BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kapasitas tenaga kerja dan identifikasi pasar pasar serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN ATAS DASAR PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAGELANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN BLORA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

KARAKTERISTIK DAN POTENSI EKONOMI DAERAH Oleh: Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH OLEH PURWANINGSIH H

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya dengan Ketenagakerjaan dan Kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh; Irmanelly Ahmad Soleh

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

METODE PENELITIAN. penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di Provinsi Lampung. Secara khusus

Eko Wahyu Nugroho et al., Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Daya Saing Sektor Pertanian Wilayah Kecamatn di Kabupaten Jember.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

II.TINJAUAN PUSTAKA. A. Teori Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. pada Gross Domestic Product (GNP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

KEUNGGULAN DAN SPESIALISASI EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN (PENDEKATAN MODEL SHIFT-SHARE ESTEBAN MARQUILLAS)

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

ANALISIS IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN STRUKTUR EKONOMI PULAU SUMATERA OLEH DEWI SAVITRI H

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN LAMONGAN: TAHUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA SAING WILAYAH KOMODITAS DI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

III. METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS SEKTOR POTENSIAL DAN KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN BULELENG

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH

Disusun Oleh: Fitriana Nur Wulandari B

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sukirno (2000) dalam analisis

Keywords: Plantation commodities, Leading Commodities, Location Quotient, Shift Share

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan tetapi untuk melengkapi data penelitian ini dibutuhkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini, berfokus pada sektor basis, faktor

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

ANALISIS PERGESERAN PEREKONOMIAN KABUPATEN CIAMIS PASCA PEMEKARAN KOTA BANJAR OLEH NURLATIFAH H

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

APLIKASI ANALISIS SHIFT SHARE PADA TRANSFORMASI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI SULAWESI TENGGARA

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu dari 14 Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 1 Maret 2013 TRANSFORMASI STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN SIAK TAHUN Yudha Prawira dan Wahyu Hamidi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN IDENTIFIKASI SEKTOR POTENSIAL WILAYAH PENGEMBANGAN (Studi Kasus di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat)

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada Usia Produktif Untuk Menghadapi Peluang Dan Tantangan Dari Bonus Demografi Di Kabupaten Gunung Mas

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Studi Kasus di Kota Manado Tahun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

III.METODE PENELITIAN. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sektor ekonomi yang menyusun PDRB atas harga konstan 2010 menurut

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perkapita, dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan juga

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bantul periode , maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN SEKTOR BASIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap daerah memberikan hasil yang berbeda beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Menurut Lincolin Arsyad (2010) proses pembangunan mencakup pembentukan institusi baru, pengembangan industri alernatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja dan identifikasi pasar pasar serta pengembangan usaha baru. Proses pembangunan tersebut memunculkan berbagai kebijakan dari setiap pemerintah daerah sebagai arahan pembangunan ekonomi. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pembangunan suatu daerah. Proses pembangunan tersebut pada dasarnya merupakan proses pemanfaatan kekayaan dan potensi daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Menurut Rustian Kamaludin (1998) beberapa faktor yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan pembangunan antara lain sumber daya alam, sumber daya manusia, permodalan dan akumulasi modal, tenaga menejerial dan organisasi produksi, kemajuan dan pemanfaatan teknologi. Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian khusus yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia bisa menjadi faktor pendukung dan juga bisa menjadi faktor penghambat pembangunan suatu daerah. Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia yang tercermin dari jumlah 1

2 penduduk di suatu daerah selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jika kenaikan jumlah penduduk tidak dikelola dengan efektif dan efisien maka akan berakibat pada tingginya beban ketergantungan (dependency ratio) penduduk. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja. Berdasarkan hasil Susenas, angkatan kerja di Jawa Tengah tahun 2010 mencapai 16,69 juta jiwa atau turun sebesar 5,51 persen dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu dapat diperoleh tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 68,37 persen. Sedangkan angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah relatif kecil, yaitu sebesar 7,35 persen. Jika jumlah angkatan kerja yang mencapai 16,96 juta jiwa dibandingkan dengan jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah yang mencapai 32,62 juta jiwa, sehingga perbandingan antara angkatan kerja dan jumlah penduduk di provinsi Jawa Tengah yaitu 1dibanding 2 atau 1 orang yang bekerja akan menanggung 2 penduduk yang tidak bekerja. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan di kabupaten Magelang yang juga merupakan bagian dari provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan sensus penduduk 2010 kabupaten Magelang mempunyai jumlah penduduk 1.181.916 jiwa yang terdiri dari 594.117 laki laki dan 587.606 perempuan. Jika jumlah penduduk tersebut dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang terserap di setiap sektor ekonomi yaitu sekitar 600.436 jiwa maka tingkat beban ketergantungan di kabupaten Magelang yaitu sekitar 0,50. Jadi dari 1 orang

