PENGARUH DEBIT MEDIA PENDINGIN TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA ST 60

dokumen-dokumen yang mirip
JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PENGARUH JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN ARAH PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA EMS 45 PADA PROSES CNC MILLING

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

Bab IV Data Pengujian

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

PENGARUH JENIS PAHAT, JENIS PENDINGINAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KERATAAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KECEPATAN SPINDEL, KECEPATAN PEMAKANAN DAN

PENGARUH JENIS PAHAT, SUDUT PAHAT DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN DAN KEKERASAN PADA PROSES BUBUT RATA BAJA ST 42

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

PENGARUH KECEPATANASUTAN DAN KEDALAMAN POTONG TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM PADA BUBUT CNC TU-2A

BAB 6 CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

OPTIMASI KEKASARAN PADA COPY TURNING DENGAN VARIASI PARAMETER KEDALAMAN PEMAKANAN, KECEPATAN POTONG DAN GERAK MAKAN

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

TUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN PROSES CNC FREIS TERHADAP HASIL KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

PENGARUH SUDUT POTONG (RAKE ANGLE) PADA PROSES TURNING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN RINGKASAN

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan dan Kecepatan Spindel

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

PERBANDINGAN TINGKAT KEKASARAN DAN GETARAN PAHAT PADA PEMOTONGAN ORTHOGONAL DAN OBLIQUE AKIBAT SUDUT POTONG PAHAT

Gambar I. 1 Mesin Bubut

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PENGARUH PEMOTONGAN DENGAN DAN TANPA CAIRAN PENDINGIN TERHADAP DAYA POTONG PADA PROSES TURNING

Kerataan Permukaan dan Bentuk Geram

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 4 bulan yaitu dari bulan Oktober 2014

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

PENGARUH JUMLAH MATA SAYAT END MILL CUTTER MENGGUNAKAN KODE PROGRAM G 02 Dan G 03 TERHADAP KERATAAN ALUMUNIUM 6061 PADA MESIN CNC TU-3A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KADAR CAMPURAN PENDINGIN DAN VARIASI KECEPATAN PENYAYATAN BAJA ST 37 PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL TERHADAP KEKASARAN BENDA KERJA

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL, SUDUT POTONG UTAMA DAN KADAR SOLUBLE OIL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PEMBUBUTAN BAJA ST 37

PENGARUH CAIRAN PENDINGIN BERTEKANAN TINGGI TERHADAP GAYA POTONG, KEAUSAN TEPI PAHAT, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT MATERIAL AISI 4340

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

ANALISA KEAUSAN PERKAKAS POTONG PADA PROSES HOT MACHINING BAJA BOHLER K110 DENGAN 3 VARIASI SPEED MACHINING

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru,28293 Indonesia

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT

Pengaruh Kedalaman Potong, Kecepatan Putar Spindel, Sudut Potong Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil Bubut Konvensional Bahan Komposit

Mesin Milling CNC 8.1. Proses Pemotongan pada Mesin Milling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

PENGARUH GERAK PEMAKANAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN PADA MATERIAL BAJA HQ 760

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

Transkripsi:

PENGARUH DEBIT MEDIA PENDINGIN TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA ST 60 Ilham Zainul Arifin Universitas Islam Malang ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran pada proses pembubutan baja ST 60 dan untuk mengetahui debit media pendingin yang dapat menghasilkan tingkat kekasaran terendah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan anava satu arah dengan uji asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Dari hasil uji asumsi klasik denggan menggunakan uji normalitas diperoleh hasil L hitung < L tabel (L hitung = 0,103, L tabel = 0,2) dan uji homogenitas diperoleh hasil X 2 hitung < X 2 tabel (X 2 hitung = 2,43331242, X 2 tabel = 11,1 ). Hasil ini menunjukkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji anava satu arah. Hasil analisis uji anava satu arah menunjukkan adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran baja ST 60 hasil pembubutan yang ditandai dengan nilai F hitung >F tabel (F hitung = 48.24059 sedangkan F tabel = 3,68). Jadi hipotesis yang diterima adalah adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran permukaan. Nilai kekasaran terendah adalah 4,6233333 μm yaitu pada pembubutan dengan debit media pendingin 60 ml/detik. Kata kunci: debit media pendingin, nilai kekasaran, pembubutan, baja ST 60. Salah satu kualitas hasil permesinan adalah tingkat kekasaran. Tingkat kekasaran hasil pengerjaan permesinan menjadi suatu tuntutan yang harus diperhatikan. Hal ini dikarenakan tingkat kekasaran permukaan memiliki pengaruh terhadap kualitas produk. Semakin halus permukaannya, semakin baik pula kualitasnya. Hasil kekasaran permukaan bergantung kepada parameter pemesinan, antara lain kecepatan spindle, kecepatan pemakanan, kedalaman pemakanan, karakteristik pahat, bahan yang dipotong dan pendinginan. Pendinginan pada proses permesinan dilakukan dengan penggunaan media pendingin. Media pendingin digunakan untuk memperpanjang umur pahat, mengurangi deformasi benda kerja karena panas, meningkatkan kualitas permukaan hasil 1

permesinan dan membersihkan beram dari permukaan potong. Media pendingin yang dapat digunakan dikategorikan menjadi empat jenis yaitu minyak murni, soluble oil, cairan semi sintetis dan cairan sintetis (Rahdiyanta: 2010). Penelitian tentang pengaruh jenis media pendingin dan parameter pemotongan terhadap kekasaran permukaan dan gaya dorong telah dilakukan oleh Pancarana (2013). Penelitian tentang analisis kekasaran permukaan benda kerja hasil proses permesinan pada baja ST 42 akibat variasi debit media pendingin juga telah dilakukan oleh Ferydyanto (2012). Selain itu, penelitian tentang pengaruh gerak pemakanan dan media pendingin terhadap kekasaran permukaan logam hasil permesinan pada material baja HQ 760 juga telah dilakukan oleh Prasetya (2010). KAJIAN PUSTAKA Mesin bubut termasuk salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut yaitu proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Pada proses ini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Pahat merupakan alat potong (cutting tool) yang berpertan penting dalam industri manufaktur terutama pada proses pembuatan suatu komponen perkakas atau mesin. Sebagai alat potong, bahan pahat harus lebih unggul daripada bahan benda kerja yang dipotong. Keunggulan tersebut dapat dicapai karena pahat dibuat dengan memperhatikan berbagai sifat mata pahat yaitu sifat kekerasan, keuletan, ketahanan beban thermal, sifat adhesi yang rendah dan daya larut elemen/komponen material pahat yang rendah. Salah satu diantara bahan pahat yang banyak digunakan adalah baja kecepatan tinggi (HSS). Keunggulan mata pahat HSS dibandingkan dengan bahan pahat yang lain adalah karena sifat keuletannya relatif baik dan apabila telah aus pahat mata pahat HSS masih dapat diasah sehingga daya potongnya tajam kembali. Media pendingin digunakan untuk pada pemotongan logam atau proses permesinan. Media pendingin memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan (fungsi kedua). Fungsi utama yaitu fungsi yang dikehendaki oleh perencana proses permesinan 2

