,Jurnal Karya Tulis Ilmiah ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013 Fitri Wahyuna 1, Zainal Abidin 2 vi + 40 halaman : 6 tabel + 1 gambar + 9 lampiran Latar Belakang: Berdasarkan observasi pada ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya dengan menjumpai sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk diwawancarai tentang pengetahuan pola makan ibu menyusui, yang merupakan asupan kebutuhan gizi ibu menyusui, peneliti mendapatkan informasi bahwa sebanyak 24 responden mengatakan bahwa pola makan masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti pola makan biasa dengan mengkonsumsi makanan yang seadanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan pola makan ibu menyusui secara baik menurut kesehatan masih kurang. Hal ini disebabkan ibu menyusui dijumpai masih terlalu banyak pantangan makanan yang disebabkan oleh pengaruh faktor sosial budaya masyarakat setempat yang sangat ketat dalam hal pantangan makanan ketika sedang menyusui Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan pengetahuan, sosial budaya dan status gizi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan crossectional, yaitu untuk mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 orang, dan yang menjadi sampel adalah total sampling. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner. Hasil Penelitian : Hasil penelitian pada tanggal 24 sampai 27 Agustus 2013 menunjukkan bahwa mayoritas pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 31 responden (56,4%), berdasarkan pengetahuan berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 36 responden (65,5%). Berdasarkan sosial budaya mayoritas pada kategori negative, yaitu sebanyak 34 responden (61,8%), berdasarkan status gizi mayoritas pada kategori gizi kurang, yaitu sebanyak 28 responden (50,9%). Kesimpulan: Dari 55 responden diperoleh hasil bahwa pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang. Diharapkan kepada ibu menyusui untuk dapat memenuhi pola makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur budaya yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak pantangan, terutama makanan-makanan yang mempengaruhi kualitas ASInya dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya. Kata kunci : pengetahuan, budaya dan gizi ibu. Sumber buku : 14 buku (2000 2010) + 10 situs internet (2012-2013) 1. 2. Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah I. Pendahuluan Pola makan (diet) ibu menyusui biasanya membutuhkan diet kalori tinggi, bergizi tinggi dan seimbang, yang harus sudah mulai disiapkan ibu sejak masa sebelum dan selama kehamilannya. Ibu menyusui perlu makan lebih banyak dibandingkan pada saat hamil. Dalam sehari, umumnya ibu menyusui akan memproduksi 800 ml ASI dan membakar 1000 kalori. Untuk menjamin produksi ASI, ibu memerlukan makanan tinggi kalori dengan tambahan 500 800 kalori perharinya. Pada kondisi dimana seorang ibu memiliki bayi kembar, maka tambahan kalori tambahan kalori yang diperlukan akan jauh lebih banyak lagi (Informasitips.com, 2012). Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama bayi. Oleh sebab itu, untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800 850 mililiter perhari dan mengandung kalori 60 65 kalori, 1,0 1,2 gram, dan lemak 2,5 3,5 gram setiap 100 mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu, dan harus digantikannya dengan suplai makanan ibu sehari-hari. Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gram sehari, di
atas kebutuhan bila ibu tidak menyusui (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan Buku Registrasi kunjungan berobat terdapat ibu menyusui di Puskesmas Jangka Buya dari Bulan Agustus 2012 sampai Januari 2013, didapatkan data sebanyak 105 orang ibu menyusui yang rutin berobat dan memeriksa kesehatannya. Pada umumnya ibuibu yang berobat tersebut masih menyusui, bahwa sebagian besar dari ibu menyusui yang berobat belum mengikuti secara benar tentang asupan gizi dan pola makan ibu menyusui. Hal ini disebabkan oleh faktor sosial budaya yang masih banyak terdapat pantangan makanan ketika ibu dalam masa menyusui (Puskesmas Jangka Buya, 2013). Kemudian dari hasil observasi awal di Buya didapatkan dari Buku Register Penduduk Desa dengan data penduduk sebanyak 1889 jiwa yang terdiri dari 906 laki-laki dan perempuan 983 jiwa, diantaranya sebanyak 55 orang ibu yang menyusui. Berdasarkan observasi pada ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya dengan menjumpai sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk diwawancarai tentang pengetahuan pola makan ibu menyusui, yang merupakan asupan kebutuhan gizi ibu menyusui, peneliti mendapatkan informasi bahwa sebanyak 24 responden mengatakan bahwa pola makan masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti pola makan biasa dengan mengkonsumsi makanan yang seadanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan pola makan ibu menyusui secara baik menurut kesehatan masih kurang. Hal ini disebabkan ibu menyusui dijumpai masih terlalu banyak pantangan makanan yang disebabkan oleh pengaruh faktor sosial budaya masyarakat setempat yang sangat ketat dalam hal pantangan makanan ketika sedang menyusui (Rully, 2011). Dari permasalahannya yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Sosial Budaya dengan Pola Makan Ibu Menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan pengetahuan. b. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan sosial budaya. c. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan status gizi. II. METODOLOGI a. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini meliputi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003, Wikipedia, 2013), sosial budaya (Qahar, 2012, Salim, 2000, dan Wikipedia, 2012) dan Status Gizi (Surangga, 2013, dan Hartati, 2003). Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini: Pengetahuan Sosial Budaya Status Gizi Pola makan ibu menyusui Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan crossectional, yaitu penelitian mempelajari hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan cara mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2005). Untuk mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui (0 24 bulan) di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah 55 orang. Sampel penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai anak berumur 0 24 bulan di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya, metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling, sehingga didapatkan sampel 55 ibu menyusui
Tempat dan waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2013 Pengumpulan dan Analisa Data Data yang dikumpulkan adalah data Primer dan data sekunder.data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden dengan menyediakan kuesioner, setelah di isi dan dikumpulkan kembali untuk kemudian di koreksi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari puskesmas. Pengetahuan Ibu Menyusui Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 No Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Tinggi 12 21.8 2 Sedang 10 18.2 3 Rendah 33 60.0 55 100 Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat bahwa pengetahuan ibu menyusui berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 33 responden (60%). Pengolahan Data Menurut Budiarto (2002) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 27 Agustus 2013 dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang telah menjadi target penelitian yang berjumlah 55 responden,, sedangkan yang menjadi variabel penelitian adalah; pengetahuan, sosial budaya dan status gizi, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut ini. Pola makan ibu menyusui Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 No Pola Makan Frekuensi Persentase 1 Cukup 49 89.1 2 Kurang 6 10.9 55 100 Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas ibu menyusui berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 49 responden (89,1%) Sosial Budaya Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 No Sosial Budaya Frekuensi Persentase 1 Positif 22 40 2 Negatif 33 60 55 100 Berdasarkan tabel 5.3 diatas terlihat bahwa mayoritas sosial budaya ibu menyusui mayoritas berada pada kategori negatif, yaitu sebanyak 33 responden (60%). Status Gizi Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Gizi Ibu Menyusui di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 No Status Gizi Frekuensi Persentase 1 Kurus 31 56.4 2 Normal 15 27,2 3 Gemuk 9 16.4 55 100 Sumber:Data Primer (diolah)2013 Berdasarkan tabel 5.4 diatas terlihat bahwa mayoritas status gizi ibu menyusui berada pada kategori status gizi kurus, yaitu sebanyak 31 responden (56,4%).
No Pola makan Berdasarkan pengetahuan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui dengan Pengetahuan di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013 No Pengetahuan f % f % f % 1 Tinggi 11 91.7 1 8.3 12 100 2 Sedang 9 90.0 1 10.0 10 100 3 Rendah 29 87.9 4 12.1 33 100 Total Pola Makan Cukup Kurang 49 6 55 Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang pola makan cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 11 responden (91,7%), dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4 responden (12,1%). Pola makan berdasarkan sosial budaya Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui dengan Sosial Budaya di Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013 Sosial Budaya f % f % f % 1 Positif 18 81.8 4 18.2 22 100 2 Negatif 31 93.9 2 6.1 33 100 Pola Makan Cukup Kurang 49 6 55 Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa responden yang berpola makan cukup mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18 responden (81,8%), dan responden yang berpola makan kurang, mayoritas berada pada kategori sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden (18,2%). Pola makan dengan status gizi Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola Makan Ibu Menyusui dengan Status Gizi di Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Status Gizi Cukup Kurang F % F % 1 Kurus 28 90.3 3 9.7 31 100 2 Normal 12 80.0 3 20.0 15 100 3 Gemuk 9 100 0 0.0 9 100 Pola Makan 49 0 55 F % Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa responden yang berpola makan cukup semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9 responden (100%) dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berkategori gizi normal, yaitu sebanyak 3 responden (20%). Pembahasan Pola makan Berdasarkan pengetahuan Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang pola makan cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 11 responden (91,7%), dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4 responden (12,1%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nurhafni (2012) tentang gambaran pola makan ibu menyusui di Desa Peulakan Cibrek Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa pengetahuan tentang pola makan ibu menyusui di Desa Plakan Cibrek dominan berada pada tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 5 responden (41,67%).
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pola makan responden dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya, responden yang berpengetahuan tinggi, secara otomatis akan mempunyai kesadaran untuk mengkonsumsi makanan dalam porsi yang lebih, sehingga pola makannya cukup. Pola makan Berdasarkan Sosial Budaya Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa responden yang berpola makan cukup mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18 responden (81,8%), dan responden yang berpola makan kurang, mayoritas berada pada kategori sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden (18,2%). Sosial budaya adalah suatu system pengetahuan yang memiliki ide dan gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari itu bersifat abstrak. Perwujudan sosial budaya yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa prilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola fikir, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Wikipedia, net). Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nurhafni (2012) tentang gambaran pola makan ibu menyusui di Desa Peulakan Cibrek Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa mayoritas pola makan ibu menyusui berdasarkan sosial budaya berada pada kategori mendukung, yaitu sebanyak 13 responden (56%) Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pola makan responden dipengaruhi oleh sosial budaya yang dimiliki, responden yang memiliki sosial budaya yang positif, tentunya memiliki pola makan yang cukup. Pola makan Berdasarkan Status Gizi Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa responden yang berpola makan cukup semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9 responden (100%) dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berkategori gizi normal, yaitu sebanyak 3 responden (20%). Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2013). Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nurhafni (2012) tentang gambaran pola makan ibu menyusui di Desa Peulakan Cibrek Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa responden yang berpengetahuan tinggi berada pada kategori pendidikan pola makan cukup, yaitu sebanyak 2 responden (40,0%) dan yang berpengetahuan rendah juga mayoritas pada pola makan cukup, yaitu sebanyak 3 responden (75,00%). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa pola makan ibu tidak serta merta mempengaruhi status gizi ibu, ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor yang mengakibatkan status gizi ibu menjadi terganggu, misalnya faktor ibu mengidap suatu penyakit tertentu. IV.PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Berdasarkan pola makan dapat dilihat bahwa responden yang pola makan cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu sebanyak 11 responden (91,7%), dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4 responden (12,1%). 2. Berdasarkan sosial budaya dapat dilihat bahwa responden yang berpola makan cukup mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18 responden (81,8%), dan responden yang berpola makan kurang, mayoritas berada pada kategori sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden (18,2%). 3. Berdasarkan status gizi dapat di lihat bahwa responden yang berpola makan cukup semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9 responden (100%) dan responden yang berpola makan kurang mayoritas berkategori gizi normal, yaitu sebanyak 3 responden (20%). Saran 1. Diharapkan bagi dinas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan bimbingan
kepada masyarakat, khususnya kepada ibu menyusui tentang bagaimana cara mengelola pola makan selama menyusui. 2. Diharapkan bagi ibu menyusui agar menjadi masukan untuk dapat memenuhi pola makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur budaya yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak pantangan, terutama makanan-makanan yang mempengaruhi kualitas ASInya dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya. 3. Dapat memberikan pengalaman dalam penulisan karya tulis ilmiah dan dapat menambah wawasan keilmuan penulis tentang gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di pemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya. 4. Bagi peneliti lain dapat menjadi sebagai bahan bacaan dan referensi yang dapat dimanfaatkan bagi peneliti lain mengenai hal tersebut. REFERENSI Astuti, Luthfi Dwi Puji. 2010. Makanan Sehat untuk Ibu Menyusui. [Online] dari: http:beta.wap.vivanews.com/news/r ead/192346-makanan-sehat-untukibu-menyusui (Diakses 5 Februari 2013) Budiarto, 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC: Jakarta. Burhan, Hariati. 2012. Tujuan Indonesia Sehat. [Online] dari: http:hariatiburhan.blogspot.com/2012/04/tujua n-indonesia-sehat (Diakses 5 Februari 2013). Demedia. 2007. Menu Sehat untuk Ibu Menyusui. Graha Medika: Jakarta Gupte, Juan. 2007. Kebutuhan Ibu dalam Masa Menyusui. Gramedia: Jakarta Hartati, 2003, Psikologi Perkembangan, Arca Medica: Jakarta Informasitips.com. 2012. Nutrisi dan Pola Makan yang Benar saat Menyusui. [Online] dari: http://informasitips. com/nutrisi-dan-pola-makan-yangbenar-saat-menyusui (Diakses 5 Februari 2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: Jakarta Muaris, Hindah. 2004. Untuk Ibu Menyusui. Gramedia: Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta Oetami, Roesli. 2009. Mengenal Asi Eksklusif. Jhonson-Jhonson: Jakarta Puskesmas Jangka Buya, 2013, Data Pola Makan ibu Menyusui Qahar, 2012. Kajian Budaya. [Online] dari: http://bloggercompecintabahasa.blo gspot (Diakses 4 Februari 2013). Suparyanto. 2010. Konsep Ibu Menyusui. [Online] dari: http:www.carantrik.com/2010/07/k onsep-ibu-menyusui.html (Diaskes 5 Februari 2013) Salim, Emil. 2000. Kembali Ke Jalan Lurus. Alvabeth: Jakarta Sumarah. 2009. Makanan yang baik di Konsumsi Ibu Menyusui. Gramedia: Jakarta Syah, 2012. Pola Makan Ibu Menyusui Usia 0 1 Tahun. [Online] dari: http://bloggercompecintabahasa.blo gspot (Diakses 4 Februari 2013). Syakur. 2012. Kebutuhan Makanan Ibu Menyusui. [Online] dari: http.www.kesehatan123.com/3247/ kebutuhan-makanan-ibu-menyusui (Diakses 2 Februari 2013). Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan WHO, 2019, Pola Makan Ibu Menyusui; dari:http:www.who.org (diakses pada tanggal 12 Juli 2012) Wikipedia. 2012. Budaya. [Online] dari: http://id.wikipedia.org/wiki/budaya (Diakses 5 Februari 2013). Winardo, 2012. IMT. Dari: http.winardo@wordpress.html (Diakses 5 Februari 2013) Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk Kesehatan Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Andi Offset: Jakarta