PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SRAGEN UPTD PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II Jalan Raya Timur km 15 Banaran Sambungmacan Sragen Telp (0351) 671294, Kode pos 57253 KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II No..../.../.../SK/... TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN DI PUSKESMAS Menimbang : a. Bahwa klasifikasi penyakit adalah salah satu cara meningkatkan akurasi diagnosis menggunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test dan pembuatan kriteria diagnosis; b. Bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a., maka untuk mempermudah proses klasifikasi penyakit, Indonesia menggunakan system informasi kesehatan yang mengacu pada International Statistical Classification of Disease (ICD) yang diklasifikasikan oleh WHO; c Bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud pada huruf b. perlu suatu standarisasi kode klasifikasi diagnose dan terminology yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sambungmacan II; Mengingat : 1. Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 2. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 50/MENKES/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke Sepuluh; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II TENTANG STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN
TERMINOLOGI DI PUSKESMAS KESATU : Penetapan mengenai standarisasi kode klasifikasi diagnose dan terminologi yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan lampiran surat keputusan ini; KEDUA : Surat Keputusan tentang Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosa dan Terminology Yang Digunakan di Puskesmas wajib dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja di Puskesmas Sambungmacan II; KETIGA : Segala masalah yang timbul akibat dikeluarkannya Surat Keputusan ini dibebankan pada Puskesmas Sambung macan II dan sumber dana sah lainnya; KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya; Ditetapkan di : Sambungmacan Pada tanggal : Kepala UPTD Puskesmas Sambungmacan II dr. UDAYANTI PROBORINI, M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002 Lampiran 1 SK Kepala UPTD Puskesmas Sambungmacan II No..../.../.../SK/... Tentang Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosa dan Terminology Yang Digunakan di Puskesmas
STANDARISASI KODE KLASIFIKASI DIAGNOSA DAN TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN DI PUSKESMAS SAMBUNGMACAN II I. Pendahuluan Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan palayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen dan riset bidang kesehatan. Pemberian kode ini merupakan kegiatan klsifikasi penyakit dan tindakan yang mengelompokkan penyakit dan tindakan berdasar kriteria tertentu yang telah disepakati. Pemberian kode atas diagnosis klasifikasi penyakit menggunakan ICD-10. International Classification of Diseases ( ICD ) menjadi alat diagnostik standar untuk epidemiologi, manajemen kesehatan dan tujuan klinis. Ini termasuk analisis situasi kesehatan umum kelompok populasi. Hal ini digunakan untuk memonitor insiden dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lainnya. International Classification of Diseases ( ICD ) menjadi alat standar di dunia untuk menangkap data mortalitas dan morbiditas. Ini merupakan kode beragam informasi kesehatan yang digunakan untuk statistik dan epidemiologi, manajemen kesehatan, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi, penelitian, perawatan primer, pencegahan dan pengobatan. ICD membantu untuk memberikan gambaran situasi kesehatan umum negara dan penduduk. Kaidah koding ICD-10 ( International Classification of Diseases ) adalah ketentuan-ketentuan dalam penetapan kode ICD-10. Sedangkan pengertian koding ICD adalah penetapan kode ICD dari suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun pelayanan ke dalam kode numerik dan atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi yang menggunakan kode ICD sebagai dasar penetapan tarif klaimnya. Kegiatan koding ICD ini membutuhkan pengetahuan tentang terminologi medis, diagnosis, prosedur medis, dan bahasa inggris untuk dapat mengalokasikan kode ICD secara akurat. Alat bantu dalam melakukan koding ICD yaitu harus ada Buku ICD-10 Volume 1 dan 3, kamus kedokteran dan kamus bahasa inggris. Dapat juga dibantu melalui website ICD online, kamus online dan juga search engine untuk pencarian informasi yang terkait dalam koding ICD. II. Pedoman Dalam mengode diagnosis pasien, petugas koding menggunakan buku ICD-10 untuk pedoman klasifikasi penyakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 50/MENKES/SK/I/1998 tentang Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke-sepuluh.
III. Tujuan ICD digunakan untuk menterjemahkan diagnosa penyakit dan masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa data. Penetapan kode ICD dari suatu diagnosis, prosedur, jasa maupun pelayanan ke dalam kode numerik dan atau alfanumerik untuk tujuan pelaporan statistik dan pembayaran klaim asuransi yang menggunakan kode ICD sebagai dasar penetapan tarif klaimnya IV. Struktur dasar dan Prinsip Klasifikasi ICD A. Buku pedoman yang disebut International Classificationof Diseases and Related Health Problems, Tenth Revision (ICD-10) terbitan WHO terdiri dari 3 volume. 1. Volume 1 (Tubular List) berisi tentang hal-hal yang mendukung klasifikasi utama 2. Volume 2 (Instruction Manual) berisi tentang pedoman penggunaan 3. Volume 3 (Alphabetic Index) berisi tentang klasifikasi penyakit yang disusun berdasar indeks abjad atau secara alphabet, terdiri dari 3 seksi yaitu: a. Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam volume 1 b. Seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan membuat istilah dari bab 20 c. Seksi 3 merupakan table obat-obatan dan zat kimia sebagai sambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi kejadiannya Struktur dari volume 3 ini berisikan daftar lead term, modifiers dan perkiraan kode ( yang harus di cross-check dengan volume 1). Perubahan yang nyata dalam ICD-X adalah penggunaan kode abjad, dimulai dengan huruf A, yang disebut dengan Tiga Kategori Karakter. Dimana huruf-huruf berdasarkan abjad diikuti dengan 2 digit angka kode yang kemudian diikuti dengan satu angka tunggal. Sebagai gambaran : ANN.N A Karakter abjad pertama (Terdiri dari abjad A s/d Z), diikuti dengan NN (2 angka numerik) N (Terakhir diikuti satu angka numerik) Berikut ini klasifikasi penyakit yang digunakan di Indonesia dan pengkodean dalam ICD X menurut WHO PEMBAGIAN ICD-10 MENURUT BAB BAB KODE PENYAKIT I A00 B99 INFEKSI DAN PARASIT
II C00 C99 NEOPLASMA GANAS III D00 D48 D50 D89 NEOPLASMA IN SITU DAN JINAK PENYAKIT DARAH DAN ALAT PEMBUAT DARAH, MEKANISME IMUN IV E00 E90 PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI DAN METABOLIK V F00 F99 GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU VI G00 G99 PENYAKIT SUSUNAN SYARAF VII H00 H59 PENYAKIT MATA DAN ADNEXA VIII H60 H95 PENYAKIT TELINGA DAN PROSES MASTOID IX I00 I99 PENYAKIT PEMBULUH DARAH X J00 J99 PENYAKIT SALURAN NAFAS XI K00 K93 PENYAKIT SALURAN CERNA XII L00 L99 PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT XIII M00 M99 PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT XIV N00 N99 PENYAKIT SISTEM KEMIH KELAMIN XV O00 O99 KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS XVI P00 P96 KONDISI TERTENTU BERAWAL DARI MASA PERINATAL XVII Q00 Q99 XVIII R00 R99 MALFORMASI BAWAAN, DEFORMASI DAN ABNORMALITAS KROMOSOM GEJALA, TANDA DAN HASIL PEMERIKSAAN KLINIS DAN LABORATORIK ABNORMAL XIX S00 T98 CEDERA, KERACUNAN DAN FAKTOR EXTERNAL XX V01 Y98 PENYAKIT DAN KEMATIAN AKIBAT FAKTOR EXTERNAL XXI Z00 Z99 FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA STATUS KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN Puskesmas Sambungmacan II Kepala UPTD
dr. UDAYANTI PROBORINI, M.Kes NIP. 19740409 200312 2 002