BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang mutlak di butuhkan dalam sebuah Negara,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang mutlak di butuhkan dalam sebuah Negara, bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tolak ukur kemajuan suatu Negara. Melalui pendidikan sebuah Negara dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat dimilikinya. Bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakatnya dan dunia tidak terlepas dari peningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Sama halnya dengan peningkatan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dikembangkan,sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha mengantisipasi melalui peningkatan kualitas SDM, dilakukan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia NO.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

2 Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Peningkatan prestasi belajar, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satu paradigma pembelajaran tersebut adalah metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi konteksual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Dalam kondisi demikian faktor kompetensi guru dituntut, dalam arti guru harus mampu meramu wawasan pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh siswa. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu penyampaian pesan berupa materi ajar yang disampaikan guru, melalui saluran/ perantara untuk menyampaikan pesan/ materi yaitu media pembelajaran, dan penerima pesan yaitu siswa. Pengalaman menunjukkan sering terjadi

3 penyimpangan-penyimpangan dalam komunikasi, sehingga komunikasi berjalan tidak efektif dan efisien, karena adanya kecendrungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat belajar siswa, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dalam proses belajar mengajar, diperlukan adanya media pembelajaran sebab media merupakan salah satu komponen pembelajaran yang kedudukannya dapat mempertinggi proses interaksi belajar mengajar. Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto (2003) yaitu : (1). Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa )seperti : faktor kondisi sekolah. (2). Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa : minat, bakat, motifasi. Adanya informasi tentang sasaran belajar dan evaluasi belajar, maka siswa akan semakin sadar dengan kemampuan dirinya. Hal ini memperkuat keinginan siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka mendapatkan perubahan sebagai hasil proses pembelajaran. Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya disekolah tentang penyebab rendahnya hasil belajar siswa, maka penulis melakukan observasi ke SMKN 1 Kisaran. Di SMK Negeri 1 kisaran mata pelajaran membuat pola wanita merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting pada program studi Busana Butik, untuk membuat pola wanita diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam menggunakan rumus pembuatan pola dasar yang sebelumnya sudah dipelajari pada kelas X agar mendapatkan hasil busana yang baik. Mata Pelajaran membuat pola perlu di beri pembelajaran kepada siswa karena mata pelajaran ini adalah dasar dari pembuatan suatu busana untuk

4 menghasilkan busana yang indah, nyaman dipakai, dan sesuai dengan bentuk tubuh seseorang, karena baik tidaknya busana yang dikenakan di badan seseorang sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu sendiri. Tanpa pola, memang suatu busana dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah sebagus yang diharapkan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pola-pola busana yang berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi si pemakai. Oleh karena itu siswa perlu memahami cara membuat pola dengan baik untuk meraih prestasi belajar khususnya dalam kemampuan membuat pola blus. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Kisaran dan wawancara dengan guru mata pelajaran membuat pola bahwa kemampuan siswa dalam membuat pola blus wanita dan merubah pola sesuai desain masih sangat kurang. Berdasarkan observasi, guru dalam menyampaikan pembelajaran membuat pola blus masih menggunakan media papan tulis saja, sehingga pada saat guru menggambarkan pola di papan tulis siswa ramai dan tidak memperhatikan, sehingga siswa tidak paham langkah pembuatan pola blus, dan pencapaian kompetensi belajar nya tidak memenuhi kriteria yaitu nilai 70. Salah satu solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah diatas, guru harus memilih media yang cocok dalam mengajar siswa dalam membuat pola blus. Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. media dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya, memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret), dapat membantu memudahkan belajar siswa dan memudahkan pengajaran bagi guru dalam

5 menyediakan media seperti memperbesar benda sehingga dapat terlihat dengan jelas, menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks dan rumit, serta menampung sejumlah besar siswa untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama. Dengan demikian peneliti memilih media alat lebar gantung yang tepat dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam membuat pola blus. Dengan menggunakan media alat lebar gantung siswa termotivasi untuk memperhatikan guru menjelaskan karena tampilan media alat lebar gantung yang jelas dan mudah ditangkap serta siswa dapat melihat dan membedakan warna pada pola bagian depan dan pola bagian belakang. Dengan adanya media alat lebar gantung guru memiliki banyak waktu untuk membimbing dan memperhatikan siswa dalam membuat pola blus karena tidak perlu menggambarkan pola lagi pada papan tulis. Sebelumnya media Alat Lebar Gantung (ALG) sudah pernah diteliti oleh Ika Merrysa Agustina (2010) menyimpulkan ada perbedaan tingkat efektivitas sebelum dan setelah menggunakan media ALG pada pencapaian kompetensi pembuatan pola dasar di SMK Piri 2 Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan 26 siswa yang sudah memenuhi nilas KKM dengan nilai di atas 70 dari 30 siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Pembuatan Pola Busana Wanita Menggunakan Media Alat Lebar Gantungan(ALG) dengan Menggunakan Media Papan Tulis Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang terjadi sebagai berikut : 1. Hasil belajar membuat pola blus menggunakan media alat lebar gantung pada siswa tata busana kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran 2. Hasil belajar membuat pola blus menggunakan media papan tulis pada siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran 3. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran masih media papan tulis 4. Media alat lebar gantung dapat meningkatkan hasil belajar membuat pola busana wanita pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran 5. Perbedaan hasil belajar membuat pola busana wanita antara media papan tulis yang biasa diberikan guru disekolah dengan media alat lebar gantung pada siswa kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran C. Pembatasan Masalah Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu dan untuk menghindari cakupan masalah yang terlalu luas maka peneliti perlu membuat batasan masalah yaitu membuat pola blus rumah yang menggunakan media alat lebar gantung dan media papan tulis. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

7 1. Bagaimanakan hasil belajar membuat pola busana wanita yang menggunakan media alat lebar gantung pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran? 2. Bagaimana hasil belajar membuat pola busana wanita yang menggunakan media papan tulis pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar membuat pola busana wanita menggunakan media alat lebar gantung dengan media papan tulis pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola busana wanita yang menggunakan media alat lebar gantung pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran. 2. Untuk mengetahui hasil belajar membuat pola busana wanita yang menggunakan media papan tulis pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membuat pola busana wanita yang menggunakan media alat lebar gantung dengan media papan tulis pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran. F. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :

8 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam membuat pola busana wanita. 2. Bagi pihak sekolah, penelitian ini dapat diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar di sekolah. 3. Bagi Guru, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan refrensi dalam memilih media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar pada mata pelajaran pembuatan pola busana wanita. 4. Bagi Peneliti a. Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang prosedur penyusunan dan pelaksanaan penelitian. b. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi pelaksanan penelitian selanjutnya.