Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Orang yang Melakukan Nadzar

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Munakahat ZULKIFLI, MA

DO'A PENGUAT IMAN. Pertanyaan Dari: Mulyadi, Laren, Lamongan, Jawa Timur. (disidangkan pada hari Jum at, 9 Muharram 1434 H / 23 November 2012)

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Binatang Bertaring, Kalung Obat, Ringtone HP

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

2. Barang siapa bersumpah dengan Laata dan Uzzaa, maka hendaknya dia segera mengucapkan "laa ilaaha illallah"

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

E٤٢ J٣٣ W F : :

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1. No Hal Bab Terjemahan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

LAPORAN AGAMA K-07. Hukum dan HAM dalam Islam. Kelompok 3.a. Anngota kelompok: Kartika Trianita Zihnil Adha Islamy Mazrad

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Janganlah Berlaku Zalim

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama


Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

: :

: Menghafal dan Menulis Hadits Arabain. : Maktabah Raudhah al-muhibbin. Disebarluaskan melalui:

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Materi Nafar Ramadlan 1434 H

*** Tunaikanlah Amanah

Standar Kompetensi : 7. Memahami tatacara Puasa Wajib dan Puasa Sunat

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Kitab Tentang Sumpah (Qosamah), Kelompok Penyamun, Kisas Dan Diyat 1. Qasamah (sumpah)

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010)

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Hukum Merokok Dan Menjualnya

HADITH-HADITH BERKAITAN HAJI. 1. Perkara yang dibenarkan dan tidak dibenarkan semasa ihram

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

Pendidikan Agama Islam

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Kewajiban Menunaikan Amanah

Masih Ada Hutang, Bagaimana Nasib Almarhum Ayah Kami?

Hukum Puasa Tetapi Tidak Solat

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Pembagian Warisan 2 PEMBAGIAN WARISAN (2)

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Mendidik anak. Jangan takut.

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KARAKTER PEMIMPIN DALAM ISLAM. HM. Khoir Hari Moekti

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

Adab-adab Yang Wajib di Dalam Puasa

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I.

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

Seputar Bulan Sya'ban

Keutamaan Bulan Ramadhan

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERI

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

Taqlid, Do'a Iftitah dan Shalawat HUKUM TAQLID, DOA IFTITAH DAN SHALAWAT KHUTBAH JUM'AT

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

Transkripsi:

Pertanyaan: Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH Pertanyaan Dari: Dani, Sulawesi Selatan (disidangkan pada hari Jum at, 23 Jumadilakhir 1432 H / 27 Mei 2011 M) As-salaamu alaikum wr. wb. Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid yang terhormat. Pertanyaan saya: 1. Definisi Nadzar dan syarat-syaratnya? 2. Sumpah dan syarat-syaratnya? 3. Ada kasus begini; ada orang bertanya kepada saya, katanya dia bernadzar sesuatu jika hajatnya kelak terkabul. Ketika hajatnya sudah tercapai dia ingat pernah bernadzar tapi lupa jenis nadzarnya (karena mungkin sudah terlalu lama), jadi apa yang mesti dilakukan? Terima kasih atas jawabannya. Wassalaam. Jawaban: Wa alaikumus-salam wr. wb. Saudara Dani yang baik, berikut ini jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saudara: 1. Oleh karena sumpah itu asal nadzar, maka berikut ini diterangkan mengenai pengertian sumpah dahulu, lalu setelah itu baru pengertian nadzar. Sumpah, di dalam bahasa Arab disebut: al-yamin atau al-hilf ialah kata-kata yang diucapkan dengan menggunakan nama Allah atau sifat-nya untuk memperkuat suatu hal. Contohnya: "WalLahi (Demi Allah) saya sudah belajar" dan "Wa'adhamatillah (Demi Keagungan Allah) saya tidak mencuri". Oleh karena sumpah itu menggunakan nama Allah atau sifat-nya, maka ia tidak boleh dibuat main-main. Syarat sumpah: (1) berakal (2) baligh (3) Islam (4) bisa melaksanakannya (5) suka rela (tidak dipaksa). Rukun sumpah: Lafaz yang dipakai dalam bersumpah yaitu harus menggunakan nama Allah atau sifat-nya. Sumpah itu ada tiga macam: a. Sumpah Laghwi: Yaitu sumpah yang tidak dimaksudkan untuk bersumpah. Contohnya: "Demi Allah kamu harus datang" dan "Demi Allah kamu wajib makan". Meskipun kata-kata di atas menggunakan nama Allah, namun karena kata-kata "demi Allah" tersebut tidak dimaksudkan untuk bersumpah, tapi untuk memperkuat saja, maka hukum sumpah tersebut tidak wajib membayar kaffarah dan tidak ada dosanya. Hal ini berdasarkan firman Allah: Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. [QS. al-baqarah (2): 225]

