BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

BAB II MINYAK ISOLASI

BAB II ISOLASI MINYAK

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

BAB II MINYAK ISOLASI

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik.

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

BAB II BUSUR API LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Tegangan Tembus Minyak Nabati Dengan Perlakuan Pemanasan Berulang

Perbandingan Tegangan Tembus Isolasi Minyak Transformator Diala B Dan Mesran Super Sae 40 W Menggunakan Hypot Model 04521aa

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB II LANDASAN TEORI

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI

PENGARUH SUHU TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK BERBAGAI MINYAK ISOLASI TRANSFORMATOR (Gulf, Nynas, Shell Diala B dan Total) OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MEMPERBAIKI KEKUATAN DIELEKTRIK ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN HIGH VACUUM OIL PURIFIER

BAB III. Tinjauan Pustaka

Dibimbing Oleh: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

Bab II Isolasi dan Diagnosis Isolasi Transformator

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

ANALISIS MEKANISME KEGAGALAN ISOLASI PADA MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BERPOLARITAS BERBEDA PADA JARUM BIDANG HANUNG SAYOGI L2F302486

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK TRANSFORMATOR 45 MVA DENGAN SUHU OPERASI YANG BERVARIASI DI PUSAT LISTRIK KOTA PANJANG

ANALISIS KARAKTERISTIK DIELEKTRIK MINYAK HIDROLIK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR UNTUK TRANSFORMATOR DAYA

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

Makalah Seminar Kerja Praktik PROSES PURIFIKASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN MENGGUNAKAN OIL TREATMENT PLANT PT BANYU BENING

I. PENDAHULUAN. Kata kunci-filterisasi, minyak trafo, TDCG. Gambar 1. Bagan Transformator Sumber : TRANSFORMER 2011.htm

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

BAB III DASAR TEORI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ILMU BAHAN. : Ferdian Ronilaya Desain sampul : Maziyatuzzahra Munasib. Hak Cipta 2016, pada penulis Anggota APPTI Hak publikasi pada Polinema Press

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

PURIFIKASI MINYAK TRANSFORMATOR KAPASITAS 400 KVA

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3 DIELECTRIC BREAKDOWN MINYAK PADA TRANSFORMATOR PLN 2 PPSDM MIGAS. Oleh : Ahmad Nawawi ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Kekuatan Dielektrik Minyak Isolasi Transformator 6,6 kv/380 V di PT.INTIBENUA PERKASATAMA Dumai

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

Perubahan zat. Perubahan zat

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

Transkripsi:

BAB II ISOLASI CAIR II.1. Umum Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti transformator, kapasitor, dan pemutus daya (circuit breaker). Selain sebagai isolasi juga berfungsi sebagai pendingin bagi peralatan. Untuk melaksanakan tugasnya sebagai bahan isolasi maka bahan-bahan isolasi cair yang digunakan harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut: 1. Isolasi cair memiliki kerapatan jenis 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi. 2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. 3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi. Adapun sifat-sifat listrik yamg menentukan kerja bahan isolasi cair adalah : 1. Tembus listrik Yaitu kemampuan untuk tidak mengalami tembus listrik dalam kondisi tekanan listrik (electric stress) yang tinggi. 6

2. Kapasitansi listrik per unit volume. Kapasitansi listrik per unit volume menentukan permitivitas relatifnya. Pada minyak petroleum biasanya memiliki permitivitas relatif 2 sampai 2,5 sedangkan untuk minyak silikon 2 sampai 73 dan asrekal 4,5 sampai 5,0 [4]. 3. Faktor disipasi (Tg ) Faktor disipasi adalah faktor yang menentukan besarnya rugi-rugi dielektrik pada bahan isolasi yang dikenai tegangan bolak-balik (AC). Faktor disipasi merupakan parameter yang penting b. Minyak transformator murni pada frekuensi 50 Hz memiliki faktor disipasi sebesar 10-4 pada suhu 20 o C dan 10-3 pada 90 o C. 4. Resistivitas Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resistivitasnya lebih besar dari 10 9 Ω-m. Pada sistem tegangan tinggi, resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi adalah 10 16 Ω-m atau lebih. II.2 Jenis-Jenis Bahan Isolasi Cair Minyak isolasi terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan bahan pembuatnya, minyak isolasi terdiri dari minyak isolasi yang berasal dari olahan minyak bumi dan minyak isolasi berasal dari tumbuh-tumbuhan atau disebut minyak nabati ( minyak organik). Bahan-bahan ini sedang dikembangkan agar layak menjadi bahan isolasi cair alternatif. Selain ekonomis bahan ini juga terbarukan tidak seperti minyak bumi. Bahan-bahan ini antara lain adalah minyak jarak, minyak kelapa murni, minyak jagung, minyak kedelai, dan lain-lain. Minyak olahan dari minyak bumi terdiri dari minyak isolasi mineral dan minyak sintesis. 7

