TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

MOTIVASI KELAS UNGGULAN DAN KELAS REGULER DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V DAN VI DI SD N PAKEM TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

SOSIALISASI PERMAINAN TONIS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME BAGI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR KABUPATEN KULONPROGO YOGYAKARTA

MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 GAMPING TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

IDENTIFIKASI TENTANG HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

E-JOURNAL. Oleh : Tri Handoko

E-JOURNAL. Oleh: Imam Hariyadi NIM

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

PENGETAHUAN SISWA PADA MACAM MACAM PERMAINAN TRADISIONAL DI SD N GADINGAN

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang sudah dianggap menjadi salah satu kebutuhan hidup, karena tidak hanya bagi

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD SE-KECAMATAN BERBAH

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

Penggunaan Media Dalam Pembelajaran...(Friza Muhammad)

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

KREATIVITAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA GEDE 1 DALAM MEMAINKAN ALAT OLAHRAGA BOLA KASTI DAN SIMPAI

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 GAMPING

MOTIVATION OF LEARNERS IN FOLLOWING ARCHERY EXTRACURRICULAR IN SD ISLAM TERPADU AR- RAIHAN SUMBERBATIKAN TRIRENGGO, BANTUL ACADEMIC YEAR 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SURVEI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTERA USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SIRAMAN, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

AKTIVITAS GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMP NEGERI 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA E-JOURNAL

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS BAWAH DAN SISWA KELAS ATAS DI SD NEGERI BALEHARJO WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE-KECAMATAN LUBUK RAJA OKU. Oleh: Daryono (Dosen Universitas PGRI Palembang)

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL SKRIPSI

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN WILAYAH BARAT

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMA NEGERI SE- KABUPATEN KEBUMEN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016

Kata kunci: Motivasi, Futsal, Siswa Kelas Atas. Keywords: Motivation, Futsal, High Grade Students. Motivasi Bermain Futsal (Jefri Handoko) 3

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

Ontong Sinaga Surel:

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Keadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran... (Muhammad Gunawan) 1

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN KLUB OLAHRAGA TENIS MEJA TERHADAP ATLET TENIS MEJA DI YOGYAKARTA

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN PERMAINAN TONNIS SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL KNOWLEGDE LEVELOF TONNIS GAME OF UPPER CLASS STUDENTS OF STATE ELEMENTARY SCHOOL MIJAHAN 2 GUNUNGKIDUL Oleh Email : Nimas Riang A : nimasriang@gmail.com Abstrak Permainan tonnis kurang dikenal gaungnya di kalangan anak SD. Pembelajaran penjasorkes khas banyak praktik orientasinya pada perkembangan ke aspek psikomotor peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan data menggunakan tes pilihan ganda. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul yang berjumlah 70 siswa dan diambil dengan teknik total sampling Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda (multiple choice). Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul berada pada kategori sangat rendah sebesar (0 siswa), kategori rendah sebesar 18,57% (13 siswa), kategori sedang sebesar 47,14% (33 siswa), kategori tinggi sebesar 34,29% (24 siswa), dan kategori sangat tinggi sebesar (0 siswa). Kata Kunci: pengetahuan, permainan tonnis, SD kelas atas Abstract The tonnis game is not really known by students of elementary school. Characteristic learning of physical education, sport, and health (Penjasorkes) is much of orientation practice in the development of all aspect of learners psychomotor. This study aim to find out the knowledge level of tonnis game of upper class students of State Elementary School Mijahan 2 Gunungkidul. This research was descriptive research. The method used was by survey with data collection technique using multiple choice test. The subjects in this research were the upper class student in State Elementary School Mijahan 2 Gunungkidul of 70 student and taken bytotal sampling techninque. The instrument used was multiple choice test. The data analysis technique was done by using descriptive quantitative analysis outlined in percentage form. Based on the research results, it shows that the knowledge level of tonnis game of upper class students in State Elementary School Mijahan 2 Gunungkidul is; un the very low category (0 student0, in the low category18.57% (13 students), in the medium category 47.14% (33 students), in the high category 34.29% (24 students), and in the very high category (0 student). Keywords: knowledge, tonnis game, upper class students of elementary school 1

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan bagi seluruh warga Negara Indonesia. Manusia tidak dapat berkembang tanpa adanya pendidikan. Pendidikan di sekolah merupakan wahana bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi insan dewasa yang cerdas, berakhlak dan berguna bagi bangsa dan negara. Manusia yang cerdas berawal sejak bayi, dan berkembang di usia anak-anak dan remaja. Pendidikan dasar menjadi fondasi bagi anak-anak untuk berkembang menjadi insan yang cerdas. Usia anak-anak di sekolah dasar merupakan usia yang tepat untuk memberikan pegangan kepada anak sebagai pedoman hidupnya di masa mendatang. Sifat suka bermain dan berkumpul dengan teman sebaya adalah hal yang harus digaris bawahi, bawasannya secara tidak langsung anak berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dalam kelompoknya. Pendidikan di sekolah dasar tidak terpaku pada guru dan sekolah saja, namun peran orang tua dan siswa itu sendiri sangat penting guna menunjang keberhasilan siswanya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan segitiga sama sisi, yaitu peran antara guru, murid dan orang tua harus seimbang. Pendidikan tidak akan berhasil jika salah satu dari tiga komponen ini lemah. Siswa tidak akan berhasil tanpa dorongan orang tua dan arahan dari guru, begitu pula jika guru mengarahkan dan orang tua mendorong namun siswanya tidak ada dorongan dari dalam dirinya. Di luar sekolah, peran orang tua untuk mendorong anaknya bersekolah sangatlah penting, karena hanya orang tua/wali murid yang dapat mengarahkan anaknya ketika di luar sekolah. Sedangkan di lingkungan sekolah, peran guru juga sangat penting untuk mendidik anak agar menjadi insan yang cerdas. Siswa usia sekolah dasar mempunyai karakteristik fisik suka bermain dan berkelompok, sehingga dalam mendidik anak guru harus pandai memberikan materi agar anak-anak senang. Salah satu mata pelajaran normatif yang wajib di sekolah adalah mata pelajaran pendidikan jasmani. Mata pelajaran ini bertujuan umum untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa-siswanya. Pendidikan jasmani di sekolah dasar dilaksanakan 4 jam perminggu, sehingga guru harus mampu memberikan pembelajaran yang menarik bagi siswanya agar siswa aktif bergerak. Bertolak pada karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu senang bermain, maka dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar harus diperbanyak pembelajaran dalam permainan. Salah satu permainan yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar adalah sepakbola, bolavoli, kasti, kejar-kejarran, gobak sodor, dan lain sebagainya. Jenis permainan, dalam pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah terdiri dari (1) permainan bola kecil, yaitu permainan menggunakan bola kecil, seperti kasti, rounders, tenis meja, tenis, dan termasuk juga bulutangkis, (2) permainan besar, yaitu permainan menggunakan bola besar, seperti sepakbola, basket, bola tangan dan bolavoli, dan (3) permainan anak-anak, seperti kucing dan tikus, hijau hitam, menjaring ikan, gobak sodor, dan sebagainya. Sudah tentu, jenisjenis permainan itu dilakukan oleh anak-anak disesuaikan dengan tingkatan usia dan tingkat perkembangannya. Sebagai salah satu jenis olahraga permainan, bulutangkis atau badminton telah menjadi olahraga yang sangat popular di Indonesia, bahkan karena beberapa prestasi yang diraih para pebulutangkis di arena kejuaraan internasional, maka dari cabang ini selalu menjadi andalan kontingen Indonesia untuk meraih medali dalam kejuaraan tingkat dunia. Berbeda halnya dengan bulutangkis, olahraga tenis meskipun sekarang ini semakin berkembang dengan pesat di masyarakat tetapi dari prestasi yang dicapai masih jauh 2

dari harapan. Banyak kendala yang sebenarnya dihadapi dalam pengembangan olahraga tenis. Satu hal yang mendasar adalah sangat terbatasnya jumlah lapangan yang ada, sehingga program pemasalan yang seharusnya merupakan langkah awal dalam upaya pembinaan menjadi terhambat, dan pada akhirnya bibit-bibit petenis yang handal jumlahnya sangat terbatas. Melihat kenyataan itu, kami tertarik untuk mengembangkan satu jenis permainan yang merupakan perpaduan dari permainan badminton dan tennis, yang selanjutnya diberi nama permainan tonnis. Dengan olahraga tonnis diharapkan dapat menambah keragaman jenis olahraga permainan yang dapat menjadi pilihan semua lapisan masyarakat, dan selanjutnya dapat menjadi salah satu cabang olahraga sebagai tumpuan nasional dalam mencapai prestasi olahraga di tingkat Internasional. Tonnis adalah jenis permainan mengunakan bola kecil dan paddle atau pemukul yang terbuat dari kayu, dilakukan oleh satu atau dua pemain yang saling berhadapan dalam lapangan berbentuk persegi empat yang dibatasi net pada bagian tengahnya dengan cara memukul bola untuk mengembalikan bola yang dipukul lawannya sampai salah satu pemain memenangkan reli dan game dengan memperoleh skor sesuai peraturan yang diberlakukan. Secara garis besar, permainan tonnis dimainkan dengan cara dan aturan yang hampir sama dengan tenis. Bahkan tonnis dapat dijadikan permainan dasar sebelum berlatih tenis. Hal ini sesuai pendapat Griffin (1997: 146) bahwa dalam mengajar tenis dapat melakukan modifikasi-modifikasi dengan menggunakan lapangan badminton, bola dari bahan busa, raket yang lebih pendek (peddle) dan peraturan alternatif. Dengan modifikasi-modifikasi seperti itu diharapkan permainan tonnis menjadi lebih mudah dan menarik untuk dimainkan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, guru juga kurang memperhatikan pemberian materi berupa teori yang mengacu pada aspek pengetahuan tentang materi yang ada dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, khususnya teknik dasar permainan tonnis. Pelajaran penjasorkes bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa agar siswa memiliki tubuh yang sehat dan konsentrasi yang baik. Namun sangat disayangkan jika pendidik kurang memperhatikan aspek pengetahuan ketika proses pembelajaran di sekolah berlangsung dan peserta didik hanya mendapat materi yang bersifat praktik atau mengarah ke aspek psikomotor saja, sedangkan pengetahuan atau intelegensi siswa kurang dikembangkan. Akibatnya pengetahuan siswa mengenai materi dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kurang maksimal. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki tujuan yang ideal dan bersifat menyeluruh, yaitu menyangkut tentang tiga aspek pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pemberian pelajaran yang kreatif, efektif, efisien, dan terencana maupun terprogram yang baik diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran permainan tonnis, sehingga dapat berhasil dengan baik. Peran guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sangat penting untuk mengenal dan mengetahui cabang olahraga tonnis. Seorang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan harus mempunyai kreatif, efektif, efisien dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa akan merasa senang dan akan membangkitkan minat pada diri siswa terhadap permainan tonnis secara khusus dan pelajaran yang lainnya secara umum. Proses 3

belajar mengajar dikatakan baik jika siswa telah memahami materi yang telah diajarkan oleh guru, sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang mencakup semua aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Kenyataan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Mijahan Gunungkidul, khususnya siswa kelas atas masih kurang memahami peraturan dalam olahraga tonnis. Karena permainan tonnis masih bisa dibilang olahraga yang masih baru berkembang untuk disosialisasikan bagi sebagian siswa. Anak ketika mengenal awal tenis lapangan sangatlah kurang menarik dan kurang menyenangkan, karena untuk bermain tenis membutuhkan alat yang mahal, lapangan yang cukup luas serta tenis termasuk olahraga yang susah tidak semua bisa jadi kurang menyenangkan. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru juga kurang menerangkan dengan jelas kepada siswa tentang permainan ini. Sarana dan prasarana untuk olahraga tonnis juga masih kurang memadai, misalnya lapangan, bola, dan raket yang masih terlihat seadanya dan bahkan kurang terawat. Di Sekolah Dasar Negeri Mijahan Gunungkidul lapangan untuk olahraga tonnis belum dibuat sesuai aturan resmi untuk olahraga ini, sehingga pembelajaran hanya sekedarnya saja, guru hanya mengenalkan jenis olahraga ini, tanpa memberikan penjelasan lebih dalam tentang olahraga tonnis ini. Tonnis dapat mengajarkan anak untuk lebih kreatif, maksudnya saat ini tenis lapangan masih dikenal sebagai olahraga yang mahal dan hanya dimainkam oleh kalangan tertentu. Dengan tonnis diharapkan kesan ini dapat berubah karena peralatan dapat dimodifikasi seperti raketnya yang dapat dibuat dari kayu atau triplek bekas dan lapangan pun dapat dimana saja asal tempatnya datar. Jadi dengan memodifikasi tersebut anak akan menjadi lebih kreatif dan tidak ada alasan untuk tidak bisa bermain tonnis. Berdasarkan permasalahan di atas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Permainan Tonnis Siswa Kelas Atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul. Dari penelitian ini akan terungkap seberapa tinggi tingkat pengetahuan siswa terhadap materi tentang gerak dasar serta seberapa besar pentingnya materi ajar teori yang harus disampaikan oleh guru untuk siswa dalam menempuh pelajaran olahraga. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 139), penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya menggambarkan keadaan atau status fenomena. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan teknik pengumpulan data menggunakan tes pilihan ganda. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul. Definisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul. Tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di sekolah dasar negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul adalah kemampuan siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul dalam mengetahui permainan tonnis yang diukur menggunakan 4

tes objektif yang berupa soal pilihan ganda yang berisi mengenai permainan tonnis, yang terdiri atas peraturan permainan tonnis, peralatan, teknik, strategi dan taktik. Subjek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 36) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul yang berjumlah 70 siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling/penelitian populasi. Berdasarkan hal tersebut, maka subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul yang berjumlah 70 siswa. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Suharsimi Arikunto (2006: 69), menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul diungkapkan dengan tes pilihan ganda yang berjumlah 30 butir, dan terbagi dalam 4 faktor, yaitu peraturan permainan, peralatan, teknik, dan strategi dan taktik. Penilaian dalam instrumen tes pilihan ganda (multiple choice) pada penelitian ini adalah jika jawaban benar maka nilainya adalah 1 dan jika jawaban salah maka nilainya 0. Uji Coba Instrumen Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 92), bahwa tujuan diadakannya uji coba antara lain untuk mengetahui tingkat pemahaman responden akan instrumen penelitian dan mengetahui validitas dan realibilitas instrumen. Sebelum uji coba, peneliti melakukan validasi/expert judgment. Untuk mengetahui apakah instrumen baik atau tidak, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2010: 99). Validitas instrumen ini sebesar 0,897. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen mengacu pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 41). Reliabilitas instrumen ini sebesar 0,962. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Penghitungan statistik deskriptif menggunakan statistik deskriptif persentase, karena yang termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, lingkaran, piktogram, perhitungan mean, modus, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data perhitungan rata-rata, standar devisiasi, dan persentase (Sugiyono, 2011: 120). 5

Persentase Persentase Tingkat Pengetahuan Permainan...(Nimas Riang) Cara perhitungan analisis data mencari besarnya frekuensi relatif persentase, dengan rumus sebagai berikut: P = % Keterangan: P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif) F = Frekuensi N = Jumlah Responden (Anas Sudijono, 2006: 58) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari analisis data tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul diperoleh skor terendah 14,0, skor tertinggi 23,0, rerata 19,23, nilai tengah 20,0, nilai yang sering muncul 20,0, SD 2,51. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul tampak pada gambar 1 sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Tingkat Pengetahuan Permainan Tonnis Siswa Kelas Atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul Sangat Rendah 18,57%% 47,14% 34,29% Gambar 1. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Permainan Tonnis Siswa Kelas Atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan gambar 1 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul berada Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi pada kategori sangat rendah sebesar (0 siswa), rendah 18,57% (13 siswa), sedang 47,14% (33 siswa), tinggi 34,29% (24 siswa), dan sangat tinggi (0 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 19,23, tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 dalam kategori sedang. Rincian tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul berdasarkan faktor sebagai berikut: 1. Faktor Peraturan Permainan Tonnis Dari analisis data tingkat pengetahuan peraturan permainan tonnis diperoleh skor terendah (minimum) 3,0, skor tertinggi (maksimum) 8,0, rerata (mean) 6,5, nilai tengah (median) 7,0, nilai yang sering muncul (mode) 7,0, standar deviasi (SD) 1,21. Tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul faktor peraturan permainan tonnis tampak pada gambar 2 sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1,43% 2,86% Sangat Rendah Faktor Peraturan Permainan Tonnis 18,57% Gambar 2. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Faktor Peraturan Permainan Tonnis 22,86% 54,29% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Berdasarkan gambar 2 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan 6

Persentase Persentase Tingkat Pengetahuan Permainan...(Nimas Riang) peraturan permainan tonnis berada pada kategori sangat rendah sebesar 1,43% (1 siswa), rendah 2,86% (2 siswa), sedang 18,57% (13 siswa), tinggi 22,86% (16 siswa), dan sangat tinggi 54,29% (38 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 6,5, tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul faktor peraturan permainan tonnis masuk dalam kategori sangat tinggi. 2. Faktor Peralatan Dari analisis data tingkat pengetahuan peralatan diperoleh skor terendah (minimum) 3,0, skor tertinggi (maksimum) 7,0, rerata (mean) 5,0, nilai tengah (median) 5,0, nilai yang sering muncul (mode) 5,0, standar deviasi (SD) 1,06. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat pengetahuan peralatan tampak pada gambar 3 sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 8,57% Sangat Rendah 22,86% Faktor Peralatan 35,71% 25,71% Gambar 3. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Faktor Peralatan 7,14% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi peralatan berada pada kategori sangat rendah sebesar 8,57% (6 siswa), rendah 22,86% (16 siswa), sedang 35,71% (25 siswa), tinggi 25,71% (18 siswa), dan sangat tinggi 7,14% (5 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 5,0, tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan, Kabupaten Gunungkidul faktor peralatan masuk dalam kategori sedang. 3. Faktor Teknik Dari analisis data tingkat pengetahuan teknik diperoleh skor terendah (minimum) 1,0, skor tertinggi (maksimum) 6,0, rerata (mean) 4,19, nilai tengah (median) 4,0, nilai yang sering muncul (mode) 5,0, standar deviasi (SD) 1,33. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat pengetahuan teknik tampak pada gambar 4 sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 14,29% 15,71% Sangat Rendah Faktor Teknik 22,86% 3 Gambar 4. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Faktor Teknik 17,14% Rendah Sedang Tinggi Sangat Kategori Tinggi Berdasarkan gambar 3 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan2 Gunungkidul faktor Berdasarkan gambar 4 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan 7

Persentase Tingkat Pengetahuan Permainan...(Nimas Riang) teknik berada pada kategori sangat rendah sebesar 14,29% (10 siswa), rendah 15,71% (11 siswa), sedang 22,86% (16 siswa), tinggi 30,0 (21 siswa), dan sangat tinggi 17,14% (12 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 19,23, tingkat pengetahuan teknik masuk dalam kategori sedang. 4. Faktor Strategi dan Taktik Dari analisis data tingkat pengetahuan strategi dan taktik diperoleh skor terendah (minimum) 1,0, skor tertinggi (maksimum) 5,0, rerata (mean) 3,54, nilai tengah (median) 4,0, nilai yang sering muncul (mode) 4,0, standar deviasi (SD) 1,18. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, maka data tingkat pengetahuan Dasar Negeri Mijahan 2, Kabupaten Gunungkidul faktor strategi dan taktik tampak pada gambar 5 sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 18,57% Sangat Rendah Faktor Strategi dan Taktik 24,29% 34,29% 22,89% Gambar 5. Diagram Tingkat Pengetahuan Faktor Strategi dan Taktik Berdasarkan tabel gambar 5 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Kategori strategi dan taktik berada pada kategori sangat rendah sebesar 14,29% (10 siswa), rendah 15,71% (11 siswa), sedang 22,86% (16 siswa), tinggi 30,0 (21 siswa), dan sangat tinggi 17,14% (12 siswa). Berdasarkan nilai rata-rata yaitu 3,54, tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul faktor strategi dan taktik masuk dalam kategori sedang. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul masuk dalam kategori sedang. Analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa paling tinggi yaitu sebesar 47,14% atau 33 siswa dari 70 siswa mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup terhadap permainan tonnis. Sebesar 34,29% atau 24 siswa dari 70 siswa sudah mempunyai pengetahuan yang tinggi terhadap permainan tonnis, sedangkan sisanya sebesar 18,57% atau 13 siswa dari 70 siswa mempunyai pengetahuan yang rendah terhadap permainan tonnis. Kenyataan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul, khususnya siswa kelas atas masih kurang memahami peraturan dalam olahraga tonnis. Karena permainan tonnis masih bisa dibilang olahraga yang masih baru berkembang untuk disosialisasikan bagi sebagian siswa. Anak ketika mengenal awal tenis lapangan sangatlah kurang menarik dan kurang menyenangkan, karena untuk bermain tenis membutuhkan alat yang mahal, lapangan yang cukup luas serta tenis termasuk olahraga yang susah tidak semua bisa jadi kurang 8

