BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO 1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat RSUD DR. RM. Protomo Bagansiapiapi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 142 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

NOMOR 28 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TENTANG PEMBENTUKAN RUMAH SAKIT UMUM BERKAH PANDEGLANG DAN RUMAH SAKIT UMUM LABUAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KOTA MATARAM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perdagangan internasional termasuk jasa pelayanan kesehatan. Badan Layanan Umum Daerah RSUD.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. LAKIP RSUD dr. HASRI AINUN HABIBIE PROV GORONTALO 2016 I-1

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. HB.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2008 T E NT A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKAMARA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

Uraian Tugas Rumah Sakit

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PUBLIK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO 1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO Sejarah berdirinya RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri secara singkat dapat diuraikan, bahwa sebelum dikelola oleh Pemerintah Kabupaten yang dulu disebut Pemerintah Swatantra, RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri adalah milik Zending dan berlokasi dikampung Sanggrahan, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri. Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat II Wonogiri tahun 1958 membangun gedung yang disiapkan untuk RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri yang berlokasi di kampung Joho Lor, Kelurahan Giriwono. Pada tahun 1958 sebelum digunakan untuk RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri, gedung yang dimanfaatkan sebagai asrama petugas atau peserta training center pemberantasan Frambusia. Baru pada tahun 1958 RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menempati lokasi di kampung Joho Lor, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri atau jalan Ahmad Yani nomor 40 Wonogiri hingga sekarang. RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri adalah rumah sakit milik pemerintah, didirikan dengan ijin operasional yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan surat keputusan 1

digilib.uns.ac.id 2 Nomor 13827/G tanggal 13 Januari 1956 dan mulai difungsikan pada tanggal 13 Pebruari 1956, dengan klasifikasi Rumah Sakit kelas D. Sejak bulan Juni 1983 klasifikasi rumah sakit dinaikkan menjadi kelas C atas dasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 233/MenKes/VI/1983 tanggal 11 Juni 1983. Pada bulan Juni 1996, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 566/Menkes/VI/1996 tanggal 5 Juni 1996 klasifikasi RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri ditetapkan menjadi kelas B (non pendidikan) dan terdiri dari 9 Unit Pelayanan Fungsional yaitu : Penyakit dalam, bedah. Kesehatan anak, kebidanan, penyakit kandungan, syaraf, THT, mata, penyakit kulit dan kelamin. Beberapa Unit Pelayanan Fungsional tersebut masih ditunjang oleh unit pelayanan lain seperti bangsal pelayanan umum, isolasi, Intensif Care Unit (ICU) dan perinatologi. Sampai saat ini status RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri masih sebagai Rumah Sakit kelas B (non pendidikan). RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menempati tanah seluas 45.330 m 2, dengan luas bangunan 30.000 m 2. Lokasi tapak RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri terletak di jalan Ahmad Yani 40, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri dengan batas-batas fisik sebagai berikut : a. Batas sebelah Utara Jl. Ahmad Yani (jalan raya Wonogiri-Solo). b. Batas sebelah Selatan Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk. c. Batas sebelah Timur Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk.

digilib.uns.ac.id 3 d. Batas sebelah Barat Jl. Lingkungan dan permukiman penduduk. RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari 34 orang tenaga medik, 253 orang paramedik keperawatan, orang 71 paramedik non keperawatan dan 240 orang tenaga non medik atau administrasi. 2. KEDUDUKAN, TUGAS, dan FUNGSI, RSUD SOEDIRAN MANGUN SUMARSO a. Kedudukan Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah. b. Tugas pokok RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan pelayanan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. c. Fungsi 1) Menyelenggarakan pelayanan medis. 2) Menyelenggarakan penunjang medis dan non medis. 3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan. 4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan.

digilib.uns.ac.id 4 5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. 6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. 7) Menyelenggarakan administrasi dan keuangan. 8) Menyelenggarakan pemeliharaan sarana dan prasarana. Susunan organisasi dan tata kerja (SOT) RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri berbentuk Badan Layanan Umum. Berdasarkan Peraturan Bupati nomor 98 tahun 2008, RSUD dipimpin oleh seorang kepala yaitu suatu jabatan struktural dengan kedudukan eselon IIB. Sejak berdiri hingga saat ini telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan tersaji berikut ini : a. Tahun 1942-1960 dipimpin oleh Dr. R. Soediran MS. b. Tahun 1960-1962 dipimpin oleh Dr. Satar Malik. c. Tahun 1962-1966 dipimpin oleh Dr. Widya Harsana. d. Tahun 1966-1969 dipimpin oleh Dr. Sudaryatmi. e. Tahun 1969-1987 dipimpin oleh Dr. Tjoe Bwee Lan LIH. f. Tahun 1987-1991 dipimpin oleh Dr. Suradi. g. Tahun 1991-2002 dipimpin oleh Dr. H. Soemarsono, M Kesehatan (MMR). h. Tahun 2002-2009 dipimpin oleh Dr. Dwi Handoyo, MM. i. Tahun 2009 sampai sekarang dipimpin oleh Dr. Setyarini, M.Kes.