dan operator mesin perkakas. Media pendingin yang digunakan dapat dikategorikan dalam empat jenis, yaitu: minyak murni (Straight Oils), cairan sintetis (synthetic fluids), soluble oil dan cairan semi sintetis (semisynthetic fluids) Beberapa parameter yang digunakan dalam mesin bubut konvensional adalah Putaran Spindel dan Kecepatan Pemakanan. Kecepatan spindle selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindle) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed, v) atau kecepatan benda kerja yang dilalui oleh pahat/ keliling benda kerja. Menurut Syamsir (1989) dalam Zubaidi (2012) kualitas permukaan potong tergantung pada kondisi pemotongan, misalnya kecepatan potong rendah dengan feed dan depth of cut yang besar akan menghasilkan permukaan kasar (roughing) sebaliknya kecepatan potong tinggi dengan feed dan depth of cut kecil menghasilkan permukaan yang halus. Sato dan Hartanto (2008) menyatakan terdapat tiga macam kekasaran permukaan dan nilai-nilai numeriknya sesuai dengan ISO/R 468-1966, yaitu: penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil, ketidakrataan ketinggian sepuluh titik R z, ketidakrataan ketingggian maksimum R max. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam suatu kondisi yang terkontrol secara ketat. Objek dalam penelitian ini adalah baja ST 60 dengan ukuran diameter 22 mm dengan panjang 100 mm. Penelitian ini dilakukan di Laboratoriun Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang pada Oktober hingga November 2014. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil pembubutan dengan variasi debit media pendingin yang dinyatakan dalam nilai kekasaran rata-rata aritmatika (Ra). Media pendingin yang digunakan dalam penelitian ini adalah dromus. Adapun variasi debit media pendingin (dromus) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ml/detik, 40 ml/detik dan 60 ml/detik Analisis data didasarkan pada hasil pembubutan yang dinyatakan dalam kekasaran rata-rata aritmetik (Ra) yang dilakukan dengan uji analisis varian satu arah. Uji persyaratan analisis (uji asumsi klasik) yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji 3

homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Hasil dari uji asumsi klasik selanjutnya akan menentukan jenis teknik analisis parametrik yang dilakukan. Pada penelitian ini, teknik analisis parametrik yang digunakan adalah analisis varian satu arah (anava one way). Hasil analisis akan dapat menunjukkan pengaruh debit media pedingin terhadap kekasaran Baja ST 60. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan variasi debit media pendingin. Hasil penelitian pengaruh variasi debit media pendingin terhadap nilai kekasaran baja ST 60 tertera dalam Tabel 4.1 Tabel 4.1 Nilai Kekasaran Baja ST 60 setelah Pembubutan dengan Variasi Debit Media Pendingin data ke Debit (ml/detik) 20 40 60 1 6.83 μm 5.36 μm 3.92 μm 2 6.86 μm 5.61 μm 4.11 μm 3 6.86 μm 5.81 μm 4.7 μm 4 7.04 μm 5.86 μm 4.72 μm 5 7.32 μm 6.04 μm 5.11 μm 6 8.19 μm 6.06 μm 5.18 μm Jumlah 43.1 μm 34.74 μm 27.74 μm Rata-rata 7.1833333 μm 5.79 μm 4.6233333 μm Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada variabel-variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Siregar, 2012:167). Bila data berdistribusi normal maka dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji statistik nonparametrik. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas Lilliefors. Hasil uji normalitas dengan metode Lilliefors tercantum dalam Tabel 4.2 4

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Metode Lilliefors L hitung 0.103 L tabel 0,2 Kesimpulan :karena L hitung < L tabel maka Ho diterima Karena L hitung dari perlakuan tidak berada pada daerah kritik atau lebih kecil dari L tabel maka Ho diterima. Jadi data hasil pengukuran terhadap kekasaran permukaan logam hasil pembubutan pada material baja ST 60 dalam penelitian ini secara keseluruhan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2012:167). Bila objek yang diteliti tidak mempunyai varian yang sama, maka uji anava tidak dapat diberlakukan. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Bartlett (statistik chi-kuadrat). Hasil uji homogenitas dengan metode Bartlett (statistic chikuadrat) tercantum dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Homegenitas dengan Metode Bartlett X 2 hitung 2.43331242 X 2 tabel (dk = 5) 11.1 Kesimpulan: Ho diterima Karena X 2 hitung dari perlakuan lebih kecil dari X 2 tabel maka Ho diterima. Jadi data hasil pengukuran terhadap kekasaran permukaan logam hasil pembubutan pada material baja ST 60 dalam penelitian ini secara keseluruhan berasal dari populasi yang homogen sehingga dapat dilakukan uji statistik anava. Uji Anava Satu Arah One way anava (analisis ragam satu arah) digunakan untuk menguji rata-rata atau pengaruh perlakuan dari suatu penelitian yang menggunakan satu faktor, dimana satu faktor tersebut memiliki tiga atau lebih kelompok. Disebut satu arah karena peneliti 5