b. Sumpah Mun'aqadah: Yaitu sumpah yang memang benar-benar sengaja diucapkan untuk bersumpah untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu hal. Contohnya: "Demi Allah saya akan bersedekah sebanyak satu juta rupiah" dan "Saya bersumpah demi Allah tidak akan menipumu". Hukum sumpah ini ialah wajib membayar kaffarah jika melanggarnya. Hal ini berdasarkan firman Allah: Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat/tebusan (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpahsumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-nya agar kamu bersyukur (kepada-nya). [QS. al- Maidah (5): 89] Menurut ayat ini, jika seseorang bersumpah untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu, lalu ia tidak bisa menepati sumpahnya itu, ia terkena kaffarat. Kaffarat ialah penebus dosa sumpah. Kaffarat sumpah secara tertib ialah: memberi makan kepada sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa diberikan kepada keluarga, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan hamba sahaya. Jika semua itu tidak bisa dilakukan maka ia wajib puasa tiga hari, baik secara berturut-turut maupun tidak. c. Sumpah Ghamus: ialah sumpah palsu/bohong, yaitu sumpah yang diucapkan untuk menipu atau mengkhianati orang lain. Sumpah palsu ini adalah salah satu dosa besar sehingga tidak ada kaffaratnya atau tidak bisa ditebus dengan kaffarat. Pelakunya wajib bertaubat nasuha. Dinamakan ghamus karena akan menjerumuskan pelakunya ke dalam api neraka. Jika sumpah ini menyebabkan hilangnya hak-hak, maka hak-hak tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya. Hal ini berdasarkan ayat berikut: Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki(mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar. [QS. an-nahl (16): 94] Dan berdasarkan hadis berikut: Artinya: Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru ra. dari Nabi saw. bersabda: Dosa-dosa besar ialah: menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua, membunuh jiwa dan sumpah palsu. [HR. al-bukhari]

Selain pembagian di atas, sumpah itu bisa dibagikan lagi --jika dilihat dari jenis isi sumpahnya-- seperti berikut: a. Bersumpah untuk mengerjakan yang wajib atau meninggalkan yang haram. Hukumnya, sumpah ini tidak boleh dilanggar karena menguatkan apa yang dibebankan oleh Allah kepada hambahambanya. b. Bersumpah meninggalkan yang wajib atau mengerjakan yang haram. Hukumnya, sumpah ini wajib dilanggar karena ia adalah sumpah untuk melakukan maksiat atau pendurhakaan kepada Allah, dan ia terkena kaffarat. c. Bersumpah mengerjakan atau meninggalkan sesuatu yang mubah atau halal. Hukumnya, makruh untuk melanggarnya dan disunatkan untuk memenuhi sumpahnya itu. d. Bersumpah meninggalkan yang sunat atau mengerjakan yang makruh. Hukumnya, melanggar sumpah ini disunatkan dan ia terkena kaffarat. e. Bersumpah untuk mengerjakan yang sunat atau meninggalkan yang makruh. Hukumnya, sumpah ini sunat dipenuhi dan makruh dilanggar. Kalau dilanggar ia terkena kaffarat. 2. Nadzar ialah mewajibkan suatu qurbah (kebajikan) yang sebenarnya tidak wajib menurut syari at Islam dengan lafaz yang menunjukkan hal itu. Syarat nadzar: (1) Berakal (2) Baligh (3) Suka rela (tidak dipaksa). Nadzar itu adalah ibadah kuno yang telah lama dilakukan orang-orang dahulu. Nadzar itu disyariatkan, namun tidak digalakkan. Hal ini karena nadzar itu menunjukkan kekikiran orang yang bernadzar tersebut. Orang yang mau melakukan ketaatan atau kebajikan hendaknya melakukannya saja tanpa harus dengan nadzar. Hal ini sesuai dengan hadis berikut: Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi saw. melarang nadzar dan bersabda: "Sesungguhnya ia tidak menolak apapun (takdir) dan hanya saja ia dikeluarkan dari orang yang kikir". [HR. al-bukhari dan Muslim] Nadzar itu ada dua macam; a. Nadzar Mutlak, yaitu nadzar yang diucapkan secara mutlak tanpa dikaitkan dengan hal lain, seperti "LilLahi 'alayya (Wajib atasku untuk Allah) bersedekah satu juta rupiah". b. Nadzar bersyarat, yaitu nadzar yang akan dilakukan jika mendapat suatu kenikmatan atau dihilangkan suatu bahaya, seperti: "Jika Allah menyembuhkan penyakitku ini, aku akan berpuasa tiga hari". Nadzar itu wajib dipenuhi/dilaksanakan jika merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul- Nya. Contohnya, bernadzar shalat di masjid jika hajatnya terkabulkan, dan seperti bernadzar memberi makan anak yatim jika mendapat rezeki. Jika nadzar ini tidak dilaksanakan, maka orang

