I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dan berpengaruh terhadap semua dimensi kehidupan. sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

I. PENDAHULUAN. Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

I.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor dari kemajuan suatu bangsa. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Karakterisktik siswa yang beragam selalu dihadapkan guru dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Proses ini akan berjalan efektif apabila individu-individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Transkripsi:

1 ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan global. Dalam proses belajar tenaga pendidik seperti guru sangat berperan aktif di dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menggunakan metode pembelajaran yang mampu mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk membangkitkan potensi yang ada pada peserta didik, menumbuhkan aktivitas siswa dan akan menjamin dinamika proses pembelajaran. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu bentuk usaha untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik baik dalam hal keagamaan, kecerdasan, pengendalian diri,

2 pembentukkan karakter, serta mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang akan dihadapinya. Pendidikan juga merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam membentuk kepribadian peserta didik sebagai jati diri bangsa serta memiliki tujuan yang harus dicapai dengan baik. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, hal yang terpokok dan yang harus dilakukan siswa adalah kegiatan belajar. Ini bearti bahwa, keberhasilan belajar dalam mencapai tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses dan kegiatan individu yang belajar. Karena itulah, guru sebagai tenaga pengajar harus dan wajib mengenali hakikat belajar, jenis, dan cara pengungkapan masalah belajar, serta bagaimana penanganan masalah belajar tersebut. Sehingga guru merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam proses belajar mengajar, bahkan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Penyampaian mata pelajaran geografi dengan bahan pengajaran yang monoton dan tidak menarik dapat menimbulkan kejenuhan pada diri siswa sehingga prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Upaya peningkatan prestasi belajar terus dilakukan antara lain dengan pemilihan strategi belajar yang tepat. Pemilihan strategi belajar dan media pengajaran yang tepat merupakan faktor pendukung keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi belajar adalah pemilihan media yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Komponen-komponen yang berpengaruh terhadap prestasi belajar tersebut sangat menentukan, karena guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar

3 siswa agar mencapai hasil yang optimal serta mengelola komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Menurut Direktorat Jenderal. Dikti (1983:38-39), guru harus mampu: 1. Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari; 2. Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar; 3. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran; 4. Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku; 5. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber; 6. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar; 7. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya; 8. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. Penggunaan media pendidikan yang sesuai dengan topik yang diajarkan dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara jelas dan menarik sehingga konsep akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Salah satu fungsi media pendidikan adalah penyajian informasi, ide dan konsep. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Media pendidikan dapat membantu siswa untuk berpikir logis dan sistematis, sehingga mereka pada akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari geografi. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari dokumentasi guru mata pelajaran diperoleh data nilai siswa pada uji blok materi IPS Geografi Semester ganjil di SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu tahun pelajaran 2012 / 2013. Dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa masih banyak yang belum tuntas. Hal ini secara jelas dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

4 Tabel 1.1 Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012 / 2013 Jumlah Siswa Kelas XI IPS Presentase No Kelas KKM Total Tidak 72 < 72 (Tidak Tuntas Tuntas (Tuntas) Tuntas) I XI IPS 1 11 20 31 11,34% 20,62% 2 XI IPS 2 15 19 34 15,46% 19,59% 3 XI IPS 3 10 22 32 10,31% 22,68% Jumlah 36 61 97 37,11% 62,89% Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran IPS Geografi Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu TahunPelajaran 2012 / 2013 Guru mata pelajaran geografi menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran geografi adalah 72. Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa mencapai nilai 72 atau lebih. Berdasarkan hasil ujian blok yang didapat dari dokumentasi guru mata pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu diketahui bahwa prestasi belajar geogafi siswa belum semua tuntas, karena sebanyak 62.89% dari 97 siswa atau sebanyak 61 siswa belum mencapai standar (KKM). Siswa yang memiliki nilai lebih dari (KKM) sebanyak 37.11% dari 97 siswa atau sebanyak 36 siswa. Hal ini didukung oleh Djamarah (2005:107) yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% sampai dengan 75% saja dikuasai siswa maka pembelajaran tersebut dikatakan rendah. Berdasarkan perolehan data yang didapat sebelumnya diketahui bahwa prestasi belajar geografi rendah. Belum optimalnya hasil pembelajaran tersebut dikarenakan kurang tepat pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu, variasi dalam pembelajaran perlu digunakan agar siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan, namun pada