3 yang bekerja akan menanggung 2 orang yang tidak bekerja. Perbandingan jumlah penduduk yang bekerja dan tidak bekerja di kabupaten Magelang masih tergolong rendah, akan tetapi hal ini juga perlu mendapat perhatian jika di tahun yang akan datang ada kenaikan jumlah penduduk. Apabila sektor sektor ekonomi di daerah dapat menyerap tenaga kerja maka hal ini akan mengurangi angka ketergantungan di daerah. Dengan demikian pemanfaatan tenaga kerja yang tersedia di daerah bisa lebih efektif dan efisien. Pemberdayaan potensi daerah melalui optimalisasi peran sektor sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja bisa menjadi salah satu tawaran solusi untuk mengurangi kelebihan tenaga kerja di daerah yang juga merupakan bagian dari pengurangan kelebihan tenaga kerja di tingkat nasional. Khususnya di Kabupaten Magelang, sektor sektor ekonomi yang berpotensi menyerap tenaga kerja dalam jumlah tinggi mempunyai kemungkinan menjadi sektor unggulan. Harapannya dengan dukungan dari pemerintah melalui kebijakan pembangunan yang terfokus pada sektor ekonomi berpotensi akan meningkatkan kemampuan sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja. Sesuai dengan uraian diatas peneliti tertarik untuk menganalisis pergeseran struktur perekonomian atas dasar penyerapan tenaga kerja di kabupaten Magelang dari tahun 2006 2010 dan menganalisis sektor - sektor ekonomi yang mempunyai potensi untuk menjadi sektor unggulan di

4 kabupaten Magelang dalam skripsi yang berjudul Analisis Pergeseran Struktur Perekonomian Dan Penentuan Sektor Unggulan Atas Dasar Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Magelang Tahun 2006 2010. Penelitian ini menggunakan data tenaga kerja dan alat analisis shift - share klasik dan shift - share Esteban Marquillas untuk menganalisis pergeseran struktur perekonomian serta menentukan sektor unggulan di kabupaten Magelang. B. Perumusan Masalah Pergeseran struktur perekonomian atas dasar penyerapan tenaga kerja pada sektor sektor ekonomi menjadi salah satu kajian penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi daerah. Sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang tinggi setiap tahunnya merupakan sektor yang diharapkan bisa menjadi preoritas pembangunan daerah. Pembangunan ekonomi daerah yang terfokus pada sektor sektor yang memiliki keunggulan kompetitif akan lebih efektif dan efisien dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Adanya spesialisasi pembangunan ekonomi khususnya pada sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dalam perekonomian juga merupakan hal yang cukup penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keunggulan kompetitif dan spesialisasi sektor ekonomi merupakan indikator dari suatu sektor untuk bisa menjadi sektor unggulan.

5 Sektor sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah tinggi di kabupaten Magelang merupakan salah satu potensi yang bisa dikembangkan. Analisis penentuan sektor unggulan akan mempermudah pemerintah kabupaten Magelang daerah dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan ekonomi daerah sehingga mempermudah proses dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan latar belakang penelitian dan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pergeseran struktur perekonomian atas dasar penyerapan tenaga kerja pada sektor - sektor ekonomi di kabupaten Magelang dari tahun 2006 2010? 2. Sektor apa saja yang berpotensi untuk menjadi sektor unggulan dalam menyerap tenaga kerja di kabupaten Magelang dari tahun 2006-2010? C. Tujuan Penelitian Informasi mengenai sektor unggulan suatu daerah sangat diperlukan untuk menentukan arah dan relevansi pembangunan daerah, sehingga tujuan dari penelitian pergeseran struktur ekonomi atas dasar penyerapan tenaga kerja dan sektor unggulan daerah di kabupaten Magelang tahun 2006 2010 yaitu :

6 1. Untuk menganalisis pergeseran struktur perekonomian atas dasar penyerapan tenaga kerja pada setiap sektor sektor ekonomi di kabupaten Magelang dari tahun 2006 2010. 2. Untuk menganalisis sektor yang berpotensi untuk menjadi sektor unggulan dalam menyerap tenaga kerja di kabupaten Magelang dari tahun 2006 2010. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai pergeseran struktur kesempatan kerja dan penentuan sektor unggulan di kabupaten Magelang tahun 2006 2010 diharapkan dapat memberi manfaat kepada beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi pemerintah daerah kabupaten Magelang, sebagai masukan dalam menentukan arah dan strategi pembangunan ekonomi daerah di kabupaten Magelang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Bagi badan perencanaan dan pembangunan daerah (BAPPEDA) kabupaten Magelang, sebagai salah satu masukan dalam membuat perencanaan pembangunan ekonomi daerah, khususnya pada sektor sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar agar lebih optimal dalam proses menyerap tenaga kerja.

