DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR- 38 IPB/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 87 1P13/2011

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NeMeR PER- 11 IPB/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.02/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR31/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL TAKTIS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 of 6 18/12/ :41

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91 /PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

DEPARTEMEN KEUANCAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.06/2006 TENTANG DANA OPERASIONAL MENTERI/PEJABAT SETINGKAT MENTERI MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 99/PMK.06/2005/PMK.06/ 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Dana Cadangan. Benih Nasional. Benih Unggul.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 54 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA KEPADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN MELALUI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG PEMBERDAYAAN SOSIAL (BLPS) DAN DANA OPERASIONAL DAERAH DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyaluran Dana Penguatan Modal Usaha kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) yang bersumber pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Departemen Sosial, perlu disusun petunjuk teknis pencairan dan penyaluran dana program dimaksud; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pencairan dan Penyaluran Dana Penguatan Modal Usaha kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) dan Dana Operasional Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3039); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3206);

6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 7. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2006; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 9. Keputusan Menteri Sosial Nomor 84/HUK/1998 tentang Pelaksanaan Pemberian Bantuan Sosial bagi Keluarga Fakir Miskin; 10. Keputusan Menteri Sosial Nomor 19/HUK/1998 tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin yang Diselenggarakan oleh Masyarakat; 11. Keputusan Menteri Sosial Nomor 01/HUK/2007 tentang Penunjukan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penerbit dan Penandatanganan SPM, Bendahara Pengeluaran dan Penerimaan di Lingkungan Departemen Sosial Tahun Anggaran 2007; 12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA KEPADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN MELALUI BANTUAN LANGSUNG PEMBERDAYAAN SOSIAL (BLPS) DAN DANA OPERASIONAL DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja (satker) serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. 3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 4. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA/Kuasa PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 5. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM- LS adalah surat perintah membayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya. 6. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. 7. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. 8. Pemberdayaan Sosial adalah proses pemberian penguatan dan kemampuan kepada anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam mengelola Usaha Ekonomi Produktif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya. 9. Program Pemberdayaan Fakir Miskin adalah salah satu kebijakan Departemen Sosial yang dilaksanakan oleh Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. 10. Masyarakat Miskin adalah masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap yang memenuhi kriteria kemiskinan menurut BPS. 11. Kelompok Usaha Bersama, yang selanjutnya disebut KUBE adalah himpunan dari keluarga yang tergolong masyarakat miskin yang dibentuk oleh masyarakat, tumbuh dan berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, sehingga berinteraksi antara satu dengan yang lain dan tinggal dalam satu wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan relasi yang harmonis, dalam memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial ekonomi yang dialaminya, dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama. 12. Pendampingan Sosial adalah suatu proses menjalin relasi sosial antara pendamping dengan KUBE, dan masyarakat sekitarnya dalam rangka memecahkan masalah, memperkuat dukungan, mendayagunakan berbagai sumber dan potensi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, serta meningkatkan akses anggota terhadap pelayanan sosial dasar, lapangan kerja, dan fasilitas pelayanan publik lainnya.

13. Usaha Ekonomi Produktif (UEP) adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber dana ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan, tabungan, dan menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan. 14. Penguatan Modal Usaha adalah proses pemberian tambahan modal bagi KUBE dalam upaya pengembangan usaha secara berkelanjutan. 15. Dana Operasional Daerah adalah sejumlah dana yang diberikan kepada Instansi Sosial Kabupaten/Kota untuk pembiayaan honorarium, sosialisasi, konsultasi, serta monitoring dan pelaporan sebagai pendukung pelaksanaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS. 16. Bank/Pos Mitra Kerja adalah Bank/Pos Mitra Kerja sebagai tempat dibukanya rekening yang menampung Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS dan Dana Operasional Daerah yang akan ditransfer ke rekening Bank/Pos Bayar. 17. Bank/Pos Bayar adalah Unit Pelaksana Teknis Bank/Pos Mitra Kerja sebagai tempat dibukanya Rekening KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS dan Dana Operasional Daerah, serta sebagai tempat pembayaran Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS dan Dana Operasional Daerah kepada Instansi Sosial Kabupaten/Kota. BAB II ALOKASI DANA Pasal 2 (1) Alokasi Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Daerah dibebankan pada Belanja Bantuan Sosial dalam DIPA Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Departemen Sosial yang disahkan oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan. (2) Jumlah dana yang tercantum dalam DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pagu maksimal yang tidak dapat dilampaui. BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA Pasal 3 (1) Penyaluran Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Daerah dilakukan melalui Bank/Pos Mitra Kerja berdasarkan suatu perjanjian kerjasama antara Kuasa PA dengan Bank/Pos Mitra Kerja.

