PENGARUH PENAMBAHAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON POROUS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RASIO AGREGAT SEMEN DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON POROUS

PENGARUH RASIO AGREGAT SEMEN DAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON POROUS

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

8KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN SNI-DT PADA BERBAGAI VARIASI KADAR AIR AGREGAT

KAJIAN JENIS AGREGAT DAN PROPORSI CAMPURAN TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA TEMBUS BETON PORUS

KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON POROUS DENGAN BAHAN PENGISI STYROFOAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

PENGARUH VARIASI DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT DALAM CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

Berat Tertahan (gram)

Felix Ferdinand Arnoldus Binus University, Tangerang, Banten, Indonesia,

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

DESAIN BETON BERPORI UNTUK PERKERASAN JALAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian


BAB V HASIL PEMBAHASAN

KAJIAN PENDAHULUAN BETON LOLOS AIR (POROUS CONCRETE) DENGAN PENAMBAHAN MASTERROC HCA10

Kajian Eksperimen Kuat Tekan Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 RANCANG PROPORSI CAMPURAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SERAT SERABUT KELAPA DALAM PRESENTASE TERTENTU PADA BETON MUTU TINGGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB 3 METODE PENELITIAN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

Studi Tentang Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Campuran Beton Cara Dreux Gorrise

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN CRUMB RUBBER LIGHTWEIGHT CONCRETE MAKING WITH RUBBER CRUMB

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB IV METODE PENELITIAN

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

PENGARUH PENGGUNAAN BESMITTEL UNTUK MEMPERCEPAT KUAT TEKAN BETON. Ariyani, N 1), Tri Sasongko, A 2)

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PERMEABILITAS BETON DENGAN PENAMBAHAN STYROFOAM

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

PENGARUH GRADASI TERHADAP POROSITAS DAN KUAT TEKAN BETON BERPORI

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON POROUS 1 Arusmalem Ginting, 2 Prasetya Adi, 3 Dominicus Obed Messias Costa 1,2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta 3 Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax. (27) 53676 agintingm@yahooo.com ABSTRACT Porous concrete consists of Portland cement, coarse aggregate, little or no fine aggregate, admixtures, and water. Porous concrete has high pore volume, which results lower compressive strength. To increase the compressive strength of porous concrete is done by add the sand into the mixture to reduce the pore volume to some extent. Based on these issues, the research on the effect of the addition of sand to the compressive strength and porosity of porous concrete was done. Cement-coarse aggregate weight ratios used in this study were 1: 5 and 1: 6, and the water-cement ratios (wcr) were.3 and.. Chemical admixtures used are SicaCim Concrete Additive, with a dose 7.5 ml / kg of cement. There were 3 specimens of each variation and the total of specimens were 36. The samples used in this research were concretes cylinder 15 mm x 3 mm. Compressive strength and porosity of porous concrete testing was carried out after 2 days age. From the results of this research, it can be concluded that the addition of sand will decrease in slump value. Slump value of the mixture with water cement ratio of.3 is smaller than., and cement-coarse aggregate ratio 1: 5 is greater than 1: 6. The addition of sand will increase in compressive strength of porous concrete. Compressive strength of porous concrete with water cement ratio of.3 is greater than., and cementcoarse aggregate ratio 1: 5 is greater than 1: 6. The addition of sand will decrease porosity. Porosity of porous concrete with water cement ratio.3 is greater than., and cement-coarse aggregate ratio 1: 5 is smaller than 1: 6. The addition of sand will increase density of porous concrete. Keywords: addition of sand, compressive strength, porous concrete, porosity. PENDAHULUAN Beton non pasir memiliki banyak nama yang berbeda diantaranya adalah beton tanpa agregat halus (zero-fines concrete), beton yang dapat tembus (pervious concrete), dan beton porous (porous concrete) (Harber, 25). Istilah "pervious concrete (beton yang dapat tembus)" biasanya menggambarkan beton dengan slump mendekati nol, material dengan gradasi terbuka terdiri dari semen Portland, agregat kasar, sedikit atau tanpa agregat halus, bahan tambah, dan air. Kombinasi bahan-bahan ini akan menghasilkan bahan yang mengeras dengan pori-pori terhubung, mulai dari ukuran, -,32 inchi (2 - mm), yang memungkinkan air untuk melewatinya dengan mudah. Kandungan pori dapat berkisar dari 15 sampai 35%, dengan kuat tekan umumnya - psi (2, - 2 MPa). Tingkat drainase perkerasan beton tembus air akan bervariasi sesuai dengan ukuran agregat dan kepadatan campuran, tetapi umumnya akan berkisar 2 sampai 1 gal/min/ft 2 (1-73 lt/mnt/m 2 ) (ACI 522R-1, 21). Fungsi beton yang dapat tembus seperti embung (cekungan penampung) air hujan dan memungkinkan air hujan untuk menyusup ke tanah pada daerah yang luas, sehingga memfasilitasi pengisian persediaan air tanah lokal yang sangat berharga. Semua manfaat ini menyebabkan penggunaan lahan menjadi lebih efektif. Beton yang dapat tembus juga dapat mengurangi dampak pembangunan terhadap pohon. Perkerasan beton yang dapat tembus memudahkan pemindahan baik air dan udara ke sistem akar yang memungkinkan pohon tumbuh subur bahkan di daerah yang sangat maju (Obla, 27). Aplikasi umum untuk beton yang dapat tembus adalah untuk lapangan parkir, trotoar, jalan setapak, lapangan tenis, taman, stabilisasi lereng, teras kolam

renang, lantai rumah kaca, area kebun binatang, bahu jalan, drainase, peredam kebisingan, lapisan permukaan untuk perkerasan jalan raya, lapisan permeabel di bawah perkerasan beton, dan jalan dengan volume lalulintas rendah. Beton yang dapat tembus umumnya tidak digunakan untuk perkerasan dengan lalu lintas padat dan beban roda berat (Obla, 27). Beton non pasir memiliki volume pori tinggi, yang mengakibatkan kekuatannya rendah dan bersifat ringan (Harber, 25). Kekuatan beton umumnya dianggap sebagai sifat yang paling penting. Kekuatan biasanya memberikan gambaran keseluruhan dari kualitas beton (Neville dan Brooks, 21). Berdasarkan SNI 3-197-199, kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan beton adalah: faktor air semen dan kepadatan, umur beton, jenis semen, jumlah semen, dan sifat agregat (Tjokrodimuljo, 1996). Beton yang dapat tembus sensitif terhadap perubahan kadar air, sehingga penyesuaian lapangan dari campuran beton segar biasanya diperlukan. Terlalu banyak air akan menyebabkan pasta mengalir turun, dan terlalu sedikit air dapat menghambat perawatan yang memadai dari beton dan menyebabkan kegagalan. Proporsi campuran yang benar memberikan campuran dengan penampilan seperti logam basah. (Desai, 21). Abadjieva dan Sephiri (2) melakukan penelitian beton non pasir dengan perbandingan berat agregat dengan semen dari 6 : 1 sampai 1 : 1. Kuat tekan beton non pasir pada umur 2 hari bervariasi antara 1,1 sampai,3 MPa, tergantung pada perbandingan agregat dengan semen, dan penurunan terjadi dengan meningkatnya perbandingan agregat dengan semen. Campuran dengan perbandingan agregat dengan semen 6 : 1 merupakan yang terkuat. Kuat tekan beton non pasir lebih rendah dari kuat tekan beton normal konvensional disebabkan oleh peningkatan porositas. Kuat tarik dan kuat lentur tertinggi terjadi pada perbandingan agregat dengan semen 7 : 1 dan penurunan terjadi dengan meningkatnya perbandingan semen dengan agregat. Kuat tarik dan kuat lentur beton non pasir lebih rendah dari beton normal konvensional. Untuk meningkatkan kuat tekan beton porous dilakukan dengan cara menambahkan pasir ke dalam campuran dengan tujuan untuk mengurangi volume pori sampai batas tertentu. Faktor air semen yang digunakan juga dapat diperkecil dengan menggunakan water reducing admixtures. Kekentalan adukan dapat dibuat sama dengan nilai yang lebih rendah, sehingga kuat tekan beton yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan pasir terhadap kuat tekan dan porositas beton porous. METODOLOGI Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari: semen, agregat halus (pasir) dari Merapi, dan agregat kasar (kerikil) dengan ukuran maksimum mm juga dari Merapi. berat semen dengan kerikil yang digunakan adalah dan, dengan faktor air semen (),3 dan,. Variasi penambahan pasir yang digunakan adalah 1% dan 2% dari berat kerikil. Bahan kimia tambahan yang digunakan adalah SicaCim Concrete Additive, dengan dosis 7,5 ml/kg semen. Jumlah benda uji setiap variasi adalah 3 buah, dan dengan jumlah total benda uji sebanyak 36 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. berat semen : kerikil Tabel 1. Benda uji,3,,3, Jumlah benda uji 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 36

Berat butir yang lewat ayakan Berat butir yang lewat ayakan Pada penelitian ini dilakukan beberapa jenis pengujian, diantaranya adalah: pengujian pendahuluan pasir dan kerikil, pengujian nilai slump, pengujian kuat tekan, pengujian porositas, dan pengujian berat isi beton porous. Hasil pengujian pendahuluan pasir dan kerikil dapat dilihat pada Tabel 2, Gambar 1, dan Gambar 2. Tabel 2. Hasil pengujian pasir dan kerikil No Pemeriksaan Kerikil 1. 2. 3.. Berat isi (gr/cm 3 ) Berat jenis MHB Keausan 1,7 2,11 2,61-1,379 2,661 7,55 6,3 untuk menguji kuat tekan beton, dan alat falling head untuk pengujian porositas. Banda uji pada penelitian mengacu pada SNI 3-197-199. Cetakan benda uji berupa silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 35 mm. Cetakan diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata, setelah itu permukaan beton diratakan dan ditutup dengan bahan kedap air. Setelah 2 jam cetakan dibuka dan benda uji dikeluarkan lalu direndam dalam bak perendam berisi air pada temperatur 25 C. Untuk lebih jelasnya, benda uji yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gradasi Daerah II (Agak kasar) 1 9 7 6 5 3 2 1 1 1 11 3 23 59 6 35 Gambar 1. Gradasi pasir Gambar 2. Gradasi kerikil Penelitian ini menggunakan alat-alat utama sebagai berikut: beton molen digunakan untuk mencampur dan mengaduk beton, compression machine digunakan 9 72 55 1 1 1 7 75 93 9.15.3.6 1.2 2.. 1 9 7 6 5 3 2 Lubang ayakan (mm) Gradasi Kerikil 35 1 1 5 2 2. 1 2 Lubang ayakan (mm) Maks mm 7 1 3 Series5 1 95 Gambar 3. Benda uji Pengujian kuat tekan beton mengacu pada SNI 3-197-199. Prosedur pengujian melalui tahapan sebagai berikut: a. Benda uji diletakkan sentris pada mesin tekan. b. Mesin tekan dijalankan dengan penambahan beban antara 2 sampai kg/cm 2 per detik. c. Pembebanan dilakukan sampai benda uji hancur. d. Beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji dicatat. e. Kuat tekan beton dihitung dari besarnya beban persatuan luas. Pengujian porositas beton melalui tahapan sebagai berikut: a. Benda uji diletakkan di bagian bawah alat uji porositas yang berdiameter 15 cm. b. Ujung atasnya dimasukkan pipa berdiameter 15 cm dengan panjang 1 meter, pada sambungan diberi plester agar tidak bocor. c. Pipa diisi air setinggi benda uji, pipa penghubung yang satunya berdiameter cm ditutup.

Nilai slump (cm) Nilai slump (cm) Nilai slump (cm) d. Pipa diisi air setinggi 1 meter penuh, kemudian penutup pipa diameter cm dilepas, sehingga air mengalir dari dalam pipa menembus beton. e. Waktu yang diperlukan air untuk menembus beton sampai air berkurang 5 cm yang telah diberi tanda dicatat. f. Debit dihitung dari besarnya air yang berkurang dibagi waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai slump campuran beton porous dengan rasio berat semen dengan kerikil dan, faktor air semen,3 dan,, serta penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai slump beton porous Semen : Kerikil,3,,3, Slump (cm),75 1 15,75 2 19,25 1 17,25 2,5 1,5 1 2 1,5 1, 2,5 Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada rasio berat semen : kerikil dan, dan dengan faktor air semen,3 dan,, penambahan pasir mengakibatkan campuran menjadi lebih kental sehingga menurunkan nilai slump. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar. 2 2.75 15.75 Nilai Slump Beton Porous 19.25 17.25.5 1.5 1.5..5 1:5 ;,3 1:5 ;, 1:6 ;,3 1:6 ;, % 1% 2% Gambar. Penurunan nilai slump beton poros akibat penambahan pasir Nilai slump campuran dengan faktor air semen,3 lebih kecil dari, pada campuran tanpa dan dengan penambahan pasir. Hal ini terjadi karena pada rasio campuran yang sama jumlah air lebih sedikit pada faktor air semen,3 daripada,. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5. Nilai Slump Beton Porous 2 19.25 2 1.5.75 17.25 15.75.5 1.5..5 1:5 ; 1:5 ; 1 1:5 ; 2 1:6 ; 1:6 ; 1 1:6 ; 2 ;,3, Gambar 5. Perbedaan nilai slump campuran antara,3 dengan, Pada faktor air semen yang sama dan pada penambahan pasir yang sama, nilai slump campuran dengan rasio semen : kerikil lebih besar dari. Hal ini terjadi karena pada rasio jumlah semen lebih besar dari, sehingga jumlah air juga lebih besar untuk mendapatkan faktor air semen tetap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. Nilai Slump Beton Porous 2 19.25 2 1.5.75 15.75 1.5 Gambar 6. Perbedaan nilai slump campuran antara rasio dengan Kuat tekan beton porous dengan rasio berat semen dengan kerikil dan, faktor air semen,3 dan,, serta penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil adalah seperti pada Tabel. 17.25..5.5 ;,3 ;, 1 ;,3 1 ;, 2 ;,3 2 ;, ;

Kuat tekan (MPa) Kuat tekan (MPa) Peningkatan Semen : Kerikil 1 1 6 2 Tabel. Kuat tekan beton porous 6.37,3,,3, 1.6. Kuat tekan rata-rata (MPa) Peningka tan kuat tekan 6,37 1, 11 2 1,6 7,53 1 6,63 6 2 6,97 5 6,26 1 7,5 2 2 7,65 22,25 1 6,31 9 2 6,7 62 Kuat Tekan Beton Porous 6.636.97.53 7.57.65 6.26 6.31 6.7.25 1:5 ;,3 1:5 ;, 1:6 ;,3 1:6 ;, % 1% 2% Gambar 7. Peningkatan kuat tekan beton porous akibat penambahan pasir Dari Tabel dapat dilihat bahwa pada rasio berat semen : kerikil dan, dan dengan faktor air semen,3 dan,, penambahan pasir mengakibatkan peningkatan kuat tekan beton porous. Penambahan pasir mengakibatkan ronggarongga beton terisi dan meningkatkan kepadatan sehingga kuat tekannya juga meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7. Persentase peningkatan kuat tekan beton porous dengan penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil dibandingkan dengan beton porous tanpa penambahan pasir adalah seperti pada Gambar berikut ini. 15 9 6 3 Gambar. Persentase peningkatan kuat tekan beton porous Kuat tekan beton porous dengan faktor air semen,3 lebih besar dari, pada campuran tanpa dan dengan penambahan pasir. Hal ini terjadi karena semakin kecil faktor air semen semakin tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan selama campurannya masih bisa dipadatkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9. 1 1 6 2 Peningkatan Kuat Tekan Beton Porous 11 6.37.53 7 Kuat Tekan Beton Porous. 6 5 1:5 ;,3 1:5 ;, 1:6 ;,3 1:6 ;, 1.6 6.63 6.97 6.26.25 7.5 7.65 6.31 6.7 1:5 ; 1:5 ; 1 1:5 ; 2 1:6 ; 1:6 ; 1 1:6 ; 2 ;,3, Gambar 9. Perbedaan kuat tekan beton antara,3 dengan, Pada faktor air semen yang sama dan pada penambahan pasir yang sama, kuat tekan beton dengan rasio semen : kerikil lebih besar dari. Hal ini terjadi karena pada rasio jumlah semen lebih besar dari. Kuat tekan tertinggi akan terjadi pada jumlah semen tertinggi selama jumlah semen yang dipakai belum mencapai optimum, dan jika jumlah semen yang dipakai melebihi optimum maka kuat tekan akan turun kembali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. 2 22 1% 2% 9 62

Penurunan Debit (lt/dt/m2) Kuat tekan (MPa) 1 1 6 2 Kuat Tekan Beton Porous 1.6. 6.37 6.26 7.5 6.63 6.31 7.65 6.97 6.7.53.25 ;,3 ;, 1 ;,3 1 ;, 2 ;,3 2 ;, ; Semen : Split Debit Rata-rata (ltr/dt/m 2 ) Penuru nan debit.3 1 37.52 3 2 3.26 1.57. 1 35.9 19 2 33. 25 Gambar 1. Perbedaan kuat tekan beton antara rasio dengan Dari Tabel juga dapat dilihat bahwa kuat tekan maksimum beton porous tanpa dan dengan penambahan pasir terjadi pada rasio dan faktor air semen,3. Kuat tekan rata-rata beton porous tanpa penambahan pasir sebesar 6,37 MPa, dengan penambahan pasir 1% sebesar, MPa, dan dengan penambahan pasir 2% sebesar 1,6 MPa. Porositas beton porous dengan rasio berat semen dengan kerikil dan, faktor air semen,3 dan,, serta penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil adalah seperti pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada rasio berat semen : kerikil dan, dan dengan faktor air semen,3 dan,, penambahan pasir mengakibatkan penurunan porositas. Hal ini terjadi karena pasir mengisi rongga beton dan memperkecil rongga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11. Persentase penurunan porositas beton porous dengan penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil dibandingkan dengan beton porous tanpa penambahan pasir adalah seperti pada Gambar. Semen : Split Tabel 5. Porositas beton porous.3. Debit Rata-rata (ltr/dt/m 2 ) Penuru nan debit 61.59 1 1.59 32 2 33.1 6.3 1.66 22 2 11.29 31 65.27 7 6 5 3 2 1 61.59 1.59 33.1 Porositas.3.66 11.29 65.27.57 37.52 3.26 35.9 33. 1:5 ;,3 1:5 ;, 1:6 ;,3 1:6 ;, Gambar 11. Penurunan porositas beton akibat penambahan pasir 1 6 2 % 1% 2% Penurunan Porositas Beton Porous 32 6 22 31 1:5 ;,3 1:5 ;, 1:6 ;,3 1:6 ;, Gambar. Persentase penurunan porositas beton porous Porositas beton porous dengan faktor air semen,3 lebih besar dari, pada campuran tanpa dan dengan penambahan pasir. Hal ini terjadi karena pada faktor air semen, campuran terlalu encer sehingga pasta semen turun dan mengumpul sehingga menutup rongga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13. 3 1 1% 2% 19 25

Berat isi (kg/m 3 ) Debit (lt/dt/m2) 1792 191 173 1756 177 26 19 1971 193 193 177 1953 Debit (lt/dt/m2) 7 6 5 3 2 1 61.59.3 1.59 Porositas 33.1.66 11.29 65.27.57 37.52 35.9 3.26 33. 1:5 ; 1:5 ; 1 1:5 ; 2 1:6 ; 1:6 ; 1 1:6 ; 2 ;,3, Gambar 13. Perbedaan porositas beton antara,3 dengan, Selisih porositas antara faktor air semen,3 dan, pada rasio berat semen : kerikil lebih besar dari. Hal ini terjadi karena pada rasio jumlah semen lebih banyak sehingga jumlah air juga lebih banyak, akibatnya campuran dengan faktor air semen, pada rasio lebih encer dari faktor air semen, pada rasio. Pada faktor air semen yang sama dan pada penambahan pasir yang sama, secara umum porositas beton dengan rasio semen : kerikil lebih kecil dari. Hal ini terjadi karena pada rasio jumlah semen lebih besar dari sehingga rongganya menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. 7 6 5 3 2 1 65.27 61.59.3 Porositas.57 1.59 37.52 35.9 3.26 33.1.66 11.29 33. ;,3 ;, 1 ;,3 1 ;, 2 ;,3 2 ;, ; Gambar 1. Perbedaan porositas beton antara rasio dengan Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa porositas beton porous tanpa penambahan pasir terjadi pada rasio dan faktor air semen,3, dengan debit rata-rata sebesar 65,27 lt/dt/m 2. Porositas beton porous dengan penambahan pasir 1% terjadi pada rasio 1 : 5 dan faktor air semen,3, dengan debit ratarata sebesar 1,59 lt/dt/m 2. Porositas beton porous dengan penambahan pasir 2% terjadi pada rasio dan faktor air semen,3, dengan debit rata-rata sebesar 3,26 lt/dt/m 2. Berat isi beton porous dengan rasio berat semen dengan kerikil dan, faktor air semen,3 dan,, serta penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil adalah seperti pada Tabel 6. Semen : Split Tabel 6. Berat isi beton porous,3,,3, Berat Isi Rata-rata (kg/m 3 ) 1792 1 191 2 26 173 1 19 2 1971 1756 1 193 2 193 177 1 177 2 1953 Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada rasio berat semen : kerikil dan, dan dengan faktor air semen,3 dan,, secara umum penambahan pasir mengakibatkan peningkatan berat isi beton porous. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 15. 2 21 1 15 9 6 3 Berat Isi 1:5 ;,3 1:5 ;, 1:6 ;,3 1:6 ;, % 1% 2% Gambar 15. Peningkatan berat isi beton akibat penambahan pasir Dari Tabel 6 didapat berat isi rata-rata beton porous tanpa dan dengan penambahan pasir 1% dan 2% dari berat kerikil adalah seperti ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

Berat isi (kg/m3) 1763 1931 1966 21 1 15 9 6 3 Gambar. Berat isi rata-rata beton porous Dari Gambar dapat dilihat bahwa berat isi rata-rata beton porous tanpa penambahan pasir sebesar 1763 kg/m 3, penambahan pasir 1% sebesar 1931 kg/m 3, dan penambahan pasir 2% sebesar 1966 kg/m 3. Berat isi beton porous tanpa penambahan pasir lebih kecil dari berat isi beton ringan pada umumnya yang berkisar 1 kg/m 3. Berat isi beton porous dengan penambahan pasir 1% dan 2% lebih besar dari berat isi beton ringan pada umumnya. KESIMPULAN Berat Isi 1 2 Penambahan pasir 1. Penambahan pasir mengakibatkan penurunan nilai slump. 2. Nilai slump campuran dengan faktor air semen,3 lebih kecil dari,. 3. Nilai slump campuran dengan rasio semen : kerikil lebih besar dari 1 : 6.. Penambahan pasir mengakibatkan peningkatan kuat tekan. 5. Kuat tekan beton porous dengan faktor air semen,3 lebih besar dari,. 6. Kuat tekan beton dengan rasio semen : kerikil lebih besar dari. 7. Penambahan pasir mengakibatkan penurunan porositas.. Porositas beton porous dengan faktor air semen,3 lebih besar dari,. 9. Porositas beton dengan rasio semen : kerikil lebih kecil dari. 1. Penambahan pasir mengakibatkan peningkatan berat isi beton porous. DAFTAR PUSTAKA Abadjieva, T., Sephiri, P., 2, Investigations on Some Properties of No-Fines Concrete, University of Botswana, Botswana. http://www.irbnet.de/daten/iconda/cib 37.pdf ACI Committee 522, 21, Report on Pervious Concrete (ACI 522R-1), American Concrete Institute, Farmington Hills, Michigan. Desai, D., 21, Pervious Concrete Effect of Material Proportions on Porosity, Civil Engineering Portal. Diperoleh 22 September 21. http://www.engineeringcivil.com/perviou s-concrete-effect-of-materialproportions-on-porosity.html Harber, P.J., 25, Applicability of No-Fines Concrete as a Road Pavement, Research Project, Bachelor of Engineering, Faculty of Engineering and Surveying, University of Southern Queensland. https://eprints.usq.edu.au/72/1/paulha RBER-25.pdf Neville, A.M., Brooks, J.J., 21, Concrete Technology, Second Edition, Pearson Education Limited, Essex, England. Obla, K.H., 27, Pervious Concrete for Sustainable Development, Recent Advances in Concrete Technology, Washington DC. http://www.nrmca.org/research/pervious %2recent%2advances%2in%2conc rete%2technology77.pdf SNI 3-197-199, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton, Puslitbang Permukiman, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton, Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.