7 3. Bagi dinas tenaga kerja, sosial dan transmigrasi (DISNAKERTRANS) kabupaten Magelang, sebagai salah satu masukan dalam membuat kebijakan yang terkait dengan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja pada sektor sektor ekonomi di kabupaten Magelang. 4. Bagi pembaca, sebagai salah satu referensi untuk penelitian yang terkait di masa yang akan datang. E. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share klasik dan shift share Esteban Marquillas. Analisis shift share klasik diperuntukkan untuk melihat faktor faktor yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan sektor ekonomi di daerah. Untuk mengetahui pertumbuhan sektor eonomi masing masing sektor di daerah pada suatu periode waktu, dapat dibagi menjadi tiga komponen yaitu pertumbuhan nasional, bauran industri dan keunggulan kompetitif. Sehingga persamaan shift share klasik dirumuskan sebagai berikut : D ij = N ij + M ij + C ij...(1-1) Dij menggambarkan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di sektor i pada daerah j, N ij menggambarkan efek pertumbuhan nasional sektor i di daerah j, M ij menggambarkan efek bauran industri pada sektor i di daerah j, dan C ij menggambarkan efek keunggulan kompetitif di sektor i pada daerah j (JM. Esteban, Marquillas, 1972).

8 Analisis shift-share Esteban Marquilas merupakan modifikasi dari analisis shift-share klasik. Modifikasi tersebut meliputi pendefinisian kembali kedudukan atau keunggulan kompetitif sebagai komponen ketiga dari teknik shift-share dan menciptakan komponen yang keempat yaitu pengaruh alokasi (A ij ). Persamaan analisis shift-share yang dimodifikasi oleh Esteban Marquilas adalah : D ij = N ij + M ij + C ij + A ij....(1.1) C ij mengukur keunggulan dan ketidakunggulan kompetitif sektor i di daerah j yang dihitung dengan menggunakan rumus : C ij = E ij (r ij -r in )...(1.2) Keterangan : C ij : keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j E ij : homothetic employment sektor i di wilayah j r ij r in : laju pertumbuhan sektor i wilayah j : laju pertumbuhan sektor i wilayah acuan E ij merupakan homothetic employment sektor i di wilayah j, homothetic employment ini didefinisikan sebagai tenaga kerja sektor i pada daerah j yang dimiliki jika struktur tenaga kerja di tingkat daerah sama dengan tingkat nasional. Rumus homothetic employment adalah sebagai berikut : E ij = E j (E ij / E n )...(1.3)

9 Keterangan : E j E ij E n : kesempatan kerja pada wilayah j : kesempatan kerja pada sektor i di wilayah j : kesempatan kerja pada tingkat nasional Pengaruh alokasi atau allocation effect untuk sektor i di suatu wilayah j (A ij ) dirumuskan sebagai berikut : A ij = (E ij E ij ) (r ij r in )...(1.4) Keterangan : A ij : menggambarkan pengaruh alokasi untuk sektor i di wilayah j E ij E ij : menggambarkan tingkat spesialisasi sektor i di wilayah j r ij r in : menggambarkan tingkat keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j A ij adalah bagian dari pengaruh keunggulan kompetitif tradisional yang menunjukkan adanya spesialisasi dan keunggulan kompetitif di sektor i daerah j. Efek alokasi dapat benilai positif atau negatif seperti yang dijelaskan dalam tabel1-1. Tabel 1-1 Kemungkinan Kemungkinan Pengaruh Alokasi. No Pengaruh Komponen Alokasi E ij E ij r ij - r in Definisi 1 - + - 3 2 + - - 4 3 - - + 2 4 + + + 1 Sumber : Hermanto, 2000. Keterangan : 1 : ada keunggulan kompetitif, ada spesialisasi 2 : ada keunggulan kompetitif, tidak ada spesialisasi 3 :tidak ada keunggulan kompetitif, ada spesialisasi 4 : tidak ada keunggulan kompetitif, tidak ada spesialisasi

10 F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang pergeseran struktur perekonomian, serta teori teori pembangunan daerah yang relevan dengan penelitian ini. Selain itu juga membahas tentang tinjauan terhadap penelitian penelitian terkait yang sudah dilakukan sebelumnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang objek penelitian, jenis data dan sumber data, serta definisi operasional dan pengukurannya. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang deskripsi hasil analisis shift - share klasik dan shift share Esteban Marquillas untuk melihat pergeseran struktur perekonomian dan menentukan sektor unggulan di kabupaten Magelang yang didasarkan pada penyerapan tenaga kerja pada setiap sektor ekonomi. BAB V PENUTUP Membahas tentang simpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN