PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN BILANGAN ASLI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS II SDN KALIPUCANG BANTUL ARTIKEL JURNAL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

IMPROVING FIFTH GRADER STUDENT S SCIENCE LEARNING ACTIVITY USING MIND MAPPING

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNAGRAHITA PADA POKOK BAHASAN PERKALIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBERIAN ICE BREAKER PADA SISWA KELAS V SDN MONGGANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang-Banten

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI QUANTUM TEACHING PADA KELAS VB

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBAGIAN BILANGAN SISWA KELAS II SD DENGAN PEDEKATAN REALISTIC MATHEMATICSS EDUCATION

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGGUNAAN POHON FAKTOR PADA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING PADA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VII A SMPN 3 TANJUNG DALAM KONSEP EKOSISTEM

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Keywords: RME, paper folding media, fraction

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BENDUNGAN III DENGAN ALAT PERAGA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

IMPROVING THE COGNITIVE LEARNING ACHIEVEMENT OF CIVIC EDUCATION THOURGH TGT OF THE COOPERATIVE LEARNING MODEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Transkripsi:

922 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN THE USE OF VISUAL AID NUMERAL CARD TO IMPROVE THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT Oleh: Agitia Ayu Prastiwi, PSD/PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta (agitiaayuprastiwi13@gmail.com) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas dengan subyek penelitiannya siswa kelas IV yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilakukan dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa setelah guru menggunakan alat peraga kartu bilangan dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pada siklus I persentase ketuntasan prestasi belajar yaitu 62,5%, sedangkan siswa yang belum tuntas 37,5%. Pada siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 92,5% dan siswa yang belum tuntas 7,5%. Begitupula dengan hasil observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan, pada siklus I yaitu 51,3% pada siklus II meningkat menjadi 87, 44%. Kata kunci : prestasi belajar, penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, kartu bilangan. Abstract This research was aimed at improving the mathematic learning achievement focusing on the materials of addition and subtraction of integers of IV graders in SDN 2 Sanggrahan, Kranggan District,Temanggung regency. The kind of this research was an Classroom Action Research (CAR) that was conducted collaboratively between the researcher and the teacher of the class. The subject of this research was the students of grade IV in SDN 2 Sanggrahan that consist of 22 female students and 18 male students. This research used Kemmis and Mc Taggart s version. It was done in two cycles. The methods of data collection used were test and observation. The collected data then analyzed both qualitatively and quantitatively. The result of the research showed that there was an improvement in the students Mathematic learning achievement after the teacher used visual aid numeral card for teaching the materials of addition and subtraction of integers. In cycle 1, 62,5% of the students passed the standard achievement, while the other 37,5% had not yet passed it. In cycle 2, the percentage of the students passing the standard achievement improved to be 92,5% and the percentage of those having not yet passed it was 7,5%. The same case happened to the observation result of the students activity. In Cycle 1, it was 51,3% and in cycle 2, it became 87,44%. Keywords: learning achievement, addition and subtraction of integers, numeral card.

PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia melalui pengajaran dan pelatihan secara individu atau kelompok dan bertujuan untuk mendewasakan manusia (Sugihartono dkk, 2012:3). Pendidikan ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui upaya peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang yang memungkinkan semua warganya memperoleh pendidikan yang layak untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki olehs warga Indonesia. Pendidikan memberikan dampak bagi kemajuan bangsa dan negara. Suatu bangsa dikatakan maju dapat dilihat dari pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu memadukan berbagai aspek pendidikan seperti tenaga pengajar, peserta didik, kurikulum dengan tepat. Di Indonesia masih banyak permasalahan pendidikan yang belum mampu terselesaikan. Pendidikan di Indonesia masih terlihat jalan di tempat, misalnya program belajar-mengajar guru yang tidak didukung dengan ketersediaan alat peraga yang memadai, kualitas guru, serta metode pembelajaran yang digunakan. Hal tersebut tentunya akan menghambat proses transfer ilmu dari guru ketika mengajar. Alat peraga yang digunakan guru dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, karena berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang dijelaskan. Melihat kenyataan yang ada saat ini, sebagian besar guru di Indonesia cenderung malas untuk membuat alat Penggunaan Alat Peraga... (Agitia Ayu Prastiwi) 923 peraga atau media pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa untuk menemukan serta memahami konsep-konsep pelajaran yang dijelaskan. Kurikulum di sekolah dasar tidak hanya diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa, akan tetapi juga mencakup pengalaman-pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa (Suharjo, 2006: 68). Hal tersebut sama halnya dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Meskipun KTSP sempat dihapuskan kemudian diganti dengan kurikulum 2013, akan tetapi setelah dilakukan evaluasi oleh pemerintah, sebagian besar sekolah menggunakan kembali KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan paradigma pembelajaran kontruktivisme dalam kegiatan pembelajaran. Esensi dari teori kontruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi, bukan menerima pengetahuan. Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa untuk menggunakan cara berfikir terstruktur karena berhubungan dengan cara menyelesaikan masalah-masalah yang tersaji dalam setiap butir soal. Pengetahuan, pola pikir, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar matematika diharapkan mampu

924 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016 membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya. menerima konsep yang diajarkan guru. Faktor lain yang menyebabkan siswa kesulitan belajar Dalam dunia pendidikan, matematika matematika adalah kurangnya variasi dijadikan sebagai salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jam pelajaran matematika di sekolah dalam pelaksanaan pendidikan, pelajaran pembelajaran yang diberikan guru terutama dalam penggunaan alat peraga pembelajaran. Siswa menjadi malas dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran matematika. Implikasi yang matematika diberikan pada semua jenjang timbul adalah prestasi belajar matematika siswa pendidikan dari pendidikan dasar sampai pada tingkat perguruan tinggi. Matematika digunakan untuk ujian nasional bukan saja untuk jenjang SD tetapi juga untuk jenjang-jenjang berikutnya. Matematika juga berguna untuk kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran ini penting untuk kehidupan siswa di masa sekarang maupun yang akan datang. Melihat realita yang ada sekarang, sebagian besar dari anak SD kurang menyukai menjadi rendah. Prestasi belajar matematika siswa yang rendah dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang belum dicapai siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung adalah 7. Sementara itu, berdasarkan hasil nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada semester 1 harian siswa, kurang dari setengah jumlah siswa di kelas pelajaran matematika, mereka menganggap tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan bahwa matematika sulit dan membingungkan. Matematika merupakan pelajaran yang bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami dan diterima begitu saja oleh siswa, terutama untuk mereka yang memang tidak menyukai pelajaran ini. Siswa tidak bisa hanya menerima penjelasan dari guru melalui penjelasan di depan kelas, karena sifat abstrak yang dimiliki oleh mata pelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas 4 di SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, siswa banyak mengalami kesulitan ketika mereka belajar matematika. Guru kelas cenderung kurang aktif ketika menjelaskan matematika, karena guru hanya duduk dan menjelaskan secara text book. Pembelajaran matematika dapat dikatakan masih berpusat pada guru atau teacher centered. Hal itu mengakibatkan siswa tidak konsentrasi dan sulit minimal (KKM). Di kelas 4 banyak materi matematika yang memang sulit dipahami, Salah satu materi pembelajaran matematika yang dirasa sulit oleh siswa adalah operasi hitung bilangan bulat. Menurut Pitadjeng (2006: 129), pada umumnya pembelajaran operasi bilangan bulat diberikan secara abstrak, yaitu anak hanya diberi penjelasan bahwa pengurangan dengan bilangan negatif sama dengan penjumlahan, dan lain sebagainya, sedangkan dasar atau alasannya anak tidak mengerti. Hal ini menyebabkan anak mendapat kesulitan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi bilangan bulat. Siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan banyak yang belum bisa memahami cara menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat secara tepat dan cepat. Hal itu dikarenakan operasi hitung

bilangan bulat tidak bisa diajarkan dengan metode ceramah saja, tetapi harus dibantu dengan media pembelajaran agar anak bisa berfikir lebih runtut sehingga akan memudahkan mereka dalam mengerjakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru menjelaskan materi operasi hitung bilangan bulat hanya dengan menggambar garis bilangan pada papan tulis. Menurut John A. Van De Walle (2002:240), garis bilangan merupakan cara yang tradisional dan bersifat matematis sehingga banyak siswa yang kebingungan. Siswa akan sulit dalam memahami konsep dalam menyelesaikan masalah ketika mereka hanya memperhatikan dan mencatat saja, karena mata pelajaran yang mereka hadapi adalah matematika, dimana siswa tidak hanya dituntut untuk hafalan dan mengingat. Diperlukan suatu pembelajaran yang tepat dan menyenangkan agar anak dapat mempelajari materi bilangan bulat dengan mudah. Hal yang tidak kalah penting adalah adanya kreativitas guru dalam mengembangkan alat pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Alat peraga yang digunakan guru juga akan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru sebagai mediator seringkali hanya mengajarkan contoh-contoh di papan tulis, kemudian siswa akan terpaku pada contoh-contoh tersebut, setelah diberikan soal yang baru biasanya siswa akan kebingungan dan tidak mampu menyelesaikan soal-soal tersebut. Guru kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan Teemanggung belum menggunakan media atau alat peraga pembelajaran yang seharusnya melibatkan siswa dalam penggunaanya. Hal ini Penggunaan Alat Peraga... (Agitia Ayu Prastiwi) 925 menimbulkan siswa kurang memiliki kreativitas dalam belajar matematika. Proses belajar yang cenderung bersifat pasif membuat siswa merasa tidak senang dan bosan terhadap pelajaran matematika. Oleh karena itu alat peraga penting digunakan oleh guru dalam mengajarkan operasi hitung bilangan bulat untuk siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung. Alat peraga yang digunakan guru untuk mengajarkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bertujuan agar siswa tidak jenuh hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja, tetapi siswa akan tertarik mengikuti pelajaran sehingga mampu memahami konsepkonsep yang diajarkan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Alat peraga yang perlu dicobakan untuk mengajarkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung adalah dengan menggunakan kartu bilangan. Alat peraga tersebut tergolong sederhana dan mudah dalam pembuatan, tetapi dapat membantu anak dalam menyelesaikan masalah penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat. Alat peraga ini belum pernah digunakan guru SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini terjadi karena sumber daya baik dari pendidik maupun motivasi pembuatan alat peraga yang kurang. Setelah guru menggunakan alat peraga kartu bilangan untuk siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung ini, diharapkan siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

926 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016 METODE PENELITIAN penelitian tindakan kelas dengan alat peraga Jenis Penelitian kartu bilangan pada mata pelajaran Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) kolaboratif partisipatif, dimana peneliti sebagai pengamat dan guru sebagai pelaksana tindakan. matematika. 2) Peneliti melakukan komunikasi dengan guru kelas IV untuk merencanakan kegiatan pembelajaran dengan alat peraga kartu bilangan. Peneliti dan guru menetapkan Waktu dan Tempat Penelitian waktu pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN 3) Peneliti bersama dengan guru 2 Sanggrahan yang beralamat di Desa mendiskusikan dan membuat RPP, LKS, Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten lembar evaluasi, serta menyiapkan Temanggung, Jawa Tengah. Penelitian instrumen penelitian. dilaksanakan pada tanggal 19, 20, 23, 26, 27 Januari 2016. 4) Peneliti mempersiapkan alat peraga kartu bilangan beserta perlengkapan lain yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Subjek Penelitian 5) Peneliti melatih guru kelas IV dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung yang berjumlah 40 orang siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Desain Penelitian menggunakan alat peraga kartu bilangan agar tidak terjadi diskomunikasi antara guru dan peneliti. b. Tahap Pelaksanaan (Acting) Dalam penelitian tindakan ini, menggunakan model kolaboratif dimana Penelitian Tindakan Kelas ini guru kelas IV sebagai pelaku yang menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart. Model ini terdiri dari tahapan-tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Seperti yang dijelaskan di bawah ini: melaksanakan pembelajaran dan peneliti yang bertindak sebagai pengamat/observer. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran a. Tahap Perencanaan (Planning) dengan alat peraga kartu bilangan sesuai Perencanaan dalam penelitian ini dengan RPP. Pelaksanaan kegiatan meliputi: meliputi: 1) Peneliti merumuskan masalah penelitian setelah melakukan observasi awal. Peneliti a) Kegiatan awal Kegiatan awal berupa memberi salam, kemudian mengkonsultasikan masalah presensi siswa, memberi apersepsi, tersebut dengan guru kelas IV, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. menjelaskan apabila akan dilakukan b) Kegiatan inti

