BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balita merupakan kekayaan penting untuk bangsa, karena balita nantinya menjadi penerus bangsa yang menentukan keberhasilan bangsa. Balita harus tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan umur. Kesuksesan tumbuh kembang balita akan menghasilkan generasi emas yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kualitas kesehatan yang menentukan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Kesuksesan balita untuk tumbuh dan berkembang harus sesuai dengan asupan makan maupun pola makan balita. Gizi seimbang merupakan pencegahan masalah gizi dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih. Dengan adanya zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan sehari dapat mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan zat gizi disesuaikan oleh umur, jenis kelamin, kondisi fisik, dan aktivitas fisik (Kodyat, 2014). Apabila asupan gizi balita tidak seimbang, maka balita mengalami periode kritis karena balita tumbuh dan berkembang tidak sesuai umur atau tidak optimal. Lambatnya tumbuh kembang balita dapat disebabkan kurangnya asupan makan yang sesuai. Balita dapat mengalami gizi kurang bahkan gizi buruk dan kekurangan gizi pada balita atau dibawah lima tahun ini dapat menyebabkan kesakitan bahkan kematian (Ochtaviani dan Ani, 2012). Menurut Riskesdas (2013) prevalensi status gizi kurang pada balita di Indonesia dengan indeks BB/U dari tahun 2010 dan 2013 mengalami 1
peningkatan yaitu dari 13,0% menjadi 13,9%. Prevalensi status gizi kurang pada balita di provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2013 yaitu dari 14,0% menjadi 19,0%. Dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta prevalensi gizi kurang adalah 6,7% dan Puskesmas Sangkrah merupakan puskesmas dengan prevalensi gizi kurang tertinggi yaitu 3,2% sedangkan penyebaran gizi kurang paling tinggi di kelurahan Semanggi yaitu 3%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak balita yang mengalami gizi kurang dan perlu penanganan khusus dalam mengatasi hal tersebut. Terjadinya gizi kurang sangat dipengaruhi oleh pemilihan makanan yang diberikan oleh ibu, dapat juga dipengaruhi oleh kualitas serta kuantitas makanan yang dikonsumsi, kondisi sakit atau infeksi (Jayanti dkk, 2011). Kondisi sosial ekonomi seperti pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan dan pola asuh ibu, jumlah anak serta kondisi ekonomi dapat mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita (Putri dkk, 2015). Pengetahuan orang tua sangat berpengaruh dalam hal terjadinya gizi kurang. Pengetahuan ibu dalam pengaturan konsumsi makan dengan pola makan seimbang sangat diperlukan untuk menjadikan balita memiliki status gizi baik. Pengetahuan gizi ibu meliputi mampu membuat makanan yang memiliki komposisi beraneka ragam atau bervariasi untuk dikonsumsi balita sehingga kebutuhan zat gizi balita dapat tercukupi. Selain pengetahuan ibu, pola asuh sama halnya dengan pola asuh gizi. Dalam hal pemberian makan dan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pola perilaku ibu dalam mengasuh anaknya (Veriyal, 2010). Tercukupinya kebutuhan zat gizi akan menyebabkan balita terhindar dari gizi kurang, oleh sebab itu peran pengetahuan ibu sangat penting dalam peningkatan status gizi pada balita (Handono, 2010). 2
Pengetahuan tentang gizi tidak hanya didasarkan pada tingkat pendidikan ibu saja (Nurhidayati, 2013). Berdasarkan survey pendahuluan di Kelurahan Semanggi, dari 20 ibu balita terdapat 13 ibu atau 65% ibu memiliki pengetahuan gizi kurang, terdapat 2 ibu atau 10% ibu memiliki pengetahuan gizi sedang, dan terdapat 5 ibu atau 25% ibu memiliki pengetahuan gizi baik. Oleh sebab itu, sebagian ibu memiliki pengetahuan tentang gizi yang relatif kurang. Pada dasarnya pengetahuan tentang gizi tidak hanya dapat diperoleh pada pendidikan formal tetapi dapat diperoleh pada pendidikan informal seperti informasi dari berbagai macam media seperti televisi, radio, maupun internet. Apabila ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik maka ibu akan memperhatikan keadaan gizi setiap akan memberikan makan pada balita (Nurhidayati, 2013). Akibat dari gizi kurang, dibutuhkan media yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang yang bertujuan agar balita tidak mengalami gizi kurang. Adanya media diharapkan dapat mengurangi prevalensi gizi kurang. Perilaku yang positif dapat dibentuk dari pengetahuan yang baik, sehingga cara yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan menggunakan media sebagai pendidikan kesehatan. Pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan yang akan diraih dan responden yang akan diamati. Oleh sebab itu penggunaan media booklet dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan pengetahuan yang signifikan (Ma munah, 2015). Metode booklet dari berbagai penelitan menghasilkan tingkat pengetahuan yang cenderung meningkat, karena booklet termasuk media cetak yang dimodel seperti buku dengan isi gambar dan pesan-pesan kesehatan yang lebih 3
