Sekolah Menengah Kejuruan Kesenian Tradisional di Jakarta Varda Amina ( L2B ) BAB I PENDAHULUAN NO PROPINSI KERJA PT NUNGGU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

BAB I PENDAHULUAN Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan transportasi meningkat dengan pesat sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDAN FLIGHT ACADEMY BAB 1 PENDAHULUAN

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan perekonomian akan turut meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pangkalan Pedaratan Ikan Tambak Mulyo, Semarang TA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

2. TUJUAN DAN SASARAN

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rest Area KM 22 Jalan Tol Semarang - Solo Jovi Permata Anggriawan (L2B008052) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

1. Bab I Pendahuluan Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT PELATIHAN BASKET KLUB SAHABAT SEMARANG BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN TA Latar Belakang PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN SUNGAI GAJAH WONG DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Waterpark di Kawasan Rawa Pening Kab. Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fransiskus Hamonangan-L2B Co-Housing Di Kota Semarang 2013

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

PAVILIUN GARUDA II RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Institut Seni Indonesia di Semarang

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 PAUD DAN SD ALAM DI SEMARANG TUGAS AKHIR 115 ALIZA MELINDA (L2B ) 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Undip Sumber : BAPSI Undip

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Komposisi Penduduk DKI Jakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

Apartemen di Kawasan Bekasi Kota

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LP3A TA PERIODE 127/49 TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN DEMAK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalsasi, era persaingan bebas membawa peluang sekaligus tantangan bagi bangsa dan negara Indonesia. Untuk dapat bertahan dan bersaing dalam era globalisasi ini dibutuhkan tenaga terampil tingkat menengah dengan keahlian yang sesuai dengan standar profesi. Hal ini mau tidak mau memaksa terjadinya pergeseran terhadap paradigma belajar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagaimana tertuang dalam situs kemendiknas bahwa tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi (http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/). Secara khusus hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi sekolah kejuruan yang diberikan tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil ini. Peluang untuk menghapus anggapan yang berkembang selama ini yang menganggap sekolah kejuruan sebagai pilihan kedua jika dibandingkan dengan sekolah umum. Peluang ini sekaligus menjadi tantangan yang harus dijawab dengan peningkatan kualitas sekolah kejuruan itu dari berbagai sisi yang nanti outputnya berupa lulusan yang berkualitas. Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali lulusannya dengan dengan kualifikasi keahlian standar, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. SMK adalah sekolah yang mencetak tenaga kerja tingkat menengah yang ditujukan pada kebutuhan pasar kerja, dunia usaha/dunia industri. Berikut adalah tabel keterserapan lulusan SMK tahun 2010 per Desember 2010 di Indonesia : Tabel 1.1 Keterserapan Lulusan SMK Tahun 2010 per Desember 2010 di Indonesia NO PROPINSI KERJA PT NUNGGU 1 D.K.I. JAKARTA 83% 10% 7% 2 JAWA BARAT 85% 11% 4% 3 JAWA TENGAH 86% 9% 5% 4 D.I. YOGYAKARTA 87% 12% 1% 5 JAWA TIMUR 83% 12% 5% Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta 1

Berdasarkan hal diatas, seharusnya sekolah kejuruan menjadi primadona dalam dunia pendidikan nasional, namun pada kenyataannya yang terjadi adalah hingga saat ini sekolah kejuruan masih dianggap sebelah mata, masih kalah pamor jika dibandingkan dengan sekolah umum. Salah satu hal dasar penentu kualitas lulusan adalah kualitas SDM. Dengan pamor sekolah kejuruan saat ini yang dianggap masih kalah jika dibandingkan dengan sekolah umum menjadikan sekolah kejuruan menjadi pilihan kedua, sehingga merupakan hal yang sulit untuk menjawab tuntutan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Untuk merubah hal tersebut, merubah pandangan mengenai sekolah kejuruan sebagai pilihan kedua, meningkatkan minat para pelajar untuk memilih sekolah kejuruan, diperlukan peningkatan dari dalam sekolah kejuruan itu sendiri Selain itu tingkat pengangguran yang tinggi juga merupakan permasalahan yang sudah tidak asing lagi di jakarta. Presentase siswa SMA yang tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi menambah jumlah pengangguran di indonesia. Selain itu penurunan angka pengangguran pada tingkat SMA sangat tipis jika dibandingkan dengan SMK di jakarta yang penurunan angka penganggurannya cukup drastis yaitu 2,92% Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Agustus 2011 Agustus 2012 (Persen) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Agustus 2011 Agustus 2012 Perubahan (selisih kolom 3 dan 2) (1) (2) (3) (4) SLTP Ke Bawah 9,74 9,17-0,57 SMA UMUM 12,29 11,08-1,21 SMA KEJURUAN 12,22 9,3-2,92 DIPLOMA DAN 9,47 10,21 0,74 UNIVERSITAS Jumlah 10,8 9,87-0,93 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta Usaha meningkatkan mutu pendidikan merupakan tugas yang tidak mudah karena dipengaruhi oleh banyak faktor, untuk itu perlu diupayakan berbagai cara agar mutu pendidikan, khususnya di tingkat kejuruan semakin meningkat. Berbagai faktor memang disadari dapat mempengaruhi pembentukan mutu tersebut, misalnya input instrumental, proses belajar mengajar, sarana prasarana, rasio guru murid, perpustakaan yang memadai dan sebagainya. Kesenian adalah salah satu isi dari kebudayaan manusia secara umum, karena dengan berkesenian merupakan cerminan dari suatu bentuk peradaban yang tumbuh dan berkembang 2

sesuai dengan keinginan dan cita-cita dengan berpedoman kepada nilai-nilai yang berlaku dan dilakukan dalam bentuk aktivitas berkesenian, sehingga masyaran mengetahui bentuk kesenianya. Untuk menjaga kesenian-kesenian yang telah mentradisi dalam kehidupan masyarakat, serta untuk melestarikan kesenian tersebut dalam masa pembangunan dan untuk menghadapi tinggal landas pembangunan nasional kita harus menyadari betul-betul bentuk kesenian yang mengakar budaya di tengah-tengah masyarakat pendukung kesenian tersebut, yang merupakan perncerminan dari budaya nasional bangsa indonesia. Hal ini perlu kita sadari agar generasi mendatang mengenal bentuk-bentuk kesenian tradisional bangsanya dan mengembangkan kesenian tersebut sesuai dengan aturan dan norma masyarakat bangsa indonesia, apalagi menjelang abad ke-20 banyak kebijakan-kebijakan politik dan perdagangan dunia yang memungkinkan tidak terjaringnya budaya-budaya dan jenis-jenis kesenian bangsa lain yang tidak sesuai dengan budaya dan kesenian serta nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat bangsa kita, yang dapat merusak generasi yang akan datang terhadap nilai-nilai budaya dan nilai-nilai luhur kesenian tradisional bangsa kita sendiri. Fungsi dari berbagai bidang kesenian sebagai unsur-unsur kebudayaan nasional yang dapat menimbulkan rasa bangga kepada banyak orang indonesia memamng tidak dapat disangkal lagi. Sama halnya seperti dalam hal kebudayaan nasional indonesia dengan fungsinya yang pertama, dalam kebudayaan nasional indonesia dengan fungsinya yang kedua kesenian juga merupakan unsur yang penting. Bedanya ialah apabila dengan kebudayaan pertama kesenian lebih berorientasi kepada kesenian kuno, klasik, atau daerah maka dengan kebudayaan terakhir kesenian lebih berorientasi kepada kesenian masa kini Tidak dapat dipungkiri bahwa ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Sebagai contoh realita di lapangan mengenai sarana pendidikan di sekolah kejuruan ditemukan adanya sarana yang masih kurang contohnya pada sekolah kejuruan jurusan SMK Negeri 57 Jakarta ruangan untuk seni musik yang ada tidak dilengkapi dengan fasilitas ruang yang kedap suara, begitu pula untuk kelas menari, ruangan yang digunakan untuk latihan menari bukan merupakan ruangan khusus untuk menari melainkan ruangan kelas yang dipakai secara umum. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa belum adanya sarana ruangan yang secara khusus mengakomodasi kegiatan belajar mengajar pada sekolah kejuruan. Dari permasalahan diatas perlu adanya suatu standardiasi sarana ruangan yang dapat mengakomodasi setiap kegiatan belajar dan mengajar pada sekolah kejuruan. Standardisasi tersebut termasuk ruangan beserta fasilitas yang ada didalamnya yang representatif, yang dapat 3

