BAB I PENDAHULUAN. manajemen atau penyedia laporan keuangan dengan meningkatkan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA MENGGUNAKAN OPERASI YANG DIHENTIKAN TERHADAP CORE EARNINGS PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dimungkiri pondasi ekonomi di negara-negara tersebut memang

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

MANAJEMEN LABA DENGAN CLASSIFICATION SHIFTING: PENGUJIAN LABA USAHA DAN POS LUAR BIASA (STUDI EMPIRIS DI NEGARA-NEGARA ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

Oleh: Soliyah Wulandari (Universitas Gadjah Mada) Indra Wijaya Kusuma (Universitas Gadjah Mada) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

BAB I PENDAHULUAN. distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. tambahan modal bagi perusahaan yang telah berada pada tahapan start up, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. modal bagi perusahaan yang berada pada tahapan start up, karena pada tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menemukan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN. Isu perubahan standar akuntansi dari semula rule based (local GAAP)

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan tersebut. Tujuan dari berdirinya suatu perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk mengambil

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dibanding para pesaingnya dalam

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan go public memiliki tujuan untuk menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk pihak intern dan ekstern perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) antara Pemegang Saham Pengendali

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN. pada aktiva keuangan yang sifatnya financial asset atau real asset

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang berkembang saat ini dapat memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, setiap orang memiliki tuntutan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan yang sangat besar apalagi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2013)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu aset yang memiliki nilai yang cukup UKDW

Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajmen Laba

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen laba atau earnings management adalah penyajian yang tidak tepat atas proforma ekonomis pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen atau penyedia laporan keuangan dengan meningkatkan atau menurunkan laba atau earnings yang dilaporkan. Manajemen laba merupakan salah satu fenomena yang tidak asing lagi didalam dunia akuntansi. Istilah manajemen laba ini muncul disebabkan karena konsekuensi langsung dari upayaupaya manajer atau penyedia laporan keuangan untuk memanipulasi informasi akuntansi khususnya laba. Manipulasi laba ini bertujuan untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan karena ada motivasi atau tekanan yang muncul di sisi penyedia laporan keuangan untuk memanipulasi laporan keuangan. Manajemen laba akan menimbulkan intepretasi yang salah dari para pengguna laporan keuangan, sehingga akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah dari pengguna laporan keuangan. Sebagai contoh seorang investor akan salah mengambil keputusan dalam melakukan investasi pada suatu entitas dimana entitas itu melakukan manajemen laba. Ekspektasi dan prediksi akan keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut akan berbeda dari keuntungan aktual dari aktivitas investasi tersebut. Menurut (National Commission on Fraudelent Financial Reporting, 1987 dalam Wahyudin 2003) manajemen laba merupakan tindakan yang dapat menyesatkan pemakai laporan 1

keuangan dengan menyajikan informasi tidak akurat dan bahkan kadang merupakan penyebab terjadinya tindakan illegal, seperti penggunaan metodemetode akuntansi yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Manajemen laba memang berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau earnings, hal ini disebabkan karena laba yang diperoleh suatu entitas sering dijadikan tolak ukur dari para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan sering menjadikan laba atau earnings menjadi indikator keberhasilan dan kesuksesan dari sebuah entitas. Karena hal itulah setiap entitas berkeinginan untuk melaporkan tingkat laba yang lebih tinggi. Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau penyedia laporan keuangan, karena terdapat motivasi yang diharapkan dari tindakan tersebut. Gumanti (2000) mengatakan bahwa manajemen laba merupakan salah satu topik yang menarik untuk diteliti dan dibahas. Karena dengan meneliti manajemen laba dapat diperoleh gambaran akan perilaku para manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya selama periode tertentu dengan adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur laba atau data keuangan lain yang dilaporkan. Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi tetapi juga dapat dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena memang diperkenankan menurut standar dan peraturan yang berlaku. Manajemen laba dapat dilakukan dengan berbagai metode tergantung pilihan penyedia laporan keuangan dalam memperoleh hasil yang mereka inginkan. Manajemen laba umumnya dikelompokkan menjadi 2 bagian besar 2

yaitu manajemen laba yang melanggar peraturan akuntansi yang berlaku dan manajemen laba yang tidak melanggar peraturan akuntansi yang berlaku dan. Menghilangkan beban, penjualan fiktif dan mengakui beban sebagai aset merupakan salah satu manajemen laba yang melanggar peraturan akuntansi yang berlaku. Sedangkan manajemen laba yang tidak melanggar peraturan yang berlaku contohnya adalah pemilihan metode, pengubahan unsur estimasi dan lain-lain. Sementara Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) menyatakan bahwa manajemen laba dapat dilakukan menggunakan tiga metode yaitu melalui accrual management, real activity manipulation, dan classification shifiting. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai penggunaan manajemen laba melalui classification shifting. Classification shifting berpengaruh pada pelaporan pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam laporan keuangan tetapi tidak seperti pada 2 metode yang lain seperti accrual management dan real activity manipulation, classification shifting tidak merubah nilai dari net income. McVay (2006) membahas dua alasan mengapa classification shifting merupakan metode manajemen laba yang mempunyai biaya yang relatif rendah. Hal ini terjadi karena tidak seperti accrual management atau real activity manipulation, penggunaan classification shifting tidak akan menghasilkan settling-up (penyelesaian) dimasa yang akan datang sebagai akibat dari manajemen laba dimasa yang lalu, apabila manajer ingin meningkatkan pendapatan melalui accrual management, pada suatu saat akrual ini harus dibalik menggunakan jurnal pembalik. Penggunaan jurnal pembalik ini akan mengurangi pendapatan dimasa yang akan datang dan apabila manajer ingin meningkatkan earnings menggunakan dengan menggunakan metode real activity 3

manipulation, seperti mengurangi beban penelitian dan pengembangan, maka hal ini akan membuat pendapatan yang dihasilkan melalui proyek dan pendapatan dimasa yang akan datang menjadi lebih kecil. Tidak seperti classification shifting yang hanya melibatkan laporan recurring expense yang sederhana pada nonrecurring expense dalam income statement, dan tidak mempunyai implikasi terhadap pendapatan dimasa yang akan datang. Yang kedua, karena classification shifting tidak merubah laba bersih, sehingga ada indikasi bahwa auditor dan regulator tidak akan meneliti dengan cermat mengenai kemungkinan terjadinya classification shifiting. Manajemen laba telah menjadi topik yang menarik, Dechow et al (1995), Payne dan Rob (2000) melakukan penelitian mengenai manajemen laba dan menemukan bahwa manajemen laba dapat dilakukan melalui accruals management. Dechow dan Sloan (1991), Bushee (1998), dan Roychowdhury (2006) menyatakan manajemen laba dapat dilakukan menggunakan metode real activity manipulation. Sedangkan penelitian manajemen laba menggunakan metode classification shifting melalui extraordinary item dilakukan oleh Ronen dan Sadan (1975), dan Barnea et al. (1976). McVay (2006) dan Fan et al. (2010) melakukan penelitian classification shifting melalui special item. Sedangkan penelitian classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan dilakukan oleh Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) yang berjudul Earnings Management Using Discontinued Operations. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Ada dua alasan mengapa manajemen laba menggunakan classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan 4

merupakan topik yang menarik. Yang pertama penggunaan metode classification shifting melalui operasi yang dihentikan ini menguntungkan daripada penggunaan classification shifting melalui special item bagi para manajer. Karena pengalokasian beban ke dalam akun operasi yang dihentikan dapat meningkatkan operating income, income from continuing operation dan core earnigs. Kenaikan ketiga akun tersebut juga akan mempengaruhi penilaian harga saham dibanding dengan core earnings itu sendiri. Kedua, karena berdasarkan SFAS No. 144 operasi yang dihentikan pun tidak diwajibkan untuk diungkapkan dengan jelas dalam laporan keuangan. Di Indonesia sendiri peraturan yang mengatur mengenai operasi yang dihentikan yaitu PSAK No.58 Asset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi Yang Dihentikan mengalami revisi dan mulai diberlakukan efektif pada tanggal 1 Januari 2011 sehingga laporan keuangan yang diterbitkan pada tahun 2011 telah terdapat pengungkapan operasi yang dihentikan jika akun tersebut muncul dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini berarti laporan keuangan sebelum tahun 2011, belum ada peraturan dan standar yang mengatur mengenai pengungkapan operasi yang dihentikan ini dengan jelas sehingga banyak dari para investor dan regulator tidak mencermati dengan baik mengenai item operasi yang dihentikan ini. Hal tersebut memungkinkan para manajer dan pembuat laporan keuangan memiliki celah untuk menggunakan operasi yang dihentikan ini sebagai sarana dalam mengatur laba menggunakan metode classification shifting. Selain itu penggunaan classification shifting melalui operasi yang dihentikan akan dapat mengubah besarnya laba sebelum pajak dari perusahaan. Karena operasi yang dihentikan merupakan item below line 5

sehingga dapat digunakan oleh manajer untuk mengalihkan keuntungan pada akun operasi yang dihentikan sehingga penghasilan yang kena pajak menjadi kecil dari yang seharusnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Barua, Lin dan Sbaraglia (2010). Metodologi yang digunakan serupa dengan McVay (2006) yang menggolongkan core earnings menjadi expected dan unexpected. Peneliti menggunakan core earnings ini untuk menguji apakah ada tindakan yang dilakukan oleh para manajer untuk melakukan manajemen laba. Seperti yang kita ketahui didalam laporan laba rugi terdapat 2 komponen yaitu recurring dan non-recurring items, dengan penelitian ini juga sekaligus menyediakan bukti bahwa recurring income yang tercermin dari subtotal pada laporan laba dan rugi lebih menarik perhatian investor daripada bottom line dari laporan laba rugi yang mengandung nilai dari non-recurring income. Apabila para investor lebih cenderung memperhatikan dan menilai jumlah nilai yang dihasilkan oleh recurring income lebih tinggi daripada nonrecurring income maka manajer mempunyai incentive atau alasan untuk salah mengklasifikasikan secara sengaja beban operasi menjadi non-recurring expenses untuk menaikan nilai dari recurring income subtotal. Core earning menjadi salah satu alat penelitian yang baik karena dari penelitian terdahulu (Lippe, 1986; Elliot dan Hanna, 1996; Burgstahler et al, 2002; Bradshaw dan Sloan, 2002) telah menunjukan bahwa analis dan investor lebih memperhatikan core earnings dari pada subtotal laba non operasi. Hal ini disebabkan karena core earnings tidak mengandung akun-akun yang tidak biasa (irregular items) yang 6

bersifat tidak berulang dan diharapkan tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang. Dalam PSAK No.58 (Revisi 2010) mewajibkan entitas untuk mengungkapkan dengan jelas mengenai pengungkapan item operasi yang dihentikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Menurut Berita Resmi Statistik No.13/02/Th.XV, 6 Februari 2012 dari Badan Pusat Statistik, produk domestik bruto di Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan yang signifikan terjadi pada sektor ekonomi. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi dalam berinvestasi. Banyak dari perusahaan-perusahaan multinasional yang akan menanamkan modalnya di Indonesia sehingga akan banyak dari perusahaan-perusahaan yang akan melakukan merger. Dengan adanya merger antara perusahaan multinasional dengan perusahaan dalam negeri akan berdampak pada kemungkinan munculnya akun operasi yang dihentikan pada laporan keuangan. Kemungkinan ini yang akan dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam melakukan classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Selain itu setiap manajer berupaya agar untuk membuat laporan keuanganya terlihat baik dimata investor dengan harapan investor ingin menanamkan modal mereka pada perusahaan tersebut. Hal itu yang membuat manajer dari perusahaan berusaha untuk membuat core earnings mereka agar tidak sampai negatif dan melampaui core earnings tahun sebelumnya sehingga dapat diindikasikan manajer melakukan manajemen laba untuk meningkatkan core earnings mereka. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk 7

meningkatkan core earnings adalah dengan menggunakan classification shifting ini. Tentunya manajer di Indonesia dapat menggunakan classification shifting sebagai metode manajemen laba dibandingkan dengan metode manajemen laba yang lain. Hal ini dikarenakan classification shifting mudah untuk dilakukan disebabkan metode manajemen laba ini tidak merubah dari net income perusahaan. Sehingga ada kecenderungan auditor kurang memperuhatikan hal metode classification shifting ini. Hanya dengan mengklasifikasikan beban operasi kedalam beban yang ditimbulkan dari operasi yang dihentikan makan core earnings perusahaan dapat meningkat. Berdasarkan gambaran dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan riset terhadap manajemen laba menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan dengan memilih topik ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA MENGGUNAKAN OPERASI YANG DIHENTIKAN TERHADAP CORE EARNINGS PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2002-2011 Dari penelitian tersebut, penulis berharap dapat mengetahui kemungkinan para manajer dalam melakukan praktek manajemen laba menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Penulis juga berharap akan dapat mengetahui apakah penggunaan manajemen laba melalui classification shifting menggunakan operasi yang dihentikan akan dapat mengubah dan mempengaruhi core earnings sehingga apabila ditemukan kemungkinan tersebut penulis dapat memberi masukan bagi para investor untuk lebih meneliti dengan cermat apabila ada muncul akun operasi yang dihentikan dalam laporan keuangan. 8

I.2. Ruang Lingkup Penelitian Menurut Barua, Lin, dan Sbaraglia (2010) ada tiga jenis manajemen laba yaitu: 1. Accrual Management 2. Real Activity Manipulation 3. Classification Shifting Manajemen laba yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah manajemen laba melalui classification shifting, yaitu pengklasifikasian salah secara sengaja atas suatu item dalam laporan keuangan. Classification shifting yang akan dibahas yakni berupa classification shifting melalui akun operasi yang dihentikan. Mengingat banyak dan luas efek serta dampak yang akan dihasilkan dalam manajemen laba maka penulis hanya akan membatasi masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh manajemen laba terhadap core earnings dari perusahaan. I.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui apakah penggunaan classification shifting melalui operasi yang dihentikan sering dilakukan oleh para manajer. 2. Mengetahui pengaruh classification shifting terhadap core earnings. 9

3. Mengetahui apakah penggunaan classification shifting melalui operasi yang dihentikan ini digunakan oleh para manajer untuk mencapai atau melampaui tolak ukur tertentu. I.3.2 Manfaat Penelitian I.3.2.1 Bagi Literatur Manfaat penelitian ini bagi literatur adalah menyajikan bukti bahwa penggunaan classification shifting melalui operasi yang dihentikan dapat digunakan oleh para manajer untuk mengatur laba. I.3.2.2 Bagi Pihak Investor Memberikan masukan kepada investor agar mereka mencermati dengan baik item operasi yang dihentikan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan agar dapat menilai kemungkinan terjadinya manajemen laba menggunakan operasi yang dihentikan, sehingga meningkatkan kepercayaan terhadap informasi dalam laporan keuangan yang diaudit oleh auditor. I.3.2.3 Bagi Pihak Regulator Penelitian ini memberi masukan kepada regulator agar memperhatikan kemungkinan penggunaan item operasi yang dihentikan sebagai sarana dalam memanipulasi laba, serta memberi masukan kepada regulator untuk membuat peraturan yang lebih memperhatikan pengungkapan item operasi yang dihentikan ini. 10

I.4 Ringkasan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis apakah terjadi kemungkinan manajemen laba menggunakan classification shifting melalui operasi yang dihentikan. Adapun karakteristik riset ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis riset adalah riset kuantitatif (saintifik). 2. Pengujian hipotesis menggunakan riset deskriptif. 3. Dimensi waktu riset adalah panel data karena riset ini berhubungan dengan jumlah sampel yang banyak dan melibatkan urutan waktu. 4. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa: - Laporan keuangan perusahaan periode 2002-2011 - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (PSAK 58). - Data literatur pendukung studi pustaka lainnya yang diperoleh dari internet, koran dan media massa lainnya. 5. Penelitian ini merupakan studi statistik dengan riset yang kurang mendalam akan tetapi tingkat generalisasinya tinggi. 6. Teknik-teknik yang digunakan dalam memperoleh data yang relevan yaitu metode tidak langsung melalui database keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI). I.5 Sistematika Pembahasan Penelitian ini akan terbagi menjadi 5 bab yang akan membahas secara sistematis pengaruh manajemen laba menggunakan classification shifting melalui 11

operasi yang diberhentikan terhadap core earnings dari perusahaan yang akan dinilai melalui expected dan unexpected earnings. Sistematika pembahasan penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini yang akan dibahas adalah latar belakang penelitian, pemilihan judul skripsi, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam bab ini akan diuraikan landasan teori mengenai konsep dan pengertian manajemen laba, teknik-teknik manajemen laba, motivasi manajemen laba, model pendeteksian manajemen laba, pengertian dan konsep dari operasi yang dihentikan, tinjauan penelitian terdahulu, dan pengembangan hipotesis BAB III : OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menguraikan objek data penelitian, penentuan jumlah sampel, teknik pengumpulan sampel, penentuan jumlah sampel serta metode analisis data. BAB IV : HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan kerangka pemikiran dasar penelitian, gambaran umum objek penelitian, analisis hasil penelitian, pembahasan hasil pengujian hipotesis serta temuan-temuan lainnya. 12

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan berisi tentang ringkasan dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran dan keterbatasan penelitian serta masukan bagi penelitian selanjutnya. 13