yang bernadzar terkena kaffarat. Kaffarat nadzar sama dengan kaffarat sumpah, yaitu memberi makan kepada sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa diberikan kepada keluarga, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekakan hamba sahaya. Jika semua itu tidak bisa dilakukan maka ia wajib puasa tiga hari, baik secara berturut-turut maupun tidak. Hal ini berdasarkan hadis berikut: Artinya: Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir dari Rasulullah saw. bersabda: "Kaffarat nadzar itu kaffarat sumpah". [HR. Muslim] Tapi jika nadzar itu merupakan kemaksiatan/kedurhakaan kepada Allah dan Rasul-Nya maka nadzar tersebut tidak wajib dilaksanakan. Contohnya, bernadzar minum arak jika lulus ujian, dan seperti bernadzar membunuh si polan atau meninggalkan sholat jika naik pangkat. Hal ini sesuai dengan hadis berikut: Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah ra. dari Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah maka hendaklah ia mentaatinya, dan barangsiapa bernadzar untuk mendurhakai-nya maka janganlah ia mendurhakai-nya". [HR. al-bukhari dan Muslim] Orang yang bernadzar dengan suatu kemaksiatan lalu tidak melaksanakannya tidak terkena kaffarat. Dan jika nadzar itu atas sesuatu yang mubah atau halal, seperti bernadzar memakai baju baru ketika pergi ke kantor dan bernadzar mengendarai mobil untuk pergi ke masjid jika bisa membeli mobil, maka nadzar ini juga wajib dilaksanakan dan apabila tidak dilaksanakan terkena kaffarat. Hal ini berdasarkan hadis berikut: Artinya: Diriwayatkan dari Amru bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa ada seorang perempuan mendatangi Nabi Saw lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah

bernadzar menabuh gendang di hadapanmu. Beliau bersabda: "Penuhilah nadzarmu". [HR. Abu Dawud] Menurut hadis ini, bernadzar menabuh kendang itu wajib dilaksanakan, padahal menabuh gendang itu kalau bukan suatu yang mubah maka ia adalah suatu yang makruh dan tidak akan pernah menjadi suatu qurbah (kebajikan/ketaatan). Jika ia mubah maka hadis di atas merupakan dalil yang mewajibkan pelaksanaan nadzar atas yang mubah, dan jika ia makruh maka izin untuk memenuhi nadzar tersebut menunjukkan bahwa memenuhi nadzar atas yang mubah itu lebih utama. 3. Jika seseorang itu bernadzar, lalu ia lupa jenis nadzarnya, maka karena ia tidak bisa melaksanakannya, ia wajib membayar kaffarat nadzarnya itu. Hal ini karena nadzar tersebut masih menjadi hutangnya kepada Allah. Kaffarat nadzar sebagaimana diterangkan yaitu dengan memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan yang biasa ia makan untuk dirinya dan keluarganya atau memberi mereka pakaian atau dengan memerdekakan seorang hamba. Jika semua itu tidak sanggup ia lakukan, maka ia harus berpuasa selama tiga hari, boleh berturut-turut dan boleh tidak berturut-turut. Wallahu a'lam bush-shawab. *mi) Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah E-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com dan ppmuh_tarjih@yahoo.com