237 TAHUN 1961 TENTANG SUSUNAN, WEWENANG DAN TUGAS KEWAJIBAN DEWAN PENEMPATAN SARJANA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERTEKSTILAN. Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TIMUR PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA. JAWA TIMUR. PENDIRIAN.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KEBIJAKSANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN NASIONAL

UU 13/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LUWU UTARA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1999 (13/1999)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140 TAHUN 1961 TENTANG PENYALURAN BARANG-BARANG DAN BAHAN-BAHAN POKOK KEPERLUAN RAKYAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1966 TENTANG OTORITAS JALAN RAYA JAGORAWI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1960 TENTANG SUSUNAN DEWAN MARITIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKRETARIAT DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG-ROYONG. SEKRETARIAT DAERAH.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA KALIMANTAN TENGAH

UU 13/1961, KETENTUAN KETENTUAN POKOK KEPOLISIAN... Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1961 (13/1961)

UU 6/1995, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KENDARI PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM INDUSTRI MESIN DAN ALAT LISTRIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 123 TAHUN 1961 (123/1961) 17 APRIL 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/147

GARIS-GARIS BESAR DARI PADA HALUAN NEGARA (Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1960 Tanggal 29 Januari 1960) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1959 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 16/1999, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 16 TAHUN 1999 (16/1999)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1961 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEPOLISIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERIKANAN NEGARA MALUKU. Presiden Republik Indonesia,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 10 TAHUN 1961 (10/1961) Tanggal: 10 MEI 1961 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1963 TENTANG PINJAMAN OBLIGASI OLEH BANK/PERUSAHAAN/BADAN PEMERINTAH MAUPUN SWASTA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TERNATE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1982 TENTANG DEWAN GULA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LUWU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 11 TAHUN 1999 (11/1999) TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TERNATE

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1980 TENTANG BADAN KOORDINASI ENERGI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1962 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI APARATUR PEMERINTAHAN NEGARA PADA TINGKAT TERTINGGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II DUMAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1968 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1965 TENTANG PENGANGKUTAN KEBUTUHAN DAN HASIL-HASIL PERUSAHAAN INDUSTRI DAN TAMBANG NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1962 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS BANGUNAN

PEMBENTUKAN BADAN PIMPINAN UMUM PERHUBUNGAN UDARA BADAN PIMPINAN UMUM. PERHUBUNGAN UDARA. PEMBENTUKAN.

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 5 TAHUN 1969 (5/1969) Tanggal: 5 JULI 1969 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "SARI HUSADA" Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Pasal 6 Penetapan Presiden No. 4 tahun 1960 tentang Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong;

PEMBENTUKAN BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2003 TENTANG DEWAN GULA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1963 TENTANG TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1972 (3/1972) Tanggal: 28 JULI 1972 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOALEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA BIMA DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : Bahwa perlu disempurnakan usaha-usaha untuk menjamin keamanan di daerahdaerah di mana berlaku Peraturan S.O.B.;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA BIMA DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG EMAS CIKOTOK. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD DI PROVINSI SULAWESI UTARA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1975 (3/1975) Tanggal: 27 AGUSTUS 1975 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1964 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS PERKEBUNAN BESAR

Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1968 (4/1968) Tanggal:29 JUNI 1968 (JAKARTA)

PERPRES 31/1964, BADAN EKONOMI DAN KEUANGAN... Bentuk: PERATURAN PRESIDEN (PERPRES)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA PARIAMAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA PARIAMAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU 9/1996, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 9 TAHUN 1996 (9/1996)

RGS Mitra 1 of 7 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 6/1995, PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KENDARI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 6 TAHUN 1995 (6/1995)

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD DI PROVINSI SULAWESI UTARA

Transkripsi:

Bentuk: Oleh: PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 6 TAHUN 1961 (6/1961) Tanggal: 20 APRIL 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/164; TLN NO. 2227 Tentang: Indeks: PENYELENGGARAAN PEKAN RAYA DAN PAMERAN INDONESIA PEKAN RAYA DAN PAMERAN INDONESIA. PENYELENGGARAAN. Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa perlu mencari bentuk-bentuk usaha guna memperlancar dan menyempurnakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pelaksanaan program pembangunan semesta dengan sebaik-baiknya serta membangkitkan perhatian, minat dan daya cipta di kalangan segala lapisan masyarakat guna kemajuan dalam bidang pembangunan; b. bahwa penyelenggaraan pameran-pameran serta pekan raya yang mempertunjukkan usaha-usaha dan hasil-hasil pembangunan dalam pengertian yang seluas-luasnya adalah suatu cara yang sebaik-baiknya dan telah pula bersifat tradisional di seluruh dunia; c. bahwa, dalam ekonomi terpimpin dan demokrasi terpimpin pekan-pekan raya dan pameran-pameran tersebut harus diselenggarakan secara teratur dan berencana, setidak-tidaknya di bawah pengawasan Pemerintah; d. bahwa sesuai dengan Manifesto Politik Republik Indonesia 17 Agustus 1959 dalam penyelenggaraan tersebut dapat diikutsertakan golongangolongan kekuatan masyarakat dan modal nasional yang progresif; e. bahwa untuk itu perlu diadakan suatu peraturan tentang penyelenggaraan Pekan Raya dan Pameran; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959; 3. Ketetapan-ketetapan M.P.R.S. Nomor I/MPRS/1960 dan Nomor II/MPRS/1960;

4. Undang-undang Nomor 10 Prp Tahun 1960 (Lembaran Negara tahun 1960 Nomor 31); Mendengar : Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 21 Pebruari 1961; Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN RAYA DAN PAMERAN INDONESIA. BAB I UMUM Jenis Pekan Raya dan Pameran. Pasal 1 (1) Yang dimaksudkan dengan Pekan Raya/Pameran Internasional ialah suatu Pekan Raya/Pameran yang mempertunjukkan usaha-usaha dan hasil-hasil serta kemajuan-kemajuan dalam bidang pembangunan yang dapat diikuti oleh semua negara yang mempunyai minat yang meliputi negara masingmasing. (2) Yang dimaksud dengan Pekan Raya/Pameran Nasional ialah suatu Pekan Raya/Pameran yang mempertunjukkan usaha-usaha dan hasil-hasil serta kemajuan-kemajuan dalam bidang pembangunan di Indonesia dengan kemungkinan ikut sertanya negara-negara asing secara terbatas, sekedar sebagai bahan percontohan dan perbandingan. (3) Yang dimaksudkan dengan Pekan Raya/Pameran Lokal ialah Pekan Raya/Pameran yang mempertunjukkan usaha-usaha dan hasil-hasil serta kemajuan-kemajuan dalam bidang pembangunan daerah-daerah di Indonesia. (4) Yang dimaksudkan dengan Pembangunan dalam Peraturan ini ialah kegiatan-kegiatan yang termaksud dalam bidang-bidang pembangunan, produksi dan distribusi dari negara Republik Indonesia. BAB II Penyelenggaraan Pekan Raya Pasal 2

Sebagai salah satu usaha untuk mendorong dan memupuk kegiatan-kegiatan dalam bidang pembangunan diadakan Pekan Raya dan Pameran Pembangunan secara berkala. Pasal 3 Pekan Raya atau Pameran Internasional diselenggarakan oleh Lembaga Pameran dan Pekan Raya Indonesia (Leppri) yang pembentukkannya diatur dalam Pasal 9 peraturan ini, sekali dalam dua tahun bertempat di Jakarta dengan persetujuan Menteri Pembangunan. Pasal 4 Pekan Raya atau Pameran Nasional diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah setelah mendengar pertimbangan Menteri Pembangunan bertempat di ibukota Daerah Tingkat I atau tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah yang bersangkutan dengan bantuan dan pengawasan Leppri. Pasal 5 Pekan Raya atau Pameran Lokal diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II dengan persetujuan dan di bawah pengawasan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan atau wakilnya di ibu kota daerah Tingkat II atau tempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Pasal 6 Pameran Nasional dapat diselenggarakan di luar negeri, oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara yang bersangkutan dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk dari Departemen Penerangan yang mengatur koordinasi dalam turut sertanya instansi-instansi Pemerintah dengan bantuan Leppri. Pasal 7 Negara asing dapat menyelenggarakan Pameran Pembangunan di Indonesia dengan pengawasan Leppri setelah mendapat persetujuan dari Menteri Pembangunan. Pasal 8. Pameran yang bersifat khusus dapat diselenggarakan oleh instansi atau badan/perusahaan yang berkepentingan dengan persetujuan Departemen yang bersangkutan. BAB III Lembaga Pameran dan Pekan Raya Indonesia