digilib.uns.ac.id 5 Organisasi dan tata kerja RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri : a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 1994, tentang Pedoman dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah. b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/ Menkes/ VI/ 1996, tentang penetapan RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menjadi kelas B (non pendidikan). c. Peratururan Daerah Wonogiri Nomor 21 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Wonogiri. Susunan Organisasi RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemukihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. b. Wakil Direktur Umum dan Keuangan Tugas pokoknya adalah mengkoordinasikan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis dibidang umum, perencanaan program dan keuangan. c. Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik Tugas pokoknya adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pelayanan medis rawat jalan dan rawat inap.

digilib.uns.ac.id 6 BADAN PENGELOLA RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI PERDA NOMOR : 98 TAHUN 2008 TANGGAL : 30 DESEMBER 2008 TENTANG : SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DIREKTUR RSUD Dr SOEDIRAN MS WONOGIRI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL WAKIL DIREKTUR UMUM DAN KEUANGAN WAKIL DIREKTUR PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIK KA. BAGIAN UMUM KA. BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM KA BAGIAN KEUANGAN KA. BIDANG PERAWATAN KA. BIDANG PELAYANAN MEDIK KA. BIDANG PENINJANG MEDIK TATA USAHA PENYUSUNAN PROGRAM, PELAPORAN DAN EVALUASI ()PPE) ANGGARAN KA. SEKSI ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBID SEKSI INFEKSI NOSOKOMIAL DAN LOUNDRY RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN HUKUM, HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PERSPUSTAKAAN PERBENDAHARA AN SEKSI ETIKA, MUTU, KEPERAWATAN DAN KEBID. SEKSI ALAT KESEHATAN KEPEGAWAIAN REKAM MEDIK VERIFIKASI DAN PELAPORAN INSTALASI 1.1 Susunan Organisani RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri INSTALAS I Sumber : Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri

digilib.uns.ac.id 7 3. FALSAFAH, VISI, DAN MISI RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO Falsafah Terciptanya kepuasan pengguna RSUD Dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri merupakan kebahagiaan kami. Visi Terciptanya pelayanan prima dan terwujudnya Rumah Sakit unggulan yang diminati masyarakat. Misi - Mewujudkan kinerja pelayanan yang bermutu, efisien, efektif, adil dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. - Menyelenggarakan sistem pelayanan yang profesional. Motto Senyum adalah budaya pelayanan kami. B. Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak juga disebut sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan di Indonesia. Peran pajak terhadap penerimaan negara dari tahun ke tahun semakin dominan, terutama sejak penerimaan minyak dan gas bumi tidak mampu lagi membiayai belanja pemerintah. Semakin besarnya peranan pajak dalam pembangunan menjadi perhatian

digilib.uns.ac.id 8 semua pihak, karena tingginya pajak menunjukkan kemampuan kemandirian bangsa dalam membiayai pembangunan dari seluruh komponen bangsa. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pajak merupakan sumber utama pemasukan negara yang dalam penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pajak. Pajak memberikan manfaat secara tidak langsung bagi masyarakat, karena kontraprestasi yang akan dikembalikan pada masyarakat adalah dalam bentuk pembangunan infrasruktur dan fasilitas umum,sehingga pajak tersebut seharusnya dapat dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain untuk membangun infrastruktur dan fasilitas umum, pajak juga dipergunakan untuk membayar gaji pegawai negeri,pensiunan pegawai negeri,bahkan subsidi yang selama ini dirasakan oleh masyarakat berasal dari pajak yang dibayarkan. Pencairan gaji yang termuat terkhusus untuk gaji pegawai negeri sipil yang bekerja bagi Pemerintah Daerah. Langkah pencairan tidaklah mudah, karena diatur oleh Peraturan Daerah. Mekanisme pencairan yang tidak mudah ini perlu disosialisasikan pada masyarakat luas. Untuk itu, penulis memaparkan mekanisme atas pencairan gaji pegawai negeri sipil sesuai dengan Peraturan yang telah disusun Pemerintah Daerah. Pemaparan yang dijelaskan merupakan hasil dari pengamatan atas kegiatan pencairan gaji yang selama ini terjadi. Pencairan gaji pegawai negeri sipil melibatkan pihak penting yang terkait. Pihak tersebut yang nantinya akan melaksanakan

