BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengabdian terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara

BAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB I PENDAHULUAN. akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

PENDAHULUAN. sampai saat ini masih memberikan dampak bagi perekonomian dunia. Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara, yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku di berbagai negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan kebijakan tentang perpajakan agar mendapatkan hasil yang diinginkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sendiri. Semua potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus digali dan

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah kewajiban warga negara yang merupakan wujud. langsung oleh wajib pajak dan bersifat memaksa. Saat ini peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. innovator dan stabilisator pembangunan. Dalam pelaksanaan tugas tugas

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB I PENDAHULUAN. bernegara demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera, baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal

BAB I PENDAHULUAN. baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap

I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : Perhitungan Anggaran Negara & Nota RAPBN, diolah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera diperlukan pembangunan yang merata. Berdasarkan data yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. peningkatan taraf hidup yang lebih baik untuk perkembangan negara juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. negara mengandalkan dua sumber pokok dari dalam negeri dan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak bersifat dinamik, sifat ini dibuktikan dari pajak selalu mengikuti

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan peningkatan jumlah dan kebutuhan masyarakat. (Lubis, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu instrument yang digunakan negara untuk menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak berperan penting sebagai sumber penerimaan negara di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. objek pajaknya, seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari negara. Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak sebagai bagian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain dengan cara menggali, mendorong, dan. mengembangkan sumber-sumber penerimaan dari dalam negeri agar

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bertahap, berencana, dan berkesinambungan menurut arah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibentuknya suatu pemerintahan pada hakikatnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan. rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan suatu kewajiban warga negara yang berupa iuran wajib terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara langsung oleh Wajib Pajak. Pajak merupakan sumber pendapatan yang utama bagi negara dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan suatu negara. Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar peranannya dalam menyusun anggaran negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun besarnya kontribusi pajak di dalam APBN pun selalu meningkat setiap tahun. APBN Tahun 2016 sekitar 85% dibiayai dari besarnya penerimaan pajak (www.kemenkeu.go.id). Tuntutan akan peningkatan penerimaan pajak, peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta diperlukannya perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan utama dilakukan reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan tersebut berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan penyempurnaan terhadap sistem administrasi perpajakan sehingga dengan penerapannya diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Pajak bersifat dinamik dan selalu mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya terbukti dengan adanya peraturan 1

2 pajak yang sering mengalami perubahan. Dengan adanya peningkatan penerimaan pajak, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan sehingga di perlukan adanya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu yang berupa penyempurnaan dan perbaikan terhadap kebijakan, peraturan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas dan pelayanan pajak lebih efektif dan efisien, sehingga penerimaan pajak dapat dipungut secara optimal sesuai nilai keadilan sosial dan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada Wajib Pajak (Rapina, et al. 2011). Konsep modernisasi adminitrasi perpajakan pada prinsipnya merupakan suatu pola sistem adminitrasi yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat serta tata nilai nilai yang dianut organisasi sehingga diharpkan dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi institusi yang profesional dan memiliki citra baik di masyarakat. Reformasi pajak di Indonesia dimulai tahun 1983 dengan memperkenal prinsi self assessment, penyederhanaan dan penurunan tarif PPh, danmemberlakukan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebagai pengganti dari PPn (Pajak Penjualan). Reformasi pajak 1983 dilanjutkan dengan reformasi pajak pada tahun 1994 dan 1997 yang mengubah dan membentuk undang-undang baru. Dalam reformasi ini kembali menurunkan tarif PPh dan memperkenalkan PPh final. Selain itu membuat undang-undang terkait dengan pajak daerah dan retribusi daerah. Demikian juga membuat undang-undang terkait dengan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan).

3 Mulai tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) meluncurkan program perubahan (change program) atau reformasi perpajakan yang secara singkat disebut Modernisasi. Landasarn dari pelaksanaan modernisasi ini adalah good governance yaitu penerapan suatu sistem adminitrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaat suatu sistem teknologi informasi yang modern dan handal. Modernisasi sistem perpajakan di Indonesia dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan antara 2002-2009. Pada tahap pertama, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan dua perubahan yang mendasar. Pertama adalah Reformasi Administrasi yang meliputi restrukturisasi organisasi, perbaikan proses bisnis, penyempurnaan sistem manajemen sumber daya manusia, dan pelaksanaan good governance. Kedua dilakukan Reformasi Kebijakan, yaitu dengan dilakukannya amandemen atas beberapa undang-undang perpajakan dan juga pemberian stimulus fiskal. Tahap kedua Reformasi Perpajakan dilakukan antara tahun 2009-2012. Pada tahap kedua, perubahan DJP diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia dan penggunaan teknologi informasi dalam sistem administrasi perpajakan. Pengelolaan sumber daya manusia yang dimuliki merupakan sebuah perubahan substansial belum pernah adanya perubahan sebelumnya. Direktorat Jenderal Pajak dalam melaksanakan sistem administrasi perpajakan secara modern, berorientasi pada pemberian kualitas pelayanan kepada wajib pajak yang optimal, dengan menjunjung nilai-nilai organisasi baru yang kuat dan adil.

4 Menurut Nasucha (2004) terdapat empat diemensi terkait dengan modernisasi sistem administrasi perpajakan yaitu (1) modernisasi struktur organisasi, (2) modernisasi prosedur organisasi, (3) modernisasi strategi organisasi, dan (4) modernisasi budaya organisasi. Rahayu dan Lingga (2009) menyatakan bahwa modernisasi struktur organisasi merupakan proses penyempurnaan struktur yang dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksi-seksi berdasarkan jenis pajak. Hasil penelitian menunujukkan bahwa modernisasi struktur organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Bandung X. Sedangkan menurut penelitian lain yang dilakukan Alia dan Akhmad (2014) menunjukkan bahwa modernisasi struktur organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Surabaya Wonocolo. Selanjutnya modernisasi prosedur organisasi, yaitu proses penyempurnaan prosedur dalam memberikan layanan ditandai dengan pembentukan account representative dan compliant center untuk melayani konsultasi maupun keberatan, prosedur yang lebih sederhana dan juga penggunaan fasilitas modern dalam memberikan pelayanan, sehingga dengan ditingkatkannya kualitas pelayanan dan nantinya pelayanan yang diberikan akan lebih efektif dan efisien yang dapat membuat wajib pajak merasa puas dan senang dengan pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian Rahayu dan Lingga (2009) menunjukkan bahwa modernisasi prosedur organisasi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Bandung X. Penelitian yang dilakukan oleh Listania (2013) pada KPP Pratama Malang Utara menujukkan hasil yang

5 berbeda, modernisasi prosedur organisasi dengan adanya perubahan implementasi pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Modernisasi strategi organisasi yaitu merupakan proses penyempurnaan rencana tindakan guna mencapai tujuan organisasi. Modernisasi terkait strategi ini ditandai dengan dikembangkannya fasilitas layanan dalam bentuk E-system, dilakukannya kampanye dan sosialisasi perpajakan, dan pemberian pelatihan tentang teknik dan metode palayanan yang prima guna untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian Rahayu dan Lingga (2009) menunjukkan bahwa modernisasi strategi organisasi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Bandung X. Penelitian yang dilakukan oleh Listania (2013) pada KPP Pratama Malang Utara menunjukkan hasil yang berbeda modernisasi strategi organisai dengan adanya fasilitas pelayanan dalam memanfaatkan teknologi berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimensi yang terakhir yaitu terkait dengan modernisasi budaya organisasi. Modernisasi budaya organisasi merupakan suatu proses penyempurnaan sikap, perilaku, cara pandang dalam lingkungan kerja anggotaanggotanya. Modernisasi budaya organisasi tercermin dari penggunaan kode etik yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang dapat dilihat dalam tingkah laku dari setiap anggota-anngotanya. Hasil penelitian Rahayu dan Lingga (2009) menunjukkan bahwa modernisasi budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Bandung X. Sedangkan hasil penelitian Sinta, Tan, dan Lidya (2010) menujukkan bahwa modernisasi budaya

6 organisasi berpengaruh negatif terhadap kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Bandung Bojonagara. Penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak sehingga dapat mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak yang tinggi diharapkan berdampak pada meningkatnya jumlah penerimaan pajak pula. Sehinga dengan mengoptimalkan jumlah penerimaan pajak maka jumlah penerimaan APBN pun meningkat, dan dapat membiayai pembangunan nasional suatu negara. Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah tersebut, sehingga untuk penelitian ini peneliti mengambil judul PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP KANWIL DJP JATIM I DAN JATIM II. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah modernisasi struktur organisasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II? 2. Apakah modernisasi prosedur organisasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I Jatim II?

7 3. Apakah modernisasi strategi organisasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II? 4. Apakah modernisasi budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membuktikan secara empiris pengaruh modernisasi struktur organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II 2. Membuktikan secara empiris pengaruh modernisasi prosedur organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II 3. Membuktikan secara empiris pengaruh modernisasi strategi organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II 4. Membuktikan secara empiris pengaruh modernisasi budaya organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada pada Kantor Wilayah DJP Jatim I dan Jatim II

8 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Instansi Kantor Pelayanan Pajak Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan Wajib Pajak guna untuk mengoptimalkan kinerja dan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. 1.4.2 Bagi STIE Perbanas Surabaya Hasil peneltian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu akuntansi perpajakan. Selain itu dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa STIE Perbanas Surabaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian akuntansi berbasis keprilakuan di Indonesia, khususnya mengenai tingkat kepatuhan Wajib Pajak setelah diberlakukan modernisasi sistem administrasi perpajakan. 1.4.3 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, selain itu hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran langsung tentang pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak pada Kanwil DJP Jatim I dan Jatim II.

9 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, masingmasing bab terbagi menjadi subbab-subbab yang akan dirinci sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tinjauan teori yang diperlukan dalam menunjang penelitian dan konsep yang relevan untuk membahas permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, tinjauan atas penelitian terdahulu, hubungan antar variabel yang digunakan, kerangka pemikiran, dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai metode atau langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu meliputi rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, instrumen penelitian, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, dan teknik analisis data yang diguanakan. Bab IV Gambaran Subyek Penelitian dan Analisis Data

10 Bab ini membahas mengenai gambaran umum subyek penelitian dan juga menganalisa data yang telah terkumpul yang dianalisis dengan teknik analisa guna menghasilkan suatu kesimpulan, selanjutnya dilakukan pembahasan secara mendalam terkait dari hasil penelitian. Bab V Penutup Bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, menguraikan keterbatasan-keterbasatasn yang ada dalam penelitian ini. Selain itu juga memberikan saran-saran yang nantinya bisa dikembangkan lagi untuk penelitian selanjutnya.