digunakan sesuai peruntukannya untuk setiap jenis kegiatan belajar dan mengajar yang menekankan pada fungsi setiap ruangan dan fasilitas yang ada didalamnya disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. Suatu budaya tidak akan tumbuh tanpa ada pendukungnya. Salah satunya melalui pendidikan. Setiap siswa nantinya yang akan menempuh jurusan ini dapat melanjutkan jenjang pendidikannya yang lebih tinggi. Yakni ke universitas yang memiliki kekhususan mengani seni. Misalnya saja Institut Kesenian Jakarta (IKJ). 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan Mendapatkan landasan konseptual perencanaan dan perancangan sebuah SMK Kesenian Tradisional dengan sarana yang menjadi suatu wadah yang representatif dan akomodatif dalam memenuhi kebutuhan pendidikan generasi muda di kota Jakarta, khususnya generasi dalam jenjang pendidikan lanjutan atas, yang dilengkapi dengan fasilitas pendidikan yang lengkap yang menunjang siswa agar dapat belajar secara aktif, kreatif dan ekspresif. Selanjutnya lingkup penerimaan siswa dari SMK Kesenian Tradisional di Jakarta ini adalah lingkup skala nasional, dimana tidak hanya menerima siswa dari Jakarta dan Jawa Tengah saja, namun tidak menutup kemungkinan untuk menerima siswa dari luar Jawa Tengah. Meskipun siswa dari Kota Jakarta sendiri tetap yang diprioritaskan. Dalam pengelolaannya SMK Kesenian Tradisional bekerja sama dengan yayasan atau universitas kesenian di Jakarta dan dengan Pemprov DKI, yang dimaksudkan sebagai jaminan adanya kesempatan untuk meningkatkan kualitas Budaya di DKI Jakarta, yang nantinya siswa yang menempuh di SMK Kesenian dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Yakni ke universitas yang memiliki kekhususan menangani seni. Misalnya saja Institut Kesenian Jakarta (IKJ). 1.2.2 Sasaran Terwujudnya suatu langkah dalam pembuatan sebuah bangunan SMK Kesenian Tradisional di Jakarta berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. 1.3. Manfaat 1.3.1. Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dan sebagai acuan untuk melanjutkan ke dalam proses Studio Grafis Tugas Akhir yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembuatan Tugas Akhir. 1.3.2. Objektif 4

Sebagai pegangan dan acuan dalam perancangan SMK Kesenian Tradisional di Jakarta, yang dapat mengakomodir kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar Meningkatkan minat pemuda indonesia khususnya pelajar dalam kesenian tradisional yang tergolong rendah. Dengan adanya SMK Kesenian Tradisional, diharapkan akan menambah daya tarik Setu babakan sebagai pusat pengembangan budaya Betawi di Jakarta selain itu diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan bagi masiswa arsitektur khususnya dan masyarakat pada umumnya yang membutuhkan. 1.4. Ruang Lingkup Lingkup pembahasan menitikberatkan pada berbagai hal yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan bangunan SMK Kesenian Tradisional ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal di luar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung masalah utama. 1.4.1 Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan SMK Kesenian Tradisional termasuk dalam kategori perancangan tapak/ lansekap beserta elemennya (bangunan dan lingkungan) dalam suatu kawasan. 1.4.2 Ruang lingkup spasial Secara teknis, wilayah perencaanaan dan perancangan SMK Kesenian Tradisional ini berada di Jakarta Selatan yang merupakan pusat pendidikan menengah kejuruan kesenian di DKI Jakarta. namun dimungkinkan pula untuk dijadikan suatu acuan SMK Kesenian Tradisional di daerah lain. 1.5. Metode Pembahasan dan Pengumpulan Data Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 5

