KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS PERSAWAHAN GUNUNG PUTRI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

Physical and Chemical Water Quality of Dug and Bore Well in the Working Area of Public Health Center II Guntur Demak Regency

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

JURNAL EINSTEIN Jurnal Hasil Penelitian Bindang Fisika

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

PENENTUAN KUALITAS AIR

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

Fendra Nicola, Mukh Mintadi, Siswoyo* Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember * ABSTRAK

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) :

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen utama bagi semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan utama yang

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan esensi untuk semua kebutuhan manusia mulai dari air minum, pertanian, dan energi

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

P-ISSN: Maret 2017

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

Transkripsi:

KUALITAS AIR SUMUR BOR DI PERUMAHAN BEKAS PERSAWAHAN GUNUNG PUTRI JAWA BARAT Nia Yuliani 1, Nurlela 2, Novia Angraeni Lestari 3 1 Program Studi Biologi FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217 2,3 Program Studi Kimia FMIPA Universitas Nusa Bangsa Bogor Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 4 Cimanggu Bogor Telp. (0251) 8340217 E-mail : 1) niayuliani88@yahoo.co.id, 2) angraeninovia@gmail.com ABSTRAK Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat merupakan daerah bekas persawahan yang menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun logam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas dan tingkat pencemaran air sumur bor di daerah Gunung Putri. Metode pengambilan sampel dengan metode acak stratifikasi, pengukuran kualitas air digunakan analisis parameter fisika dan kimia serta penentuan status air digunakan metode Indeks Pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan, parameter yang memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter suhu 26,4 o C - 27,4 o C, kekeruhan 0,97-5,03 NTU, TDS 30,02-211,27 mg/l, sulfat 4-81 mg/l, nitrat 0,0-1,0 mg/l, nitrit 0,001-0,007 mg/l, klorida 0,5-1,8 mg/l, kesadahan 0,81-6,99 mg/l, ph 6,7-7,2, timbal 0,000-0,024 mg/l, kadmium 0 mg/l untuk seluruh sampel, mangan 0,00-0,04 mg/l, sedangkan untuk parameter bau, rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi baku mutu yaitu sampel air sumur 4, 12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/l, sampel 12 yaitu 1,998 mg/l, dan sampel 19 yaitu 1,178 mg/l. Tingkat pencemaran air sumur bor di Perumahan Gunung Putri tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih. Kata kunci: Baku mutu, kualitas air, pencemaran 1. PENDAHULUAN Air bersih menjadi sangat penting untuk aktivitas kehidupan masyarakat yang sangat dinamis, sehingga harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Sering dijumpai banyak penduduk yang terpaksa memanfaatkan air yang kurang baik kualitasnya. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran dan harus memenuhi standar kualitas. Air yang berkualitas buruk dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, korosi gigi, anemia, ataupun kerusakan ginjal. Hal ini terjadi karena terdapatnya logam-logam berat yang bersifat toksik (racun) yang terakumulasi dalam tubuh [13]. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menyebabkan kualitas air menurun sehingga air tersebut tidak dapat digunakan seperti yang diharapkan. Kondisi air yang demikian disebut dengan air yang tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibat masuknya zat asing seperti limbah rumah tangga, limbah pabrik ke dalam perairan yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air dapat ditinjau dari jenis sumur. Terdapat dua jenis sumur yaitu sumur gali dan sumur bor. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan air tanah dangkal. Sedangkan sumur bor dibuat dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih dalam sehingga sedikit dipengaruhi oleh kontaminasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa sumur gali memiliki kualitas air yang kurang baik dibandingkan dengan sumur bor. Namun ada kalanya sumur bor pun bisa mengandung zat-zat atau sifat yang tidak seharusnya dikarenakan faktor-faktor tertentu [10]. 116 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

Perumahan yang berlokasi di Gunung Putri, Jawa Barat, merupakan daerah bekas lahan persawahan yang dapat menyisakan partikel-partikel pencemar ataupun mineral-mineral logam. Air sumur bor di perumahan tersebut dipakai oleh warga untuk aktivitas seperti mandi dan mencuci tapi tidak untuk air minum. Untuk mengetahui kualitas air sumur bor di kawasan perumahan Gunung Putri Jawa Barat maka dilakukan penelitian, dilihat dari segi parameter kimia dan fisika air sumur bor dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih dan untuk mengetahui tingkat pencemaran air sumur bor kawasan Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat. 2. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Sampel dalam penelitian adalah air sumur bor yang berada di perumahan Gunung Putri Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak stratifikasi. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus [8], sehingga diperoleh 20 sampel.sampel 1 (S1), sampel 2 (S2), dan seterusnya sampai dengan Sampel 20 (S20). n 1 = N1 N n Keterangan : KK = Kepala Keluarga RT = Rukun Tetangga N1-4 = Jumlah KK 1 RT N = Jumlah Seluruh Populasi KK n 1- n 4 = Jumlah Sampel n = Jumlah Sampel Seluruhnya Alat yang digunakan untuk analisis yaitu: Inductive Couple Plasma (ICP) Varian 720 ES, Spektrofotometer HACH DR 5000, turbidimeter, ph Meter, oven, termometer, desikator, neraca analitik, pompa penghisap, indikator ph universal, waterbath, kertas saring, statif, gunting, timer, labu takar, dan alat-alat gelas lainnya. Bahan-bahan yang digunakan yaitu, sehingga di sampel air sumur bor sebanyak 1 liter tiap titik sampel, serbuk SulfaVer 4 Sulfate reagent powder pillow, NitraVer 5 Nitrate reagent powder pillow dan NitriVer 3 Nitrite reagent powder pillow, Larutan Mercuric Thiocyanate solution dan Larutan Ferric Ion Solution, CyaniVer 3 Cyanide Reagent Powder Pillow, CyaniVer 4 Cyanide Reagent Powder Pillow, CyaniVer 5 Cyanide Reagent Powder Pillow, larutan standar induk Fe, Mn, Cd, dan Pb masing-masing 1000 mg/l Parameter yang diamati yaitu analisis fisika meliputi bau, rasa, suhu. kekeruhan, dan jumlah zat padat terlarut. Sedangkan pengamatan parameter kimia meliputi analisis, ph, nitrat, nitrit, sulfat, klorida, sianida, kesadahan, logam (Pb, Mn, Cd. Fe). Analisis data dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air untuk kualitas air bersih, dan Metode Indeks Pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Parameter Fisika a. Bau Baku mutu air bersih untuk parameter bau adalah tidak berbau berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa sampel air yang memiliki bau yaitu bau karat untuk S4, S12, dan S19. Kemungkina adanya bau ditimbulkan dari kadar Fe yang melebihi baku mutu air bersih. Adanya bau pada sampel air turut menyebabkan timbulnya rasa pada sampel. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 117

b. Rasa Air kemungkinan dapat berasa pahit, asin, dan sebagainya. Adanya rasa menunjukkan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu persyaratan yang harus dipenuhi oleh air minum dan air bersih adalah harus tidak berasa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa sampel air sumur bor yang berasa yaitu S4, S12, dan S19. Adanya air yang berasa, kemungkinan terdapat kandungan tertentu dalam air sumur bor yang tinggi diantaranya besi, zat organik ataupun zat kimia lainnya. Rasa yang terdapat dari ketiga sampel air tersebut yaitu sedikit asam. Kemungkinan rasa tersebut ditimbulkan oleh kadar besi yang melebihi baku mutu air bersih yang dipersyaratkan. Suhu air yang tinggi dapat membantu pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa air dan wadah air. Suhu di atas Baku Mutu Air Bersih dapat menyebabkan kandungan zat-zat beracun bereaksi terhadap air sehingga air menjadi tercemar Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, standar suhu untuk air bersih adalah suhu udara ± 3 o C. c. Suhu Suhu udara yang terukur pada saat pengukuran sampel yaitu 26,8 o C. Suhu air yang diteliti berada pada suhu antara 26,4 o C hingga 27,4 o C. Seluruh sampel air sumur yang diteliti masih berada pada kisaran suhu yang diperbolehkan dan tergolong suhu air normal. d. Kekeruhan Kekeruhan menunjukkan adanya partikel-partikel dari tanah dan kemungkinan adanya kontaminasi logam-logam seperti besi, mangan, dan sebagainya [5]. Standar parameter kekeruhan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum adalah 25 NTU (Nephelometric Turbidity Units).Hasil pengukuran menunjukkan bahwa seluruh sampel masih masuk ke dalam standar parameter kekeruhan yaitu 1,09 hingga 4,77 NTU. Kekeruhan dipengaruhi pula oleh zat yang tersuspensi seperti kotoran atau lumpur dan Jumlah Zat Padatan Terlarut (TDS). Semaakin banyak zat yang tersuspensi, dan zat terlarut, makin tinggi pula nilai kekeruhan. e. Warna Pemeriksaan warna dilakukan secara langsung dengan indera penglihatan. Warna air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion logam alam (besi dan mangan), humus, plankton, tanaman air, dan buangan industri.. Hasil pengamatan di tempat pengambilan sampel (in situ) menunjukkan terdapat beberapa sampel yang sedikit berwarna kekuningan yaitu untuk S4 dan S12. Adanya warna kekuningan timbul dikarenakan adanya kandungan besi dalam air f. Jumlah Zat Padat Terlarut/Total Dissolved Solid (TDS) Jumlah padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam-garamnya [5]. Standar parameter Jumlah Padatan Terlarut/TDS berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum adalah 1500 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel di Perumahan Gunung Putri memiliki kandungan TDS yang berada di bawah ambang batas maksimum untuk kualitas air bersih yaitu berkisar antara 30,02 hingga 211,27 mg/l. S15 dan S16 memiliki kadar TDS yang lebih tinggi dibanding sampel lainnya, yang sebanding dengan tingkat kekeruhannya. Kemungkinan hal tersebut disebabkan letak sumur bor berada tidak jauh dari sawah kecil, sehingga pengotor/partikelnya dapat ikut terbawa air tanah lalu merembes ke air sumur tersebut. 3.2 Parameter Kimia a. Derajat Keasaman (ph) Derajat keasaman (ph) air yang lebih kecil dari 6,5 atau ph asam meningkatkan korosifitas pada benda-benda logam, menimbulkan rasa tidak enak dan dapat menyebabkan beberapa bahan kimia menjadi racun yang mengganggu kesehatan [14]. Standar parameter ph berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu berkisar antara 6,5 hingga 9,0, dan dari penelitian didapatkan hasil ph yang masih memenuhi baku mutu air bersih yaitu berkisar antara 6,7 118 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

hingga 7,2. ph dapat mempengaruhi kadar besi dalam air, ph yang rendah atau cenderung asam dapat melarutkan besi sehingga menimbulkan kadar besi yang tinggi dalam air. ph juga mempengaruhi rasa pada air, ph yang rendah menimbulkan rasa masam pada air, sedangkan ph tinggi menimbulkan rasa cenderung pahit pada air. b. Nitrat (NO 3- ) dan Nitrit (NO 2- ) Nitrat menjadi perhatian khusus karena tingginya kadar nitrat dalam air dapat mengakibatkan sindrom bayi biru atau methemoglobinemia [6]. Nitrat dan Nitrit adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Pencemaran oleh adanya kemungkinan penggunaan pupuk, mengingat dahulunya perumahan Gunung Putri merupakan sawah, yang dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah. Standar parameter nitrat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 10 mg/l. Kandungan nitrat pada seluruh sampel air masih masuk dalam ambang batas maksimum yang disyaratkan yaitu berkisar antara 0,0 mg/l hingga 1,0 mg/l sehingga masih memenuhi syarat berdasarkan persyaratan kualitas air bersih. Kadar nitrat paling rendah yaitu nol terkandung pada S5, S9, S12. Sedangkan hasil penelitian untuk kadar nitrit menunjukkan bahwa kadar nitrit berkisar diantara 0,001 hingga 0,007 mg/l dan secara keseluruhan masih masuk dalam standar baku mutu air bersih yaitu maksimum1,0 mg/l. Kadar nitrat dan nitrit yang rendah kemungkinan disebabkan sumur bor tersebut tidak mendapat kontaminasi nitrat ataupun nitrit tanah alami, dan nitrat dari pembuangan limbah rumah tangga, selokan, sawah, atau pun sungai sekitar Perumahan Gunung Putri.Nitrit di perairan secara alami sifatnya tidak stabil karena mudah teroksidasi menjadi nitrat karena adanya oksigen. c. Sulfat (SO 4 2- ) Permasalahan yang diakibatkan oleh adanya sulfat dalam air adalah bau dan masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik (Sutrisno, 2004). Standar parameter sulfat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 400 mg/l. Hasil penelitian terhadap semua sampel air sumur bor untuk parameter sulfat masih berada di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 4 hingga 81 mg/l. Kadar sulfat yang diperoleh cukup fluktuatif. S2, S9 dan S15 mempunyai kadar yang lebih tinggi dibanding sampel yang lainnya, hal ini faktor geologi batuan penyusun dan daerah perumahan adalah bekas persawahan. d. Klorida (Cl - ) Sumber klorida dalam air permukaan dan air tanah dapat terjadi secara alami dan akibat kegiatan manusia seperti air limpasan, penggunaan pupuk anorganik, air lindi dari persampahan, limbah septic tank, pakan ternak, limbah industry, saluran drainase/irigasi dan intrusi air laut di wilayah pesisir [11]. Standar parameter klorida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 600 mg/l. Hasil penelitian terhadap seluruh sampel air sumur bor di daerah Gunung Putri Jawa Barat menunjukkan kandungan klorida yang masih berada di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,5 hingga 1,8 mg/l. Kandungan klorida dari seluruh sampel cenderung sangat rendah, dan air sumur tidak mendapatkan kontaminasi yang berarti dari tanah, selokan, ataupun sungai di area perumahan. e. Sianida (CN - ) Sianida bersifat toksik. Kadar sianida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 0,005 mg/l. Sianida yang berlebihan bila masuk dalam tubuh manusia dapat mengganggu metabolisme oksigen dalam tubuh dan mengganggu fungsi hati. Serta pernafasan, dan menyebabkan kerusakan tulang. Standar parameter sianida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,1 mg/l Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel air memiliki kadar sianida masih berada di bawah baku mutu air bersih yaitu 0,000 hingga 0,024 mg/l. Kadar sianida yang diperoleh cukup fluktuatif f. Kesadahan (CaCO 3 ) Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 119

Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi, misalnya Mg 2+, Ca 2+, Fe + dan Mn +. Kesadahan total (total hardness) adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya ion-ion Ca 2+ dan Mg 2+ secara bersama-sama [7]. Standar parameter kesadahan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 500 mg/l. Hasil penelitian terhadap sampel air sumur bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat menunjukkan nilai kandungan kesadahan (CaCO 3 ) yang masih berada di bawah ambang batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,81 hingga 6,99 mg/l. Hasil penelitian, tingkat kesadahan yang rendah juga diimbangi dengan jumlah padatan terlarut yang juga rendah. Tingkat keasaman air (ph) sumur pun cenderung netral karena kesadahan yang rendah. Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan terhadap parameter ini tidak ada, namun tingkat kesadahan yang tinggi dalam air akan menyebabkan air sabun sulit berbusa sehingga penggunaan sabun pada air yang tingkat kesadahannya tinggi tidak efektif dan tidak efisien. Hasil penelitian untuk seluruh sampel didapatkan nilai kesadahan yang sangat rendah, hal itu diartikan bahwa air sumur bor tidak mendapatkan kontaminasi yang berarti dari ion-ion penyebab kesadahan. g. Kadmium (Cd), Mangan (Mn), dan Timbal (Pb) Pada dasarnya tanah mengandung logam namun dengan kadar yang sangat rendah, kecuali tanah tersebut sudah tercemar. Logam yang terkandung dalam tanah dapat mencemari air tanah. Standar parameter timbal (Pb) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,05 mg/l. Hasil penelitian terhadap 20 sampel air sumur bor menunjukkan kadar timbal yang masih berada di bawah baku mutu yaitu 0,000 hingga 0,024 mg/l sehingga air memenuhi syarat kualitas air bersih. Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat merupakan areal yang dahulunya adalah sawah. Konsentrasi Cd dalam lahan pertanian biasanya tinggi, dipengaruhi adanya pemakaian pupuk. Pupuk merupakan pemasok logam berat dalam tanah.standar parameter kadmium berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,005 mg/l. Hasil penelitian terhadap seluruh sampel air sumur bor menunjukkan kadar kadmium yang masih berada di bawah baku mutu yaitu 0,000 mg/l, sehingga air memenuhi syarat kualitas air bersih. Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di permukaan bumi, yaitu sekitar 0,1% dari kerak bumi. Mangan tidak ditemukan secara alami dalam bentuk murni (unsur). Mangan secara alami banyak terdapat pada air permukaan dan air tanah, namun aktivitas manusia juga banyak berkontribusi menimbulkan kontaminasi mangan dalam air. Mangan dapat berikatan dengan nitrat, sulfat, dan klorida, serta dapat larut dalam air. Jika dibiarkan di ruang terbuka, air dengan kadar mangan yang tinggi (lebih dari 0,01 mg/l, akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn 2+ menjadi Mn 4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air menjadi keruh [4]. Standar parameter mangan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 0,5 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar mangan pada sumur bor di perumahan Gunung Putri masih berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu berkisar antara 0,00 hingga 0,04 mg/l, sehingga memenuhi syarat sebagai sumber air bersih. h. Besi (Fe) Keberadaan besi dalam air dapat menyebabkan air menjadi berwarna, berbau dan berasa. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi baku mutu akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih, menyebabkan air menjadi berwarna, memberi rasa yang tidak enak jika diminum, dan dapat menimbulkan endapan pada pipa-pipa logam dan bahan cucian [14]. Standar parameter besi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 maksimum yaitu 1,0 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa sampel air sumur bor memiliki kandungan besi yang berada di atas ambang batas maksimum yang diperbolehkan (lebih dari 1 mg/l berdasarkan baku mutu air bersih) yaitu untuk S4 yaitu 1,74 mg/l, S12 yaitu 1,998 mg/l, dan S19 yaitu 1,178 mg/l. Kadar besi yang melebihi ambang batas pada S4, S12, dan S19 kemungkinan disebabkan karena terdapat pengkaratan pada pipa atau keran di dalam pipa/saluran air sehingga mengkontaminasi air yang melewatinya. Kedalaman sumur pada S19 yang tidak terlalu dalam dibanding sumur untuk sampel lainnya, yaitu kurang lebih 15 120 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

meter berdasarkan keterangan pemilik sumur S19, dan lokasinya yang berdekatan dengan aliran sungai kemungkinan menjadi penyebab adanya kontaminasi unsur besi pada tanah yang merembes pada sumur tersebut. Selain itu, tingginya kadar Fe pada air dapat dikarenakan nilai ph yang cenderung menuju asam. Besi terlarut dengan baik dalam air dalam kondisi ph rendah atau cenderung asam. i. Analisis Hasil Indeks Pencemaran Air Hasil Indeks Penecemaran air sumur bor di perumahan Gunung Putri (Tabel 1.) didapatkan dua sampel yaitu S4 dan S12 mempunyai IP 1,24 dan 1,42. Hal ini bila dilihat dari status mutu air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003, [9] termasuk katagori tercemar ringan, sedangkan secara keseluruhan air sumur bor memenuhi baku mutu untuk status mutu air. Tabel 1. Hasil Indeks Pencemaran Baku Mutu Air Bersih dan Status Mutu Air Sampel Air Sumur IP Baku Mutu Air Bersih Status Mutu Air S1 0,40 Memenuhi baku mutu S2 0,48 Memenuhi baku mutu S3 0,44 Memenuhi baku mutu S4 1,24 Cemar Ringan S5 0,21 Memenuhi baku mutu S6 0,32 Memenuhi baku mutu S7 0,35 Memenuhi baku mutu S8 0,29 Memenuhi baku mutu S9 0,26 Memenuhi baku mutu S10 0,42 Memenuhi baku mutu S11 0,26 Memenuhi baku mutu S12 1,42 Cemar Ringan S13 0,25 Memenuhi baku mutu S14 0,01 Memenuhi baku mutu S15 0,32 Memenuhi baku mutu S16 0,27 Memenuhi baku mutu S17 0,41 Memenuhi baku mutu S18 0,33 Memenuhi baku mutu S19 0,97 Memenuhi baku mutu S20 0,50 Memenuhi baku mutu Keterangan : IP = Indeks Pencemaran 4. KESIMPULAN Kualitas air sumur bor di perumahan Gunung Putri Jawa Barat untuk 7,4oC, kekeruhan 0,97-5,03 NTU, TDS 30, 02-211,27 mg/l, sulfat 4-81 mg/l, nitrat 0,0-1,0 mg/l, nitrit 0,001-0,007 mg/l, klorida 0,5-1,8 mg/l, kesadahan 0,81-6,99 mg/l, ph 6,7-7,2, timbal 0,000-0,024 mg/l, kadmium 0 mg/l untuk seluruh sampel, mangan 0,00-0,04 mg/l, sedangkan untuk parameter bau, rasa, dan besi terdapat beberapa sampel yang tidak memenuhi baku mutu yaitu sampel air sumur 4, 12, dan 19. Parameter besi untuk sampel 4 yaitu 1,74 mg/l, sampel 12 yaitu 1,998 mg/l, dan sampel 19 yaitu 1,178 mg/l. Tingkat pencemaran air sumur bor di Perumahan Gunung Putri tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih. Kualitas air sumur bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat untuk parameter fisika secara keseluruhan sampel memenuhi baku mutu yaitu suhu 26,4 o C hingga 27,4 o C, kekeruhan 0,97 hingga 5,03 NTU, TDS 30,02 hingga 211,27 mg/l. Sedangkan yang tidak memenuhi baku mutu yaitu parameter bau dan rasa terdapat pada S4, S12, dan S19. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 121

