BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman kualitas hidup serta cara berpikir seseorang akan jauh lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek, dimulai dari sistem pendidikan yang berubah-ubah ketika

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembentukan akhlak bangsa. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan, karena melalui pendidikan yang selalu mengikuti perkembangan zaman kualitas hidup serta cara berpikir seseorang akan jauh lebih meningkat. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Di dalam Alquran disebutkan pokok-pokok umum tentang akhlak. Alquran juga telah menyatakan contoh sosok yang sempurna bagi umat Islam untuk 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2006), h. 62. 1

2 dijadikan panduan dalam berakhlak, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab/33: 21. ل ق د ك ان ل ك م ف ر س و ل اهلل أ س و ة ح س ن ة ل م ن ك ان ي ر ج وا اهلل و ال ي و م ا ل خ ر و ذ ك ر اهلل ك ث ي ر ا )12( Dari ayat di atas jelas bahwa untuk menjadi hamba Allah yang berakhlak mulia, maka kita dapat mencontoh bagaimana cara Rasulullah dalam berakhlak. Karena segala tindak-tanduk dan perilaku Rasulullah SAW merupakan contoh nyata yang dapat diteladani oleh manusia. Mempelajari ilmu akhlak tidaklah sekedar untuk mengetahui mana akhlak yang baik dan mana yang buruk, akan tetapi yang terpenting ialah mengamalkan dan mempraktekkan akhlak yang luhur, yang sesuai dengan tuntutan Islam. 2 Untuk dapat memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan tuntunan Alquran mestinya berpedoman pada Rasulullah SAW, karena beliau memiliki sifat-sifat terpuji yang harus dicontoh dan menjadi panduan bagi umat-nya. Nabi SAW adalah orang yang kuat imannya, berani, sabar, dan tabah dalam menerima cobaan. Beliau memiliki akhlak yang mulia, beliau patut dicontoh dalam segala perbuatannya. Allah SWT memuji akhlak Nabi SAW dan mengabdikan dalam Q.S Al-Qalam/68: 4. و إ ن ك ل ع ل ى خ ل ق ع ظ ي م )4 ) 2 Abuddin Nata, Aqidah Akhlak, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 2000), h. 32.

3 Mengingat pentingnya pendidikan akhlak bagi terciptanya kondisi lingkungan yang harmonis, diperlukan upaya serius untuk menanamkan nilai-nilai tersebut secara intensif. Pendidikan akhlak berfungsi sebagai panduan bagi manusia agar mampu memilih dan menentukan suatu perbuatan dan selanjutnya menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk. Salah satu cara yang cukup efektif untuk bisa menumbuhkan akhlak dalam menekan dan bahkan menghilangkan penyimpangan nilai-nilai akhlak pada siswa adalah melalui kegiatan pramuka. Melalui kegiatan tersebut selain dibina untuk memiliki akhlakul karimah juga diajarkan keterampilan, pengembangan bakat, pelatihan kemandirian, tanggung jawab dan kedisiplinan. Sesuai dengan yang telah tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12 dan 13 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 3 Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa memang ada beberapa tempat selain pendidikan dalam kelas yang dapat membentuk karakter siswa, dimana salah satu wahana pengantarnya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2010 Pasal 1 tentang Gerakan Pramuka menjelaskan, Gerakan Pramuka adalah organisasi 3 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12 dan 13, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.6.

