BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat diterima bila sebuah bisnis hanya mementingkan untuk kebutuhannya sendiri agar mendapatkan keuntungan yang tinggi tanpa memperhatikan lingkungan di sekelilingnya, salah satunya yaitu dengan merusak lingkungan tempat perusahaan tengah beroperasi tanpa membenahi kembali kerusakan-kerusakan yang telah terjadi atau terkadang perusahaan mengabaikan sumber daya manusia di sekitarnya padahal dari sebagian masyarakat di daerah tersebut mengalami kekurangan lapangan kerja. Perusahaan yang diyakini sebagai bagian dari system ekonomi yang lebih besar di mana operasi mereka akan mempengaruhi komponen lain dari sistem, sehingga berdampak pada system itu sendiri secara keseluruhan (Sutanto, 2008). Akibatnya, sejumlah pemerintah, aktivis dan masyarakat secara keseluruhan menekan pada setiap perusahaan yang melakukan tindakan yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungannya untuk mengubah cara mereka beroperasi. Menurut Huang (2010), keputusan suatu perusahaan harus relevan tidak hanya untuk para pemangku kepentingan internal, tetapi mencakup semua pihak eksternal seperti pelanggan, pemasok, organisasi non-pemerintah, masyarakatlokal, masyarakat dan lingkungan. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim stakeholders agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham 1
(shareholders), tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), konsumen, dan lingkungan (Nugroho, 2007). Kajian mengenai corporate social responsibility semakin berkembang pesat seiring banyak kasus yang terjadi dimana perusahaan tidak memberikan kontribusi positif secara langsung kepada masyarakat bahkan memberikan dampak negative atas beroperasinya perusahaan. Hal ini seharusnya dapat dijadikan cerminan bagi para pelaku usaha untuk lebih memberikan perhatian yang besar terhadap sustainabilitas dan pertanggungjawaban social perusahaan. Isu-isu yang berkaitan dengan reputasi, manajemen risiko dan keunggulan kompetitif mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi sosial. Sustainability reporting adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada stakeholder internal maupun eksternal. Sustainability Report/Laporan berkelanjutan merupakan sinonim atau istilah lain yang menggambarkan laporan mengenai dampak ekonomi, lingkungan dan sosial, misalnya triple bottom line, laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya (GRI Reports,2006). Adapun kasus yang terjadi di dalam negeri yaitu kegiatan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan sub sektor barang konsumsi masih terlihat tidak merata. Sebagai contoh, dalam Annual Report oleh PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk tahun 2012 diungkapkan bahwan perusahaan ini telah menerapkan berbagai kegiatan CSR dalam bidang lingkungan, sosial masyarakat, seni budaya, 2
kehidupan beragama hingga pendidikan. Di samping itu, dalam Annual Report PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk di tahun yang sama, menginformasikan kepada pembaca bahwa perusahaan ini telah melaksanakan kegiatan CSR pada bidang kesehatan, sosial masyarakat dan kehidupan beragama. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR yang dilakukan oleh masingmasing perusahaan makanan dan minuman. Di Indonesia sebagai negara yang terdiri dari perpaduan berbagai kebudayaan dan lingkungan, pemerintah menyadari pentingnya untuk menjaga lingkungan tersebut khususnya perusahaan yang kegiatannya berkaitan erat dengan lingkungan. Pada periode-periode sebelum tahun 2007 pengungkapan Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab social perusahaan masih sekedar bersifat sukarela, untuk itu pemerintah Indonesia padatahun 2007 mengeluarkan Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 Pasal 74 tahun 2007, yang pasal (1) berbunyi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dan pasal (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Mengenai sanksi, dikatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait. 3
Terdapat dua model yang memperdebatkan tentang Corporate Social Responsibility, yaitu model Neoklasik Ekonomi dan model Filosofi Moral. Pada Neoklasik ekonomi menganggap bahwa terdapat hubungan yang negative antara Corporate Social Responsibility dengan kinerja perusahaan karena ada keterbatasan biaya. Dan model Filosofi moral menjelaskan tidak terdapat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan kinerja perusahaan karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan saja tapi juga kesejahteraan sosial. Pada akhirnya model hibrid yang berdasarkan fakta yang ada, menjelaskan bahwa suatu perusahaan atau organisasi harus mengimplementasikan aktivitas strategi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan para stakeholder, agar perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih besar pada tarif yang minimum. Dan aktivitas strategi tersebut adalah Corporate Social Responsibility. Sedangkan pengukuran efisiensi perusahaan Manufaktur dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah pendekatan non parametric yang dasarnya merupakan teknik berbasis program linier. DEA bekerja dengan langkah identifikasi unit yang akan dievaluasi, input input yang dibutuhkan serta output yang dihasilkan unit tersebut. Kemudian membentuk efficiency frontier atas set data yang tersedia dalam menghitung nilai efisiensi dari unit unit yang tidak termasuk dalam efficiency frontier (tidak efisien) yang kemudian ditentukan target efisiensi agar unit tersebut lebih efisien. Dengan melihat latar belakang diatas perlu adanya suatu penelitian agar perusahaan mencapai performansi 4
terbaik. Dengan penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan metode DEA diharapkan tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi pada tahun 2012-2014 dapat diketahui dan bisa dijadikan pertimbangan pengambilan kebijakan oleh pihak yang membutuhkan. Penilaian kinerja operasi adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan yang berdasar pada sasaran,standar, dan kinerja yang telah ditentukan. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan dan dari segi perubahan harga saham, sehingga nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Carolina, 2007). Beberapa penelitian terdahulu telah mencoba untuk mengungkapkan aktivitas CSR dalam pengungkapan social perusahaan berpengaruh secara positif dengan kinerja perusahaan. Penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh Danu Candra Indrawan (2011) yang mengungkapkan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap tingkat ROE dari perusahaan. I Dewa Ketut Yudyayana Ajilaksana (2011) yang mengungkapkan terdapat hubungan positif antara aspek pengunkapan tanggung jawab social perusahaan yaitu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, tenaga kerja, social, dan produk terhadap kinerja perusahaan jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu penelitian internasional yang menunjukkan hubungan positif, penelitian yang dilakukan oleh Dominique Razafindrambinina (2012) yang menyatakan bahwa hubungan antara strategi CSR berpengaruh positif dengan kinerja operational menggunakan Data Envelopment Analysis di indonesia. 5
Maka berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Operasi : Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). dengan alasan untuk mengetahui dampak praktek tanggung jawab social terhadap kinerja perusahaan periode 2012-2014 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, serta untuk mengukur tingkat efisiensi kinerja operasi perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). 6
B. Rumusan masalah Maka, dari permasalahan dan uraian-uraian tersebut, dapat dirumuskan menjadi masalah : 1. Bagaimana tingkat efisiensi perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014? 2. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja operasi yang diukur dengan Data Envelopment Analysis (DEA)? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja operasi yang diukur dengan Data Envelopment Analysis (DEA). 2. Kontribusi Penelitian 1. Bagi penulis yaitu dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai masalah yang ditelit sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam teori akuntansi dengan yang terjadi di lapangan. 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai peranan dan praktik Corporate Social Responsibility 7
dan Kinerja Operasi dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) sebagai pengukur tingkat efisiensi. 3. Serta diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi tambahan literatur bagi pihak lain yang melakukan penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja operasi menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). 4. Selanjutnya penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja operasi : menggunakan Data Envelopment analysis (DEA) yang telah banyak dilakukan sebelumnya. 8