1. Minyak Isolasi Mineral Minyak isolasi mineral adalah minyak yang berasal dari minyak bumi yang diproses secara destilasi. Minyak bumi yang telah didestilasi ini, harus mengalami beberapa proses lagi untuk mendapatkan tahanan isolasi yang tinggi. Minyak isolasi mineral umumnya banyak digunakan pada peralatan tegangan tinggi seperti : - Transformator daya - Kapasitor daya - Kabel daya - Circuit breaker (pemutus daya) Dalam hal ini minyak isolasi berfungsi sebagai bahan dielektrik, bahan pendingin dan pemadam busur api. 2. Minyak Isolasi Sintesis Minyak isolasi sintesis adalah minyak isolasi yang diproses secara kimia untuk mendapatkan karakteristik yang lebih baik dari minyak isolasi mineral. Minyak isolasi sintesis memilki beberapa kelemahan, yaitu sifatnya mudah beroksidasi dengan udara, mengalami pemburukan yang cepat dan sifat kimianya bisa berubah akibat kenaikan temperatur, serta tidak dapat terurai sempurna, sehingga apabila mengalami kebocoran bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Beberapa jenis dari minyak ini antara lain adalah askarel, silikon cair, dan ester sintesis. II.3. Minyak Transformator Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh melalui pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam transformator akan timbul hidrokarbon. Selain berasal dari 8

minyak mineral, minyak transformator dapat pula dibuat dari bahan organik, seperti minyak transformator piranol dan silicon. Sebagai bahan isolasi minyak transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Pada sebagian besar transformator daya, kumparan-kumparan dan intinya direndam di dalam minyak, terutama transformator-transformator daya yang berkapasitas besar, karena selain sebagai bahan isolasi minyak transformator harus berfungsi sebagai pemindah panas. Untuk itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Kekuatan isolasi tinggi. 2. Penyalur panas yang baik. 3. Memiliki berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat. 4. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi. 5. Daya hantar panas yang baik. 6. Titik nyala yang tinggi agar tidak mudah terbakar dan tidak mudah menguap. 7. Tidak merusak bahan isolasi padat. 8. Sifat kimia yang stabil. II.4 Tembus Listrik Isolasi Cair Tembus listrik minyak isolasi disebabkan oleh isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut diterpa tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu desakan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar 9

isolator tidak tembus. Dalam struktur molekul bahan isolasi, elektron-elektron terikat sangat erat pada intinya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila bahan tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian(impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan kekuatan tembus listriknya. Kekuatan dielektrik minyak transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan dapat pula karena kandungan air. Keasaman minyak transformator dapat dinetralisir dengan menggunakan potas hidroksida (KOH). Sedangkan kandungan air di dalam minyak transformator dapat dihilangkan dengan memakai bahan higroskopis yaitu silikagel. 10

II.5 Pengujian Minyak Transformator Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat dilakukan dengan mengunakan peralatan seperti ditunjukan pada Gambar 2.1. Keterangan : AT = Autotrafo; TU = Trafo Uji; PT = Trafo Ukur; V = Voltmeter AC; EB = Elektroda Bola Gambar 2.1. Peralatan Pengujian Tembus Minyak Bejana uji terbuat dari bahan transparan. Seperti ditunjukan pada Gambar 2.2. Min 15 mm r = 2,5 mm 46 mm 2,5 mm 82 mm 90 mm Gambar 2.2 Bejana Uji Tegangan Tembus Isolasi Cair Jarak elektoda dibuat 2,5 mm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan menggunakan auto transformator, sehingga dapat diketahui tegangan saat terjadinya 11

tembus listrik. Kejadian tembus listrik terlihat jika ada loncatan bunga api pada sela elektroda. Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi tegangan tembus minyak transformator pada saat pengujian di atas, adalah 1. Luas permukaan elektroda. 2. Jarak celah (gap spacing). 3. Pendinginan. 4. Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak). 5. Kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diuji. Kegunaan minyak transformator adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak transformator berfungsi sebagai pendingin yang baik, maka kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersirkulasi di dalam tangki sehingga dapat mendinginkan transformator dengan baik. II.6 Pemburukan Minyak Transformator Kualitas minyak isolasi akan semakin memburuk setelah minyak isolasi digunakan dalam waktu yang lama. Hal ini terjadi karena : a. Kenaikan temperatur isolasi setelah peralatan beroperasi. b. Penurunan kemurniaan bahan isolasi. c. Kontak dengan udara. d. Korona pada bagian-bagian peralatan yang runcing yang berdekatan dengan minyak isolasi. e. Faktor alamiah. 12