4 yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. 4 Dewasa ini, kegiatan pramuka sudah mulai diterapkan dalam lembaga pendidikan formal, mulai dari lembaga pendidikan tingkat dasar, menengah sampai ke perguruan tinggi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan, menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dengan tujuan menginternalisasi nilai ketuhanan, kebudayaan kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada siswa. 5 Pendidikan kepramukaan mulai kurang diminati bahkan ada yang menganggap kegiatan pramuka adalah kegiatan yang menoton dan yang dipelajari hanya itu-itu saja (tali-temali, morse, menyanyi, tepuk tangan, dan berkemah). Belum lagi ada yang beranggapan bahwa pramuka masih melaksanakan kegiatankegiatan kuno, seiring perkembangan zaman pramuka masih saja menggunakan alat-alat sederhana dan permainan kuno. Tentu saja persepsi itu tidak semuanya benar. Walaupun pramuka masih melakukan kegiatan dengan cara-cara tradisional. Namun, manfaat dari kegiatan tersebut sangat besar dalam membentuk kepribadian siswa yang belum tentu diperoleh dari pendidikan formal. Hal ini disebabkan karena begitu besar pengaruhnya pendidikan kepramukaan dalam pembentukan akhlak seseorang. 4 Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2010 Pasal 1, Tentang Gerakan Pramuka, h. 5. 5 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63 Tahun 2014, Tentang Pendidikan Kepramukaan. h. 88.

5 Salah satu lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan pramuka adalah MTsN 2 Gambut. MTsN 2 Gambut adalah salah satu lembaga pendidikan yang beralamat di Jln. A. Yani Km. 15,200 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar yang berstatus negeri, dan memiliki akreditasi bernilai (A). Begitu banyak kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di MTsN 2 Gambut, kegiatan ekstrakurikuler ini dibina oleh guru-guru yang memiliki kualifikasi yang baik maupun mendatangkan pelatih dari luar sekolah berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah MTsN 2 Gambut. Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada dipilih dan ditetapkan adalah kegiatan pelayanan konseling (melayani masalah kesulitan belajar, mengembangkan karir siswa, pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, masalah dalam kehidupan sosial siswa), palang merah remaja (PMR), pramuka, menjahit, memasak, menghias kue, membuat sasirangan banjar, maulid habsyi, hadrah, tenis meja, bulu tangkis, pencak silat, volly ball, dan terakhir futsal. 6 Dari beberapa kegiatan yang ada, ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan ekstra yang wajib bagi siswa kelas VII. Sesuai Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler menempatkan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah. 7 Kegiatan pramuka di sana dilaksanakan setiap hari jum at pada jam 14.00-16.00 Wita, yang langsung di latih 6 Dokumen dari Tata Usaha MTsN 2 Gambut. 7 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 62 Tahun 2014, Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler, h. 73.

6 oleh pelatih dari luar dan pembina pramuka yang memang ditugaskan oleh kepala sekolah. Hasil observasi awal ke lokasi saat kegiatan pramuka, penulis menemukan beberapa hal yang menarik terkait kegiatan pramuka di sana, di antaranya: 1. Antusias siswa yang mengikuti kegiatan pramuka di sana sangat tinggi. Ini terlihat dari siswanya yang datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. 2. Begitu banyak prestasi yang pernah diraih oleh para anggota pramuka dibidang kepramukaan. 8 Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara awal peneliti dengan salah satu Pembina Pramuka (Bapak Syamsul Mu arif, S.Pd) yakni kegiatan pramuka di MTsN 2 Gambut ini termasuk aktif yang mana jarang kegiatan pramuka di sana diliburkan. Selain semangat dalam mengikuti kegiatan pramuka mingguan, anggota pramuka di sana memiliki semangat dalam mengikuti kegiatan pramuka di luar, seperti acara perkemahan atau lomba-lomba yang berkaitan dengan kegiatan pramuka. Oleh karena itu, tidak sedikit penghargaan yang dihasilkan dari kegiatan pramuka ini. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari semangat juang anggota pramuka berlatih dan juga bimbingan dan arahan dari pelatih dan atau pembina pramuka di sana. Berdasarkan pada deskripsi latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan 8 Lihat Lampiran Tabel 4.4.

7 kepramukaan yang dihubungkan dengan penanaman nilai akhlak pada siswa tersebut. Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian yang berjudul Penanaman Nilai Akhlak Pada Siswa Dikegiatan Pramuka MTsN 2 Gambut Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Nilai akhlak apa saja yang ditanamkan pada siswa dikegiatan pramuka MTsN 2 Gambut tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai akhlak pada siswa dikegiatan pramuka MTsN 2 Gambut tahun pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui nilai akhlak apa saja yang ditanamkan pada siswa dikegiatan pramuka MTsN 2 Gambut tahun pelajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penanaman nilai akhlak pada siswa dikegiatan pramuka MTsN 2 Gambut tahun pelajaran 2016/2017.

8 D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis; penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk bahan kajian bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta menambah khazanah keilmuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dalam dunia kepramukaan. 2. Secara praktis; memberikan pelajaran bagi pelatih dan atau pembina pramuka bahwa perannya sebagai tolak ukur pendidikan kepramukaan harus mempunyai kreativitas serta keterampilan untuk menimbulkan daya tarik siswa. 3. Secara sosial; dapat memberikan motivasi dan semangat bagi generasi muda khususnya anggota pramuka untuk terus memperhatikan pendidikan kepramukaan serta memahami pentingnya menanamkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari. E. Alasan Pemilihan Judul 1. Untuk mengetahui lebih dalam lagi penanaman nilai-nilai akhlak pada siswa dikegiatan pramuka MTsN 2 Gambut tahun pelajaran 2016/2017. 2. Penanaman nilai-nilai akhlak sangat penting dalam rangka membentuk generasi muda beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. 3. Mengingat kegiatan pramuka merupakan salah satu ekstrakurikuler yang diwajibkan bagi kelas VII, salah satunya di sekolah MTsN 2 Gambut.

9 F. Definisi Operasional Untuk menghindari adanya kekeliruan penafsiran terhadap judul skripsi di atas, maka penulis merasa perlu memberikan penjelasan dan batasan-batasan terhadap judul di atas, sebagai berikut: 1. Penanaman. Penanaman adalah proses, cara, atau perbuatan menanamkan melakukan pada tempat semestinya. 9 Jadi, penanaman yang dimaksud peneliti di sini adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh pelatih dan atau pembina pramuka dalam rangka menanamkan nilai akhlak pada anggota pramuka dalam kegiatan pramuka. 2. Nilai Akhlak. Kata nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifatsifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. 10 Akhlak yaitu kondisi jiwa yang telah tertanam kuat yang darinya terlahir sikap amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. 11 Sebagaimana ruang lingkup akhlak itu terbagi menjadi 3, yaitu akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak kepada diri sendiri. Jadi, nilai akhlak yang dimaksud peneliti di sini adalah sifat yang telah tertanam dalam jiwa anggota pramuka, sehingga akan muncul secara spontan sesuatu tindakan atau kelakuan tanpa pertimbangan. Peneliti memberi batasan terkait nilai akhlak ini, yang mana hanya meneliti nilai akhlak terpuji saja, 9 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 895. 10 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 783. 11 Tim Penyusun, Op.Cit, h. 273.

10 diantaranya nilai kedisiplinan, religius, kemandirian, kerjasama, tanggung jawab, dan kejujuran. 3. Siswa. Siswa yang dimaksud peneliti di sini adalah seluruh anggota pramuka yang mengikuti kegiatan pramuka di MTsN 2 Gambut, lebih terkhusus kelas VII. 4. Kegiatan Pramuka. Kegiatan Pramuka yang dimaksud peneliti di sini adalah kegiatan pramuka yang ada di MTsN 2 Gambut, yang dilaksanakan sekali seminggu yakni setiap hari jum at pukul 14.00-16.00 Wita. Jadi, penanaman nilai akhlak pada siswa dikegiatan pramuka MTsN 2 Gambut adalah usaha atau proses yang dilakukan pelatih dan atau pembina pramuka dalam rangka membentuk akhlak yang baik (terpuji) bagi anggota pramuka. Penanaman nilai-nilai akhlak ini diantaranya nilai kedisiplinan (akhlak terhadap diri sendiri), religius (akhlak terhadap Allah SWT), kemandirian (akhlak terhadap diri sendiri), kerjasama (akhlak terhadap sesama manusia), tanggung jawab (akhlak terhadap diri sendiri), dan kejujuran (akhlak terhadap diri sendiri dan orang lain). G. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kegiatan pramuka ini tidak beranjak dari awal penelitian yang serupa sudah ada dan bahan rujukan penulis di antaranya: 1. Masliani, jurusan Pendidikan Agama Islam, 2013. Dalam skripsinya yang berjudul: Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Kegiatan