banyak serta rinci sehingga enak untuk dibaca, tidak mudah hilang dan mudah dibawa. Dari hasil penelitian Setyawati dkk (2015) menyimpulkan bahwa pendidikan gizi menggunakan booklet dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi pada anak dengan nilai p < 0,05. Menurut penelitian Ulya dkk (2014) terdapat hubungan yang signifikan 0,000 antara media booklet dengan huruf braille terhadap peningkatan pengetahuan gizi anak tunatera. Menurut penelitan Zulaekah (2012) menyimpulkan bahwa adanya peningkatan dengan kategori kurang (25,0 %), cukup (47,2 %) dan baik (27,8%) pada tingkat pengetahuan gizi akhir pada semua sampel dibandingkan dengan tingkat pengetahuan gizi awal. Dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan gizi dengan metode booklet akan memperbaiki tingkat pengetahuan gizi. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dijelaskan bahwa gizi anak dipengaruhi oleh pola asuh. Pola asuh dipengaruhi dengan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan dapat diberikan dengan penyuluhan dengan media booklet. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas penggunaan media booklet terhadap pengetahuan gizi seimbang pada ibu balita di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta karena kasus gizi kurang masih tinggi yaitu 3% dan 65% ibu memiliki pengetahuan tentang gizi yang relatif kurang. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian tertarik untuk mengambil rumusan masalah tentang Bagaimana Efektivitas Penggunaan Media 4
Booklet terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang pada Ibu Balita Gizi Kurang di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta? C. TUJUAN MASALAH Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum : Mengetahui efektivitas penggunaan media booklet terhadap pengetahuan gizi seimbang pada ibu balita di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. 2. Tujuan Khusus : a. Mendiskripsikan pengetahuan gizi seimbang ibu balita sebelum diberikan penyuluhan b. Mendiskripsikan pengetahuan gizi seimbang ibu balita setelah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah c. Mendiskripsikan pengetahuan gizi seimbang ibu balita setelah diberikan penyuluhan menggunakan metode ceramah dengan media booklet d. Menganalisis perbandingan pengetahuan ibu balita dengan penyuluhan menggunakan metode ceramah dan metode ceramah dengan media booklet D. MANFAAT PENELITIAN Dengan mengadakan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat : 1. Bagi Ibu : Bagi ibu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efektivitas penggunaan media booklet terhadap pengetahuan gizi 5
seimbang ibu pada anak balita di Kelurahan Semanggi dan diharapkan dapat mengetahui pentingnya pengetahuan gizi seimbang pada anak balita, sehingga pertumbuhan anak dapat berjalan normal sesuai dengan umurnya. 2. Bagi balita : Bagi balita, penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki status gizi pada anak balita baik pada anak balita yang memiliki status gizi buruk ataupun yang mempertahankan status gizi 3. Bagi Puskesmas : Bagi Puskesmas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebijakan tentang penyuluhan gizi seimbang pada ibu balita secara berkala menggunakan media booklet, meningkatkan status gizi pada anak balita dan memberikan informasi atau pengetahuan dalam hal gizi seimbang bagi Ibu agar anak balita memiliki status gizi yang baik sehingga masalah gizi dapat diatasi. 4. Bagi Desa : Bagi desa, penelitian ini diharapkan dapat menanggulangi kejadian gizi kurang dengan dilakukannya penyuluhan gizi sehingga terjadi peningkatan pengetahuan 5. Bagi peneliti : Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan menambah wawasan, menambah pengetahuan, serta pengalaman tentang efektivitas penggunaan media booklet terhadap pengetahuan gizi seimbang ibu pada anak balita di Kelurahan Semanggi. 6
E. RUANG LINGKUP Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai Efektivitas Penggunaan Media Booklet terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Ibu pada Anak Balita di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. 7