I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek pokok bagi kehidupan suatu bangsa. Kondisi bangsa di masa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

I. PENDAHULUAN. formal (Mudyahardjo, 2006:6). Hal ini senada dengan yang diungkapkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DAN ROUND TABLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

MIFTAHUDIN NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek pokok bagi kehidupan suatu bangsa. Kondisi bangsa di masa datang, sangat dipengaruhi oleh paradigma berpikir masyarakatnya yang terbentuk melalui suatu proses pendidikan. Proses pendidikan yang terarah akan membawa bangsa ini menuju peradaban yang lebih baik. Sebaliknya proses pendidikan yang tidak terarah, hanya akan menyita waktu, tenaga, serta dana tanpa ada hasil. Dengan demikian sistem pendidikan sebagai implementasi pendidikan nasional sangat menentukan maju mundurnya bangsa ini. Pendidikan nasional telah diatur dan didefinisikan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) nomor 20 tahun 2003. Dalam UU tersebut pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pendidikan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Karim, 2011:3). Hingga saat ini tujuan Pendidikan Nasional pada kenyataannya belum sepenuhnya tercapai. Hal tersebut dapat ditunjukan dari nilai rerata hasil belajar peserta didik yang belum mencapai standar. Hasil tersebut disinyalir merupakan akibat dari pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar) (Trianto, 2009:5).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia masih kurang, sehingga peningkatan mutu pembelajaran harus selalu diupayakan. Salah satunya adalah kecakapan hidup (life skills) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Berpikir adalah salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki oleh setiap manusia, sehingga siswa yang memiliki kecakapan hidup berani menghadapi problema kehidupan dan mampu memecahkannya (Tim BBE, 2002:2). Biologi sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang mengajarkan kecakapan hidup siswa, terutama kecakapan berpikir rasional. Biologi tidak hanya membutuhkan kemampuan menghafal,tetapi juga membutuhkan kecakapan berpikir rasional, sehingga siswa mampu menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasisuatuinformasi data atau argumen. Seseorang yang memahami biologi akan bersikap dan bertindak berbeda dalam menghadapi suatu permasalahan dalam kehidupan (Anonim a), 2011:2). Kecakapan berpikir rasional yaitu kecakapan menggali dan menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan serta kecakapan memecahkan permasalahan secara kreatif (Anwar, 2006:29).Kecakapan berpikir rasional diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari. Pada kenyataannya kita memang sejak kecil berhadapan dan berinteraksi dengan hal-hal yang tidak rasional, namun demikian kita tetap dapat hidup dengan keyakinan-keyakinan yang tidak rasional tersebut. Dampak dari keyakinan dan perilaku yang tidakrasional tersebut adalah bahwa perilaku kita tidak efektif dalam mengerjakan dan menyelesaikan masalah yang kita hadapi (Anonima), 2010:1).

Hasil observasi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung didapatkan bahwa dalam pembelajaran biologi, guru masihkurangmengembangkan kecakapanberpikir rasionalsiswa.hal tersebutterjadi karena dalampembelajarannyaguru selalumenggunakanmetodeceramahdandiskusi, guru tidak mengajaksiswaberlatihuntukmenganalisis, mensintesis, mengevaluasisuatuinformasi data atau argumen, sehingga kecakapanberpikirrasionalmerekarendah.selama ini proses pembelajaran biologi hanya sebatas menghafal,sehingga kemampuan yang dimiliki oleh siswa masih kurang.rendahnya kecakapanberpikirrasionalsiswa memberi dampak terhadap penguasaan konsep siswa. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas X IPA SMA Gajah Mada Bandar Lampung untuk materi pokok ekosistem yakni baru mencapai 56,5 dengan ketuntasan 55%, belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)yang ditentukan oleh sekolah padamatapelajaranbiologi materi pokok ekosistem yaitu 68. Ketidaktuntasanbelajar siswa terjadikarenametodepembelajaran yang digunakan guru belumtepatdenganmateri yang diajarkan.sebagianbesarsiswamengalamikesulitandalambelajarbiologi, kondisisepertiinimenyebabkansiswakebanyakandiam (pasif), kurangaktifdalambertanyamaupundalammenjawabpertanyaandalam proses belajarmengajar. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan belajar yaitu dengan cara pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari secara utuh dan benar (Mulyasa, 2008:222).

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kecakapan berpikir rasional siswa dan juga dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar.salah satu model pembelajaranyang dapat membangkitkan aktivitas, semangat belajar dan kecakapan berpikir rasional siswayaitu model Think-Pair-Share (TPS).TPS adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang pada pelaksanaannya mengutamakan siswa dalam berbuat untuk menemukan sendiri konsep-konsep materi dalam pembelajaran dengan jalan berpikir (Think), berpasangan (Pair), dan mengemukakan pendapat (Share) (Ibrahim dkk, 2000:26). Siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS ini belajar dengan cara berpasangan sehingga siswa memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dengan temannya (pasangannya). Cara tersebut dapat mendorong siswa untuk menganalisis dan mengevaluasisuatuinformasi data atau argumen, sehingga kecakapanberpikirrasionalnya akan meningkat, karena mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan pasangannya. Siswa diharapkan dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat membangkitkan aktivitas, semangat belajar, dan kecakapan berpikir rasional siswa. Tahapan pelaksanaan TPS efektif dalam membatasi aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran dan pada akhirnya TPS akan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara terstruktur dalam diskusi, serta memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri ataupun dengan orang lain melalui keterampilan berkomunikasi. Hasil penelitian Pramudiyanti (dalam Wulandari, 2011:5) menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ariansyah (2009:37) bahwa pembelajaran TPS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Reproduksi

Manusia.Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wulandari (2011:48) bahwa model TPS dapat meningkatkan penguasaan konsep dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap peningkatan kecakapan berpikir rasional siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan kecakapan berpikir rasional siswa pada materi pokok ekosistem kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui peningkatan kecakapan berpikir rasional siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi pokok ekosistem di kelas X SMAGajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPSpada materi pokok ekosistem kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. D. Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Siswa yaitu untuk menciptakan suasana baru yang dapat meningkatkan kecakapan berpikir rasionalsiswa. 2. Guru yaitu sebagai sumbangan pemikiran dan alternatif pembelajaran dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa. 3. Peneliti yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sebagai calon guru tentang penggunaan model pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam meningkatkan kecakapan berpikir rasional siswa. 4. Sekolah yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi disekolah melalui pemilihan model pembelajaran biologi yang tepat. E. Ruang lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu strategi diskusi kooperatif dengan cara memproses informasi dengan mengembangkan cara berpikir dan komunikasi.tps merupakan diskusi berpasangan yang terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama yaitu thinking, pada tahapan ini guru mengajukan pertanyaan atau permasalahan kepada siswa kemudian siswa memikirkan jawabannya secara mandiri. Tahapan yang

kedua yaitu pairing, pada tahapan ini jawaban yang telah dipikirkan secara mandiri disampaikan pada pasangannya masing-masing (teman sebangkunya). Siswa dapat menuangkan idenya, menambahkan gagasan, dan berbagi jawaban dengan pasangannya. Tahapan yang ketiga yaitu sharing, pada tahapan ini guru membimbing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi secara bergantian di depan kelas. 2. Kecakapan berpikir rasional yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) kecakapan menggali informasi, (2) kecakapan mengolah informasi, (3) kecakapan mengambil keputusan, dan (4) kecakapan memecahkan masalah secara kreatif.pengukuran kecakapan berpikir rasional diperoleh dari hasil pretes dan postes pada materi pokok ekosistem. 3. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 2 dan X 4 semester genap di SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. 4. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah Ekosisem dengan kompetensi dasar mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan (KD 4.1). F. Kerangka Pikir Biologi merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan,sehingga siswa harus dapat menguasainya dengan baik.dalam mempelajari biologi tidak hanya membutuhkan kemampuan menghafal, tetapi juga membutuhkan kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasisuatuinformasi data atau argumen, sehingga dapat mengembangkan kecakapan berpikir rasional siswa. Kecakapan berpikir rasional diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari.kecakapan berpikir rasional itu sendiri memiliki empat jenis kecakapan yaitu

kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah secara kreatif. Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan kecakapan berpikir rasional siswa. Kecakapan ini mungkin tidak akan muncul secara maksimal apabila tidak diberikan masalah atau rangsangan terlebih dahulu. Pada proses pembelajaranini guru perlumemberikanmasalah-masalah yang merangsangsiswa agar menjadi lebih aktif, sehinggasiswadapatmengatasipersoalan yang diberikan oleh guru. Agar dapatmencapaitujuantersebutmaka aktivitasbelajarmemegangperananpenting.karenaadanya aktivitasbelajardapatmemperlancar proses pembelajaransehinggapembelajaran yang optimal dapat tercapai. Oleh karena itu, guru harus menggunakan model pembelajaran yang dapat memberikan kondisi yang sesuai dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi yang sesuai sehingga dapat mengembangkan kecakapan berpikir rasional siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share (TPS).TPS dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain, mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi ide dengan pasangannya. Siswa dapat berlatih untuk menggali dan mengolah informasi dari berbagai sumber, berlatih untuk menghargai pendapat orang lain, dan menumbuhkan rasa percaya diri, serta saling membantu. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarantps ini diharapkan dapat meningkatkan kecakapan berpikir rasional siswa, karena siswa dituntut dapat melibatkan diri

secara aktif baik dengan pasangannya maupun dengan seluruh teman di dalam kelas.variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan variabel Y adalah variabel terikat yaitu kecakapan berpikir rasional siswa. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini: X Y Keterangan: X= Model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Y = kecakapan berpikir rasional siswa. Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat G. Hipotesis Penelitian Ho:Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan modelpembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap peningkatan kecakapan berpikir rasional siswa pada materi pokok ekosistem kelas X SMAGajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. H1: Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajarankooperatif tipe TPS terhadap peningkatan kecakapan berpikir rasional siswa pada materi pokok ekosistem kelas X SMAGajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.