PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

dokumen-dokumen yang mirip
Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI 0-6 BULAN DI DESA GIRIPURWO, WONOGIRI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI


Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA UMUR 6-12 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADURAKSA KABUPATEN PEMALANG

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT KEMATANGAN SOSIAL PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN ASI EKSKLUSIF DAN NON-EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SKRIPSI

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGSARI KOTA SEMARANG

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Surakarta, Juni 2016 Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian bayi dan anak merupakan ciri yang umum

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : NUR AZIKIN ROZALI J FAKULTAS KEDOKTERAN

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DAN PERAN KADER TERHADAP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-6 BULAN DI POSYANDU DESA BANGSALAN TERAS BOYOLALI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PERBEDAAN SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

SKRIPSI HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BBL DI BPS MEI SUWARSONO KLEDOKAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 2 5 TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBU KABUPATEN DONGGALA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN MASA PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBELA MOJOSONGO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

Transkripsi:

PERBEDAAN STATUS GIZI PADA BAYI BERUMUR 4 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGANN ASI NONN EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI untuk memenuhi sebagian persyarata an mencapai derajat sarjana kedokteran Diajukan oleh : Mira Candra Karuniawati J 500 120 067 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

ABSTRAK Perbedaan Status Gizi Bayi Berumur 4 6 Bulan Pada Pemberian Asi Eksklusif dengan Asi Non Eksklusif Mira Candra Karuniawati, M.Shoim Dasuki, Anika Candrasari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Latarbelakang: Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya 42%, angka itu di bawah target WHO yakni cakupan ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan minimal 50%. Dan ditemukan 19,6% balita diantaranya kekurangan gizi. Balita merupakan periode emas dalam kehidupan anak yang dicirikan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung pesat serta rentan terhadap kekurangan gizi. Pemberian ASI berguna untuk pertumbuhan fisik maupun perkembangan mental dan kecerdasan bayi, maka perlu diperhatikan agar dapat terlaksana dengan baik. Tujuan: Mengetahui perbedaan status gizi bayi berumur 4 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Diambil 80 bayi berusia 4-6 bulan dengan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara status gizi bayi berumur 4 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif. Diperoleh dari 40 bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai status gizi lebih baik dibandingkan dengan tidak berikan ASI eksklusif. Status gizi buruk lebih banyak ditemukan pada kelompok bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif Kesimpulan: Terdapat perbedaan status gizi bayi berumur 4 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dengan yang tidak diberikan ASI eksklusif. Kata Kunci: ASI Eksklusif, ASI Non Eksklusif, status gizi

ABSTRACT The Difference in Nutritional Status between Infants Aged 4-6 Months on Exclusive Breastfeeding and Non-Exclusive Breastfeeding Mira Candra Karuniawati, M.Shoim Dasuki, Anika Candrasari Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University Background: The coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia is only 42%, that figure is below the WHO target of at least 50% coverage of exclusive breastfeeding for infants aged 0-6 months. And found 19.6% among children under the age of five are found malnourished. Toddler is the golden period in a child s life that characterized by growth and development rapidly as well as vulnareble of malnourished. Breastfeeding helps the physical growth and mental and intellectual development of infants, therefore more attention should be paid in order to realize the benefits. Objective: To explore the difference in nutritional status between infants aged 4-6 months who are exclusively breastfed and those who are not exclusively breastfed. Methods: This study used an analytical observational research method with crosssectional approach. 80 infants aged 4-6 months were drawn by purposive sampling technique. Chi-square test was employed as the statistical test. Results: The result showed p-value = 0.000 (p< 0.05), which means there is significant difference between the nutritional status of infants aged 4-6 months who are exclusively breastfed and of those who are not exclusively breastfed. It was found that 40 infants who were exclusively breastfed had better nutritional status than those not exclusively breastfed. Poor nutritional status was more common in non-exclusive breastfeeding infant group. Conclusion: There is a difference in nutritional status between infants aged 4-6 months who are exclusively breastfed and those who are not exclusively breastfed. Keywords: exclusive breastfeeding, non-exclusive breastfeeding, nutritional status

PENDAHULUAN Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius (Riskesdas, 2015). Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, balita merupakan periode emas dalam kehidupan anak yang dicirikan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung pesat serta rentan terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014). Air susu ibu (ASI) menjadi makanan terbaik di awal kehidupan anak sekaligus hak dasar agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Faktor nutrien dan protektif yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kematian dan kesakitan bayi akan menurun. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit dan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi dan alergi (Infodatin Kementrian Kesehatan RI, 2014). Hasil penelitian sebelumnya, didapatkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai pertumbuhan normal lebih banyak daripada bayi yang diberikan ASI non eksklusif. Pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 73,3% pertumbuhannya normal dan 26,7% pertumbuhannya kurang, sedangkan bayi yang diberikan ASI non eksklusif diperoleh 62,9% dengan pertumbuhan normal dan 37,1% adalah pertumbuhan kurang (Fitri dkk, 2014). Menurut Riskesdas, pada tahun 2013, terdapat 19,6% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi kurang. Penyebab utama terjadinya gizi kurang dan hambatan pertumbuhan pada anak usia balita berkaitan dengan rendahnya pemberian ASI. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sampai sekitar enam bulan. Anak-anak dengan keadaan gizi yang lebih baik berkaitan erat dengan perilaku pemberian ASI, dimana mereka yang sudah tidak diberi ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih rendah (Susanty dkk, 2012).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis adanya perbedaan status gizi bayi berumur 4 6 bulan pada pemberian ASI eksklusif dengan ASI non eksklusif. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian adalah observasional analitik yang dilakukan dengan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di Posyandu Gonilan pada bulan Desember 2015. Populasi pada penelitian adalah bayi berumur 4-6 bulan. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu subjek yang dijadikan sampel telah dipertimbangkan oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2012). Besar sampel untuk tiap variabel adalah 37 sampel. Kriteria Restriksi 1. 1. Kriteria inklusi a. Bayi yang berusia 4-6 bulan sehat jasmani b. Bayi yang tinggal di wilayah sekitar Posyandu Gonilan, Pabelan c. Ibu bersedia untuk diwawancarai secara lengkap 2. Kriteria eksklusi a. Bayi 4-6 bulan dengan frekuensi sakit melebihi 5 kali saat bulan pengambilan data b. Bayi dengan berat badan lahir < 2,5kg Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Ibu yang memberikan ASI saja kepada anaknya selama 6 bulan tanpa makanan tambahan dan ibu yang memberikan ASI juga makanan tambahan kepada anaknya sebelum usia 6 bulan Alat ukur : Lembar wawancara Skala pengukuran : Nominal 2. Variabel terikat Keadaan status gizi balita dengan ukuran perbandingan berat badan / umur dan panjang badan / umur

Alat ukur Skala pengukuran : Kertas kerja : Ordinal HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu Gonilan, Pabelan, Surakarta. Pengamblian data dilakukan pada bulan Desember 2015. Terdapat 80 ibu yang bayinya memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan dan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini. 1. Analisis Univariat a. Distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia 4 bulan - 6 bulan dalam penelitian ini dibuat purposive dengan proporsi yang sama dari 80 bayi usia 4-6 bulan yang diamati. Gambaran pelaksanaan pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan dari hasil penelitian selengkapnya digambarkan pada tabel berikut: Tabel 6. Distribusi frekuensi pelaksanaan pemberian ASI No Pemberian ASI eksklusif Jumlah (bayi) Persentase 1 ASI Eksklusif 40 50 2 ASI Non Ekskslusif 40 50 Jumlah 80 100 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 80 bayi usia 4-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 50%. b. Distribusi frekuensi status gizi Status gizi bayi ditentukan berdasarkan kriteria berat badan dan panjang badan untuk setiap umur bayi. Seorang bayi diberi status gizi baik apabila berdasarkan berat badan dan panjang badan dalam status baik dan normal. Pada hasil penelitian diperoleh frekuensi status gizi bayi usia 4-6 bulan sebagai berikut :

Tabel 7. Status gizi bayi usia 4-6 bulan menurut BB/U Pemberian ASI Status gizi Jumlah (bayi) Persentase (%) Eksklusif Baik 25 31,25 Tidak Baik 15 18,75 Non Eksklusif Baik 20 25,0 Tidak Baik 20 25,0 Total 80 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 25 bayi (31,25%) mempunyai status gizi baik dari 40 bayi yang diberikan ASI eksklusif. Sementara hanya 20 bayi (25%) mempunyai status gizi baik dari 40 bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Artinya status gizi bayi usia 4-6 bulan pada bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih baik dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Bayi dengan status gizi lebih hampir sama ditemukan pada kelompok bayi yang diberikan ASI eksklusif. Tabel 8. Status gizi bayi usia 4-6 bulan menurut PB/U Pemberian ASI Status gizi Jumlah (bayi) Persentase (%) Eksklusif Baik 30 37,50 Tidak Baik 10 12,50 Non Eksklusif Baik 19 23,75 Tidak Baik 21 26,25 Total 80 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 30 bayi (37,50%) mempunyai status gizi baik dari 40 bayi yang diberikan ASI eksklusif. Sementara hanya 19 bayi (23,75%) mempunyai status gizi baik dari 40 bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Artinya status gizi bayi usia 4-6 bulan pada bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih baik dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Bayi dengan status gizi lebih hampir sama ditemukan pada kelompok bayi yang diberikan ASI eksklusif. c. Analisis Perbedaan antara Status Gizi dengan Pemberian ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif

Besarnya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan digunakan analisis Chi-Square karena memenuhi syarat yaitu nilai expected count <25%. Tabel 9. Tabulasi silang hubungan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 4-6 bulan dengan perbandingan BB/U di Posyandu Gonilan, Pabelan Pemberian Status Gizi ASI eksklusif Baik Tidak Baik X 2 p Eksklusif 35 5 16,157 0,000 Non Eksklusif 18 22 Tabel 9 menunjukan bahwa dari 40 bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai status gizi lebih baik dibandingkan yang tidak berikan ASI eksklusif. Status gizi tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Analisis Chi-Square diperoleh nilai value X2 hitung sebesar 16, 157 dengan p=0,000 (p<0,05) sehingga hipotesa diterima yang berarti ada perbedaan signifikan antara pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan dengan status gizinya. Tabel 10. Tabulasi silang hubungan hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 4-6 bulan dengan perbandingan PB/U di Posyandu Gonilan, Pabelan Pemberian Status Gizi ASI eksklusif Baik Tidak Baik X 2 p Eksklusif 30 10 16,157 0,000 Non Eksklusif 19 21 Tabel 10 menunjukan bahwa dari 40 bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai status gizi lebih baik dibandingkan yang tidak berikan ASI eksklusif.

Status gizi tidak baik lebih banyak ditemukan pada kelompok bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Analisis Chi-Square diperoleh nilai value X2 hitung sebesar 16, 157 dengan p=0,000 (p<0,05) sehingga hipotesa diterima yang berarti ada perbedaan signifikan antara pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan dengan status gizinya. B. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif sehingga dalam penelitian ini diambil proporsi berpasangan 50% untuk bayi yang diberikan ASI eksklusif dan 50% untuk bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Secara umum status gizi bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan berstatus gizi baik, yaitu sebanyak 54 bayi dari 80 bayi yang diamati. Status gizi lebih ditemukan lebih banyak pada bayi usia 4-6 bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif. Hasil ini sesuai dengan temuan Khasanah (2011) yang menyimpulkan pada umumnya bayi usia 4-6 bulan yang mendapat susu formula mengalami kenaikan berat badan yang lebih cepat dibanding dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Kelebihan berat badan pada bayi yang mendapat susu formula karena kelebihan kandungan air dan komposisi lemak. Pada beberapa susu formula sumber protein dan lemaknya berasal dari susu sapi. ASI merupakan makanan yang ideal secara fisiologis dan biologis bagi bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi pada usia 4-6 bulan pertama.pemberian MP ASI sebelum bayi berusia 4 bulan mengakibatakan kenaikan berat badan yang lebih rendah dan kurang gizi dibandingkan dengan bayi yang tetap diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Masih dijumpai kebiasaan yang salah dalam pemberian ASI dan MP ASI. MP ASI yang diberikan terlalu dini dapat berdampak pada status gizi (Haileslassie, et al., 2013). Hasil analisis statistik diketahui ada perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan

(p<0,05). Hal ini sesuai dengan temuan Khasanah (2011) yang menyimpulkan pada bayi usia 0-6 bulan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif Hasil analisis statistik diketahui ada perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia 4-6 bulan di Posyandu Gonilan, Pabelan (p<0,05). Hal ini sesuai dengan temuan Khasanah (2011) yang menyimpulkan pada bayi usia 0-6 bulan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif Hasil penelitian ini didukung temuan Aziezah dan Adriani (2013), yang menyatakan dari hasil status gizi bayi, dapat diketahui bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif seluruhnya memiliki status gizi baik yaitu sebesar 100% sedangkan bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki status gizi baik hanya 58,80%. Hal ini dikarenakan jumlah kandungan kalori yang ada pada ASI eksklusif berbeda dengan kandungan susu formula. Air susu ibu mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi. Protein yang terdapat pada ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Terdapat perbedan yang signifikan antara status gizi bayi berumur 4-6 bulan yang diberikan ASI Eksklusif dan ASI non eksklusif di Posyandu Gonilan Kartasura. Saran 1. Diharapkan kepada masyarakat, khususnya ibu yang memiliki bayi agar meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan secara teratur membawa bayinya ke posyandu untuk mengetahui status gizi bayinya dengan baik 2. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan agar lebih aktif dalam melakukan sosialisasi tentang pemberian ASI eksklusif. Dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif

3. Jika ditemukan status gizi yang tidak baik maka pihak posyandu memberikan makanan tambahan agar bayi dapat mencapai status gizi yang baik 4. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan faktor-faktor perancu yang mempengaruhi status gizi bayi umur 4-6 bulan dengan pemberian ASI eksklusif

DAFTAR PUSTAKA Aziezah, N., Adriani, M., 2013. Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi Antara Bayi dengan Pemberian ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Media Gizi Indonesia. Vol.9 No.1 hlm:78-83. Fitri, D.I., dkk. 2014. Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas 2014; 3(2). (diunduh 15 Juni 2015) Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/51/46 Hanum, F., Khomsan, A., & Heryatno, Y. (2014). Hubungan Asupan Gizi dan Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(1). http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/viewfile/8256/6458. asi Hanum 8256-23251-1-PB.pdf. (2015.09.15) Haileslassie, K, et al., 2013. Feeding practices, nutritional status and associated factors of lactating women in Samre Woreda, South Eastern Zone of Tigray, Ethiopia. Nutrition Journal 2013. 12:28 Kementrian Kesehatan RI., 2013. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI ----------------------------------., 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI Khasanah, N. 2011. ASI atau Susu Formula Ya?. Panduan Lengkap Seputar ASI dan Susu Formula. Yogyakarta: Flashbook Notoadmojo, S., 2012. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI., 2014. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI Roesli, U., 2012. Panduan Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Susanty, Mery, et al., 2012. Hubungan Pola Pemberian Asi dan Mp Asi Dengan Gizi Buruk Pada Anak 6-24 Bulan Di Kelurahan Pannampu Makassar. Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesia 2012; 2(1): 97-103. (diunduh 22 Juni 2015). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://journal.unhas.ac.id/index.php/mgmi/article/view/427