menyenangkan. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru juga kurang menerangkan dengan jelas kepada siswa tentang permainan ini. Sarana dan prasarana untuk olahraga tonnis juga masih kurang memadai, misalnya lapangan, bola, dan raket yang masih terlihat seadanya dan bahkan kurang terawat. Di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul lapangan untuk olahraga tonnis belum dibuat sesuai aturan resmi untuk olahraga ini, sehingga pembelajaran hanya sekedarnya saja, guru hanya mengenalkan jenis olahraga ini, tanpa memberikan penjeasan lebih dalam tentang olahraga tonnis ini. Permainan, rekreasi, ketangkasan, olahraga, kompetisi dan aktivitas-aktivtas fisik lainnya, merupakan materi-materi yang terkandung dalam pendidikan jasmani, karena diakui mengandung nilai-nilai pendidikan yang hakiki (Depdiknas, 2004: 23). Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, perceptual, kognitif, social dan emosional (Depdiknas, 2004: 54). Ada beberapa peranan penting mini tenis untuk siswa SD diantaranya: Mini tenis memberikan kemudahan anak usia SD dalam belajar tenis, karena mini tenis merupakan cara temudah belajar tenis, sehingga mini tenis dapat dilakukan siapa saja, mulai dari kanak-kanak sampai orang tua. Mini tenis adalah permainan tenis yang dimainkan pada sebuah lapangan yang berukuran kecil dan dibuat di atas permukaan yang datar (Ngatman, 2007: 1). Jenis raket yang dipergunakan sebenarnya tidak menjadi masalah, asalkan tidak terlalu berat dan grip atau pegangan tidak terlalu besar. Sebuah kayu, hardboard, riplek dapat dipakai. Dapat juga dimainkan dengan menggunakan raket plastik atau raket aluminium. Permainan ini juga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi yang menyenangkan dan merupakan cara alami sebagai tempat untuk melihat perilaku anak dalam permainan dan dapat juga dipergunakan untuk mengidentifikasi bakat anak secara efektif. Tujuan guru atau pelatih olahraga dalam permainan mini tenis adalah: (1) Memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk melakukan aktivitas gerak yang menyenangkan, (2) Mengajar kepada anak tentang teknik dasar permainan tenis, bagaimana menscorenya, dan beberapa sopan santun (etika) dalam tenis, (3) Memudahkan bagi anak-anak untuk menguasai teknik dasar permainan tenis sebelum menuju kepermainan tenis yang sesungguhnya, (4) Membantuk karakter anak untuk gemar melakukan olahraga Pada dasarnya Penjasorker merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui Penjasorkes mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya cakupan Penjasorkes tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Dengan memahami karakteristik dapat dipilih dan ditentukan materi dan keterampilan sesuai dengan pertumbuhan dan pengembangan gerak. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul berada pada kategori sangat rendah sebesar (0 siswa), kategori rendah sebesar 18,57% (13 siswa), kategori 9

sedang sebesar 47,14% (33 siswa), kategori tinggi sebesar 34,29% (24 siswa), dan kategori sangat tinggi sebesar (0 siswa). Saran Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain: 1. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul. 2. Agar melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan permainan tonnis siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Mijahan 2 Gunungkidul dengan menggunakan metode lain. 3. Lebih dilakukan pengawasan secara ketat pada saat responden mengisi soal yang diberikan agar hasilnya lebih objektif. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Griffin. (1997). Tenis Tingkat Pemula. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta. 10