PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN ISPA PADA BALITA DI POSYANDU Tina Yuli Fatmawati 1

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Journal of Health Education

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBADUYUT BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PENANGGULANGAN ISPA PADA BALITA. Abstrak

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), media audio visual, pendidikan kesehatan, perilaku ibu, balita

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Infeksi saluran pernafasan akut sampai saat ini masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

PERAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KENALI ASAM BAWAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PRAKTIK IBU HAMIL DALAM UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI POST PARTUM

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nurlathifah N. Yusuf

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN BALITA DIARE DI RUMAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Syakhila Pradhani

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Bulawa terletak di Desa Kaidundu Kecamatan Bulawa. Puskesmas

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1).

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

PERBEDAAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN JENTIK SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

PENGARUH AUDIOVISUAL CARA CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) TERHADAP PERILAKU SISWA SDN 10 LAMBUNG BUKIT

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA PADA BALITA DI DESA PEMATANG LALANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA)

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

Oleh : Tintin Purnamasari ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN ISPA PADA BALITA DI POSYANDU Tina Yuli Fatmawati 1 Abstract Acute respiratori infections have occurred in infant. Incidence of infants is estimated to be 0.29 episodes of role / year in developing countries and 0.05 episodes / year in developed countries. Most cases occur in India (43 Million), China (21 Million) and Pakistan (10 Million) and Bangladesh, Indonesia and Nigeria respectively 6 million Prevalence of ARI in infants in Indonesia as many as 25.0% with the highest characteristic occur in age group 1-4 years (25.8%). In Jambi, ISPA disease of 10 major diseases.this research is a pre experimental using One Group pretest-posttest design. This research was conducted at Posyandu Bambu Kuning Jambi. The population in this study amounted to 84 people with a sample of 20 respondents. Data analysis using univariate and bivariate analysis. The Result known that from 20 ts majority of respondents (60.0%) have good knowledge before given health education. After being given health education to 95.0% of respondents have good knowledge. The result of bivariate analysis shows that there is a significant influence between the knowledge of the respondents before and after being given health education with p-value = 0,00. It is hoped that the puskesmas is primarily responsible for posyandu or health promotion to give a continue and scheduled counseling to mothers especially those with toddlers so as to improve healthy life behavior especially in the prevention and management of ISPA. Keywords: Knowledge, Health education, ISPA in Infant PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk adneksanya ( sinus, rongga telinga tengah, Pleura) ( Kemenkes RI,2012). ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umir balita diperkirakan 0,29 episode peranak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode/tahun di negara maju. Kasus terbanyak terjadi di India (43 Juta), China (21 Juta) dan Pakistan (10 Juta) dan Bangladesh, Indonesia dan Nigeria masing-masing 6 juta Prevalensi ISPA pada balita di Indonesia sebanyak 25,0% dengan karakteristik tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%) (Riskesdas, 2013). Di Provinsi Jambi ISPA merupakan penyakit yang terbanyak dari 10 besar penyakit yang ada. (Dinkes Provinsi Jambi, 2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang Penatalaksanaan ISPA adalah dengan pemberian pendidikan kesehatan. Peningkatan pengetahuan ini sangat dibutuhkan oleh ibu agar dapat memahami dalam penatalaksanaan dan pencegahan ISPA. Pendidikan kesehatan merupakan gambaran penting dan bagian dari peran perawat yang profesional dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (preventif). (Fitriani, 2011). Berkaitan dengan usaha meningkatkan pengetahuan ibu tentang ISPA melalui pendidikan kesehatan, media pendidikan 1 Dosen STIKBA Jambi 227

kesehatan sangat berperan penting karena media tersebut akan mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat. Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dan berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. Dari berbagai media atau alat bantu pendidikan, leaflet merupakan media yang paling banyak dan sering digunakan oleh petugas kesehatan untuk menyampaikan informasi saat pendidikan kesehatan. karena leaflet berbentuk lembaran yang dilipat dan mudah dibawa kemana saja sehingga jika seseorang lupa apa yang sudah disampaikan maka bisa membacanya di leaflet. (Notoatmodjo, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Novrianda (2015) yang berjudul perbandingan efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan kemampuan ibu merawat balita di Puskesmas Padang pasir dan Pauh didapatkan hasil diperoleh perbedaan pengetahuan dan kemampuan merawat balita sebelum dan setelah pendidikan kesehatan dengan (p-= 0.002). Survei awal yang dilakukan pada tanggal 2 Juli 2016 di Posyandu Bambu Kuning pada 5 orang ibu yang mempunyai balita diperoleh 4 orang ibu mengatakan tidak mengetahui mengenai pengertian, penyebab, pencegahan dan penatalaksanaan ISPA, 1 orang mengetahui tentang pencegahan dan penatalaksanaan ISPA. Berdasarkan fenomena dan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh pendidikan kesehatan dengan Media Leaflet terhadap Pengetahuan Ibu tentang penatalaksanaan ISPA pada balita di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan menggunakan rancangan One Group pretest-posttest. One Group pretestpost test adalah Rancangan yang hanya menggunakan satu kelompok tanpa menggunakan kelompok pembanding tetapi yang diuji adalah perubahan-perubahan yang terjadi setelah diberikan media leaflet. Didalam penelitian ini peneliti menguji satu kelompok dengan mengambil pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan leaflet tentang Penatalaksanaan ISPA. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki balita yang berkunjung di Posyandu Bambu Kuning berjumlah 84 orang. Tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.menurut Sugiyono,(2008) ukuran minimum sampel yang dapat diterima bedasarkan pada Metode eksperimental, antara 10-20 responden. Berdasarkan rumusan tersebut, peneliti menetapkan 20 Ibu yang memiliki balita yang berkunjung di Posyandu Bambu Kuning sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk melihat pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan ISPA. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan data skunder. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pendidikan kesehatan dengan Media Leaflet terhadap Pengetahuan Ibu tentang penatalaksanaan ISPA pada balita di Posyandu Bambu Kuning dan dengan menggunakan uji T-Test untuk menilai perbedaan pengetahun 228

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Berdasarkan umur Ibu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 No Umur Ibu Jumlah % 1 20-30 Tahun 12 60.0 2 31-40 Tahun 8 40.0 Total 20 100 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 20 responden 12 responden (60.0%) berumur 20-30 tahun. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Ibu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 No Pendidikan Ibu Jumlah % 1 SMA/PT 12 60.0 2 SMP 4 20.0 3 SD 4 20.0 Total 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pendidikan responden tertinggi adalah SMA dan PT yaitu 12 responden (60.0%). Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Ibu Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 No Pekerjaan Ibu Jumlah % 1 Tidak Bekerja 15 75.0 2 Bekerja 5 25.0 Total 20 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak bekerja (75.0%). Karakteristik Berdasarkan Umur Balita Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Balita di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 No Umur Bayi Jumlah % 1 1-2 Tahun 16 80.0 2 3-5 Tahun 4 20.0 Total 20 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 20 responden ang memiliki balita, ternamyak berusia 1-2 tahun berjumlah 16 balita (80.0%). Analisis Univariat dan Bivariat 229

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang penatalaksanaan ISPA pada Balita. No Pertanyaan Pre Test Post Test Benar % Salah % Benar % Salah % Apa yang di maksud 1. dengan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)? 10 50.0 10 50.0 16 80.0 4 20.0 2. Apa penyebab ISPA? 19 95.0 1 5.0 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Bagaimana cara penularan ISPA? Apa faktor resiko anak yang menderita ISPA? Apa tanda dan gejala ISPA Menurut ibu bagaimana cara pencegahan yang baik terhadap ISPA? Bagaimana cara perawatan ISPA? Bagaimana cara merawat anak demam di rumah? Bagaimana cara pengobatan ISPA pada anak? Apa komplikasi pada ISPA? 19 95.0 1 5.0 20 100 - - 20 100 - - 8 40.0 12 60.0 16 80.0 4 20.0 15 75.0 5 25.0 19 95.0 1 5.0 8 40.0 12 60.0 17 85.0 3 15.0 19 95.0 1 5.0 18 90.0 2 10.0 13 65.0 7 35.0 18 90.0 2 10.0 17 85.0 3 15.0 20 100 - - 9 45.0 11 55.0 20 100 - - Berdasarkan Tabel 5 di atas memperlihatkan gambaran hasil pernyataan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan 10 pertanyaan memperlihatkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan ISPA pada balita masih rendah, ini terlihat dari hasil yang di dapat dari kuisioner pada saat pretest yaitu 12 responden (60%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 4 tentang faktor resiko anak yang menderita ISPA, 12 responden (60%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 6 tentang cara pencegahan yang baik terhadap ISPA, dan 11 responden (55%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 10 tentang komplikasi ISPA. Setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat ada peningkatan pengetahuan yang signifikan pada responden. Hal ini terlihat dari gambaran jawaban pada post test dari 12 responden yang tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 4 pada pre test menjadi 4 orang (20%) yang masih belum tahu, pada pretest 12 responden tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 6, pada saat post test menjadi 3 responden (15%) responden yang masih menjawab salah dan pada pretest 11 responden (55%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 10 saat post test semua responden (100%) dapat menjawab dengan benar. Sementara pada beberapa pertanyaan lainnya (pertanyaan no 2,3 dan 9) pertanyaan post tes dapat terjawab semua oleh responden (100%). Ini artinya ada peningkatan pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Secara garis besar berikut ini disampaikan hasil gambaran 230

pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA pada ibu yang memiliki balita sebelum dan sesudah di berikan Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 No Pengetahuan Jumlah (%) 1. Baik 12 60.0 2. Kurang 8 40.0 Total 20 100,0 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 No Pengetahuan Jumlah (%) 1. Baik 19 95.0 2. Kurang 1 5.0 Total 20 100,0 Tabel 8. Perbedaan pendidikan kesehatan sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan ISPA pada balita di Posyandu Bambu Kuning tahun 2016 Variabel Mean SD SE p-value N Pengetahuan Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan (PRE TEST) Pengetahuan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan (POST TEST) 6.85 1.348 0.301 20 0,00 9.20 0.523 0.116 20 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 20 sebagian besar responden (60.0%) mempunyai pengetahuan baik sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sedangkan 40.0 % responden yang kurang baik. Sedangkan Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 20 sebagian besar responden (95.0%) mempunyai pengetahuan baik setelah diberikan pendidikan kesehatan, sedangkan 5.0 % responden yang masih kurang baik. Analisa Bivariat diperoleh : pada Tabel.8 menunjukan bahwa ratarata pengetahuan responden sebelum mengikuti pendidikan kesehatan adalah 6.85 dengan standar deviasi 1.348 dan pengetahuan responden setelah mengikuti pendidikan kesehatan adalah 9.20 dengan standar deviasi 0.523 dengan hasil uji T test di dapatkan nilai p-value= 0,00 < 0,05 dengan selisih nilai mean -2.35. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan responden sebelum dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Hasil penelitian ini diketahui gambaran pengetahuan responden terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang penatalaksanaan ISPA pada balita di Posyandu Bambu Kuning yaitu dari pengetahuan baik pretest 60% menjadi 95% responden berpengetahuan baik. Hal ini terlihat dari hasil yang di dapat dari kuisioner pada saat pretest yaitu 12 responden (60%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 4 tentang faktor resiko anak yang menderita ISPA, 12 responden (60%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 6 tentang cara pencegahan yang baik terhadap ISPA, dan 11 responden (55%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 10 tentang komplikasi ISPA. Setelah diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat ada peningkatan pengetahuan yang signifikan pada responden. Hal ini terlihat dari gambaran jawaban pada post test dari 12 responden yang tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 4 pada pre test menjadi 4 orang (20%) yang masih belum tahu, pada pretest 12 responden tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 6, pada 231

saat post test menjadi 3 responden (15%) responden yang masih menjawab salah dan pada pretest 11 responden (55%) tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 10 saat post test semua responden (100%) dapat nejawab dengan benar. Sementara pada beberapa pertanyaan lainnya (pertanyaan no 2,3 dan 9) pertanyaan post tes dapat terjawab semua oleh responden (100%). Ini artinya ada peningkatan pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Adapun hasil uji T test di dapatkan nilai p-value= 0,00 < 0,05 dengan selisih nilai mean -2.35. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan responden sebelum dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Sejalan dengan penelitian Amalia, 2012 tentang perbedaan tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit ISPA pada balita sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan di Puskesmas Ariodillah Palembang, didapatkan hasil sebelum diberikan pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan orang tua dalam kategori baik sebanyak 3,1%, setelah diberikan pendidikan kesehatan menjadi 62,2%, ada perbedaan tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit ISP pada balita sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai p value = 0,000. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pendidikan Kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologi sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat, dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-norma hidup sehat, pendidikan akan berpengaruh pada perilaku kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat (outcome) pendidikan kesehatan. ( Notoatmodjo, 2007). Tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat, seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai dengan prinsip kesehatan, maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan. (WHO,2011) Dalam penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan masih rendah, hal ini terlihat dari gambaran jawaban pada saat pretest. Pengetahuan responden masih rendah tentang faktor resiko anak yang menderita ISPA, bagaimana cara pencegahan yang baik terhadap ISPA dan komplikasi pada ISPA. Peneliti berasumsi karena sebagian besar ibu belum mendapatkan informasi tentang penatalaksanaan ISPA secara mendetail, didukung sebagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga ibu minim terhadap informasi dari luar. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan pengetahuan responden tentang penatalaksanaan ISPA pada balita dengan cara pemberian pendidikan kesehatan, penyuluhan rutin yang dilaksanakan oleh Puskesmas terutama penanggung jawab posyandu di Puskesmas dan penanggung jawab kesehatan masyarakat yang berada di Puskesmas. Dengan kerjasama tersebut diharapkan dapat memotivasi ibu terutama yang memiliki balita 232

untuk meningkatkan perilaku sehat khususnya pencegahan dan penatalaksanaan ISPA. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Pengetahuan responden sebelum diberi pendidikan kesehatan sebagian besar responden (60.0%) mempunyai pengetahuan baik, sedangkan 40.0% responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. 2. Pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar responden (95.0%) mempunyai pengetahuan baik, sedangkan 5.0 % responden 3. Hasil uji T test diperoleh nilai p- value= 0,00 < 0,05 dengan selisih nilai mean -2.35. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan responden sebelum dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Amalia, 2012.Perbedaan tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit ISPA pada balita sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan di Puskesmas Ariodillah Palembang.Jurnal Harapan Bangsa,Vol.1 No 1,2013. Arief. 2010.Infeksi Saluran Pernafasan Akut.http://ariefhuswanda.com/.Diakses 20 April 2014 Arikunto, S.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta.Jakarta. Dahlan Zul, 2001. Ilmu penyakit dalam. Gaya baru. Jakarta Depkes RI. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit ISPA. Jakarta. Dinkes Provinsi Jambi.2012.Profil Kesehatan Provinsi Jambi.Jambi. Fitriani. 2011. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta Hidayat, A.A.2002.Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data.Salemba medika.jakarta. ----------. 2009.Etika Penelitian.Salemba medika.jakarta. Kemenkes RI, 2011, Pedoman pengendalian infeksi saluran pernapasan akut, Kemenkes, Jakarta Kemenkes RI,2013.Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan dasar, Kemenkes RI,Jakarta Maryunani, A.2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.CV.Trans Info Media.Jakarta Notoatmodjo,S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Rineka Cipta. Jakarta ----------------,S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta ----------------,S. 2012.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Rineka Cipta.Jakarta Nofrianda, 2015 Perbandingan efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan kemampuan ibu merawat Balita ISPA di Puskesmas Padang pasir dan pauh, Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2015 diakses tanggal 15 Juli 2016 Rasmaliah. 2004.Infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan penanggulangannya.http://repo sitory.usu.ac.id.pdf.diakses 2 Juli 2016 Rukiyah, A.Y,dan Yulianti Lia. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan Anak Balita. Trans Info Media. Jakarta 233

Setiadi. 2008. Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu. Jakarta. Sugiyono,2008, Metodologi penelitian pendidikan, Alfabetha, Bandung WHO.2007.Pencegahan dan pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pademi di pelayanan kesehatan.http://apps.who.int/iri s.pdf. Diakses 3 Juli 2015. Widiyono. 2008.Penyakit Tropis Epidemiologi Penularan,Pencegahan Dan Pemberantasannya.Erlangga.Se marang 234