dalam penelitiaannya hanya berkepentingan dengan satu faktor saja atau juga dapat dikatakan one way anava (analisis ragam satu arah) mengelompokkan data berdasarkan satu kriteria saja (Siregar, 2013:269). Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan anava satu arah untuk menguji hipotesis adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran baja ST 60. Tabel 4.4 Hasil Analisis dengan menggunakan anava satu arah Sumber Jumlah kuadrat dk Ragam F rasio F tabel Antar grup 19.71217778 2 9.856088889 48.24059 3,68 Galat 3.064666667 15 0.204311111 Total 22.77684444 17 Kesimpulan F hitung>f tabel, Hi diterima Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa F hitung = 48.24059 sedangkan F tabel = 3,68 sehingga F hitung >F tabel sehingga kesimpulannya Hi terima. Jadi hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan baja ST 60. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa nilai kekasaran aritmatik (Ra) rata-rata hasil pembubutan baja ST 60 untuk debit media pendingin 20 ml/detik, 40 ml/detik dan 60 ml/detik berturut-turut adalah 7,1833333333 μm; 5,79 μm dan 4,623333333 μm sehingga Ra 20 > Ra 40 > Ra 60. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran hasil pembubutan yaitu jika debit media pendingin semakin besar maka nilai kekasaran permukaan hasil pembubutan (Ra) akan semakin kecil. Hipotesis ini dapat dibuktikan dengan uji anava satu arah. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terdapat pada variabel-variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Siregar, 2012:167). Bila data berdistribusi normal maka dapat digunakan uji statistik berjenis parametrik. Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui L hitung (L hitung = 0,103) lebih kecil dari L tabel (L tabel = 0,2) sehingga Ho diterima yaitu data hasil pengukuran terhadap 6

kekasaran permukaan logam hasil pembubutan pada material baja ST 60 dalam penelitian ini secara keseluruhan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama (Siregar, 2012:167). Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai X 2 hitung (X 2 hitung = 2,43331242) lebih kecil dari X 2 tabel (X 2 tabel = 11,1 ) sehingga Ho diterima yaitu data hasil pengukuran terhadap kekasaran permukaan logam hasil pembubutan pada material baja ST 60 dalam penelitian ini secara keseluruhan berasal dari populasi yang homogen. Dengan adanya sampel yang secara keseluruhan berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen maka asumsi untuk dilakukan uji statistik parametrik terpenuhi. Adapun uji statistik parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji anava satu arah. Berdasarkan uji anava satu arah diperoleh hasil F hitung = 48.24059 sedangkan F tabel = 3,68 sehingga F hitung >F tabel. Jadi hipotesis yang diterima adalah adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran permukaan. Semakin besar debit media pendingin maka akan semakin besar aliran media pendingin yang melumasi proses pemotongan khususnya pada kecepatan potong rendah sehingga nilai kekasaran akan semakin kecil. Pengaruh debit media pendingin selanjutnya digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.1 KEKASARAN PERMUKAAN (dalam μm) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 GRAFIK PENGARUH VARIASI DEBIT MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 1 2 3 4 5 6 REPLIKASI EKSPERIMEN 20 ml/det 40 ml/det 60 ml/det Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Variasi Debit Media Pendingin terhadap Kekasaran Permukaan Baja ST 60 7

