BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya semakin besar dan kuat adalah dengan cara merger dan akuisisi. negara maka strategi tersebut sangat mungkin terjadi.

BAB V PENUTUP. perbandingan kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi selama periode 2010

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

RENNY EL PRADIBTA B

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif antar pesaing, serta untuk. meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang lainnya. Persaingan tersebut akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan ekspansi. Ekspansi bisnis terbagi menjadi 2 (dua) jenis,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi dalam dunia bisnis di Indonesia sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat mengembangkan usahanya sehingga mampu menyesuaikan diri dengan persaingan, mampu bertahan dan bahkan berkembang. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu mempertahankan eksistensinya serta meningkatkan kinerja perusahaannya. Salah satu strategi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mempertahankan eksistensinya adalah dengan melakukan ekspansi, dimana perusahaan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk ekspansi internal dan eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan penggabungan usaha. Pada dasarnya penggabungan usaha merupakan bentuk penggabungan satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam rangka mendapatkan pengendalian atas aktiva maupun operasional perusahaan. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar mampu bertahan atau bahkan berkembang adalah dengan

melakukan merger dan akuisisi. Merger menurut Sjahrial (2007 : 433) adalah peleburan secara lengkap satu perusahaan dengan perusahaan lain, dimana perusahaan utama mempertahankan nama dan identitasnya, dan memperoleh aktiva serta hutang dari perusahaan yang meleburkan diri. Sedangkan akuisisi menurut Arifin (2002 : 240) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham. Arti dari merger dan akuisisi memang berlainan tetapi pada prinsipnya adalah sama dalam hal penggabungan usaha, sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan bersama dan dapat dipertukarkan. Kegiatan merger dan akuisisi bukan suatu fenomena baru dalam dunia usaha. Di Amerika Serikat, kegiatan ini merupakan hal yang biasa terjadi, bahkan di era tahun 1980-an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas merger dan akuisisi, sehingga tahun 1980-an sering disebut sebagai dekade merger mania (Hitt, et al, 2002 : 2). Di Indonesia, isu merger dan akuisisi hangat dibicarakan baik oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis sejak tahun 1990-an. Pada periode 1989-1992 saja telah terjadi 32 kasus merger dan akuisisi terhadap 79 perusahaan. Pada umumnya tujuan dilakukannya kegiatan merger dan akuisisi adalah memperoleh sinergi atau nilai tambah. Nilai tambah yang dimaksud tersebut lebih bersifat jangka panjang dibanding nilai tambah yang hanya bersifat sementara saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi dari suatu aktivitas merger dan akuisisi tidak bisa di lihat beberapa saat setelah aktivitas tersebut terjadi, tetapi diperlukan

waktu yang relatif panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat penggabungan usaha bisa berupa turunnya biaya rata-rata per unit karena naiknya skala ekonomis, maupun sinergi keuangan yang berupa kenaikan modal. Sebagai akibat dari sinergi yang terjadi maka diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga jumlah permintaan saham perusahaan juga akan meningkat, yang selanjutnya akan mempengaruhi naiknya harga saham. Naiknya harga saham akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hamidah dan Noviani (2013) menganalisis bahwa aktivitas merger dan akuisisi yang dilakukan beberapa perusahaan publik untuk periode 2004-2006 memberikan pengaruh yang signifikan pada kinerja keuangannya. Dimana dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan perusahaan setelah merger dan akuisisi dilakukan. Dari peningkatan rasio keuangan yang signifikan tersebut, bisa diartikan bahwa efisiensi kegiatan operasional perusahaan semakin meningkat dan kinerja manajemen semakin efektif bila dibanding dengan sebelum merger dan akuisisi. Penelitian oleh Novaliza dan Djajanti (2013) yang menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan menghasilkan bahwa aktivitas merger dan akuisisi tidak memberikan kemajuan yang signifikan bagi kinerja keuangan perusahaan, yang tercermin dari rasio keuangannya, bahkan 5 tahun setelah aktivitas tersebut dilakukan. Penelitian terhadap rasio keuangan tersebut juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap return saham perusahaan yang

juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Fakta tersebut menyimpulkan bahwa investor beranggapan bahwa merger dan akuisisi yang dilakukan tidak memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan. Keputusan merger dan akuisisi mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki kondisi dan kinerja keuangan perusahaan karena dengan bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan sendiri. Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Perubahan posisi keuangan ini akan tampak pada laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi keuangan. Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik akan menjadikan perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang tinggi sekaligus mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, salah satu ukuran untuk menilai keberhasilan merger dan akuisisi adalah dengan melihat kinerja keuangan perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi, baik bagi perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan yang diakuisisi. Secara teori akuntansi, setelah merger dan akuisisi maka ukuran perusahaan dengan sendirinya akan bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran perusahaan berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba

perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja perusahaan pasca merger dan akuisisi seharusnya menjadi semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pasca merger dan akuisisi, dan hasilnya pun tidak selalu konsisten. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan yang terjadi di Indonesia, diantaranya adalah penelitian oleh Hamidah dan Noviani (2013) yang menganalisis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan oleh rasio yang digunakan seperti rasio CR, TATO, DR, ROA, dan PER antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi, yang berarti kegiatan M&A berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian oleh Kuncoro (2014) yang melakukan pengujian kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dengan menggunakan 5 rasio keuangan (PBV, OPM, ROA, ROE, DER) menunjukan hasil yang signifikan di beberapa tahun pengamatan. Hanya variabel ROE yang tidak menunjukan perbedaan di seluruh tahun pengamatan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Namun dalam statistik desktiptif terjadi perubahan menuju ke arah positif pada seluruh rasio keuangan setelah terjadinya merger dan akuisisi yang menunjukan adanya sinergi yang diperoleh perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Sementara penelitian yang dilakukan Rambe (2012) dengan menggunakan rasio CR, DER, TATO, ROA, dan ROE menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk rasio CR, TATO, ROA, dan ROE setelah merger dan

akuisisi pada semua periode pengamatan dan pengujian. Berdasarkan deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER mengalami peningkatan, namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahan publik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2013) juga menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan baik sebelum dan sesudah M&A, dengan rasio keuangan yang digunakan adalah CR, NPM, ROA, ROE, DER, dan TATO. Berdasarkan kajian dan penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil dalam penerapan strategi merger dan akuisisi. Di sisi lain aplikasi merger dan akuisisi sendiri memberikan dampak yang menguntungkan bagi perusahaan, namun di sisi lain justru memberikan kerugian bagi perusahaan yang melakukannya. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Pengambilan sampel dilakukan pada semua perusahaan publik yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) agar lebih akurat dalam data yang diambil, karena tidak adanya hanya sektor industri, manufaktur, atau perbankan saja seperti penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh M&A terhadap kinerja operasi perusahaan setelah melakukan M&A tersebut. Dalam hal ini, kinerja perusahaan diproksikan dengan rasio-rasio keuangan, maka dengan pertimbangan tersebut akan dilakukan penelitian dengan judul : Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Publik Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah Salah satu tujuan merger dan akuisisi yang paling dominan adalah memperoleh sinergi, dimana setelah merger dan akuisisi diharapkan nilai perusahaan akan menjadi jauh lebih besar dibandingkan ketika perusahaanperusahaan tersebut bekerja sendiri-sendiri. Nilai dari suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Salah satu proksi yang menjadi indikator kinerja perusahaan, terutama perusahaan publik adalah rasio keuangan. Sehingga penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi dengan menggunakan proksi rasio keuangan dari kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Operating Profit Margin (OPM), rasio Return On Assets (ROA), rasio Return On Equity (ROE), dan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Operating Profit Margin (OPM) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi? Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Return On Assets (ROA) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi? Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Return On Equity (ROE) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi? Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasio Debt to Equity Ratio (DER) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: Untuk menguji perbedaan rasio Operating Profit Margin (OPM) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi Untuk menguji perbedaan rasio Return On Assets (ROA) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi Untuk menguji perbedaan rasio rasio Return On Assets (ROA) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi Untuk menguji perbedaan rasio Debt to Equity Ratio (DER) antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti: sebagai pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan publik sebelum dilakukannya M&A dan setelah dilakukannya M&A. b. Bagi Perusahaan: sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan merger dan akuisisi sebagai salah satu strategi perusahaan. c. Bagi Masyarakat: memberikan pengetahuan dan kajian kepada khalayak umum mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, dan diharapkan penelitian ini dapat

digunakan sebagai referensi dasar perluasan penelitian dan penambahan wawasan untuk pengembangannya.