Untuk parameter kimia secara keseluruhan sampel memenuhi baku mutu air bersih yaitu parameter sulfat 4 hingga 81 mg/l, nitrat 0,0 hingga 1,0 mg/l, nitrit 0,001 hingga 0,007 mg/l, klorida 0,5 hingga 1,8 mg/l, kesadahan 0,81 hingga 6,99 mg/l, ph 6,7 hingga 7,2, timbal 0,000 hingga 0,024 mg/l, kadmium 0 mg/l untuk seluruh sampel, mangan 0,00 hingga 0,04 mg/l. Sedangkan yang tidak memenuhi baku mutu yaitu parameter besi pada S4 yaitu 1,74 mg/l, S12 yaitu 1,998 mg/l, dan S19 yaitu 1,178 mg/l. Indeks Pencemaran menunjukkan bahwa tingkat pencemaran air sumur bor di Perumahan Gunung Putri, Jawa Barat tergolong masih memenuhi baku mutu untuk kualitas air bersih. Seluruh sampel tidak memenuhi standar persyaratan untuk kulaitas air minum dilihat dari baku mutu untuk parameter besi, timbal, warna, bau, dan rasa. sehingga air sumur bor Perumahan tidak layak digunakan untuk minum, namun masih dapat digunakan sebagai air bersih. DAFTAR PUSTAKA [1] Depkes RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih. Jakarta. [2] Depkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. [3] Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air. Yogyakarta: Kanisius. [4] Fardiaz, S. 1992. Polusi air dan udara. Yogyakarta: Kanisius. [5] Howard, F. 2010. Environmental health from global to local, Second edition. USA : HB printing. [6] Joko, T. 2010. Unit produksi dalam sistem penyediaan air minum. Yogyakarta: Graha Ilmu. [7] Kasjono, H.S dan Yasril. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. [8] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2003. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode Indeks Pencemaran. Deputi MENLH. Jakarta. [9] Morintoh, Puspitasari, Jimmy F. Rumampuk dan Fransiska Lintong. 2015. Analisis Perbedaan Uji Kualitas Air Sumur di Daerah Dataran Tinggi Kota Tomohon dan Dataran Rendah Kota Manado Berdasarkan Parameter Fisika. Jurnal E-Biomedik 3(1): 424-429. [10] Munfiah S., Nurjazuli, Onny S.. 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur Bor di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 12(2): 154-159. [11] Suryana, Rifda. 2013. Analisis Kualitas Sumur Dangkal di Kecamatan Birinangkanayya Kota Makassar. Universitas Hasanuddin. Makasar. [12] Sutrisno, Totok. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. 122 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk