PENANGANAN PENUMPANG YANG AKAN DI DEPORTASI KUTA, 30 AGUSTUS 2017
Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 127 Tahun 2015 Tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional. 2. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan udara Nomor : SKEP/100/VII/2003 Tentang Petunjuk Teknis Penanganan Penumpang Pesawat Udara Sipil Yang Membawa Senjata Api Beserta Peluru dan Tata Cara Pengamanan Pengawalan Tahanan Dalam Penerbangan Sipil.
PM 127 Tahun 2015 PENANGANAN PENUMPANG YANG MELANGGAR KETENTUAN KEIMIGRASIAN 1. Penumpang dalam status pengawasan keimigrasian (deportee) diberlakukan sesuai dengan ketentuan keimigrasian. 2. Badan Usaha Angkutan Udara wajib membuat prosedur penanganan penumpang dalam status pengawasan keimigrasian (deportee) yang dimuat dalam Program Keamanan Angkutan Udara.
PM 127 Tahun 2015 PENUMPANG DALAM STATUS TAHANAN ATAU DALAM PENGAWASAN HUKUM. 1. Penanganan penumpang dalam status tahanan atau dalam pengawasan dilakukan sesuai ketentuan. 2. Badan Usaha Angkutan Udara wajib membuat prosedur penanganan penumpang dalam status tahanan atau dalam pengawasan hukum dalam Program Keamanan Angkutan Udara. 3. Badan Usaha Angkutan Udara harus memberitahukan kapten penerbang (pilot in command) apabila mengangkut penumpang dalam status tahanan atau dalam pengawasan hukum. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penanganan penumpang dalam status tahanan diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal. 5. Mengisi Format izin membawa tahanan pada penerbangan.
SKEP/100/VII/2003 PENGAWALAN DAN PENEMPATAN TAHAN Tahanan yang akan diangkut harus diberitahukan kepada perusahaan angkutan udara oleh penegak hukum selambatlambatnya 3 jam sebelum keberangkatan dengan menunjukkan surat tugas pengawalan tahanan, identitas pengawal dan tahanan, serta tingkat resiko bahaya dari tahanan; Dalam 1 penerbangan hanya diperbolehkan mengangkut 1 orang tahanan yg beresiko sangat berbahaya; Peruasahaan angkutan udara harus memastikan penumpang yang berstatus tahanan telah dilakukan pemeriksaan pengamanan dan dipastikan tidak membawa barang atau alat yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan; Perusahaan angkutan udara harus memberitahu kepada kapten pilot dan awak pesawat udara tentang pengangkutan tahanan dan petugas pengawal serta lokasi tempat duduknya di pesawat udara;
SKEP/100/VII/2003 PENGAWALAN DAN PENEMPATAN TAHAN Tahanan & petugas pengawal harus masuk lebih awal ke pesawat udara sebelum penumpang lainnya dan keluar paling akhir setelah penumpang lainnya; Tahanan dan petugas pengawal di pesawat udara duduk di kursi paling belakang dan tidak menghadap langsung ke pintu keluar pesawat udara dan petugas pengawal duduk diantara tahanan dan aisle pesawat udara; Pada kondisi penerbangan normal, tahanan yang beresiko sangat berbahaya harus diborgol di bagian depan dan tidak diborgol pada salah satu bagian dari pesawat udara; Perusahaan angkutan udara harus memberitahukan kepada petugas pengawal agar tahanan tidak diborgol apabila penerbangan dalam keadaan darurat yang dapat menyebabkan kecelakaan;
SKEP/100/VII/2003 PENGAWALAN DAN PENEMPATAN TAHAN Tahanan didalam pesawat udara setiap saat harus selalu didampingi/dikawal dan dibawah pengawasan petugas pengawal; Tahanan & petugas pengawal dapat diberi pelayanan makan dan minum dengan ketentuan : makanan dan minuman tidak mengakibatkan hilangnya kesadaran dan/atau memabukkan, serta peralatan makan dan minum tidak membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan; Petugas pengawal dilarang membawa senjata dalam bentuk apapun.
TERIMA KASIH