11 Ekstrakurikuler Pramuka di Pondok Pesantren Darul Hijrah Puteri Batung Cindai Alus Martapura. Menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pramuka di sana dilaksanakan pada hari Jum at pukul 14.00-15.30, kegiatannya berupa materi tentang kepramukaan seperti Dasadharma dan Trisatya, pendalaman sandi seperti Morse dan Semaphore, kesehatan seperti senam pramuka dan materi PPGD, praktek tali temali dalam pionering, tandu, pendirian tenda, latihan baris berbaris. Nilai Pendidikan Agama Islam yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka di Pondok Pesantren Darul Hijrah Puteri Batung Cindai Alus Martapura adalah nilai persaudaraan, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kesabaran. 12 2. Dony Ariadi, jurusan Pendidikan Agama Islam, 2008. Skripsinya yang berjudul: Pengamalan Nilai-nilai Keagamaan Anggota Pramuka Pada MAN 1 Martapura. Menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengamalan nilainilai keagamaan oleh gugus depan yang meliputi: kegiatan shalat berjamaah pada waktu latihan rutin, pesantren ramadhan, kegiatan perkemahan, aksi kebersihan, pertemuan-pertamuan pramuka, memberikan bantuan pada orang lain dan pemberian tanggung jawab. 13 3. Edy Eswanto, jurusan Pendidikan Agama Islam, 2008. Skripsinya yang berjudul: Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Pramuka 12 Masliani, Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Pondok Pesantren Darul Hijrah Puteri Batung Cindai Alus Martapura (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Antasari, Banjarmasin, 2013), h. 11. 13 Dony Ariadi, Pengamalan Nilai-nilai Keagamaan Anggota Pramuka Pada MAN 1 Martapura (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Antasari, Banjarmasin, 2008), h. 9.

12 di MAN 2 Model Banjarmasin. Menyimpulkan nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terdapat dalam kegiatan pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin, diantaranya: nilai kedisiplinan, kemandirian, keadilan, kesederhanaan, kesabaran, dan persaudaraan. 14 Dari Penelitian Terdahulu di atas, merupakan sama-sama meneliti di kegiatan pramuka. Tetapi, Masliani menekankan pada nilai-nilai pendidikan agama Islam, Dony Ariadi menekankan pada nilai-nilai keagamaan, Edy Eswanto ini hampir sama dengan penelitian Masliani, yang membedakan hanya hasil dan tempat penelitian. Sementara penulis menekankan pada penanaman nilai akhlak pada siswa yang mengikuti kegiatan pramuka. H. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh dan memahami pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan, berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Definisi Operasional, Penelitian Terdahulu, Sistematika Penulisan. BAB II. Tinjauan Teoritis, berisi tentang: Penanaman Nilai Akhlak (Pengertian Penanaman, Nilai dan Akhlak), Landasan dan Kedudukan Akhlak, Pramuka (Pengertian, Sejarah Munculnya, Prinsip Dasar, Fungsi, Tujuan, dan Metode Gerakan Pramuka, Lambang Gerakan Pramuka, Tingkatan Dalam 14 Edy Eswanto, Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Kegiatan Pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Antasari, Banjarmasin, 2008), 12.

13 Pramuka, dan Kode Kehormatan Pramuka), dan Macam-macam Kegiatan Pramuka. BAB III. Metode Penelitian, berisi tentang: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data, Analisis Data, serta Pengecekan Keabsahan Data. BAB IV. Paparan Data Penelitian, berisi tentang: Deskripsi Lokasi Penelitian, Deskripsi Kegiatan Pramuka, Penyajian Data dan Analisis Data. BAB V. Penutup, berisi tentang: Simpulan dan Saran-saran yang dilengkapi dengan Daftar Pustaka, serta Lampiran-lampiran.