Ad.a Kenaikan temperatur Pemanasan yang berlangsung cukup lama dan berlangsung secara terusmenerus dapat merubah struktur kimia dari minyak isolasi tersebut, sehingga merubah sifat-sifat dasarnya sebagai bahan isolasi. Ad.b Penurunan Kemurniaan Bahan Isolasi Ketidakmurniaan bahan dielektrik cair mempunyai pengaruh besar tehadap sifat isolasi bahan tersebut. Hal ini dapat kita lihat pada minyak transformator. Jumlah uap air yang ada pada minyak transformator akan mempengaruhi tegangan tembusnya. Ad. c Kontak Dengan Udara Jika minyak isolasi mengalami kontak dengan udara, maka minyak isolasi akan teroksidasi. Jika hal ini terus terjadi akan menyebabkan penurunan kualitas minyak yang berdampak pada turunannya kekuatan dielektrik minyak isolasi. Ad. d Korona Percikan bunga api dari korona akan meningkatkan kadar karbon pada minyak isolasi dan menimbulkan gelembung-gelembung gas yang bisa membuat minyak isolasi mengalami tembus listrik. Ad. e Faktor Alamiah Dalam hal ini adalah faktor umur dari minyak isolasi, biasanya semakin lama minyak isolasi digunakan, maka kualitas dari minyak isolasi tersebut akan berangsurangsur menurun. Sehingga pemburukan minyak isolasi lebih mudah terjadi. 13

Memburuknya minyak isolasi dapat dilihat dari nilai tan δ yang semakin besar dan tahanan isolasi yang semakin kecil. Oleh karena itu pengukuran tan δ dan ketahanan isolasi harus rutin dilakukan, agar kondisi buruk yang akan terjadi dapat dideteksi sedini mungkin. Untuk mengetahui apakah minyak isolasi sudah mengalami pemburukan atau belum adalah dengan melakukan pengujian-pengujian yang sifatnya tidak merusak. Kegagalan minyak isolasi sebagai bahan dielektrik pada peralatan tegangan tinggi, biasanya terrjadi karena pemburukan dari minyak isolasi itu sendiri. II.7 Syarat-Syarat Minyak Transformator Menurut SPLN 49 1 :1982, minyak isolasi harus memiliki beberapa syarat yaitu: a. Kejernihan Minyak harus bebas dari materi suspensi atau endapan. b. Massa Jenis (Density) Tidak boleh melebihi 0,859 g/cm 2 pada suhu 20 o C. c. Viskositas Kinematik Tergantung pada kelas minyak, viskositas kinematik tidak boleh melebihi batas seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Nilai Viskositas Kinematik Berdasarkan Kelas Minyak Kelas Minyak Suhu Kelas I Kelas II 20 0 C 40 25-15 0 C 800 - -30 0 C - 1800 14

d. Titik Nyala (Flash Point) Titik Nyala juga bergantung pada kelas minyaknya, hal ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2.2 Nilai Flash Point Minimun Berdasarkan Kelas Minyak Kelas Minyak Kelas I Kelas II Flash Point Minimun 140 0 C 130 o C e. Titik Tuang (Pour Point) Titik tuang juga bergantung pada kelas minyaknya, hal ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2.3 Nilai Pour Point Minimun Berdasarkan Kelas Minyak Kelas Minyak Kelas I Kelas II Pour Point Maksimum -30 o C -45 o C f. Angka Kenetralan (Neutralization value) Tidak boleh melebihi dari 0,03 mg KOH/g. g. Korosi Belerang (Corrosive sulphur) Klasifikasi strip belerang tidak boleh melebihi 2. h. Tegangan Tembus Untuk minyak baru tegangan tembus minyak paling tidak 30 kv. Jika nilai ini tidak terpenuhi, maka minyak perlu dilakukan perawatan. Setelah perawatan tegangan tembus minyak sekurang-kurangnya 50 kv untuk jarak sela 2,5 mm [7]. 15

i. Faktor Kebocoran Dielektrik ( Tan δ) Nilai maksimal untuk Tan δ adalah 0,005. j. Ketahanan Oksidasi (Oxidation Stability) Setelah mengalami oksidasi minyak harus : Angka Kenetralan = maksimum 0,40 mg KOH/g Total Lumpur = maksimum 0,10 % dari beratnya II.7 Pemurnian Minyak Transformator Minyak transformator dapat terkontaminasi oleh berbagai macam pengotor seperti kelembaban, serat, resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat tinggal di dalam minyak karena pemurnian yang tidak sempurna. Pengotoran dapat terjadi saat pengangkutan, penyimpanan; dan ketika pemakaian. Pengotoran dapat terjadi karena meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang digunakan di dalam transformator. Material yang mengotori minyak transformator antara lain adalah partikel-partikel yang mengapung pada minyak dan partikel-partikel yang mengendap di dasar tangki, pada belitan dan pada intinya. Dengan adanya pengotoran maka tegangan tembus minyak akan menurun dan ini berarti mengurangi umur pemakaian minyak. Beberapa metode permurnian minyak transformator adalah sebagai berikut: 1. Pemanasan Minyak dipanaskan di dalam boiler hingga suhunya mencapai titik didih air. Air yang ada dalam minyak akan menguap karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana namun memiliki kekurangan. Pertama, hanya air yang dipindahkan dari minyak, 16

sedangkan serat, arang dan pengotor lainnya tetap tinggal. Kedua, minyak dapat menua dengan cepat karena suhu tinggi dan adanya udara. Kekurangan yang kedua dapat diatasi dengan memanaskam minyak dalam sebuah boiler minyak hampa udara (vacum oil boiler). Air mendidih pada suhu rendah dalam ruang hampa oleh sebab itu air menguap lebih cepat daripada minyak. Alat ini tidak menghilangkan kotoran pada kendala pertama, sehingga pengotor tetap tinggal [10]. 2. Sentrifugal Air serat, karbon dan lumpur yang lebih berat dari minyak dapat dipindahkan minyak setelah mengendap. Untuk masalah ini memerlukan waktu lama, sehingga untuk mempercepatnya minyak dipanaskan hingga 45-55 0 C dan diputar dengan cepat dalam alat sentrifugal. Pengotor akan tertekan ke sisi bejana oleh gaya sentrifugal, sedangkan minyak yang bersih akan tetap berada ditengah bejana. Alat ini mempunyai efesiensi yang tinggi. Alat sentrifugal hampa merupakan pengembangannya. Bagian utama dari alat sentrifugal adalah suatu drum. Di dalam drum terdapat ±50 piring / pelat yang dipasang pada poros vertikal dan berputar bersamasama. Jika poros diputar pengotor berat akan terdorong keluar. 3. Penyaringan Dengan metode ini, minyak disaring dengan kertas penyaring sehingga pengotor tidak dapat melalui pori-pori penyaring yang kecil. Embun atau uap diserap oleh kertas penyaring tersebut karena kertas penyaring mempunyai hygroscopicity yang tinggi. Cara ini sangat efesien karena dapat memindahkan pengotor padat dan uap dari minyak. Walaupun cara ini sederhana dan lebih mudah 17

untuk dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan alat sentrifugal. Cara ini cocok digunakan untuk memisahkan minyak dalam circuit breaker (CB), yang biasanya tercemari oleh partikel jelaga (arang) yang kecil dan sulit dipisahkan dengan menggunakan alat sentrifugal. Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring dengan tekanan 3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring dilakukans elama 4 jam, tetapi bila minyaknya sangat kotor, penggantian kertas saring dilakukan setiap 0,5 hinga 1 jam [10]. 4. Regenerasi Material pengotor tidak dapat dipindahkan dari minyak dengan cara sebelumnya. Penyaringan hanya baik untuk memindahkan bagian endapan yang masih tersisa dalam minyak. Semua sifat-sifat minyak yang tercemar dapat dikembalikan kepada sifat semula dengan pemurnian menyeluruh yang disebut regenerasi, yaitu dengan memasukan adsorben kedalam minyak. Regenerasi minyak transformator pada gardu induk dan pembangkit sering digunakan. Adsorben adalah substansi yang partikel-partikelnya dapat menyerap material pengotor dan air. Hal yang sama dilakukan adsorben dalam ruang penyaring tabung gas yang menyerap gas beracun dan membiarkan udara bersih mengalir. Regenerasi dengan adsorben dapat dilakukan lebih baik bila minyak dicampur dengan asam sulfur (H 2 SO 4 ). Selanjutnya jika terjadi kelebihan asam dapat dinetralisir dengan kalium hidroksida (KOH. Ada dua cara memurnikan minyak dengan adsorben yaitu : Pertama, minyak dipanaskan kemudian dicampur dengan serbuk adsorben dan kemudian disaring. 18

Kedua, minyak dipanaskan kemudian dilewatkan melalui lapisan tebal adsorben yang disebut perkolasi [10]. 19