BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN TEORI. diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri adalah

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN TEORI. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif dan menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua ara, megajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran. dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Beberapa Istilah yang hampir sama

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Tinjauan Hasil Belajar Matematika. a. Pengertian Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai

BAB II KAJIAN TEORI. guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam pembelajaran. Menurut. aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

BAB II LANDASAN TEORI. memperhitungkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama-sama. 1

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB II KAJIAN TEORETIS. a. Pengertian Strategi Information Search. yang bisa disamakan dengan ujian open book. Tim-tim di kelas

BAB II KAJIAN TEORI. segala macam pelajaran yang diberikan. Lebih lanjut Abdul Majid menjelaskan

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB II KAJIAN TEORITIS

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB II KAJIAN TEORI. mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. 1 Aktivitas belajar dapat

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga orang yang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN TEORI. tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar. tidak menyetir kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan kewajiban bagi setiap umat manusia. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5 yang berbunyi: Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5) 1 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa manusia belajar dengan perantaraan kalam. Sedangkan pengertian belajar itu sendiriadalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil 2009), h. 597. 1 Tim Pelaksana Pentashihan Al-Quran, Mushaf Al-Burhan (Bandung: Fitrah Robbani, 10

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2 Wina Sanjaya mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor. 3 Senada dengan itu Hamalik mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. 4 Belajarmerupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 5 Berdasarkan defenisi belajar yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan yang sifatnya tetap sebagai hasil dari latihan, pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian belajar merupakan suatu proses, tentu pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yaitu berupa hasil belajar. Purwanto mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku ini disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah 2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,2010), h. 2. 3 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 229. 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Bumi Aksara,2011), h. 28. 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2008), h. 13.

ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. 6 Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. 7 Hal senada yang dinyatakan Aunurrahman bahwa hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 8 Paul Suparno dalam Sardiman mengemukakan beberapa prinsip dalam belajar yaitu: a. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. b. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangna itu sendiri. d. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya e. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. 9 2010), h. 38. 6 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 22. 7 Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit. h. 3 8 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 35. 9 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta: PT. Rajawali Pers,

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah mengikuti pembelajaran atau tes yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Sehubungan dengan penelitian ini maka hasil belajar yang dimaksud adalah nilai IPA yang diperoleh siswa setelah melaksanakan teknik pembelajaran delegasi yang dimaksud dalam penelitian ini. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. 10 Syah (1996) menyatakan bahwa dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku banyak faktor yang mempengaruhi, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: a. Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individu, faktor ini meliputi aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik adalah aspek yang menyangkut tentang keberadaan kondisi fisik (jasmani), sedangkan aspek psikologis adalah aspek yang meliputi tingkat kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. b. Faktor ekstern yaitu faktor yang berada di luar individu, faktor ini meliputi faktor lingkungan sosial dan non sosial, faktor lingkungan sosial meliputi keberadaan guru, teman-teman dan lain sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan non sosial sendiri meliputi gedung, tempat tinggal murid, alat-alat dan lain sebagainya. 10 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 2007), h. 14.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan belajar. 11 c. Indikator Hasil Belajar 1) Kelompok Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar, untuk itu Djamarah memberikan tolak ukur dalam penentuan tingkattingkat keberhasilan pembelajaran. Adapun tingkat keberhasilan tersebut adalah: a) Istimewa/ maksimal Apabila seluruh pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh murid. b) Baik sekali/ optimal Apabila sebagian besar bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh murid c) Baik/minimal Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60% s.d 75%) saja dikuasai oleh murid d) Kurang Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh murid. 12 2) Individu Pembelajaran dikatakan berhasil secara individu apabila memiliki KKM yaitu mencapai nilai 65. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah memiliki indikator sebagai berikut: a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok 11 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2011), h. 126. 12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h. 107.

b) Perilaku yang digariskan dalam indikator pembelajaran telah dicapai oleh murid, baik secara individual maupun kelompok. Jadi, berdasarkan kutipan tersebut jelas bahwa daya serap murid terhadap bahan pengajaran dan sejauh mana indikator telah dicapai menjadi indikator utama dalam penentu tingkat keberhasilan pengajaran. B. Teknik Delegasi Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplemantasikan suatu metode secara spesifik. Teknik Delegasi adalah teknik pembelajaran yang meminta orang lain belajar untuk anda dalam sebuah kelompok diskusi. 13 Teknik ini dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan terbukti sebuah strategi yang efisien dalam meningkatkan hasil belajar. Teknik delegasi ini adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan menambah variasi aktivitas belajar mengajar. Apabila pembelajaran itu menyenangkan, maka proses pembelajaran akan berjalan secara efektif, seperti yang diungkapkan oleh Peter Kline dalam Hartono bahwa learning is most effective when is fun (belajar sangat efektif apabila menyenangkan). 14 Selain itu, teknik ini juga memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Sejumlah keterampilan mandiri dilatih, termasuk menggunakan berbagai sumber, membuat catatan, berkolaborasi, komunikasi, presentasi. 2. Peer teaching terbukti sebuah strategi belajar yang efisien 3. Kerja kelompok dan kewarganegaraan dipelajari melalui saling ketergantungan dari kegiatan ini. Belajar dari tiap individu 13 Paul Ginnis, Loc. Cit 14 Hartono dkk, Loc. Cit

bergantung pada beberapa orang lain, jadi tiap orang memiliki banyak tanggung jawab. 15 Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Djamarah mengatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Senada dengan itu Hamalik mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Dalam teknik ini aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dengan kegiatan kelompok untuk memahami materi yang ada di stasiun sumber atau pameran di depan kelas, sehingga antar peserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman maupun gagasan-gagasan. Dengan demikian, apabila siswa telah memahami materi secara detail, maka siswa akan menguasai materi tersebut dan bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan teknik pembelajaran delegasi adalah sebagai berikut: 1. Guru membuat stasiun sumber atau pameran yang mencakup gabungan dari beberapa poster mengenai materi yang akan dipelajari di depan kelas 15 Paul Ginnis. Op. Cit. 108

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok rumah yang bertujuan untuk memahami dan mempelajari semua aspek dari materi yang dipamerkan di depan kelas 3. Guru meminta tiap kelompok mengirimkan 8 orang siswa yang terdiri dari 4 orang siswa sebagai utusan atau delegasi yang bertujuan memahami materi, membuat catatan untuk dibawa kembali ke kelompoknya dan 4 orang lainnya yang bertugas untuk mengecek kerja rekan mereka di pameran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru 4. Guru meminta tiap utusan atau delegasi dan siswa yang bertugas mengecek kerja rekan mereka agar kembali pada kelompoknya semula untuk mengajari dan menyampaikan materi yang mereka peroleh dari stasiun sumber kepada anggota kelompoknya masing-masing 5. Guru berkeliling memantau kualitas pengajaran dan menjawab pertanyaan dari siswa untuk klarifikasi. 16 C. Hubungan Penerapan Teknik Delegasi dalam Meningkatkan HasilBelajarSiswa Sebagaimana yang dinyatakan Muhibbin Syah, bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswadapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal (faktor dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan sekitar siswa dan faktor pendekatan belajar (Approach to Learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi 16 Ibid.

dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran. 17 Dengan demikian teknik pembelajaran delegasi merupakan salah satu cara yang cukup variatif dan juga dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam.teknik ini dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan terbukti sebuah strategi yang efisien dalam meningkatkan hasil belajar. Teknik delegasi ini adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan menambah variasi aktivitas belajar mengajar. Apabila pembelajaran itu menyenangkan, maka proses pembelajaran akan berjalan secara efektif, seperti yang diungkapkan oleh Peter Kline dalam Hartono bahwa learning is most effective when is fun (belajar sangat efektif apabila menyenangkan). 18 Selain itu, teknik ini juga memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Sejumlah keterampilan mandiri dilatih, termasuk menggunakan berbagai sumber, membuat catatan, berkolaborasi, komunikasi, presentasi. 2. Peer teaching terbukti sebuah strategi belajar yang efisien 3. Kerja kelompok dan kewarganegaraan dipelajari melalui saling ketergantungan dari kegiatan ini. Belajar dari tiap individu bergantung pada beberapa orang lain, jadi tiap orang memiliki banyak tanggung jawab. 19 Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Djamarah mengatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Sebagaimana 17 Muhibbin syah, Op.Cit. h. 129 18 Hartono dkk, Loc. Cit 19 Paul Ginnis. Op. Cit. 108

dalam al Qur an terdapat surat yang menyebutkan betapa pentingnya pembahasan sesuatu dengan cara bersama-sama (seperti teknik delegasi) yakni terdapat pada Surat Asy-Syuura [42], ayat 38 :. Artinya :...Dan (bagi) orang -orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. (Q.S. Asy-Syura [42] 38). 20 Dalam ayat tersebut terdapat anjuran untuk mengadakan musyawarah dalam segala urusan, termasuk didalamnya adalah proses belajar mengajar, yang mengacu kepada pembelajaran secara kelompok tentu memberikan ruang yang lebih luas terhadap terjadinya musyawarah (bertukar informasi) dalam memahami pelajaran. Dalam ayat lain juga secara implisit disebut tentang saling tolongmenolong dalam berbuat kebaikan. Dalam al-quran disebutkan pada surah Al- Maidah [5] ayat 2 :... Artinya :...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan 20 Tim Pelaksana Pentashihan Al-Quran, Op. Cit. h. 487

pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya.(q.s.al-maidah [5]2). 21 Ayat tersebut ada kaitannya dengan teknik delegasi, yaitu saling tolongmenolong menyampaikan materi pembelajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagaimana dalam teknik delegasi siswa diminta mengirimkan utusan atau delegasi dari tiap kelompok untuk mempelajari materi yang ada di stasiun sumber atau pameran, yang kemudian disampaikan kepada anggota kelompoknya masing-masing. D. Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh saudari Nurrahmawati pada tahun 2010 pada Program Studi Pendidikan Agama Islam dengan judul Penerapan Teknik Pembelajaran Delegasi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN 031 Pongkai Istiqomah Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar.Pada pokok bahasan Kisah Nabi, yang menunjukkan bahwa skor rata-rata sebelum penerapan teknik delegasi adalah 48,80%, sedangkan skor rata-rata setelah penerapan teknik delegasi adalah 76,27%. 22 Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh saudari Luluk Ilma nunah pada tahun 2013 dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Strategi Peer Lessons pada Siswa Kelas IV SDN 007 Lubuk Baja Batam. Pada pokok bahasan menjumlahkan pecahan, 21 Ibid. h. 106 22 Nurrahmawati, Penerapan Teknik Pembelajaran Delegasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN 031 Pongkai Istiqomah Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar, (Pekanbaru: Pustaka UIN Suska, 2010)

yang menunjukkan bahwa skor rata-rata dari hasil belajar siswa sebelum penerapan strategi peer lessons adalah 33,33% atau hanya 7 orang siswa yang tuntas dan 66,66% atau 14 orang siswa yang tidak tuntas, sedangkan skor ratarata setelah penerapan strategi peer lessons hasil belajar siswa meningkat menjadi 90,47% atau 19 orang siswa yang tuntas dan 9,53% atau 2 orang siswa yang tidak tuntas. 23 Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh saudara Suryadi pada tahun 2013 dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas V MIN Tanjung Pinang Kepulauan Riau. Pada pokok bahasan Bumi Dan Alam Semesta, yang menunjukkan bahwa skor rata-rata dari hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 38,46 % atau 10 orang siswa yang tuntas dan 61,54% atau 16 orang siswa yang tidak tuntas,sedangkan skor rata-rata setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah 19% atau 5 orang siswa yang tidak tuntas dan 81% atau 21 orang siswa yang tuntas. 24 Berdasarkan penjelasan di atas, maka kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Nurrahmawati yaitu sama-sama dengan menggunakan Teknik Pembelajaran Delegasi. Adapun perbedaannya yaitu saudari Nurrahmawati menggunakan Teknik Pembelajaran Delegasi untuk 23 Luluk Ilma nunah,meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Strategi Peer Lessons Pada Siswa Kelas IV SDN 007 Lubuk Baja Batam (Pekanbaru: Pustaka UIN Suska,2003) 24 Suryadi, Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V MIN Tanjung Pinang Kepulauan Riau (Pekanbaru: Pustaka UIN Suska, 2013)

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Agama Islam dan peneliti menggunakan Teknik Pembelajaran Delegasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA. Sedangkan kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Luluk Ilma nunah dan saudara Suryadi yaitu sama-sama meneliti hasil belajar siswa, saudari Luluk Ilma nunah hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dan saudara Suryadi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Adapun perbedaannya dengan yang peneliti lakukan yaitu peneliti menggunakan teknik delegasi sedangkan saudari Luluk Ilma nunah menggunakan strategi peer lessons dan saudara Suryadi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Penerapan Teknik Pembelajaran Delegasi pada Mata Pelajaran IPA dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV B SDN 181 Pekanbaru. F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar siswa, baik secara individual maupun secara klasikal dengan nilai yang diperoleh sama atau melebihi KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu untuk individual 65 dan secara klasikal 75 % dari seluruh siswa telah berhasil serta terlaksananya indikator pembelajaran dengan baik. Untuk mengetahuinya

adalah dengan menganalisis aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil tes yang dilakukan pada pertemuan pra-tindakan dan tiap ulangan harian persiklus. 1. Indikator Kinerja a. Aktivitas guru Data tentang aktivitas guru berguna untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang ditetapkan atau dilakukan telah sempurna atau tidak sempurna dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan sebelumnya. Adapun aktivitas guru dalam proses pembelajaran diambil dari langkah-langkah penerapan teknik pembelajaran delegasi yaitu: 1) Guru membuat stasiun sumber atau pameran yang mencakup gabungan dari beberapa poster mengenai materi yang akan dipelajari di depan kelas 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok rumah yang bertujuan untuk memahami dan mempelajari semua aspek dari materi yang dipamerkan di depan kelas 3) Guru meminta tiap kelompok mengirimkan 8 orang siswa yang terdiri dari 4 orang siswa sebagai utusan atau delegasi yang bertujuan memahami materi, membuat catatan untuk dibawa kembali ke kelompoknya dan 4 orang lainnya yang bertugas untuk mengecek kerja rekan mereka di pameran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru

4) Guru meminta tiap utusan atau delegasi dan siswa yang bertugas mengecek kerja rekan mereka agar kembali pada kelompoknya semula untuk mengajari dan menyampaikan materi yang mereka peroleh dari stasiun sumber kepada anggota kelompoknya masing-masing 5) Guru berkeliling memantau kualitas pengajaran dan menjawab pertanyaan dari siswa untuk klarifikasi. Adapun keberhasilan aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dilihat pada kategori berikut: a) Sangat sempurna, jika total skor nilai aktivitas mencapai (81% - 100%) b) Sempurna, jika total skor nilai aktivitas mencapai (61% - 80%) c) Cukup sempurna, jika total skor nilai aktivitas mencapai (41% - 60%) d) Kurang sempurna, jika total skor nilai aktivitas mencapai (21% - 40%) e) Tidak sempurna, jika total skor nilai aktivitas mencapai (0% - 20%). 25 Dari kelima kategori tersebut, aktivitas guru dalam pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah mencapai kategori sempurna dengan persentase yang berkisar antara 61% - 80%. b. Aktivitas siswa Data tentang aktivitas siswa berguna untuk mengetahui apakah kegiatan belajar telah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun aktivitas siswa yaitu: 1) Siswa memperhatikan stasiun sumber atau pameran yang telah dibuat guru di depan kelas 25 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta,2011),h.89.

2) Siswa duduk berkelompok sesuai permintaan guru untuk memahami dan mempelajari semua aspek dari materi yang dipamerkan di depan kelas 3) Tiap kelompokmengirimkan 8 orang siswa yang terdiri dari 4 orang siswa sebagai utusan atau delegasi kelompoknya untuk pergi ke pameran dan 4 orang siswa yang bertugas mengecek kerja rekan mereka 4) Siswa yang menjadi utusan atau delegasi dan yang bertugas mengecek kerja rekan merekakembali pada kelompoknya semula untuk mengajari dan menyampaikan materi yang mereka peroleh dari stasiun sumber 5) Siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi yang tidak dipahaminya kepada guru Adapun kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran, dapat dilihat dari kategori berikut: 2. Indikator Hasil (1)Sangat baik, jika total skor nilai aktivitas mencapai (81% - 100%) (2)Baik, jika total skor nilai aktivitas mencapai (61% - 80%) (3)Cukup baik, jika total skor nilai aktivitas mencapai (41% - 60%) (4)Kurang baik, jika total skor nilai aktivitas mencapai (21% - 40%) (5)Tidak baik, jika total skor nilai aktivitas mencapai (0% - 20%). 26 Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan. Adapun KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. 27 26 Ibid. 27 E Mulyasa, Op. cit. h. 254

Artinya dengan persentase tersebut hampir keseluruhan hasil belajar siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan.