PENGGUNAAN SMARTPHONE DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI I KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MAN MODEL 1 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. yaitu SDN Sidoarum dan SDN Godean 1. SDN Sidoarum beralamat di

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. massa, di antaranya pengaruh media komputer atau internet. Ditambah lagi

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 2 LANGOWAN KECAMATAN LANGOWAN UTARA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang harus di perhatikan. Video game yang memiliki unsur kekerasan kini

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai macam metode pengajaran. Dalam Undangundang. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

HUBUNGAN KECANDUAN ONLINE GAME DENGAN INDEKS PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENGAKSES MEDIA AUDIO VISUAL DVD/ VCD PORNO DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

DUKUNGAN KELUARGA PADA KEKAMBUHAN PENYALAHGUNA NARKOTIKA

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB V PENUTUP. tetap dapat menjalin komunikasi. Adanya fasilitas-fasilitas untuk. berkomunikasi seperti media sosial dan instant messenger yang bisa

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA DURASI BERMAIN GAME ONLINE DENGAN KUALITAS TIDUR PADA ANAK USIA REMAJA DI SMA N 10 SEMARANG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Transkripsi:

ISSN : 2087-2879, e-issn : 2580-2445 PENGGUNAAN SMARTPHONE DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA DI SMA NEGERI I KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA Students Use Of Smartphones and Social Interaction in SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta Muflih Muflih 1*, Hamzah Hamzah 2, Wayan Agus Puniawan 3 1, 3 Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogykarta 2 Progam Studi S1 Teknik Informatika Fakultas Sain & Teknologi Universitas Respati Yogyakarta *email: muflih1986@gmail.com ABSTRAK Penggunaan smartphone yang lama berakibat ketergantungan dan berdampak pada interaksi sosial yang kurang. Wawancara 6 siswa SMA N 1 Kalasan Sleman Yogyakarta mengatakan lebih senang menggunakan smartphone dari pada mengobrol dengan teman-temannya, menggunakan saat jam istirahat selama 10 menit untuk membuka sosial media dan game, saat dirumah menggunakan smartphone lebih sering durasi 2-3 jam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone dan adanya hubungan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode crossectional. Data diambil pada tanggal 1-31 Mei 2015 dengan responden penelitian remaja kelas 1 dan 2 sejumlah 207 siswa di SMAN 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Analisis bivariat menggunakan chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan smartphone sebagian besar kurang baik sebanyak 121 (58,5%), tingkat ketergantungan sebagian besar rendah sebanyak 112 (54,1%), interasi sosial sebagian besar baik sebanyak 107 (51,7%). Penggunaan smartphone berhubungan signifikan terjadinya tingkat ketergantungan pada remaja (p value 0,004) dan tingkat ketergantungan smartphone berhubungan signifikan dengan interaksi sosial pada remaja (p value 0,000; OR 2,838). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan signifkan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone dan adanya hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Kata Kunci: Interaksi sosial, Smartphone, Remaja. ABSTRACT The prolonged use of smartphones may cause addiction and lead to negative social interaction. Interview with 6 students of SMAN I Kalasan sleman revealed that they preferred to engage with smartphones to hanging out with their friends. They used the 10-minute break time to access social media and games, and spend 2-3 hours a day at home using smartphones. Objective this reseach is to investigate the correlation between students use and dependence on smartphones and than the correlation between students dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. The research was a quantitative research with cross sectional method. Data was taken from 1 to 31 May 2015 and the respondents were 207 first and second grade students of SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. The bivariate analysis was done using Chi-square. The results of this research found that the use of smartphones in 121 teenagers (58.5%) was categorized as not good. Most of the students had low dependency on smartphones, found in 112 students (54.1%), while the social interaction was considered as good, i.e. 107 (51.7%). The correlation between the students use and dependence on smartphones (p value 0.004) and than The correlation between the students dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta (p value 0.000; OR 2.838). The conclusion of this research found that there was a significant correlation between students use and dependence on smartphones and than there was a significant correlation between students dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. Keywords: Social Interaction, Smartphone, Students. 12

PENDAHULUAN Remaja merupakan bagian penduduk yang berskala kecil, namun memiliki sumbangan teramat besar. Penting memahami masa remaja karena remaja adalah masa depan setiap masyarakat. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12-24 tahun (WHO, 2010). WHO mengatakan, saat ini diperkirakan 27-31% dari penduduk dunia yang berusia antara 10-24 tahun dan 83% dari mereka yang berada di Negara-negara yang sedang berkembang (Dhamayanti, 2009). Data penduduk sasaran program kemenkes pada tahun 2011, jumlah remaja (umur 10-18 tahun) untuk Indonesia sebesar 36.939.717 jiwa, untuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan estimasi penduduk sasaran program kesehatan yang dihitung BPS sebesar 399.123 jiwa (Depkes RI., 2009). Jumlah penduduk remaja yang tinggi, dapat menimbulkan masalah di kalangan remaja seperti munculnya perilaku anti sosial pada remaja, konflik dengan orang tua, penyalahgunaan napza, merokok, minumminuman beralkohol dan seks bebas. Remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek fisik, kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Remaja sebagian besar mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial sehingga menimbulkan permasalahan bagi remaja seperti munculnya perilaku anti sosial pada remaja, konflik dengan orang tua, penyalahgunaan napza, merokok, minum-minuman beralkohol dan seks bebas (Fagan, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Yen pada tahun 2009, menemukan bahwa dari 10.191 remaja yang diteliti dilaporkan bahwa 30% dari peserta bisa mentoleransi penggunaan smartphone, 36% mengalami penarikan diri, 27% menunjukkan penggunaan yang lebih berat, 18% gagal untuk mengurangi penggunaan smartphone, dan 10% mengalami gangguan interaksi sosial. Banyak otoritas pemerintah mengakui bahwa pasti ada risiko kecanduan akibat penggunaan berlebihan atau penyalahgunaan smartphone. Namun, karena temuan terbatas dan tidak memiliki standar tervalidasi tentang kecanduan smartphone atau karakteristik pengguna bermasalah, maka saat ini belum dapat disimpulkan secara jelas. Sementara itu, fitur utama dari smartphone adalah operasi aplikasi berbasis internet. Dengan demikian, penggunaan smartphone secara fungsional harus menggunakan internet (Mok, et al., 2014). Fenomena penggunaan smartphone seakan-akan memiliki dunianya sendiri. Remaja sering terlihat sibuk dengan smartphone, sampai mengabaikan orang disekitarnya. Kehadiran smartphone menjadikan pengguna jarang bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Kemudahan bersosialisasi dalam menggunakan smartphone, justru membuat terlihat anti-sosial di kehidupan nyata. Sekelompok remaja yang sedang berkumpul bersama dalam satu tempat, namun frekuensi mereka berbicara lebih rendah dibanding dengan menggunakan smartphone-nya masing-masing (Prayudi, 2014). Hal ini dapat menyebabkan masalah pada interaksi sosial. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 21 januari 2014, dari hasil wawancara dari guru bimbingan konseling dikatakan bahwa sebagian besar siswa memiliki smartphone dan dan setiap kelas memiliki grup sosial media yang digunakan untuk interaksi dikelas, cara ini cukup efektif untuk komunikasi di kelas tetapi untuk komunikasi tatap muka secara individu sangat kurang. Observasi yang dilakukan pada jam istirahat banyak siswa yang duduk menyendiri ataupun berkelompok tetapi sibuk memainkan smartphone miliknya masingmasing tanpa ada interaksi yang terjadi antara siswa satu dengan yang lainnya. Saat dilakukan wawancara pada 10 siswa, 6 siswa mengatakan lebih senang menggunakan smartphone dari pada mengobrol dengan teman-temannya. Siswa mengatakan biasa menggunakan smartphone saat jam istirahat selama 10 menit dengan membuka sosial media dan game. Saat dirumah siswa mengatakan menggunakan smartphone lebih sering dengan durasi 2-3 jam setiap kali memainkan smartphone dan selalu membawa smartphonetersebut kemana pun mereka pergi, sedangkan 4 siswa mengatakan tidak terlalu sering menggunakan smartphone saat jam istirahat. Siswa mengatakan lebih baik membaca buku di perpustakaan atau membahas pelajaran serta curhat dengan temannya. Siswa menggunakan smartphone 13

Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk saat berada di rumah dengan durasi yang tidak terlalu lama. Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah hubungan signifkan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone dan adanya hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. METODE Jenis dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian Observasional Analitik dan pendekatan waktu penelitian Cross Sectional dimana pengambilan data terhadap beberapa variabel penelitian dilakukan pada satu waktu (Dharma, 2011). Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu penggunaan smartphone, tingkat ketergantungan smartphone dan interaksi sosial yang diteliti menggunakan kuesioner/angket. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni 2015. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kalasan di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X dan XI yang masih aktif mengikuti pendidikan di SMAN 1 Kalasan tahun ajaran 2014, yang berjumlah 419 siswa. Sampel dipilih dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling dengan pemilihan primary sampling unit yang dilakukan secara proporsional per kelas. Analisis uji bivariat menggunakan chi square dengan tingkat kepercayaan yang digunakan peneliti adalah 95%. HASIL Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 1 diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 125 orang (60,4%).Kategori umur diketahui sebagian besar responden berusia 16 tahun sebanyak 110 orang (53,1%), usia 17 tahun sebanyak 52 orang (25,1%) dan 15 tahun sebanyak 42 orang (20,3%). Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Remaja kelas X dan XI di SMA N 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Frekuensi Percentase (%) 82 125 39,6 60,4 Umur 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 1 42 110 52 2 0,5 20,3 53,1 25,1 1,0 Penggunaan Smartphone Pada Remaja Tabel 2 Distribusi Penggunaan Smartphone Pada Remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). Penggunaan Frekuensi Persentase (%) Smartphone Kurang Cukup 121 57 29 58,5 27,5 14,0 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa penggunaan smartphone pada remaja sebagian besar berada pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 121 orang (58,5%). Tingkat Ketergantungan Smartphone Pada Remaja Tabel 3 Tingkat ketergantungan Smartphone pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). Tingkat Ketergantungan Frekuensi Persentase (%) Tinggi Rendah 95 112 45,9 54,1 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa tingkat ketergantungan smartphone pada remaja sebagian besar berada dikategori rendah sebanyak 112 orang (54, 1%). 14

Interaksi Sosial Pada Remaja Tabel 4 Interaksi Sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). Interaksi Sosial Frekuensi Persentase (%) Kurang 100 107 48,3 51,7 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa interaksi sosial pada remaja sebagian besar berada dikategori baik sebanyak 107 orang (51,7%). Hubugan antara penggunaan dengan tingkat ketergantungan smartphone Tabel 5 Hubungan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). Penggunaan SmartPhone Kurang Sedang Tingkat Ketergantungan Total P- Tinggi Rendah value n (%) n (%) n (%) 66 54,5 55 45,5 121 100 16 28,1 41 71,9 57 100 0,004 13 44,8 16 55,2 29 100 Total 95 45,9 112 54,1 207 100 Terlihat dari tabel 5 bahwa responden dengan penggunaan smartphone sedang yang mengalami tingkat ketergantungan smartphone tinggi sebesar 16 (28,1%) berbeda jauh dengan penggunaan smartphone sedang yang mengalami tingkat ketergantungan smartphone rendah sebesar 41 (71,9%). Diketahui bahwa p value 0,004 (< 0,05), maka hipotesis alternatif diterima. Artinya ada hubungan significant antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. Hubungan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja Berdasarkan tabel 6, terlihat dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat ketergantungan smartphone tinggi menyebabkan interaksi social kurang baik sebesar 59 (62,1%) berbeda jauh dengan tingkat ketergantungan smartphone tinggi dengan interaksi sosial yang baik sebesar 36 (37,9%). Diketahui p value 0,000 (< 0,05) dengan OR sebesar 2,838 artinya seseorang yang tingkat ketergantungan smartphone tinggi 3 kali memiliki resiko mengalami interaksi yang kurang baik dibandingkan tingkat ketergantungan smartphone yang rendah, maka hipotesis alternatif diterima. Artinya ada hubungan significant antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. Tabel 6 Hubungan tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). Tinggkat Ketergantungan Tinggi Rendah Interaksi Sosial Kurang Total n (%) n (%) n (%) 59 41 62,1 36,6 36 71 37,9 63,4 95 112 100,0 100,0 Total 100 48,3 107 51,7 207 100,0 PEMBAHASAN Penggunaan Smartphone Pada Remaja Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi pada tabel 2 diketahui bahwa penggunaan smartphone Android dan Blackberry OS dengan lama pemakaian lebih dari 3 jam/hari (>3 jam/hari), lebih sering menggunakan untuk sosial media dan bermain game, tujuan menggunakan untuk mencari informasi dan belajar, saat menggunakan smartphone di rumah dan saat istirahat sekolah pada remaja sebagian besar berada pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 121 orang (58,5%). Penggunaan smartphone secara berlebihan menyebabkan remaja lebih dekat dengan smartphone ketimbang perhatian orangtua. Remaja akan gelisah jika berpisah dengan smartpone, namun merasa biasa saja ketika ditinggal pergi orang tuanya. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, orangtua akan kehilangan anak anak mereka. Sementara remaja akan menjadi kecanduan dan lebih sayang pada smartphone. Penggunaan smartphone secara berlebihan akan mengarah kepada kecanduan. Kecanduan akan smartphone akan menyebabkan remaja melupakan tugas belajarnya, dan juga pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, atau mandi (Tondok, 2013). P- value (OR) 0,000 (2,838) 15

Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk Remaja menggunakan smartphone hampir setiap hari di rumah, di lingkungan bermain bahkan saat berada di kelas dalam suasana belajar (Suyanto, 2011). Remaja menggunakan smartphone sebagian besar untuk bermain sosial media dan bermain game. Sosial media yang biasa digunakan oleh remaja yaitu Facebook, Twitter, Path, dan instagram. Remaja menghabiskan waktu 2,5 jam setiap hari untuk browsing internet dan bermain game online. Remaja menghabiskan waktu 1,5-3 jam setiap hari hanya untuk bermain sosial media seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan We-chat (Zimic, 2011). Tingkat Ketergantungan Smartphone Pada Remaja Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi pada tabel 3 diketahui bahwa tingkat ketergantungan smartphone pada remaja sebagian besar berada dikategori rendah sebanyak 112 orang (54,1%) hal ini dikarenakan jumlah responden perempuan yang besar yaitu 60,4 % dimana tingkat ketergantungan smartphone pada perempuan sebagian besar berada di kategori rendah yaitu sebesar 67,6%, Tidak jauh berbeda dengan yang mengalami tingkat ketergantungan smartphone tinggi sebesar 95 (45.9%) dimana perempuan juga mengalami tingkat ketergantungan yang tinggi yaitu 57,4%. Salah satu indikator ketergantungan smartphone yaitu selalu ingin menggunakan smartphone, dimana sebagian besar responden lebih senang meluangkan waktunya untuk bermain dan sosial media menggunakan smartphone di rumah maupun saat di sekolah. Tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di penelitian yang telah dilakukan sebanyak OR 2,838 kategori beresiko kecil. Hal ini dikarenakan interaksi sosial dapat tidak hanya dipengaruhi oleh ketergantungan dalam penggunaaan smartphoneakan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan masyarakat, perubahan bentuk fisik remaja, dan kondisi fisik (Sunaryo, 2004). Interaksi Sosial Pada Remaja Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi pada tabel 4 diketahui bahwa interaksi sosial pada remaja sebagian besar berada dikategori baik sebanyak 107 orang (51,7%) hal ini dikarenakan jumlah responden perempuan yang besar yaitu 60,4 % dimana interaksi sosial perempuan berada pada kategori baik sebesar 52%. Tidak jauh berbeda dengan interaksi yang kurang baik sebesar 48%. Sedangkan interaksi dalam kategori kurang baik sebanyak 100 orang (48,3%). Hal ini menunjukkan masih tingginya interaksi yang kurang baik yang hanya berbeda 3,4%. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antar individu dengan golongan di dalam usaha remaja untuk memecahkan persoalan yang diharapkan dan dalam usaha remaja untuk mencapai tujuannya (Ahmadi, 2009). Hubungan Antara Penggunaan Smartphone Dengan Tingkat Ketergantungan Smartphone Pada Remaja Hasil analisis menunjukan bahwa p value 0,004 (< 0,05), maka hipotesis alternatif diterima. Artinya ada hubungan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Utaminingsih (2006) hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan ponsel dengan interaksi social remaja secara tatap dengan nilai p value 0,926 (>0,1). Hal ini dikarenakan tingkat penggunaan ponsel pada tempat dan waktu ponsel tidak menunjukkan interaksi yang buruk. Smartphone bagi kalangan remaja digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi tapi juga untuk video call, berfoto, membuka internet, sarana hiburan, dan sarana pembelajaran. Remaja saat ini banyak menyalah gunakan teknologi khususnya smartphone, penyalahgunaan smartphone misalnya membuka situs porno, lupa waktu karena permainan di dalam smartphone akan membawa dampak buruk bagi remaja (Prilasha, 2013). Hubungan Antara Tingkat Ketergantungan Smartphone Dengan Interaksi Sosial Pada Remaja Hasil analisis menunjukan bahwa sebagian besar ketergantungan smartphone dalam kategori tinggi dengan interaksi sosial dalam kategori kurang baik yang menunjukan 16

hasil p value 0,000 (< 0,05), maka hipotesis alternatif diterima. Artinya ada hubungan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor yaitu imitasi, sugesti, identifikasi dan proses simpati. Lingkungan sosial remaja meliputi teman sebaya, masyarakat dan sekolah.sekolah mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi remaja, karena selain rumah, sekolah adalah lingkungan kedua dimana remaja banyak melakukan berbagai aktifitas dan menjalin hubungan sosial dengan teman-temannya (Sarwono, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Mok (2014) terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam hal penggunaan internet, laki-laki lebih kecanduan daripada perempuan. Namun, mengenai kecanduan smartphone, pola ini terbalik karena perbedaan-perbedaan yang diamati, klasifikasi subyek menjadi subkelompok berdasarkan internet dan kecanduan smartphone dilakukan secara terpisah untuk masing-masing jenis kelamin. Setiap jenis kelamin menunjukkan pola yang jelas dengan model tiga kelas berdasarkan tingkat kemungkinan internet dan kecanduan smartphone. Tren umum untuk faktor sifat psikososial ditemukan untuk kedua jenis kelamin: tingkat kecemasan dan ciri-ciri kepribadian neurotik meningkat dengan tingkat keparahan kecanduan. Namun, dimensi Lie itu berbanding terbalik dengan tingkat keparahan kecanduan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa ada hubungan signifikan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone dan juga ada hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta dengan resiko sebesar 3 kali. Bagi pihak sekolah yang diteliti, siswa diberikan informasi tentang dampak negatif penggunaan smartphone yang berlebihan terhadap interaksi sosial. Bagi orang tua, agar lebih bijaksana dalam memberikan smartphone kepada anaknya yang masih remaja serta meningkatkan pendampingan interaksi sosial yang positif. Bagi peneliti selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam penelitian selanjutnya dengan mengembangkan variabel bebas dengan melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi interaksi sosial remaja. KEPUSTAKAAN Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Depkes, RI. (2009). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Depkes. Dhamayanti, M. (2009). Overview adolescent health problems and services. IDAI. http://www.idai.or.id / remaja / artikel. asp? q= 20094155149 Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media Fagan. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Gramedia. Mok. et al. (2014). Laten class analysis on internet and smartphone addiction in college student.journal.dovepress.seoul Prayudi, S. A. (2014). Fenomena Penggunaan Smartphone di Kalangan Pelajar di SMP Islam Athirah I Makasar. Skripsi. Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar. Tidak diterbitkan. Prilasha, A. S. (2013). Hubungan antara Frekuensi Penggunaan Smartphone dengan Dimensi Individulity dan connectednes dalam pola relasi remajaorang tua pada remaja yang berusia 15-19 tahun. Skripsi. Program Studi Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan Sarwono, S. W. (2013). Pskilogi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. 17

Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Bandar Lampung: Mulia Medika. Tondok, M. S. (2013). Penggunaan Smartphone pada Anak : Be Smart Parent. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. dipublikasikan dalam harian Surabaya Post, tanggal 24 Maret 2013, Halaman 6. WHO. (2010). Perkembangan Remaja.Jakarta.WHO 2010 Zimic, S. (2011). Memahami Interaksi Remaja dengan Internet. Jakarta: YPMA. 18