Pasal 9 Untuk menentukan garis-garis kebijaksanaan dan pedoman dalam penyelenggaraan Pekan Raya dan Pameran Pembangunan dibentuk suatu badan yang bernama Lembaga Pameran Pekan Raya Indonesia (Leppri). Pasal 10 Leppri memberi pertimbangan kepada Pemerintah mengenai kebijaksanaan dalam lapangan Pameran dan Pekan Raya Pembangunan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam Manifesto Politik dan Pola Pembangunan Semesta Berencana, c.q. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Nomor I dan II Tahun 1960. Pasal 11 Leppri merupakan aparatur Pemerintah yang mempunyai Dewan Pengurus yang susunannya adalah sebagai berikut: 1. Wakil dari Menteri Pembangunan- sebagai Ketua, merangkap anggota; 2. Wakil dari Menteri Distribusi - sebagai Wakil Ketua I merangkap anggota; 3. Wakil dari Menteri Produksi - sebagai Wakil Ketua II merangkap anggota; 4. Wakil dari Menteri Keuangan - sebagai Wakil Ketua III merangkap anggota; 5. Gubernur Kepala Daerah Ting - sebagai Wakil Ketua IV kat I Jakarta Raya atau wakilnya merangkap anggota; 6. Wakil dari Menteri Pertanian - sebagai anggota; 7. Wakil dari Menteri Perindustrian Dasar/ Pertambangan - sebagai anggota; 8. Wakil dari Menteri Perindustrian Rakyat - sebagai anggota; 9. Wakil Dari Menteri Perdagangan- sebagai anggota; 10. Wakil dari Menteri Luar Negeri- sebagai anggota; 11. Wakil dari Menteri Pendidikan Pengetahuan dan Kebudayaan - sebagai anggota; 12. Wakil dari Menteri Penerangan - sebagai anggota; 13. Wakil dari Staf Penguasa Perang Tertinggi - sebagai anggota; 14. Wakil dari Lembaga Alat-alat Pembayaran Luar Negeri - sebagai anggota; 15. Wakil dari golongan Karya Pertanian - sebagai anggota;

16. Wakil dari Golongan Karya Perikanan - sebagai anggota; 17. Wakil dari golongan Karya Peternakan - sebagai anggota; 18. Wakil-wakil dari dunia Perusahaan dan Perdagangan Swasta yang organisasinya mendapat pengakuan dari Pemerintah - sebagai anggota; 19. Wakil-wakil dari Perusahaan Negara - sebagai anggota; 20. Wakil Dewan Tourisme - sebagai anggota. Pasal 12 (1) Anggota-anggota Leppri diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Pembangunan atas usul Menteri-menteri atau Instansi- Instansi yang bersangkutan. (2) Apabila dianggap perlu Menteri Pembangunan dapat menambah jumlah anggota Dewan Pengurus tersebut menurut kebutuhan. Pasal 13 Leppri mempunyai Sekretariat tetap yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang diangkat oleh Menteri Pembangunan. Pasal 14 Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga termasuk keuangan dari Leppri disahkan oleh Menteri Pembangunan. Pasal 15 Leppri dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Menteri Pembangunan. Pasal 16 Leppri mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pekan Raya dan Pameran serta memberi petunjuk-petunjuk seperlunya. Pasal 17 (1) Untuk menyelenggarakan Pekan Raya/Pameran Nasional dan/atau Lokal Pemerintah Daerah Tingkat I atau Daerah Tingkat II dapat membentuk suatu badan penyelenggara yang bersifat tetap yang susunannya sedapat mungkin disesuaikan dengan Leppri dipimpin oleh Kepala Daerah atau wakilnya. (2) Badan tersebut dalam ayat (1) pasal ini bertindak juga sebagai badan penasehat dan pembantu dari Kepala Daerah dalam urusan Pekan Raya dan Pameran Pembangunan.

BAB IV Keuangan Leppri Pasal 18 Leppri memperoleh keuangan : 1. berupa bantuan dari Pemerintah; 2. menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar yang disahkan oleh Menteri Pembangunan. BAB V LAIN-LAIN Pasal 19 (1) Ketentuan-ketentuan lain yang dianggap-perlu dan hal-hal yang berhubungan dengan tugas dan wewenang Leprri yang belum diatur dalam Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Pembangunan. (2) Peraturan-peraturan mengenai persoalan yang sama yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan ini dan dianggap batal, apabila bertentangan. Pasal 20 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 April 1961 PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJUANDA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 April 1961 PEJABAT SEKRETARIS NEGARA SANTOSO PENJELASAN

ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 1961 tentang PENYELENGGARAAN PEKAN RAYA DAN PAMERAN INDONESIA UMUM. Disamping adanya perencanaan yang sebaik-baiknya yang dituangkan dalam suatu Pola Pembangunan serta persiapan-persiapan mengenai pelaksanaan yang serapi-rapinya, maka salah satu unsur yang tidak boleh diabaikan dalam rangka pembangunan ini ialah usaha-usaha yang akan memberi peneranganpenerangan incentive serta dorongan dan pemupukan minat dan mengisi jiwa pembangunan kepada masyarakat. Salah satu bentuk usaha untuk mencapai maksud itu ialah penyelenggaraan Pameran-pameran dan Pekan Raya Pembangunan. Adapun yang dimaksud dengan istilah Pembangunan disini ialah seperti tercantum dalam pasal 1 ayat (4) peraturan ini ialah semua kegiatan yang masuk bidang-bidang tugas Menteri Pembangunan, Menteri Produksi dan Menteri Distribusi. Berbeda dengan maksud-maksud yang dijalankan oleh Negara- negara yang taraf pembangunannya sudah maju, dimana Pameran dan Pekan Raya itu tujuan yang terutama ialah untuk mencari pasaran bagi hasil-hasil produksi jadi komersiil, maka bagi Indonesia terutama untuk maksud-maksud mendorong dan memupuk jiwa pembangunan dan memajukan sepesat-pesatnya dengan memperbandingkannya dengan negara asing serta mempetunjukkan kepada masyarakat betapa pentingnya sesuatu proyek tertentu. Oleh karena itu maka dianggap setepatnya menempatkan Pameran-pameran dan Pekan Raya Industri dibawah kompetensi Menteri Pembangunan dengan tidak mengurangi syarat gotong-royong dan penyertaan dari Menteri-menteri yang lain. Sesuai dengan garis-garis besar dan haluan Negara yang digariskan dalam Manifesto Politik dan yang khusus mengenai pembangunan yang digariskan dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana, yang kedua-keduanya disahkan dengan Ketetapan- ketetapan MPRS. No. I dan II tahun 1960, maka penyelenggaraannya ada ditangan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah. Agar supaya usaha tersebut berjalan dengan intensif dan sebaik-baiknya, maka untuk maksud tersebut dibentuk suatu badan khusus dengan nama Lembaga Pameran dan Pekan Raya Indonesia yang juga berstatus sebagai pembantu dan penasihat Pemerintah untuk masalah tersebut.

PASAL DEMI PASAL Cukup jelas. -------------------------------- CATATAN Kutipan: LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1961 YANG TELAH DICETAK ULANG