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Nilai kekasaran Aritmatik rata-rata (Ra) hasil pembubutan baja ST 60 untuk debit media pendingin 20 ml/detik, 40 ml/detik dan 60 ml/detik berturut-turut adalah 7,1833333333 μm; 5,79 μm dan 4,6233333333 μm sehingga Ra 20 > Ra 40 > Ra 60. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran hasil pembubutan yaitu jika debit media pendingin semakin besar maka nilai kekasaran permukaan hasil pembubutan (Ra) akan semakin kecil. Hipotesis ini dibuktikan dengan uji anava satu arah. Dari hasil uji asumsi klasik dengan menggunakan uji normalitas diperoleh hasil L hitung < L tabel (L hitung = 0,103, L tabel = 0,2) dan uji homogenitas X 2 hitung < X 2 tabel (X 2 hitung = 2,43331242, X 2 tabel = 11,1 ) menunjukkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji anava satu arah. Hasil analisis uji anava satu arah (anava one way) menunjukkan adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran baja ST 60 hasil pembubutan yang ditandai dengan nilai F hitung >F tabel (F hitung = 48.24059 sedangkan F tabel = 3,68). Jadi hipotesis yang diterima adalah adanya pengaruh debit media pendingin terhadap kekasaran permukaan. Nilai kekasaran terendah adalah 4,6233333 μm yaitu pada pembubutan dengan debit media pendingin 60 ml/detik. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu pengaruh debit media pendingin dan media pendingin terhadap nilai kekasaran dengan menggunakan mesin bubut konvensional. Selain itu juga dapat dilakukan penelitian tentang pengaruh debit media pendingin dan variasi gerak pemakanan terhadap kekasaran baja dan paduan lain dengan menggunakan mesin bubut CNC. 8

DAFTAR PUSTAKA Abdul Rauf, Fentje. 2012. Analisa dan Karakteristik Metalurgi Umur Pahat dari Dua Jenis Material, (Online), (http://elib.unikom.ac.id), diakses 17 Mei 2014. Amanto, H., Daryanto. 2006. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara. Antika. 2011. Jenis-jenis Bahan Bubutan (Pengetahuan Bahan 2), (Online), (http://an-tika.blogspot.com), diakses 3 Mei 2014. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cahyo, Alfian Dwi. 2013. Penentuan Critical Depth of Cut dan Critical Feed Eate pada Proses Pembubutan Orthogonal Aluminium 6061. Jurnal Konsentrasi Teknik Produksi, (Online), (http://www.google.com), diakses 3 Mei 2014. Frmana, Nana.2012. Pengertian dan Gambar Mesin Bubut, (Online), (http://nanafrmana.blogspot.com), diakses 4 Maret 2014. Haniah, Nisrina. 2011. Uji Normalitas dengan Metode Liliefors, (Online), (http://nisrinahaniah.blogspot.com), diakses 3 November 2014. Irawan, Yudi Surya. 2012. Aluminium dan Paduannya, (Online), (http://www.matrudian.files.wordpress.com), diakses 5 Mei 2014. Jayapura, Abepura. 2012. Material Pahat, (Online), (http://abunassugi.blogspot.com), diakses 17 Mei 2014. Nurhadiyanto, Didik. 2010. Pengaruh Kekentalan Pendingin terhadap Keausan pada Pahat Bermata Potong Ganda. Jurnal penelitian Saintek (Online), 15 (2): 68 83 (http://www.journal.uny.ac.id), diakses 17 Mei 2014. Pancarana, IDM. 2013. Pengaruh Jenis Media pendingin dan Parameter Pemotongan terhadap Kekasaran Permukaan dan Gaya Dorong. Momentum, (Online), 3 (3): 125-129, (http://www.p3m.pnb.ac.id), diakses 10 April 2014. 9

Prasetya, Tri Adi. 2010. Pengaruh Gerak Pemakanan dan Media Pendingin terhadap Kekasaran permukaan Logam Hasil Pembubutan pada Material Baja HQ 760, (Online), (http://eprints.uns.ac.id), diakses 10 April 2014. Rahdiyanta, Dwi. 2010. Media pendingin untuk Proses Permesinan, (Online), (http://staff.uny.ac.id), diakses 10 April 2014. Sato, GT., Hartanto, S. 2008. Menggambar Mesin menurut Standar ISO. Jakarta: Pradnya Paramita. Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. ------. 2011. Chemical composition, Mechanical, Physical and Enviromental Properties of ST 60, (Online), (http://www.steelgrades.com), diakses 28 Agustus 2014. ------. 2011. DIN 17100 ST 60, DIN 17100 ST 60 Steel Plate, DIN 17100 ST Steel Suppliers, (Online), (http://www.ice-steels.com), diakses 28 Agustus 2014. 10