KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
OLEH: ARIS SUSANTO (PERTEMUAN I & II)

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pelayanan rujukan medis spesialistik yang mempunyai fungsi utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. isi, akurat, tepat waktu, dan pemenuhan persyaratan aspek hukum. berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

HUBUNGAN PENGETAHUAN CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD SIMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas. PERMENKES RI No

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

TINJAUAN KEAKURATANKODE DIAGNOSIS DAN EXTERNAL CAUSE PADA KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PASIEN RAWAT INAPDI RUMAH SAKIT DR. MOERWARDI PERIODE TAHUN

Malang, Juni Penulis. iii

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS UTAMA TYPHOID FEVER BERDASARKAN ICD-10 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

MAKALAH DESAIN DATA DAN ARSITEKTUR. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR D I N A S K E S E H A T A N PUSKESMAS LENEK

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KLANGENAN. KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KLANGENAN NOMOR : 008/SK-Admen/Klg/III/2016

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS PEKUNCEN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk sebesar 1,49 persen yang siap dilayani oleh 2000 rumah sakit dan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LelimafiSetiyani, Tri Lestari, Putu Suriyasa APIKES Mitra Husada Karanganyar

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II. No.../.../108/SK/... TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG DOKTER KEPADA TENAGA PARAMEDIS

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Hal ini terjadi

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMULANGAN PASIEN. PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

Lembar Pertanyaan. 1. Bagaimana struktur organisasi di Rumah Sakit Atma Jaya? Kasus Kebidanan Bayi Bru Lahir dengan Gangguan?

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv INTISARI... xv ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG NOMOR : TENTANG PENGELOLAAN REKAM MEDIS KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWANG

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

BAB II LANDASAN TEORI. dari input, proses, dan output dimana pada proses terdapat hubungan timbal balik

dr. H.R.Danang Sananto S NIP MENETAPKAN Pertama Keputusan Kepala Puskesmas WONOSOBO I tentang Sasaran- Sasaran Keselamatan Pasien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS FRACTURE FEMUR PADA DOKUMEN REKAM MEDIS PERIODE TAHUN 2012 DI RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

Kata Kunci : Pengodean, Rekam Medis, JKN, Kejelasan dan Kelengkapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS PEUREULAK BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DIAGNOSA KEPERAWATAN AKTUAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

: DIKA BAYU SETIANTO NIM D

BAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja

EDY KURNIAWAN DOSEN PEMBIMBING Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T Dr. Surya Sumpeno, S.T., MS.c

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

DAFTAR ISI PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT... i SKRIPSI... iii

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP WATUMALANG NOMOR :.../.../.../2013 TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

Lampiran I. Panduan Wawancara. NO Uraian Jawaban /Penjelasan

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. [3] jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

SISTEM DAGGER ( ) & SISTEM ASTERISK (*)

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD CIBINONG NOMOR : 445.1/313-RSUD CIBINONG TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II No..../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN DI PUSKESMAS Menimbang : a. Bahwa klasifikasi penyakit adalah salah satu cara meningkatkan akurasi diagnosis menggunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test dan pembuatan kriteria diagnosis; b. Bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a., maka untuk mempermudah proses klasifikasi penyakit, Indonesia menggunakan system informasi kesehatan yang mengacu pada International Statistical Classification of Disease (ICD) yang diklasifikasikan oleh WHO; c Bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud pada huruf b. perlu suatu standarisasi kode klasifikasi diagnose dan terminology yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sambungmacan II; Mengingat : 1. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 50/MENKES/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke Sepuluh; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN

TERMINOLOGI DI PUSKESMAS KESATU : Penetapan mengenai standarisasi kode klasifikasi diagnose dan terminologi yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan lampiran surat keputusan ini; KEDUA : Surat Keputusan tentang Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosa dan Terminology Yang Digunakan di Puskesmas wajib dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja di Puskesmas Sambungmacan II; KETIGA : Segala masalah yang timbul akibat dikeluarkannya Surat Keputusan ini dibebankan pada Puskesmas Sambung macan II dan sumber dana sah lainnya; KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya; Ditetapkan di : Sambungmacan Pada tanggal : Kepala UPTD Puskesmas Sambungmacan II dr. UDAYANTI PROBORINI, M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 Lampiran 1 SK Kepala UPTD Puskesmas Sambungmacan II No..../.../.../SK/... Tentang Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosa dan Terminology Yang Digunakan di Puskesmas

STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN DI PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II I. Pendahuluan Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan palayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen dan riset bidang kesehatan. Pemberian kode ini merupakan kegiatan klsifikasi penyakit dan tindakan yang mengelompokkan penyakit dan tindakan berdasar kriteria tertentu yang telah disepakati. Pemberian kode atas diagnosis klasifikasi penyakit menggunakan ICD-10. International Classification of Diseases ( ICD ) menjadi alat diagnostik standar untuk epidemiologi, manajemen kesehatan dan tujuan klinis. Ini termasuk analisis situasi kesehatan umum kelompok populasi. Hal ini digunakan untuk memonitor insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lainnya. International Classification of Diseases ( ICD ) menjadi alat standar di dunia untuk menangkap data mortalitas dan morbiditas. Ini merupakan kode beragam informasi kesehatan yang digunakan untuk statistik dan epidemiologi, manajemen kesehatan, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi, penelitian, perawatan primer, pencegahan dan pengobatan. ICD membantu untuk memberikan gambaran situasi kesehatan umum negara dan penduduk. Kaidah koding ICD-10 ( International Classification of Diseases ) adalah ketentuan-ketentuan dalam penetapan kode ICD-10. Sedangkan pengertian koding ICD adalah penetapan kode ICD dari suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun pelayanan ke dalam kode numerik dan atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi yang menggunakan kode ICD sebagai dasar penetapan tarif klaimnya. Kegiatan koding ICD ini membutuhkan pengetahuan tentang terminologi medis, diagnosis, prosedur medis, dan bahasa inggris untuk dapat mengalokasikan kode ICD secara akurat. Alat bantu dalam melakukan koding ICD yaitu harus ada Buku ICD-10 Volume 1 dan 3, kamus kedokteran dan kamus bahasa inggris. Dapat juga dibantu melalui website ICD online, kamus online dan juga search engine untuk pencarian informasi yang terkait dalam koding ICD. II. Pedoman Dalam mengode diagnosis pasien, petugas koding menggunakan buku ICD-10 untuk pedoman klasifikasi penyakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke-sepuluh.

III. Tujuan ICD digunakan untuk menterjemahkan diagnosa penyakit dan masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa data. Penetapan kode ICD dari suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun pelayanan ke dalam kode numerik dan atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi yang menggunakan kode ICD sebagai dasar penetapan tarif klaimnya IV. Struktur dasar dan Prinsip Klasifikasi ICD A. Buku pedoman yang disebut International Classificationof Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision (ICD-10) terbitan WHO terdiri dari 3 volume. 1. Volume 1 (Tubular List) berisi tentang hal-hal yang mendukung klasifikasi utama 2. Volume 2 (Instruction Manual) berisi tentang pedoman penggunaan 3. Volume 3 (Alphabetic Index) berisi tentang klasifikasi penyakit yang disusun berdasar indeks abjad atau secara alphabet, terdiri dari 3 seksi yaitu: a. Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam volume 1 b. Seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan membuat istilah dari bab 20 c. Seksi 3 merupakan table obat-obatan dan zat kimia sebagai sambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi kejadiannya Struktur dari volume 3 ini berisikan daftar lead term, modifiers dan perkiraan kode ( yang harus di cross-check dengan volume 1). Perubahan yang nyata dalam ICD-X adalah penggunaan kode abjad, dimulai dengan huruf A, yang disebut dengan Tiga Kategori Karakter. Dimana huruf-huruf berdasarkan abjad diikuti dengan 2 digit angka kode yang kemudian diikuti dengan satu angka tunggal. Sebagai gambaran : ANN.N A Karakter abjad pertama (Terdiri dari abjad A s/d Z), diikuti dengan NN (2 angka numerik) N (Terakhir diikuti satu angka numerik) Berikut ini klasifikasi penyakit yang digunakan di Indonesia dan pengkodean dalam ICD X menurut WHO PEMBAGIAN ICD-10 MENURUT BAB BAB KODE PENYAKIT I A00 B99 INFEKSI DAN PARASIT

II C00 C99 NEOPLASMA GANAS III D00 D48 D50 D89 NEOPLASMA IN SITU DAN JINAK PENYAKIT DARAH DAN ALAT PEMBUAT DARAH, MEKANISME IMUN IV E00 E90 PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK V F00 F99 GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU VI G00 G99 PENYAKIT SUSUNAN SYARAF VII H00 H59 PENYAKIT MATA DAN ADNEXA VIII H60 H95 PENYAKIT TELINGA DAN PROSES MASTOID IX I00 I99 PENYAKIT PEMBULUH DARAH X J00 J99 PENYAKIT SALURAN NAFAS XI K00 K93 PENYAKIT SALURAN CERNA XII L00 L99 PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT XIII M00 M99 PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT XIV N00 N99 PENYAKIT SISTEM KEMIH KELAMIN XV O00 O99 KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS XVI P00 P96 KONDISI TERTENTU BERAWAL DARI MASA PERINATAL XVII Q00 Q99 XVIII R00 R99 MALFORMASI BAWAAN, DEFORMASI DAN ABNORMALITAS KROMOSOM GEJALA, TANDA DAN HASIL PEMERIKSAAN KLINIS DAN LABORATORIK ABNORMAL XIX S00 T98 CEDERA, KERACUNAN DAN FAKTOR EXTERNAL XX V01 Y98 PENYAKIT DAN KEMATIAN AKIBAT FAKTOR EXTERNAL XXI Z00 Z99 FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Puskesmas Sambungmacan II Kepala UPTD

dr. UDAYANTI PROBORINI, M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002