digilib.uns.ac.id 9 anggaran dan bertanggung jawab atas cairnya anggaran. Pihak yang terkait harus menjalankan tugas yang diberikan sesuai yang diatur oleh Peraturan Daerah. Meski tidak semua pegawai negeri sipil dapat mencairkan anggaran gaji tapi bukan berarti pihak yang terlibat dalam pencairan gaji sedikit. Dalam pembahasan akan dijelaskan pihak- pihak yang terkait dalam pencairan gaji pegawai negeri sipil. Pembahasan memaparkan pihak yang terkait dan tugas yang selama ini telah dilakukan apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pihak yang terkait dirasa perlu dipaparkan untuk mengetahui lebih jauh peran setiap pihak dalam proses pencairan gaji pegawai negeri sipil. Bukan hanya pihak yang terkait dan mekanisme pencairan gaji yang diatur oleh Pemerintah Daerah tetapi juga dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan merupakan syarat syarat tertulis yang harus dipenuhi dan diajukan untuk dapat mencairkan anggaran. Dokumen tersebut memuat surat dari awal permintaan anggaran sampai dokumen yang menunjukkan perintah untuk mencairkan dana pada bank yang ditunjuk. Dokumen untuk mencairkan anggaran terdiri dari beberapa surat, dan surat tersebut tidaklah sedikit, untuk itu perlu adanya suatu pembahasan untuk menunjukkan surat surat yang diperlukan dalam proses cairnya anggaran gaji. Pembahasan tersebut akan menjelaskan dokumen yang harus dipenuhi di dalam proses pencairan gaji berlandaskan atas pengamatan yang dilakukan pada proses pencairan gaji pegawai negeri sipil. Gaji atas Pegawai negeri sipil yang sudah cair juga terutang pajak penghasilan pasal 21. Pajak yang terutang tersebut harus disetorkan ke kas Negara. Penyetoran pajak penghasilan

digilib.uns.ac.id 10 menggunakan dokumen yang diperlukan untuk diserahkan ke kantor pajak. Dalam penyetoran pajak penghasilan atas gaji pegawai negeri sipil terdapat mekanisme yang harus ditaati. Perlu adanya pembahasan yang menunjukkan mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pegawai negeri sipil yang selama ini terjadi apakah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pembahasan yang dilakukan atas dasar kegiatan prosedur penggajian yang selama ini terjadi pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri. Berdasar latar belakang diatas, maka penulis membuat laporan dengan judul PENCAIRAN GAJI SAMPAI DENGAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOEDIRAN MANGUN SUMARSO C. Rumusan Masalah Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : 1. Bagaimana prosedur pencairan gaji pegawai negeri sipil di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri? 2. Apa saja dokumen yang diperlukan untuk proses pencairan gaji? 3. Bagaimana prosedur pengenaan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri? 4. Dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk penyetoran pajak penghasilan pasal 21 ke kantor pajak?

digilib.uns.ac.id 11 D. Tujuan 1. Mengetahui prosedur yang benar untuk pencairan gaji pegawai negeri sipil di Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri. 2. Mengetahui berbgai dokumen yang digunakan untuk proses pencairan gaji. 3. Mengetahui prosedur pengenaan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil. 4. Mengetahui dokumen yang digunakan dalam penyetoran Pajak Penghasilan pasal 21. E. Manfaat 1. Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya mengenai prosedur pencairan gaji pegawai negeri sampai pengenaan PPh pasal 21. 2. Bagi Pegawai Negeri Sipil Memberikan penjelasan pengetahuan atas prosedur yang harus ditempuh untuk dapat mencairkan anggaran gaji pegawai negeri sipil serta memberikan penjelasan atas prosedur pengenaan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji yang telah cair.

digilib.uns.ac.id 12 3. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri Memberikan pembahasan atas penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil yang telah dilaksanakan, dan memberi masukan atas pelaksanaan prosedur pencairan gaji pegawai negeri sipil yang telah dilaksanakan. 4. Bagi Pihak Lain Penulis berharap laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pihak lain yang membutuhkan pengetahuan atas alur pencairan gaji dan pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai Negeri Sipil yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar atau informasi untuk menambah wawasan dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. F. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Obyek penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Soediran Mangun Sumarso. 2. Sumber Data a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti mengenai data data yang berhubungan langsung dengan prosedur penggajian pegawai negeri sipil dan perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan mempelajari buku buku, literatur, Undang Undang Perpajakan, dan buku buku lain yang terkait dengan penulisan.

digilib.uns.ac.id 13 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi atau pengamatan Menurut HB. Sutopo teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, atau lokasi, dan benda serta rekanan gambar. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan ini dilakukan langsung di lokasi penelitian untuk mendapat informasi yang sebenarnya yang dibutuhkan tentang permasalahan yang diangkat. b. Interview atau wawancara Mengumpulkan data dengan cara mewawancarai narasumber yang mengerti langsung terhadap permasalahan yang diangkat. c. Dokumentasi Merupakan pencatatan dokumen dari sumber sumber data yang tersedia guna mengumpulkan data. d. Studi Pustaka Penulis mempelajari peraturan perundang undangan, buku buku dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan pencairan gaji dan pajak penghasilan pasal 21. 4. Metode Analisa Data Metode analisa data yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode pendekatan kualitatif dan metode kuantitatif.