BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan. meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematika membuat siswa

Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika P:ISSN : Volume 00, No. 2, Oktober 2016, pp

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia, dengan mempelajari matematika siswa lebih

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Ilmu yang memiliki pengaruh yang besar untuk memacu

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan. lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya. maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. paling kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya 1.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB I PENDAHULUAN. matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang. pendidikan mulai dari SD hingga SLTA ataupun SMK.

BAB I PENDAHULUAN. maupun perubahan sikap atau nilai (afektif). Slameto mendefinisikan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapat akan semakin dibutuhkan. Adanya kemampuan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING

BAB I PENDAHULUAN. prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. matematika. Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi yang dewasa ini semakin berkembang tidak

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencetak Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan. Dalam dunia matematika juga terdapat kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. tidak dapat di lakukan secara rutin saja. 1. mungkin merupakan masalah seseorang pada saat yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan akan dapat dicapai dengan. mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir

belajar matematika karena penalaran matematika sebagai kompetensi dasar matematika. Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlalu cerdas, seolah memimpikan anak-anak menjadi robot. sempurna. Kurikulum ini tidak menyisakan waktu bagi anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. terwujud apabila strategi-strategi belajar yang digunakan mampu menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif, didefenisikan ke unsur-unsur yang didefenisikan, ke aksioma atau postulat dan

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika. mengembangkan kemampuannya dalam setiap materi pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan ke

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf optimal.

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. 1. memiliki bahasa tersendiri dan cara berkomunikasi juga berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika. Fadjar Shadiq menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemahiran yang diharapkan dalam pembelajaran matematika satu diantaranya adalah kemahiran memecahkan masalah yang merupakan kompetensi strategik yang ditujukan untuk siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. 1 Kegiatan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemahiran pemecahan masalah matematis membuat siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam berpikir. Berpikir termasuk aktivitas kognitif tingkat tinggi yang bermanfaat bagi siswa untuk dapat membandingkan atau membedakan sesuatu, merumuskan dan menyelesaikan suatu permasalah, dapat mengeluarkan ide-ide, serta mampu membuat keputusan dalam suatu masalah. 2 Hal ini sesuai dengan pendapat Leeuw yang dikutip oleh Sudjimat yang menyatakan bahwa belajar pemecahan masalah pada hakekatnya adalah belajar berpikir ( learning to think) atau belajar bernalar ( learning to reason), yaitu berpikir atau bernalar mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai. 3 1 Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), Model Penilaian Kelas, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h. 59 2 Noraini Idris, Pedagogi dalam Pendidikan Matematik, (Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors Sdn Bhd, 2005), h. 138 3 Sudjimat, D.A., Pembelajaran pemecahan Masalah: Tinjauan singkat Berdasarkan teori Kognitif. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, (Malang: IKIP Malang, 1995), h. 28 1

2 Proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk memecahkan masalah selain dapat meningkatkan keterampilan intelektual, kemampuan tersebut juga dapat digunakan siswa ketika menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Risnawati mengutip pendapat Cooney menyatakan bahwa mengajarkan penyelesaian masalah kepada siswa, memungkinkan siswa itu lebih analitik dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. 4 Setiap orang pasti dan akan selalu dihadapkan dengan suatu masalah, oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran guru juga diharapkan selalu membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan masalah. Gagne yang dikutip Muhammad Yaumi berpendapat bahwa, The central point of education is to teach people to think, to use their rational power, to become better problem solver. Disini, penyelesai masalah ( problem solver) yaitu siswa merupakan tujuan dalam pelaksanaan pendidikan. Pendidikan seharusnya dapat menciptakan siswa-siswa yang memiliki kemampuan berpikir rasional dan mampu menggunakan daya nalar dalam menghadapi kehidupan. Integrasi penyelesaian masalah dalam pembelajaran merupakan solusi cerdik dalam mengembangkan kecerdasan dan kemampuan peserta didik. 5 Memberikan persoalan yang bersifat pemecahan masalah kepada siswa dapat membuat siswa berlatih mengitegrasikan konsep-konsep, teorema, dan keterampilan yang telah mereka pelajari. Hudojo mengatakan bahwa mengajarkan pemecahan masalah penting bagi para siswa untuk berlatih memproses data atau informasi. 6 Gagne yang membagi kegiatan belajar menjadi delapan aspek dan satu diantaranya adalah kegiatan 4 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h.110 5 Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence, (Jakarta: Dian Rakyat, 2012), h. 82 6 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005), h. 126

3 pemecahan masalah menjelaskan bahwa tipe ini berhubungan dengan peserta didik menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga pada akhirnya peserta didik memiliki kecakapan dan keterampilan baru dalam pemecahan masalah. 7 Kurikulum matematika sekolah yang memiliki tujuan agar siswa mampu menghadapi perubahan-perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat, mengharuskan guru untuk memberikan pembekalan yang maksimal terhadap siswa, dalam pelaksanaannya di sekolah pembekalan tidaklah cukup hanya dengan kegiatan pembelajaran yang bersifat hapalan, latihan pengerjaan soal yang rutin, serta proses pembelajaran biasa. Oleh sebab itu wajarlah jika pemecahan masalah matematis merupakan bagian yang sangat penting, bahkan paling penting dalam belajar matematika. Siswa diharuskan mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan soal-soal matematika, sebagai sarana baginya untuk mengasah penalaran yang cermat, logis, kritis, analitis, dan kreatif. 8 Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang rendah. Berdasarkan observasi di sekolah dan didukung dengan pernyataan dari guru bidang studi matematika MTs Negeri Naumbai yaitu Ibu Dra. Nopriati, diketahui bahwa 7 Agus Suprijono, Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.10 8 Djamilah Bondan Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana Mengembangkannya, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, tersedia dalam: www.google.com/p25- Djamilah Bondan Widjajanti.pdf, didownload pada tanggal 7 Maret 2013