5 kenyataanya hal itu dirasa belum mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada saat kegiatan tanya jawab, hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya, sedangkan siswa lainnya pasif dalam proses pembelajaran. Hanya siswa tertentu yang akan aktif terlibat dalam proses diskusi secara interaktif, sedangkan siswa lainnya kurang termotivasi untuk mengikuti proses diskusi ini. Mata pelajaran geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh siswa, sehingga sebagian besar siswa kurang antusias untuk belajar geografi, siswa cenderung enggan dan kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Siswa masih cenderung menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, ataupun mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, mata pelajaran geografi harus diajarkan kepada siswa dengan menggunakan variasi belajar yang tepat yaitu menarik dan menyenangkan. Inovasi pembelajaran dapat meningkatkan intensitas interaksi edukatif yang terjadi, sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk belajar. Salah satu uapaya yang dilakukan adalah menerapkan media fotografi sebagai media pembelajaran, dan diharapakan dengan menggunakan media fotografi yang diproyeksikan melalui slide yang menarik dan dengan baik maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat diketahui prestasi belajar siswa pada materi yang diberikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian efektivitas penggunaan media fotografi terhadap prestasi belajar geografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2013/2013.

6 Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba meneliti seberapa efektivitas penggunaan media fotografi dalam proses belajar mengajar yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Menurut soemosasmito dalam trianto (2011:20), pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: 1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM; 2. Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa; 3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan siswa) diutamakan; dan 4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2), tanpa mengabaikan butir (4). Dalam hal ini peneliti menggunakan media fotografi sebagai bahan eksperimen, dan menentukan materi pokok bahasan sebagai bahan penelitian, untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan menggunakan media fotografi, adapun materi yang peneliti pilih yaitu pada pokok bahasan Lingkungan Hidup, karena Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, kesadaran, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilaku hidupnya. Dari observasi yang peneliti dapatkan, bahwa belum pernah adanya penerapan media fotografi khususnya pada pokok bahasan Lingkungan Hidup, selama ini pembelajaran hanya menggunakan media konvensional dan cenderung hanya penyampaian materi dan evaluasi saja. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapakan pembelajaran dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup. Sehingga jika pada pokok bahasan ini diaplikasikan dengan menggunakan media fotografi yang disusun secara menarik dan baik diharapkan akan lebih efektif dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu judul dari penelitian ini adalah Efektivitas Penggunaan Media Fotografi Terhadap

7 Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka prestasi belajar IPS Geografi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu berhubungan dengan beberapa faktor yaitu: 1. Prestasi belajar geografi siswa masih rendah. Hal ini tampak dari banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah. 2. Guru belum menggunakan variasi media pembelajaran khususnya media pembelajaran fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup. 3. Belum diketahuinya efektivitas penggunaan media fotografi terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013. 4. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaan rerata nilai pre-test geografi sebelum dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi?

8 2. Apakah ada perbedaan rerata post-test geografi sesudah dikenai perlakuan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi? 3. Apakah pembelajaran dengan penggunaan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi? 4. Apakah ada perbedaan selisih peningkatan (gain) prestasi belajar geografi menggunaan media fotografi dan tanpa menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan rerata pre-test geografi sebelum dikenai perlakuan dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi. 2. Mengetahui perbedaan rerata post-test geografi sesudah dikenai perlakuan dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup dan tanpa menggunakan media fotografi. 3. Mengetahui keefektifan pembelajaran dengan menggunakan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup. 4. Mengetahui perbedaan selisih peningkatan (gain) prestasi belajar geografi menggunaan media fotografi pada pokok bahasan Lingkungan Hidup lebih tinggi daripada pembelajaran tanpa menggunakan media fotografi.

9 E. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Bagi Peneliti Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi di Universitas Lampung. 2. Bagi Sekolah a. Memberi sumbangan pemikiran pada pengajaran geografi di sekolah dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. b. Sebagai bahan pertimbangan informasi bagi guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. F. Ruang Lingkup Penelitian Sebagai lingkup kajian penelitian ini adalah mencakup hal-hal berikut: 1. Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah penggunaan media fotografi dan prestasi belajar. 2. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013. 3. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun 2012 / 2013. 4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012 / 2013.

10 5. Ruang Lingkup Ilmu adalah Pendidikan Geografi Pendidikan geografi adalah disiplin ilmu sosial yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.