HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

Kata kunci : karakteristik lansia, dukungan keluarga, tingkat kehadiran

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN AKTIVITAS DASAR LANSIA DI PUSKESMAS KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN. Manuscript

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PAUD TEGAR DINOYO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

TINGKAT DEPRESI MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) LANSIA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

Hubungan Kapasitas Fungsional Fisik Dengan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Desa Ngombakan Polokarto Sukoharjo (Dyah Novita Panutya Putri)

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEMANDIRIAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Individu pasti akan mengalami proses penuaan (ageing process) yaitu proses yang

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK. Chindy Maria Orizani*

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

Karya Tulis Ilmiah DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN LANSIA

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

RELATIONSHIP FAMILY SUPPORT WITH INDEPENDENT ELDERLY VILLAGE OF DAILY LIVING SUB KAKARA B TOBELO SELATAN WEST DISTRICT

KARYA TULIS ILMIAH MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI SENAM. Di Dusun Karangan Desa Karangan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA JIMBARAN KECAMATAN KUTA SELATAN

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia adalah seorang laki-laki atau

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA LANJUT USIA (Description Of Spiritual Needs On Elderly)

HUBUNGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DUSUN NGRAME TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK

Hariza Adnani. Keywords : Parents knowledge, the children talent and potency developing.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Gerontik

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PROSES MENUA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MAJASTO SUKOHARJO

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SDLB YPLB BANJARMASIN

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK TUNAS RIMBA MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA LANSIA DALAM PEMENUHAN GIZI UNTUK PENCEGAHAN ANEMIA

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI

PENGARUH USIA DAN KONSEP DIRI TERHADAP PENCAPAIAN PERAN IBU SAAT BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA BOJONGSARI, KECAMATAN BOJONGSARI, KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRA SEKOLAH (USIA 4-6 TAHUN)

KARYA TULIS ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PADA LANJUT USIA LAKI-LAKI. Di Dukuh Ngujung Desa Gandu Kepuh Kecamatan Sukorejo Ponorogo.

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang trinurhidayatitrapsila@yahoo.com Abstract The old people experience physical, cognitif ability, and psychological decline. Because of the changing or decline, the old people need support from their closest family. The old people physical changing causes interference on their independence and from all the changing experienced by the old people especially the pshycological changing will influence the old selves concept. The objective of research is to find out the relationship between family s support and the old people independence using the old people selves concept in Bambankerep sub district Ngaliyan district Semarang city. The type of research used is study corellation. The population of this research is the old people in Bambankerep sub district as many as 212 old people. Sample as many as 57 respondents using sample taking technique by choosing the same characteristics with the old people population scope in Bambankerep Sub district. The old people average age is 67,56 years. 57 respondents have good family s support as many as 51 old people (89,5%), the old people independence level which is classified as independence are 33 old people (57,9%), and the old people who have good selves concept are 55 old people (96,5%). There is relationship between family s support and the old people selves concept and there isn t relationship between the old people independence and the old people selves concept in Bambankerep sub district Ngaliyan District Semarang city. Family gives support to the old people especially the instrumental support so that the old people have good selves concept. Key Words; Family s support, the old people independence, the old people selves concept 18 Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 18-23

PENDAHULUAN Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, seperti kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semangkin memburuk, gerakan lambat, dan gerakan tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008). Wirakartakusuma dan Anwar (1994) memperkirakan angka ketergantungan usia lanjut pada tahun 1995 adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi 8,74% yang berarti bahwa pada tahun 1995 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 7 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 9 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas (Ratna, 2004). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik, kemampuan kognitif, serta psikologis, artinya lansia mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif (Nugroho, 2000). Akibatnya perubahan fisik lansia akan mengalami gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktifitas sehari-hari. Perubahan lansia baik fisik, mental, maupun emosional memerlukan dukungan keluarga, karena dukungan keluarga membantu masalah lansia. Agar lanjut usia dapat menikmati kehidupan di hari tua sehingga dapat bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orangorang yang dekat dengan mereka. Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan seharihari secara teratur dan tidak berlebihan (Rahayu, 2010). Selain itu perubahan atau kemunduran yang dialami lansia akan mengakibatkan tidak stabilnya konsep diri. Penilaian terhadap diri sendiri merupakan suatu konsep yang ada pada setiap individu yang disebut dengan konsep diri. Konsep diri berkembang dengan bertambahnya usia, konsep diri pada lansia sangat berhubungan dengan apa yang mereka rasakan dengan menjadi tua. Masyarakat yang bertempat tinggal di kota-kota besar memberikan stres tersendiri pada lansia, masyarakat telah mendudukkan lanisa dengan gambaran yang negatif, seperti tua berarti sakit-sakitan, lemah, membosankan, buruk rupa, dan julukan-julukan negatif lainnya. Anggapan semacam ini tentu saja akan menurunkan konsep diri pada lansia (Hurlock, 2002). METODOLOGI Desain penelitian ini adalah studi korelasi yaitu bentuk penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Metode yang digunakan adalah survei dengan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan belah lintang (cross-sectional). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di RW IV karena RW IV memiliki karakteristiktis yang sama dengan lingkup populasi lansia di Kelurahan Bambankerep. Alat pengumpulan data dengan kuesioner yang telah dilakukan uji coba sebelumnya. Proses penelitian berlangsung pada tanggal 13-15 Juli 2012. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (Korelasi Rank Spearmean). HASIL Jumlah sampel penelitian 57 lansia di RW IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, dengan karakteristik sebagai berikut ; Umur responden rata-rata adalah umur 67,56 tahun, umur responden paling muda adalah 60 tahun dan tertua adalah 78 tahun, dari 57 responden sesuai dasar pedoman yang ditetapkan WHO yang termasuk lansia sebanyak 38 responden (66,7%). Responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 37 orang (64,9%). didapatkan sebagaian besar responden tidak bersekolah yaitu sebanyak Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Ridlawati Romadlani, Tri Nurhidayati, Agustin Syamsianah 19

33 orang (57,9%). Sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 31 orang (54,4%). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga pada Lansia di Kelurahan Bambankerep No Dukungan Keluarga Frekuensi Precent 1 Cukup 6 10,5% 2 Baik 51 89,5 % Total 57 100,0 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 57 responden sebagaian besar mendapat dukungan keluarga baik sebanyak 51 lansia (89,5%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemandirian Lansia di Kelurahan Bambankerep No Kemandirian lansia Frekuensi Precent 1 Ketergantungan 24 42,1 % sedang 2 Mandiri 33 57,9 % Total 57 100,0 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 57 responden, pada tingkat kemandirian lansia terdapat 24 lansia (42,1%) yang termasuk ketergantungan moderat dan yang termasuk mandiri sebanyak 33 lansia (57,9%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsep Diri pada Lansia di Kelurahan Bambankerep No Konsep Diri Frekuensi Precent 1 Cukup 2 3,5% 2 Baik 55 96,5% Total 57 100,0 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 57 responden sebagian besar memiliki konsep diri yang baik sebanyak 55 lansia (96,5%) 20 Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 18-23

Grafik 1. Hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri lansia di Kelurahan Bambankerep Hasil uji korelasi menggunakan Korelasi rank spearman didapatkan nilai r sebesar 0,271 dengan p value sebesar 0,041. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan keluarga dengan konsep diri pada lansia di Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, artinya semakin baik dukungan keluarga akan semakin baik pula konsep diri pada lansia. Kekuatan hubungan nilai r = 0,271 yang berarti hubungan yang lemah antara dukungan keluarga dengan konsep diri pada lansia di Kelurahan Bambankerep. Grafik 2. Hubungan kemandirian lansia dengan konsep diri lansia di Kelurahan Bambankerep Hasil uji korelasi menggunakan Korelasi rank spearman didapatkan dengan p value sebesar 0,384 maka dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kemandirian lansia dengan konsep diri pada lansia di Kelurahan Bambankerep. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar dukungan keluarga sebanyak baik 51 (89,5%) dan cukup baik 6 (10,5%). Dukungan keluarga yang paling menonjol yaitu pada sub variebel dukungan penghargaan sebanyak 52 Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Ridlawati Romadlani, Tri Nurhidayati, Agustin Syamsianah 21

responden (91,2%). Dukungan keluarga yang kurang baik terdapat pada sub variabel dukungan informasi sebanyak 36 responden (63,2%). Dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antar keluarga dengan lingkungan sosialnya, ketiga dimensi interaksi dukungan keluarga tersebut bersifat reproksitas (timbal balik atau sifat dan frekuensi hubungan timbal balik), umpan balik (kualitas dan kualitas komunikasi) dan keterlibatan emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota keluarganya dan merupakan pelaku aktif dalam memodifikasi dan mengadaptasi komunitas hubungan personal untuk mencapai keadaan berubah (Friedman, 2003). Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pada tingkat kemandirian lansia terdapat 33 lansia (57,9%) yang termasuk mandiri dan sebanyak 24 lansia (42,1%) yang termasuk ketergantungan moderat. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik, kemampuan kognitif, serta psikologis, artinya lansia mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif (Nugroho, 2000). Akibatnya perubahan fisik lansia akan mengalami gangguan mobilitas fisik yang akan membatasi kemandirian lansia dalam memenuhi aktifitas sehari-hari. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar lansia memiliki konsep diri konsep diri baik sebanyak 55 lansia (96,5%) dan cukup sebanyak 2 lansia (3,5%). Konsep diri lansia yang paling menonjol yaitu pada sub variabel identitas diri, harga diri, dan identitas diri sebanyak 57 responden (100%), dan konsep diri lansia yang kurang baik yaitu pada sub variabel gambaran diri sebanyak 41 responden (71,9%). Perubahan atau kemunduran yang dialami lansia akan mengakibatkan tidak stabilnya konsep diri. Penilaian terhadap diri sendiri merupakan suatu konsep yang ada pada setiap individu yang disebut dengan konsep diri. Konsep diri berkembang dengan bertambahnya usia, konsep diri pada lansia sangat berhubungan dengan apa yang mereka rasakan dengan menjadi tua. Masyarakat yang bertempat tinggal di kota-kota besar memberikan stres tersendiri pada lansia, masyarakat telah mendudukkan lanisa dengan gambaran yang negatif, seperti tua berarti sakit-sakitan, lemah, membosankan, buruk rupa, dan julukan-julukan negatif lainnya. Anggapan semacam ini tentu saja akan menurunkan konsep diri pada lansia (Hurlock, 2002). Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri lansia. Hasil penelitian diketahui bahwa lansia yang memiliki dukungan keluarga dan konsep diri yang cukup baik sebanyak 6 lansia (10,5%) dan sebagian besar lansia memiliki dukungan keluarga dan konsep diri yang baik sebanyak 51 lansia (89,5%). Nilai p value 0,041, dinyatakan ada hubungan karena nilai p value < 0,05. Menurut penelitian yang dilakukan Santoso (2008) para lansia mengungkapkan bahwa keluarganya sangat memperhatikan jika sedang menghadapi masalah. Diungkapkan kalau keluarganya merupakan tempat dia mengadu jika ada masalah. Peran keluarga disini adalah membantu lansia memecahkan masalah yang dihadapinya. Keluarga harus dapat meluangkan waktu untuk berbagi cerita, mendengarkan, memperhatikan, memberikan masukan atau solusi jika lansia sedang menghadapi masalah. Dukungan keluarga mampu meningkatkan semangat lansia menghadapi masa tuanya dengan baik dan dapat pula membentuk konsep diri yang baik. Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kemandirian 22 Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 18-23

lansia dengan konsep diri lansia. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar yang memiliki kemandirian yang termasuk ketergantungan moderat dan konsep diri yang cukup baik sebanyak 24 lansia (42,1%) dan yang termasuk mandiri dan memiliki konsep diri yang baik sebanyak 33 lansia (57,9%). Nilai p value 0,378, dinyatakan tidak ada hubungan karena nilai p value > 0,05. Menurut Guraalnik, dkk dalam Tamher (2009) Para perencana dan pengambilan keputusan menaruh perhatian pada aspek lanjut usia yang sehat dan sakit-sakitan mengingat usia yang panjang, tetapi sakit-sakitan akan menguras banyak sumber daya dan akan mengganggu aktifitas sehari-hari lansia. Indeks aktifitas sehari-hari menurut Katz, dapat diprediksi berapa usia harapan hidup aktif pada suatu masyarakat. Berbagai studi disimpulkan bahwa dari status fungsional aktifitas sehari-hari terkait erat bukan hanya dengan usia, tetapi juga dengan penyakit. Keterbatasan gerak menyebabkan utama gangguan aktifitas hidup keseharian (activity of daily living-adl) dan IADL (ADL intrumen). SIMPULAN Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri lansia. Hasil penelitian terhadap 57 lansia yang hidup dengan keluarga di RW IV Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang diketahui bahwa tidak ada hubungan antara kemandirian lansia dengan konsep diri lansia. Keluarga dapat mendukung lansia dengan meluangkan waktu, mendengarkan cerita lansia. KEPUSTAKAAN Friedman M Marylin, dkk (2003). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika Nugroho, W (2000). Keperawatan Gerontik, Edisi-2. Jakarta:EGC Nugroho, W (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi-3. Jakarta:EGC Santoso Agus (2008). Peran Serta Keluarga Pada Lansia Yang Mengalami Post Power Syndrome. Diakses dari ejournal.undip.ac.id/index.php/medianer s/article/download/736/pdf, tanggal 11 April 2012 Rahayu W, Ferani Nusi, Eva Rahayu. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Respon Sosial Pada Lansia Di Desa Sukaraja Lor Kecamatan Sukaraja, diakses dari http://eprints.undip.ac.id/12373/1/2004p PDS3612.pdf, tanggal 13 april 2012 Suhartini, Ratna. (2004) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Orang Lanjut Usia diakses dari http://www.damandiri.or.id/file/ratnasu hartiniunairbab1.pdf tanggal 16 febuari 2012 Tamher & Noor Khasiani. (2009), Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kemandirian Lansia Dengan Konsep Diri Lansia Di Kelurahan Bambankerep Ridlawati Romadlani, Tri Nurhidayati, Agustin Syamsianah 23