1.5.1 Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : studi pustaka/ studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. 1.5.2. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari fotofoto yang di hasilkan. 1.5.3. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap bangunan SMK yang ada jurusan keseniannya di Jakarta yaitu SMK Negeri 57 Jakarta dengan Sekolah Menengah Musik Perguruan Cikini Lalu studi banding di Kota yang sudah memiliki SMK Kesenian yaitu SMK Negeri 1 Yogyakarta ( SMK I Kasihan Bantul ) Dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur bangunan SMK Kesenian Tradisional. 1.6. Sistematika Pembahasan Kerangka bahasan laporan perencanaan dan perancangan Tugas Akhir dengan judul SMK Kesenian Tradisional di Jakarta adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, metode penulisan dan sistematika bahasan yang mengungkapkan permasalahan secara garis besar serta alur pikir dalam menyusun Sinopsis Tugas Akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING Membahas mengenai literatur tentang tinjauan umum Sekolah, tinjauan sejarah Sekolah, perbedaan SMK dengan SMU, dan tinjauan arsitektur Neo- vernakular, serta tinjauan teoritis mengenai standar standar Peraturan Pemerintah perancangan ruang, serta tinjauan studi banding SMK yang sudah ada. BAB III TINJAUAN KOTA JAKARTA Membahas tentang tinjauan kota Jakarta berupa data data fisik dan nonfisik berupa, seperti letak geografi, luas wilayah, kondisi topografi, iklim, demografi, serta kebijakan tata ruang wilayah di Kota Jakarta. Selain itu terdapat juga pembahasan mengenai potensi Pendidikan kesenian di 6

kota Jakarta dan faktor faktor yang mendukung pembangunan SMK Kesenian Tradisional di Kota Jakarta BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi tentang batasan dan anggapan permasalahan SMK Kesenian Tradisional di Jakarta sebagai titik tolak pendekatan perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Merupakan uraian pendekatan perencanaan Sekolah dari beberapa aspek yang berkaitan dengan karakteristik, pelaku aktifitas, dan ruang-ruang yang dibutuhkan, fisiologi ruang, struktur bangunan serta kelengkapan bangunan. Pendekatan perancangan bangunan dengan pendekatan konsep arsitektur Modern. BAB VI KONSEP DAN PROGRAM PERANCANGAN Berisi tentang rumusan hasil pembahasan analisis aspek-aspek perencanaan dan perancangan bangunan SMK Kesenian Tradisional di Jakarta 7

1.7. Alur Pikir AKTUALITA Tingginya tingkat pengangguran di DKI Jakarta Jakarta merupakan Ibukota Negara sekaligus role model dunia pendidikan Indonesia Meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil namun SMK yang diharapkan sebagai pencetak tenaga kerja tersebut masih dianggap kurang memadai termasuk dari segi sarana dan prasarana sekolah. Kurangnya minat para pelajar tingkat SMP untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan Nyaris punahnya kebudayaan tradisional di DKI Jakarta Jakarta belum memiliki SMK kesenian yang memadai dari segi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kesenian seperti pada SMK kesenian di Kota-kota besar lainnya seperti Yogyakarta. Sedang gencarnya pemerintah DKI Jakarta memperkenalkan dan melestarikan budaya kesenian Betawi di DKI Jakarta URGENSI Dibutuhkan sebuah bangunan SMK Kesenian Tradisional yang representatif, yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk mengakomodir semua kegiatan belajar dan mengajar suatu sekolah SMK Kesenian Tradisional ORIGINALITAS Perencanaan dan perancangan bangunan SMK Kesenian Tradisional yang mampu mengakomodasikan seluruh kegiatan belajar dan mengajar suatu SMK Kesenian Tradisional dan Tujuan: Memperoleh suatu judul Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan suatu penekanan desain yang spesifik, sesuai dengan originalitas / karakteristik judul dan citra yang dikehendaki atas judul yang diajukan. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah dasar perencanaan dan perancangan SMK Kesenian Tradisional di Jakarta, berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (Design Guidelines Aspect). Ruang Lingkup Merencanakan dan merancang SMK Kesenian Tradisional di Jakarta termasuk dalam kategori bangunan Kawasan beserta perancangan tapak lingkungan sekitarnya. Studi Pustaka : Landasan Teori Standar perencanaan dan perancangan Studi Lapangan Tinjauan Kota Jakarta Tinjauan Lokasi dan Tapak Studi Banding SMK Negeri 57 Jakarta SMK Negeri 1 Yogyakarta F E E D B A C K Kompilasi data dengan studi pustaka sehingga didapat permasalahan serta masukan dari pihak studi banding SMK Negeri 57 Jakarta dan SMK Negeri 1 Yogyakarta Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan SMK Kesenian Tradisional di Jakarta Diagram 1.1 Alur Pikir Sumber: Pemikiran penulis, 2013 8