BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) semakin bertambah. Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan. membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya ( American Diabetes Association, 2013). Pasien DM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

AFAF NOVEL AININ ( S

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah (hiperglikemia) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGWUNI 2 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dibutuhkan atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan olahraga senam aerobic. Namun masih banyak penderita DM. WHO (World Health Organization) kasus penyakit DM meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang


BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) merupakan yang tertinggi di dunia (Wild, et al., 2009).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) semakin bertambah. Pada tahun 2012, lebih dari 371 juta orang di seluruh dunia mengalami DM, akibat penyakit metabolik ini 4,8 juta orang meninggal (International Diabetes Federation). Menurut IDF(2013) dan World Health Organization (WHO) (2013) jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) tahun 2013 Indonesia menempati peringkat ke 7 di dunia sebesar 382 juta orang, pada survei tahun 2000 mengalami peningkatan 8,4 juta jiwa dan pada tahun 2030 akan meningkat lagi 21,3 juta jiwa. Hasil RISKESDAS tahun 2013, angka kejadian diabetes melitus di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 2,6% dan menempati urutan pertama dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. DM merupakan 10 besar penyakit di yogjakarta, survei menunjukan jumlah pasien DM di RS. Panti Rapih tahun 2012 tercatat 12.252 pasien, setahun kemudian naik menjadi 12.915 pasien (Tribun jogja,2014). Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul juga melaporkan jumlah penderita DM tipe 2 di puskesmas seluruh Kabupaten Bantul sebanyak 5.558 orang (Dinkes Bantul, 2014). Survey pendahuluan di Puskesmas Kasihan 1 Bantul tercatat penderita DM dari tahun ke tahun adalah orang yang sama dan telah lama menderita DM. Beberapa pasien DM yang terdaftar diregister rawat jalan tersebut berulang kali mengunjungi puskesmas. Pada tahun 2013 terdapat 958 pasien DM rawat jalan, sedangkan di tahun 2014 terdapat 1195 pasien dan 8 1

2 pasien yang mengalami ulkus, yang berarti ada peningkatan setiap tahunnya. Penanganan yang suduh diberikan adalah pemberian obat DM (data puskesmas kasihan1, 2014). Secara global diperkirakan setiap tahun satu juta diabetisi menjalani suatu amputasi ekstremitas bawah dengan 85% amputasi ekstremitas didahului oleh ulserasi kaki. Angka mortalitas dilaporkan 15-40% pada 1 tahun setelah amputasi dan 39-80% pada 5 tahun setelah amputasi (Kambuaya, 2013). Meningkatnya penyakit tidak menular di beberapa puskesmas mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Terdapat beberapa penyakit seperti diabetes mellitus, hipertensi dan asma memperlihatkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir (Dinkes Bantul, 2014). Berdasarkan data tersebut menunjukan angka kejadian DM belum mengalami penurunan tetapi semakin meningkat, hal ini dikarenakan beberapa faktor. Terdapat faktor predisposisi pada DM di antaranya usia, kurang olahraga dan kebiasaan makan-makanan yang mengandung kalori, terdapat riwayat diabetes, diabetes gestasional terdahulu (Nabyl, 2009 cit Zenurohim & Andi. 2012). Masalah umum yang muncul pada penderita DM yaitu kapalan, mata ikan dan melepuh akibat pemakaian alas kaki yang sempit, cantengan, kulit kaki retak dan kutu air, kutil pada telapak kaki, masalah di atas dapat menyabebkan ulkus, bila tidak ditangani secara tepat dan serius dapat berkembang menjadi tindakan yang memerlukan amputasi (Tambunan, 2008). Masalah lain pada luka kaki diabetik merupakan penyebab kesakitan

3 morbiditas, ketidakmampuan disabilitas, dan kematian mortilitas pada penderita diabetes mellitus (Soegondo, 2008). komplikasi akut dan kronis, Komplikasi kronis DM dibagi menjadi komplikasi mikrovaskuler dan komplikasi makrovaskuler, Salah satu komplikasi mikrovaskuler dari DM adalah neuropati diabetik. Neuropati Diabetik merupakan salah satu hasil iskemia saraf akibat penyakit mikrovaskular, efek langsung dari hiperglikemi pada neuron, dan perubahan metabolisme dalam sel yang mengganggu fungsi dari saraf (Beers et al, 2006). Penyakit saraf diabetes dapat menyebabkan rasa sakit dan hilangnya rasa di kaki, dan ujung jari. Hal ini juga dapat mempengaruhi bagian-bagia dari sistem saraf yang mengontrol tekanan darah, denyut jantung, pencernaan, dan fungsi seksual. Neuropati adalah faktor utama dalam amputasi kaki diabetes (WHO, 2011; Ignativicius & Workman, 2006). Penderita DM sebaiknya melakukan 5 pilar penatalaksanaan DM yaitu perencanaan makanan (diet), monitor kadar gula darah (blood glicose analysis), olah raga (exercise), penggunaan obat (medication), dan pendidikan (education) (Fernandes-Duque, 2008). Latihan jasmani atau olahraga merupakan hal penting karena dapat menurunkan kadar gula darah dengan meningkatnya pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin ( Smeltzer et al, 2008). Salah satu latihan jasmani serta edukasi pada penderita DM adalah senam kaki, senam kaki dapat membantu memperkuat otot kaki dan dapat

4 memperbaiki sirkulasi darah serta mencegah terjadi kelainan bentuk kaki (deformitas) (Tambunan, 2008). Senam kaki dapat dilakukan saat duduk, berdiri, dan tidur dengan menggerakan kaki dan sendi kaki, contoh jika dilakukan dalam posisi duduk, tumit kaki di letakkan di lantai, bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Gerakan senam kaki dapat memutar, menekuk, memutar keluar dan kedalam, meluruskan, mengangkat dan mencengkram (Tambunan, 2008). Senam kaki juga berpengaruh terhadap sirkulasi darah sehingga dapat melancarkan nutrisi kejaringan, memperkuat otot kecil, otor betis, otot paha, dan dapat mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering di alami penderita diabetes. Senam kaki dapat di berikan pada penderita diabetes tipe 1 dan 2, sebaiknya senam kaki ini di berikan saat setelah pasien di diagnosa diabetes melitus untuk pencegahan awal (Wibisono, 2009). Indikator yang digunakan untuk menilai status perfusi jaringan adalah skor ABI (Ankle Brachial Index) dengan alat sphygmomanometer dan doppler ultrasound. Pencegahan primer terjadinya luka kaki pada pasien DM dengan perawatan kaki. Memotong kuku yang benar,memakai alas kaki yang sesuai ukuran, menjaga kebersihan kaki dan senam kaki merupakan tindakan yang harus dilakukan pada perawatan kaki, dengan demikian kejadian ulkus dan amputasi dapat terhindarkan (Tambunan, 2008).

5 Allah ta alla berfirman dalam surah Al An an ayat 141 yang berbunyi : ول ت س ر ف وا إ ن ه ي ح ب ال م س ر ف ين Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (surat al an am : 141). Surat diatas menjelaskan bahwa Allah melarang manusia makan-makanan yang berlebih-lebihan karena hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit yang mungkin membahayakan jiwa. Allah yang maha Pengasih kepada hambanya tidak menyukai hambanya yang berlebih-lebihan itu. B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh senam kaki terhadap status vaskularisasi Diabetisi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umun dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam kaki terhadap status vaskularisasi diabetisi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Menganalisis status vaskularisasi kelompok eksperimen sebelum dan setelah dilakukan intervensi senam kaki pada diabetisi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta.

6 b. Menganalisis status vaskularisasi kelompok control sebelun dan setelah senam kaki pada diabetisi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. c. Menganalisis perbedaan status vaskularisasi pada kelompok eksperimen dan control sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam kaki terhadap diabetisi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul Yogyakarta. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Puskesmas Bagi rumah sakit sebagai evidence base (bukti penelitian) praktik keperawatan khususnya diabetes melitus di semua tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit atau puskesmas. 2. Bagi ilmu keperawatan Bagi ilmu kesehatan sebagai tambahan informasi dalam pembelajaran asuhan keperawata medical bedah, tentang pengaruh senam kaki terhadap resiko terjadinya luka diabetes pada pasien DM (Diabetus Mellitus). 3. Bagi masyarakat Bagi masyarakat sebagai pencegahan dini terhadap resiko terjadinya ulkus diabetes pada penderita DM (Diabetes Mellitus). 4. Bagi penelitian Bagi penelitian sebagai data dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.

7 E. Penelitian Terkait Penelitian mengenai pengaruh senam kaki terhadap resiko terjadinya amputasi pada pasien DM (Diabetes Mellitus) di Yogyakarta, menurut peneliti belum pernaah dilakukan sebelumnya di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul, tetapi ada beberapa penelitian serupa yang dapat mendukung penelitian ini adalah : 1. Zaenurokhim dan Andi (2012) yang meneliti tentang pengaruh senam kaki terhadap perubahan tekanan darah pada klien tipe 2 di wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam kaki terhadap perubahan tekanan darah pada klien tipe 2 di wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Hasil dari penelitian menunjukan nilai rata-rata tekanan darah systole setelah dilakukan senam kaki diabetes menurun 6,66 mmhg, dan tekanan darah systole menurun 5,41 mmhg, berarti ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan tekanan darah pada klien tipe 2 di wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Perbedaan penelitian ini adalah jumlah sampel yang di gunakan. Pada penelitian Zaenurokhim dan Andi jumlah sampel 24 orang penderita DM di Puskesmas Kedungwuni 2 kabupaten Pekalongan. Sedangkan penelitian yang akan di lakukan peneliti sebanyak 30 orang, dengan door to door selama satu bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Persamaan penelitian ini adalah pengaruh senam kaki pada DM dan responden yang menderita DM.

8 2. Utomo dkk. (2012) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Senam terhadap Kadar Gula Darah pada pasien DM di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang. Hasil dari penelitian menunjukan ada perbedaan penurunan kadar gula darah sebelum daan sesudan intervensi, dengan penurunan ratarata gula darah pada kelompok terpapar 2,3 kali lebih besar dari kelompok tidak terpapar. Perbedaan penelitian ini adalah melakukan senam DM dengan jumlah sempel yang di gunakan Utomo dkk. sebanyak 84 orang di RS. Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang pada tahun 2012, dengan jenis penelitian kohort. Sedangkan penelitian yang akan di lakukan peneliti melakukan senam pada kaki penderita DM sebanyak 30 orang, selama satu bulan di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul dengan jenis penelitian quasi eksperment. Persamaan penelitian ini adalah pengaruh senam pada DM dan responden yang menderita DM. 3. Priyanto dkk. yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Senam Kaki terhadap Sensivitas Kaki dan Kadar Gula Darah pada Aggrerat Lansia Diabetes Mellitus di Magelang. Hasil dari penelitian menunjukan kadar gula lebih baik pada lansia setelah dilakukan senam kaki (p value 0,000) dan sensivitas kaki lebih baik sesudah diberikan latihan senam lansia (p value 0,000). Perbedaan penelitian ini adalah jumlah sempel yang digunakan Priyanto dkk. sebanyak 135 orang dan senam kaki dilakukan 3 kali dalam

9 4 minggu di Desa Pasuruhan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Sedangkan penelitian yang akan di lakukan peneliti sebanyak 30 orang pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul dan senam kaki akan dilakukan 3 kali dalam 4 minggu. Persamaan penelitian ini adalah pengaruh senam kaki pada DM dan responden yang menderita DM.