Kegiatan inti berupa guru menggunakan alat peraga kartu bilangan ketika menjelaskan matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) melalui diskusi kelompok. c) Penutup Kegiatan penutup berupa penyimpulan hasil pembelajaran, mengerjakan soal evaluasi serta refleksi. 2) Peneliti mengamati dan mencatat hal-hal penting ketika guru melakukan pembelajaran menggunaka alat peraga kartu bilangan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. c. Tahap Pengamatan (Observing) Tahap ketiga dalam pelaksanaan penelitian tindakan adalah pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas sebagai pelaksana tindakan dan peneliti. Kegiatan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama dengan pelaksanaan tindakan, ketika guru menggunakan alat peraga kartu bilangan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Observasi atau pengamatan yang dilakukan yaitu mencakup kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam interaksi individu maupun kelompok. Data yang diperoleh dari pelaksanaan tahap pengamatan ini adalah data tentang proses pembelajaran di kelas dan data kemajuan hasil belajar siswa. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada perubahan positif dalam proses Penggunaan Alat Peraga... (Agitia Ayu Prastiwi) 927 pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Refleksi (Reflecting) Dari hasil refleksi yang dilakukan, akan dapat menentukan langkah perubahan selanjutnya. Apabila misalnya hasil tindakan pada siklus pertama belum sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana untuk siklus berikutnya, begitupun seterusnya. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode sebagai berikut: 1. Observasi/ Pengamatan Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk mendapatkan informasi perihal kegiatan belajar mengajar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur. 2. Tes Metode tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tes prestasi belajar (achievement test). Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu: 1. Lembar Observasi 2. Tes Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu: 1. Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa. Rumus-rumus

928 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016 yang akan digunakan untuk mengolah data kuantitatif meliputi: a. Nilai Akhir Belajar Siswa NA = Skor yang diperoleh siswa x 100 Total Skor Keterangan: NA = Nilai Akhir b. Mencari nilai rata-rata kelas Keterangan: X X = X N = Nilai Rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa c. Persentase tuntas belajar P = Siswa yang tuntas belajar x 100% Siswa Tabel 7. Persentase Ketuntasan Pratindakan dan Siklus I N o Klasifikasi Ketuntasan Pratindakan Siklus I Frekuensi Persen Frekuensi Persen 1 TUNTAS 17 42,5% 25 62,5% 2 BELUM TUNTAS RATA- RATA 23 57,5% 12 37,5% 57,38 77,5 Apabila digambarkan dalam diagram maka persentase ketuntasan siswa pada saat pratindakan dan siklus I seperti di bawah ini. 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 57.50% 62.50% 42.50% 37.50% Pratindakan Tuntas Belum Tuntas Keterangan : P = Persentase Ketuntasan 2. Analisis Data Kualitatif Hasil observasi sendiri dihitung dengan jumlah skor butir yang dinilai yaitu rentang antara 1-4 dibagi dengan skor maksimal dikalikan 100%, sebagai berikut: Nilai rata-rata = Jumlah Skor X 100% Skor maksimal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan meningkatkan persentase ketuntasan daripada sebelum dilakukan tindakan. Hal itu dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Gambar 1. Diagram Persentase Ketuntasan Pratindakan dan Siklus I Dari diagram di atas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa meningkat dari pratindakan ke siklus I. Persentase ketuntasan siswa pratindakan adalah 42,5%, sementara persentase ketuntasan pada siklus I adalah sebesar 62,5%. Peningkatan ketuntasan belajar siswa juga diikuti dengan peningkatan rata-rata siswa yaitu dari pratindakan sebesar 57,38 meningkat pada siklus I yaitu sebesar 77,5. Meskipun demikian, persentase ketuntasan belajar siswa belum mencapai target yaitu sebesar 90%, sehingga perlu diperbaiki pada siklus II. persentase keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 adalah 44,74 dan pertemuan ke-2 adalah 51,3%, dapat digambar dalam bentuk diagram seperti di bawah ini.

Penggunaan Alat Peraga... (Agitia Ayu Prastiwi) 929 100.00% Presentase Aktivitas Siswa Siklus I 50.00% 42.50% 62.50% 0.00% Pertemuan ke- 1 Presentase Aktivitas Siswa Siklus I Gambar 2. Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I diambil dari perolehan terbesar diantara 2 pertemuan yaitu 51,3%. Perolehan tersebut masih rendah yaitu hanya 51,3% dibandingkan dengan persentase aktivitas minimal yang harus dicapai siswa yaitu sebesar 80%. Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas siswa pada siklus I tersebut, maka ditentukan kategori hasil observasi, sesuai dengan yang sudah tertulis pada bab III, yaitu untuk hasil aktivitas siswa pada siklus I sebesar 51,3% termasuk dalam kategori sangat kurang. Hal tersebut tentunya menjadikan bahan evaluasi agar pada siklus berikutnya sesuai dengan persentase minimal aktivitas siswa yaitu mencapai 80%. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan meningkatkan persentase ketuntasan yang lebih baik pada siklus II dibandingkan pada siklus I maupun pratindakan. Apabila digambarkan dalam diagram maka persentase ketuntasan siswa pada saat pratindakan, siklus I dan siklus II seperti di bawah ini. 100.00% 50.00% 0.00% Pratindakan Tuntas Belum Tuntas Gambar 3. Diagram Ketuntasan Siswa Pratindakan, Siklus I dan Siklus II Dari diagram di atas menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa meningkat dari pratindakan ke siklus I dan meningkat pada siklus II. Persentase ketuntasan siswa pratindakan adalah 42,5%, sementara persentase ketuntasan pada siklus I adalah sebesar 62,5% dan meningkat lagi pada siklus II yaitu persentase ketuntasan siswa mencapai 92,5%. Begitupula dengan nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada pratindakan rata-rata siswa yaitu 57,38 pada siklus I meningkat menjadi 77,5 dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 88,75. Dari hasil penelitian bahwa aktivitas belajar siswa mengalami kenaikan pada siklus I ke siklus II. Aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu mencapai 51,3%, dan belum memenuhi persentase minimal yang harus dicapai yaitu 80%. Pada siklus II persentase aktivitas siswa mencapai 87, 44%, dan sudah mencapai persentase aktivitas minimal siswa. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

930 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke-5 2016 100.00% Presentase Aktivitas Siswa 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 51.30% 87.44% Siklus I Siklus II Presentase Aktivitas Siswa sebesar 77,5. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya persentase belajar pada siklus II, yaitu sebanyak 37 siswa sudah tuntas atau mencapai KKM dan sisanya 3 orang siswa masih belum tuntas. Persentasenya yaitu siswa yang tuntas sebanyak 92,5% sedangkan siswa yang belum tuntas yaitu 7,5%. Nilai rata-rata kelas Gambar 7. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika kelas IV SDN 2 Sanggrahan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi setiap siklus yang mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dari pratindakan ke siklus I dan siklus II meningkat. Pada pratindakan yang dilakukan dengan pretest, dengan 23 siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM dan 17 lainnya sudah tuntas. Persentase jumlah siswa yang tuntas yaitu 42,5% sedangkan siswa yang belum tuntas persentasenya yaitu 57,5%. Nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah 57,38. Pada hasil penelitian siklus I, diketahui bahwa siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM yaitu 12 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas atau sudah mencapai KKM pada siklus II sebesar 87,75. Untuk hasil observasi aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran, juga meningkat pada siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 51,3% belum mencapai persentase minimal yang harus diraih, yaitu 80%. Pada siklus II persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 87, 44% dan sudah mencapai persentase aktivitas minimal siswa, yaitu melebihi 80%. Saran Sebaiknya siswa berusaha sebaik-baiknya untuk memperhatikan penjelasan guru ketika guru menjelaskan pelajaran menggunakan alat peraga kartu bilangan, agar prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat meningkat. Guru sebaiknya lebih kreatif dalam merancang pembelajaran, salah satunya pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kartu bilangan pada mata pelajaran matematika untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat. adalah 28 siswa. Persentase ketuntasan sendiri yaitu siswa yang tuntas 62,5% dan yang belum tuntas yaitu 37,5%, dengan nilai rata-rata kelas

DAFTAR PUSTAKA Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sugihartono, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Penggunaan Alat Peraga... (Agitia Ayu Prastiwi) 931 Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suyono dan John A. Van De Walle. 2000. Matematika SD dan Menengah: Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Erlangga.