4 siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang digolongkan masalah. Jika guru memberikan soal yang berbentuk pemecahan masalah kepada siswa, sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan soal tersebut, siswa terlihat kebingungan dalam memahami soal. Kegiatan belajar bersifat kelompok juga telah sering diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajarnya, namun kendalanya adalah ketika siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang, anggota yang berperan aktif menyelesaikan tugas kelompok hanyalah siswa yang memiliki kemampuan lebih dari anggota kelompok yang lain. Hal ini menyebabkan usaha tersebut belum memberikan kemajuan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Adapun gejala-gejala yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis diantaranya: 1. Sebagian besar siswa tidak bisa mengerjakan soal yang berbeda dari contoh soal yang diberikan guru. 2. Sebagian besar siswa tidak bisa memahami soal yang berbentuk soal cerita dengan baik. 3. Sebagian besar siswa tidak bisa menyelesaikan soal-soal aplikasi atau soal-soal pemecahan masalah. 4. Siswa menjawab soal tanpa menggunakan langkah-langkah umum pemecahan masalah Berdasarkan gejala-gejala tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan dan pembaharuan dalam kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran yang biasanya

5 lebih memfokuskan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang bersifat rutin harus dikembangkan lagi sehingga siswa juga memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah matematis yang bersifat kompleks. Selain itu, salah satu alternatif perbaikan pada model pembelajaran yang sesuai dengan gejala-gejala tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan digabungkan dengan menggunakan pendekatan Heuristik. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu aktivitas pembelajaran yang dapat memberikan siswa kesempatan untuk saling berbagi pemikiran serta solusi dalam memecahkan suatu masalah. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa serta memberikan lebih banyak kesempatan kontribusi pada masing-masing anggota kelompok, 9 hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini hanya beranggotakan dua orang siswa. Selain itu Wina Sanjaya mengemukakan bahwa Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan. 10 Pendapat ini juga dikemukakan oleh Noraini Idris yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu kaedah yang sangat berkesan dalam perkembangan kemahiran berpikir. Dalam kaedah ini siswa yang 9 Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2008), h. 57 10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana), h. 242

6 dikumpulkan dalam tim, berkongsi pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan suatu masalah atau untuk memahami sesuatu. 11 Melalui penggabungan antara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik ini diharapkan dapat membuat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa meningkat secara signifikan. Pendekatan Heuristik merupakan suatu pendekatan yang tujuannya adalah untuk mengajarkan keterampilan pemecahan masalah tertentu, yang dapat digunakan siswa ketika mereka mengatasi masalah tertentu. 12 Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Pendekatan Heuristik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa MTs Negeri Naumbai Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. B. Penegasan Istilah Kajian ini berkenaan dengan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan yang melibatkan suatu proses mengaplikasikan pengetahuan atau kemahiran untuk mencapai suatu penyelesaian, dimana melibatkan 11 Noraini Idris, Op.Cit., h. 171 12 Daniel Muijs dan David Reynolds, Effective Teaching; Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 187

7 penentuan tujuan dan pemahaman masalah, merancang strategi penyelesaian, melaksanakan strategi penyelesaian yang sesuai, dan mengevaluasi kembali. 13 2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. 14 3. Pendekatan Heuristik Pendekatan Heuristik merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan mengatasi masalah, yang dapat digunakan siswa ketika mereka harus mengatasi masalah. Banyak penelitian tentang paradigma ini yang dilakukan dalam kaitannya dengan penyelesaian masalah yang terkait dengan kata-kata. 15 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan maka dapat diidentifikasi masalah yakni sebagai berikut : a. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah b. Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik. 2010), h. 81 13 Noraini Idris, Op.Cit., h. 141 14 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, (Jakarta: Kencana, 15 Daniel Muijs dan David Reynolds, Loc.Cit.,

8 2. Batasan Masalah Agar lebih terarahnya apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah dengan memfokuskan penelitian pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa MTs Negeri Naumbai tahun ajaran 2013/2014 pada semester genap dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik sebagai alternatif penyelesaian. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional?. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meneliti ada atau tidak perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik dengan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.

9 2. Manfaat Penelitian Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut : a. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman dan pemahaman mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dengan salah satu pendekatan pemecahan masalah yaitu Heuristik, serta mengetahui model pembelajaran yang baik dan menyenangkan dan pendekatan yang dapat dilaksanakan dalam menyelesaikan persoalan yang bersifat pemecahan masalah. b. Bagi Guru Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan menggunakan dan memilih model pembelajaran atau strategi pembelajaran yang sesuai, bervariasi dan efektive, serta mampu memilih pendekatan yang bermanfaat yang dikhususkan untuk pemecahan masalah. Dapat mengetahui model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat dikurangi. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dalam memilih model dan strategi

10 pembelajaran, agar tercapainya peningkatan kualitas proses kegiatan pembelajaran di sekolah, yang difokuskan pada kemampuan pemecahan masalah matematis. d. Bagi Peserta Didik Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan pendekatan Heuristik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis, dan dengan model pembelajaran disertai pendekatan ini diharapkan mampu memberikan keterampilan pemecahan masalah matematis dan membelajarkan langkah-langkah dalam pemecahan masalah bagi para siswa serta memberikan pembelajaran yang menyenangkan.