(2) Bank/Pos Mitra Kerja sesuai perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertanggung jawab atas penyampaian dan penyaluran Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Daerah kepada Instansi Sosial Kabupaten/Kota. (3) KUBE penerima Dana Penguatan Modal Usaha melalui BLPS dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima Dana Operasional Daerah ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial yang memuat nama KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima beserta data rekening di Bank/Pos Bayar. (4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Bank/Pos Mitra Kerja. Pasal 4 (1) Pencairan Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Daerah kepada Instansi Sosial Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan cara pengajuan SPM-LS oleh Kuasa PA kepada KPPN Jakarta III dengan dilampiri sekurang-kurangnya: a. SPTB; b. Resume Kontrak/Surat Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dengan Bank/Pos Mitra Kerja mengenai penyaluran Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS dan Dana Operasional Daerah kepada Instansi Sosial Kabupaten/Kota; c. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3); d. Daftar rekapitulasi KUBE penerima Dana Penguatan Modal Usaha melalui Program BLPS; e. Daftar rekapitulasi Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima Dana Operasional Daerah. (2) Atas dasar SPM-LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPN Jakarta III melakukan pengujian atas SPM-LS dimaksud dan melaksanakan pencairan dana dengan menerbitkan SP2D dan mentransfer dana ke rekening Bank/Pos Mitra Kerja. (3) Bank/Pos Mitra Kerja melakukan pemindahbukuan dana ke rekening masing-masing KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota di Bank/Pos Bayar dalam jangka waktu selambat-iambatnya 8 (delapan) hari kerja setelah menerima transfer dana dari KPPN Jakarta III. (4) Pencairan dana oleh KUBE di Bank/Pos Bayar dilakukan dengan pengajuan proposal dari KUBE yang telah disetujui oleh Kepala Instansi Sosial Kabupaten/Kota. (5) Besarnya Dana Penguatan Modal Usaha yang dicairkan KUBE sesuai dengan proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (6) Pencairan Dana Operasional Daerah di Bank/Pos Bayar dilakukan berdasarkan Rincian Anggaran Belanja yang disetujui oleh Kepala Instansi Sosial Kabupaten/Kota.

(7) Seluruh Dana Penguatan Modal Usaha kepada KUBE Program Daerah kepada Instansi Sosial Kabupaten/Kota di Bank/Pos Bayar selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir sudah harus dicairkan. Pasal 5 Penyampaian dan pengujian SPM-LS serta penerbitan dan penyampaian SP2D dilakukan sesuai ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 6 (1) Atas penyampaian dan penyaluran dana, Bank/Pos Mitra Kerja wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas dana yang telah disalurkan dan sisa dana yang tidak tersalurkan, selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender sejak pemindahbukuan dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) kepada Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial untuk diteliti dan mendapat pengesahan, dengan tembusan kepada KPPN Jakarta III. (2) Bank/Pos Mitra Kerja dan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial membuat Surat Pernyataan Bersama mengenai dana yang telah disalurkan ke rekening KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota, serta sisa dana yang tidak tersalurkan. Surat Pernyataan bersama ini disampaikan kepada KPPN Jakarta III selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari kalender sejak penyampaian laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Bank/Pos Mitra Kerja pada akhir tahun anggaran menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas realisasi pencairan dana oleh KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan KPPN Jakarta III, selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak batas waktu penyaluran dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7). (4) Atas dasar laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), apabila terdapat sisa dana yang tidak dicairkan oleh KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota di Bank/Pos Bayar, Bank/Pos Mitra Kerja dan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial membuat pernyataan bersama mengenai dana yang tidak dicairkan oleh KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota, selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 7 (1) Penerbitan SPM-LS untuk penguatan modal usaha dan operasional daerah ini tidak dipotong pajak, dan pajak yang timbul sebagai akibat pembayaran diselesaikan oleh wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Dana yang tidak dicairkan pada KPPN Jakarta III setelah batas akhir tahun anggaran dinyatakan hangus. (3) Apabila pada akhir tahun anggaran terdapat sisa dana pada rekening Bank/Pos Mitra Kerja yang tidak tersalurkan kepada KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota, maka sisa dana ini wajib disetorkan kembali ke Rekening Kas Negara. (4) Apabila pada akhir tahun anggaran terdapat sisa dana yang tidak dicairkan oleh KUBE dan Instansi Sosial Kabupaten/Kota di Bank/Pos Bayar, maka sisa dana ini wajib disetorkan kembali ke Rekening Kas Negara. (5) Bukti setoran sisa dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) disampaikan kepada KPPN Jakarta III paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penyetoran. (6) Dengan ditetapkannya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, maka Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 19/PB/2005 tentang Petunjuk Penyaluran Dana Bantuan Modal Usaha Bagi Keluarga Binaan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Pola Pengembangan Terpadu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Agustus 2007 DIREKTUR JENDERAL, HERRY PURNOMO NIP 060046544