I. PENDAHULUAN. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh faktor endogen (keadaan jasmani, panca

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. keberadaanya. Sejak tahun 1970 para pembuat kebijakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. cerdas, dan produktif (Adisasmito, 2010). Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya melalui prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

I. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Schizophrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat. normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia di masa depan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

The Relationship Of Emotional Quotient And Nutritional Status With Learning Achievement On 22 nd Junior High School Bandar Lampung Student

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diri menjadi multi kompetensi manusia harus melewati proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada umumnya. Manusia

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan masa depan bangsa dan aset negara yang perlu mendapat

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN, ) di bidang kesehatan yang mencakup programprogram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI 5 BANDA ACEH. Nova Rizki, Awaluddin,Tursinawati.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. Meningkatkan status gizi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak masih dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Hilman Firmansyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, tetapi juga perkembangan kecerdasaanya. (Kurniasih,dkk, 2010). Namun, anak usia di bawah lima tahun (balita)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa karena mereka merupakan aset negara yang akan melanjutkan pembangunan bangsa ini. Kegagalan dalam memahami kebutuhan anak akan berujung pada kegagalan dalam membantu mereka untuk menjadi manusia berkualitas, yang berarti gagal dalam menyambung sebuah generasi. Pembinaan dan pengembangan anak memerlukan perhatian penting agar tercapai proses tumbuh kembang yang optimal dan menjadi manusia yang berkualitas (Novita, 2007). Salah satu cara menilai kualitas seorang anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya (Wasis, 2001). Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran (KBBI, 2010). Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh faktor endogen (keadaan jasmani, panca indra, faktor psikologis) dan faktor eksogen (lingkungan alam, sosial, instrumental). Sebagai salah satu faktor endogen yang yang penting, intelegensi diyakini memiliki sumbangan yang besar pada seseorang dalam melakukan aktifitasnya, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran (Wasis, 2001).

2 Sebagaimana bagian atau fungsi tubuh yang lain, intelegensi juga mengalami perkembangan yang pesat pada usia-usia tertentu saja (Wasis, 2001). Fenomena tumbuh kembang terjadi pada fase anak-anak, yang berkaitan dengan pertumbuhan anak secara fisik dan perkembangan yang dihubungkan dengan fungsi kematangan organ tersebut (Novita, 2007). Masalah nutrisi atau gizi menjadi penting karena memiliki peran besar dalam proses fisiologi tubuh manusia. Setiap zat gizi dibutuhkan manusia untuk proses pertumbuhan dan perkembangan sel-sel, menjaga keseimbangan berbagai macam reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh manusia, dan membantu proses penyembuhan maupun perbaikan jaringan-jaringan tubuh manusia yang rusak (Cynthia, 2011). Anak yang mengalami malnutrisi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Cynthia, 2011). Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya perkembangan organ, terutama otak anak. Sel-sel otak tidak dapat mencapai tahapan perkembangannya dengan sempurna dan tidak mampu mencapai ukuran yang maksimal sehingga terjadi lingkar kepala kecil, rendahnya kecerdasan, dan menurunnya produktivitas pada anak yang lebih besar (Hadi, 2005). Pengaruh malnutrisi pada fungsi otak akan lebih terlihat pada anak usia sekolah. Ada keterbatasan produktivitas dan pencapaian prestasi belajar pada periode ini yang mengalami malnutrisi (Sadler, 1999). Melalui data yang tercatat pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, status gizi pada anak usia 6-18 tahun yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, 6-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun. Prevalensi anak pendek pada

3 ketiga kelompok umur masih tinggi, yaitu pada kelompok umur 6-12 tahun (35,8%), kelompok umur 13-15 tahun (35,2%) dan kelompok umur 16-18 tahun (31,2%). Prevalensi kurus pada kelompok umur 6-12 tahun dan kelompok umur 13-15 tahun hampir sama sekitar 11%, sedangkan pada kelompok umur 16-18 8,9%. Berdasarkan data-data tersebut diatas, peneliti merasa perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar terutama pada siswa SMP yang termasuk kelompok umur dengan prevalensi anak pendek dan anak kurus cukup tinggi (13-15 tahun), dan SMP Negeri 2 Bandar Lampung dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu SMP favorit yang terdiri dari siswa yang berasal dari beragam daerah di Provinsi Lampung dan merupakan Sekolah Berstandar Internasional (SBI), dimana Tes Intelegensi digunakan sebagai salah satu acuan dari seleksi penerimaan siswa baru dan juga sebagai data yang diperlukan pada penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa karena mereka merupakan aset negara yang akan melanjutkan pembangunan bangsa ini (Novita, 2007). Salah satu cara menilai kualitas seorang anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh faktor endogen (keadaan jasmani, panca indra, faktor psikologis) dan faktor eksogen (lingkungan alam, sosial, instrumental). Seba gai salah satu faktor endogen yang yang penting, intelegensi diyakini memiliki

4 sumbangan yang besar pada seseorang dalam melakukan aktifitasnya, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran (Wasis, 2001). Sebagaimana bagian atau fungsi tubuh yang lain, intelegensi juga mengalami perkembangan yang pesat pada usia-usia tertentu saja (Wasis, 2001). Anak yang mengalami malnutrisi tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik (Cynthia, 2011). Ada keterbatasan produktivitas dan pencapaian prestasi belajar pada periode ini yang mengalami malnutrisi (Sadler, 1999). Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan status gizi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung? 2. Bagaimana gambaran tingkat intelegensi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung? 3. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung? 4. Adakah hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung.

5 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui keadaan status gizi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 2. Mengetahui gambaran tingkat intelegensi pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 3. Mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 4. Mengetahui hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 1.4 Manfaat Penelitian Selain mencapai tujuan penelian yang telah ditetapkan, penelitian ini juga memiliki kegunaan akademis yaitu: 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan kemampuan peneliti tentang hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 2. Bagi Siswa dan SMP Negeri 2 Bandar Lampung Tempat penelitian ini dilaksanakan. Diharapkan sebagai tambahan pengetahuan kepada siswa, guru dan orang tua untuk dapat lebih memperhatikan status gizi dan intelegensi dalam upaya peningkatan prestasi belajar.

6 3. Bagi Institusi Pendidikan dan Masyarakat Menambah pengetahuan, kepustakaan dan referensi untuk penelitianpenelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teori FISIOLOGIS STATUS GIZI PANCA INDERA ENDOGEN INTELEGENSI KEMAUAN PSIKOLOGIS BAKAT PRESTASI BELAJAR DAYA INGAT KONSENTRASI LINGKUNGAN EKSOGEN WAKTU Yang diteliti: (Sumber: Slameto,2003) Gambar 1. Bagan alur faktor-faktor yang terkait antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar. Penelitian oleh Huwae (2005) di Kabupaten Nabire, penelitian ini menyatakan terdapat hubungan yang erat antara status gizi dengan prestasi belajar siswa yaitu,

7 semakin tinggi status gizi siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Pada penelitian yang lainya oleh Wasis (2001), didapatkan hubungan yang bermakna antara IQ dengan prestasi belajar pada 126 siswa SLTP di kota Semarang. 1.5.2 Kerangka Konsep STATUS GIZI PRESTASI BELAJAR INTELEGENSI Variabel bebas Variabel terikat Gambar 2. Bagan alur hubungan antara status gizi dengan intelegensi dan prestasi belajar. Malnutrisi dapat mengurangi volume otak, jumlah neuron, sinaps, dendrit, dan zona reaktif yang terlibat dalam sistem interkoneksi sel saraf sehingga dapat mengakibatkan terjadinya ganguan transmisi impuls dan komunikasi antar sel saraf. Walaupun otak memiliki mekanisme perlindungan yaitu plastisitas otak untuk mencegah kerusakan sel akibat faktor eksternal (gizi kurang), namun jika paparan ini terjadi pada saat proses perkembangan dengan durasi yang lama dan derajat yang berat, hal ini akan membuat sel tersebut semakin rentan untuk mengalami injury dan kehilangan fungsinya (Mendoza, 2007).

8 Intelegensi atau kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang meliputi program pendidikan. Pada umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan sedang atau rendah (Wasis, 2001). 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat diambil suatu hipotesis bahwa: Ada hubungan antara status gizi dan intelegensi dengan prestasi belajar pada siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung.