WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

2016, No perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbang

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26.A TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 2015.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI

TENTANG. dan Jaminan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2016

NOMOR : 10 TAHUN 2009

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR : 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA ASURANSI KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KOTA TANGERANG SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BOTATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR ^TTAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI

PERATURAN BUPATI BERAU

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG JASA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 89 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 Juni Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 94

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI LAMONGAN TENTANG BUPATI LAMONGAN, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA PADANG, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional, diperlukan dana Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dana Operasional Pelayanan Kesehatan yang bersumber dari Dana Kapitasi dan Non Kapitasi; b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pembayaran dan pemanfaatan dana sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu diatur dengan Peraturan Walikota; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pembayaran Dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Dan Non Kapitasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 20); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4436); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4967); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Tambahan Lembaran Negara Nomor 5256); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3164); 12. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 29); Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 255); 13. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 81); 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/ MENKES/ PER/ II/2011 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Peserta PT Askes (Persero); 16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2526/ MENKES/ PER/ XII/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan; 17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional dan Dukungan Biaya Operasional Pada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah; 19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional; 20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan; 21. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 90 Tahun 2012 tentang Sistem Pelayanan Jaminan Kesehatan Sumatera Barat Sakato (Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Nomor 90) Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 16 Tahun 2013 (Berita Daerah Tahun 2013 Nomor 16); 22. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 91 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Jaminan Kesehatan Sumatera Barat Sakato (Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Nomor 91 Tahun 2012) Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 15 Tahun 2013 (Berita Daerah Tahun 2013 Nomor 15); 23. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 14 Tahun 2013 tentang Kepesertaan Jaminan Kesehatan Sumatera Barat Sakato (Berita Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 Nomor 14); 24. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 16) Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 14 Tahun 2012 (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 14); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEMBAYARAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota yang dimaksud dengan : 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial;

2. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Kelurahan, Pos Pelayanan Terpadu, Bidan Praktek Swasta yang bekerja sama dengan Puskesmas dan kerja sama dengan fasilitas kesehatan lainnya; 3. Kapitasi adalah sistem pembayaran per bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan; 4. Non Kapitasi adalah sistem pembayaran Klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan; 5. Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset selanjutnya disingkat dengan DPKA adalah dinas pengelola keuangan dan aset Pemerintah Kota Padang; 6. Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambahan kekayaan bersih; 7. Jasa adalah kegiatan pemerintah Kota berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau pemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati orang pribadi atau badan; 8. Jaminan Kesehatan Nasional adalah Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi dan ekuitas; 9. Pelayanan Kesehatan merupakan pelayanan medis dan non medis yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan, atau pelayanan kesehatan; 10. Rawat Jalan adalah pelayanan terhadap orang yang masuk instansi kesehatan untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau tindakan kesehatan penunjang lainnya tanpa tinggal rawat inap; 11. Rawat Inap adalah pelayanan terhadap orang yang masuk instansi kesehatan dan menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau tindakan kesehatan penunjang lainnya; 12. Dukungan biaya operasional adalah merupakan biaya yang dibayarkan untuk penggunaan sarana di Dinas Kesehatan Kota Padang dan jaringannya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan; 13. Jasa Pelayanan adalah merupakan biaya jasa pemberi pelayanan kesehatan perorangan atau keluarga yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif; BAB II PEMBAYARAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI Pasal 2 (1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada rekening Bendahara Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; (2) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana non kapitasi ke Rekening Kas Daerah Kota Padang dan dicatat sebagai Pendapatan Daerah.

BAB III PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI Bagian Kesatu Dana Kapitasi Pasal 3 (1) Dana Kapitasi yang telah diterima oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dimanfaatkan untuk : a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan; dan b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. (2) Pemanfaatan dana kapitasi : a. jasa pelayanan sebesar 60 % dari penerimaan dana kapitasi; dan b. dukungan biaya operasional kesehatan sebesar 40% dari penerimaan dana kapitasi. Pasal 4 (1) Pemanfaatan dana kapitasi jasa pelayanan sebesar 60% dari penerimaan dana kapitasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) huruf a dimanfaatkan untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi : a. tenaga kesehatan; dan b. tenaga non kesehatan. (2) Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel : a. jenis ketenagaan dan atau jabatan; dan b. kehadiran c. kinerja d. status kepegawaian; dan e. masa kerja (3) Variabel jenis ketenagaan dan atau jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dinilai sebagai berikut : a. tenaga medis, diberi nilai 150; b. tenaga apoteker atau tenaga profesi keperawatan, diberi nilai 100; c. tenaga kesehatan setara S1 atau D IV, diberi nilai 60; d. tenaga non kesehatan minimal setara D3, tenaga kesehatan setara D3, atau tenaga kesehatan dibawah D3 dengan masa kerja paling singkat 10 tahun, diberi nilai 40; e. tenaga kesehatan dibawah D3 dengan masa kerja kurang dari 10 tahun, diberi nilai 25; dan f. tenaga non kesehatan dibawah D3 dengan masa kerja kurang dari 10 tahun, diberi nilai 15. (4) Tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang merangkap tugas administratif sebagai kepala Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, kepala Tata Usaha atau bendahara dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional diberi tambahan nilai 30. (5) Variabel kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dinilai sebagai berikut : a. hadir dan tidak terlambat setiap hari kerja, diberi nilai 1 poin per hari; atau b. terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya diakumulasi sampai dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1 poin.

(6) Ketidakhadiran akibat sakit atau penugasan keluar oleh kepala Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dikecualikan dari penilaian kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (5). (7) Variabel kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dinilai sebagai berikut : Kinerja pegawai dinilai berdasarkan pencapaian SKP bulanan secara kuantitas, sebagai berikut : a. > 90 % target diberi nilai 10 b. 70 % - 90 % target diberi nilai 5 c. < 70 % target diberi nilai 0 (8) Variabel status kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dinilai sebagai berikut : a. pegawai negeri sipil (PNS) diberi nilai 2 b. ptt/kontrak diberi nilai 1 (9) Variabel masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dinilai sebagai berikut : a. masa kerja 1-10 tahun diberi nilai 1 b. masa kerja > 10 tahun diberi nilai 2 (10) Jumlah jasa pelayanan yang diterima oleh masing-masing tenaga kesehatan dan non kesehatan dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Point ketenagaan- (Jml hari tdk masuk kerja x Point per hari ketenagaan) (Jml hari kerja efektif Jml hari tdk masuk + kerja) + + Jumlah point seluruh ketenagaan Variabel daerah x Total jaspel yang telah ditetapkan Pasal 5 Pemanfaatan dukungan biaya operasional sebesar 40% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dimanfaatkan untuk : a. kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya sebesar 12%. b. obat dan bahan medis habis pakai sebesar 20%; dan c. alat kesehatan sebesar 8 %. Pasal 6 Pemanfaatan dukungan biaya operasional kegiatan operasional pelayanan lainnya sebesar 12% sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a dimanfaatkan untuk : a. belanja makan minum; b. jasa profesi narasumber; c. belanja alat tulis kantor; d. belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih; e. belanja kawat, faksimili atau internet; f. belanja perbaikan computer, printer atau service; g. belanja cetak, meliputi blangko status pasien, formulir pernyataan peserta, map pasien, blngko rujukan dan lain-lain; h. belanja foto copy dan jilid; i. belanja penggantian oli; j. belanja suku cadang kendaraan puskel;

k. pembakaran sampah medis; l. belanja service ringan alat kesehatan; m. belanja pembelian laptop, computer atau printer; n. belanja transportasi kunjungan rumah; o. belanja perlengkapan pasien yang meliputi pembelian selimut, bantal, kasur, skerem dan gorden; p. administrasi keuangan dan sistem informasi, meliputi software dan hardware; dan q. lain-lainnya yang tidak mempunyai sumber dana dalam mendukung pelayanan program Jaminan kesehatan Nasional; Pasal 7 Pemanfaatan dukungan biaya operasional alat kesehatan sebesar 8% sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c dimanfaatkan untuk : a. belanja pengadaan alat kedokteran umum dan kedokteran gigi; dan b. belanja pengadaan alat-alat laboratorium kesehatan. Bagian Kedua Dana Non Kapitasi Pasal 8 (1) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mengusulkan dana non kapitasi kepada Dinas Kesehatan Kota Padang berdasarkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan; (2) Dinas Kesehatan Kota Padang mengajukan permintaan dana non kapitasi kepada DPKA dan dibayarkan kepada fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama; (3) Dana Non Kapitasi yang telah diterima oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dimanfaatkan untuk : a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan; dan b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Pasal 9 Dana non kapitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dimanfaatkan untuk : I. Persalinan a. Puskesmas NO KEGIATAN JASA PELAYANAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL 1 2 3 4 1 Persalinan Normal 75 % 25% 2 Pelayanan perdarahan pasca keguguran pervaginam dengan tindakan emergency dasar 3 Pelayanan tindakan pasca persalinan Pelayanan Pra rujukan pada 4 komplikasi kebidanan dan neonatal 5 Pelayanan Komplikasi KB Pasca Persalinan 75 % 25% 75 % 25% 75 % 25% 75 % 25 %

Dukungan biaya operasional sebesar 25 % sebagaimana dimaksud pada kolom nomor 4 digunakan untuk : 1. alat tulis kantor; dan atau 2. foto copy. b. Jejaring Puskesmas NO KEGIATAN 1 Pemeriksaan ANC bagi jejaring Puskesmas 2 Persalinan Normal bagi jejaring Puskesmas 3 Pemeriksaan PNC bagi jejaring Puskesmas Pelayanan perdarahan pasca 4 keguguran pervaginam dengan tindakan emergency dasar bagi jejaring 5 Pelayanan tindakan pasca persalinan bagi jejaring 6 Pelayanan Pra Rujukan pada komplikasi kebidanan dan neonatal bagi jejaring 7 Pelayanan komplikasi KB Pasca Persalinan bagi jejaring JASA PELAYANAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL Dukungan biaya operasional sebesar 10 % sebagaimana dimaksud pada kolom nomor 4 digunakan untuk biaya pembinaan puskesmas. II. Non Persalinan NO KEGIATAN JASA PELAYANAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL 1 Protesa Gigi 75 % 25% 2 Pemeriksaan IVA 75 % 25% 3 Pemeriksaan Gula Darah 75 % 25% Dukungan biaya operasional sebesar 25 % sebagaimana dimaksud pada kolom nomor 4 digunakan untuk bahan habis pakai. III. Rawat Inap Per Hari NO KEGIATAN JASA PELAYANAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL 1 Rawat Inap 50 % 50 % Dukungan biaya operasional sebesar 50 % sebagaimana dimaksud pada kolom nomor 4 digunakan untuk alat rumah tangga.

BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Padang Nomor 14 B tentang Pembayaran dan Pemanfaatan Dana Kapitasi dan Non Kapitasi (Berita Daerah Tahun 2014 Nomor 14 B) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Padang. Ditetapkan di Padang pada tanggal 26 Januari 2015 WALIKOTA PADANG, ttd MAHYELDI Diundangkan di Padang pada tanggal 26 Januari 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA PADANG ttd NASIR AHMAD BERITA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2015 NOMOR 6.