BAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN HARTA WAKAF Emas DI DESA NEROH KECAMATAN MODUNG KABUPATEN BANGKALAN

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF

Sejarah dan Perkembangan Wakaf. Written by Administrator Thursday, 27 December :03

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk yang diciptakan tuhan sebagai khalifah di muka bumi,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN UMUM HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM. Hibah secara etimologi adalah bentuk masdar (hubungan antara manusia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUNGA KAMBOJA KERING MILIK TANAH WAKAF DI DESA PORONG KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NADZIR. Kata nadzir secara etimologi berasal dari kata kerja nazira. yandzaru yang berarti menjaga dan mengurus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

BAB IV ANALISIS DATA

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. tidak pula diizinkan untuk dipindah milikkan 1. sangat lama dan sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala.

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

KOPERASI SIMPAN PINJAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO


BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI TANAH WAKAF MUSHALLA AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB II PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN BENDA WAKAF

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

Hukum Menunaikan Haji dan Umrah Dengan Pembayaran Melalui Kartu Kredit

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

FATWA DEWAN SY ARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: l06/dsn-muiixl2016 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

Bertakwa Kepada Allah dalam Kehidupan Bertetangga

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB IV ANALISIS PENARIKAN TANAH WAKAF UNTUK MEMBAYAR HUTANG AHLI WARIS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

PROPOSAL WAKAF TANAH UNTUK PERLUASAN LAHAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya." (HR Ahmad dan lainnya)

HADITS KEsembilan Arti Hadits / :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB V ANALISIS KOMPARATIF PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT PENDAPAT EMPAT MADZHAB DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

Pendidikan Agama Islam

BAB III HARTA WAKAF DALAM ISLAM. Wakaf menurut bahasa Arab berarti al-habsu, yang berasal dari kata kerja

Pendidikan Agama Islam

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

BAB II WAKAF DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM A. Pengertian Wakaf Wakaf berasal dari bahasa Arab waqafa yang artinya menahan 1. Sedangkan dalam pandangan istilah hukum Islam (fiqh), wakaf adalah menahan harta untuk diambil manfaatnya tanpa menghilangkan barang aslinya yang tujuannya bukan untuk perkara yang dilarang oleh syara serta berharap riz}a Allah semata 2. B. Sejarah Wakaf Sebenarnya ada dua pendapat yang berkembang dikalangan ahli fiqh tentang siapa yang pertama kali melaksanakan wakaf. Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW, yaitu wakaf tanah beliau untuk dibangun sebagai masjid. Pendapat ini berdasarkan h}adis\ yang diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari Umar bin Sa ad, ia berkata: 1 A.W. Munawwir, kamus Al Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, h.1576 2 A. Faishal Haq, Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia, h.1 20

21 Dan diriwayatkan dari umar bin Syabah dari Umar bin Sa ad bin Mu ad berkat : kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam islam? Orang-orang mengtakan wakafnya Umar, sedangkan orang Ansar mengatakan wakafnya Rasulullah SAW. 3 Sedangkan menurut sebagian ulama yang lain wakaf pertama kali dilakukan oleh Umar bin Khattab. Dasar dari pendapat yang kedua ini adalah h}adis\ riwayat ibnu Umar yang berbunyi : Dari Ibnu Umar ra berkata: Sahabat Umar memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian Umar menghadap kepada Rasulullah untuk meminta petunjuk. Umar berkata, Hai Rasulullah, saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah bersabda, Bila engkau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan engkau sedekahkan (hasilnya). Dan Umar menyedekahkan (hasil tanah itu) tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan. Ibnu Umar berkata, Umar menyedekahkan (hasil tanahnya) kepada orang-orang fakir, kuam kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan para tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola wakaf makan dari hasilnya dengan cara yang baik atau memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta. (HR. Muslim) 4 3 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-bukhori,shahih bukhori, h.14 4 Ibid, h.14

22 Pada perkembangannya, wakaf semakin meluas dalam masa dinastidinasti Islam. Pada masa dinasti Umayyah dan Abba>siyah banyak orang yang melaksanakan wakaf, dan wakaf tidak hanya diberikan pada fakir miskin saja, namun wakaf dijadikan modal untuk membentuk lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan dan bahkan wakaf juga dimanfaatkan untuk membayar gaji para guru, staf dan beasiswa untuk para siswanya. Perkembangan wakaf dan sistem pengelolaannya pada dua dinasti tersebut dan dinasti-dinasti sesudahnya semakin berkembang dengan diadakannya lembaga wakaf. 5 C. Dasar Hukum Wakaf Secara pasti dan jelas memang tidak ada nas} yang menjelaskan tentang wakaf, namun dari beberapa teks al-qur an dan h}adis\ ulama berkesimpulan bahwa itulah yang dapat dijadikan dasar hukum wakaf. Kesimpulan tersebut diambil atas dasar penjelasan yang terkandung dalam nas} mengenai perintah atau anjuran berbuat baik dan wakaf merupakan salah satu perbuatan baik dan besar manfaatnya bagi kepentingan umum. Adapun beberapa nas} al-qur an ataupun H}adis\ Nabi yang diyakini sebagai dasar hukum wakaf diantaranya adalah : 5 Departemen Agama RI Direktorat Pemberdayaan Wakaf,Fiqih Wakaf, h. 6-10

23 1. Dasar hukum ayat al-qur an a. Surat Ali Imran ayat 92 92 Kamu sekali-kali belum sampai kepada kebaktian yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya (QS. Ali Imron :92) 6 b. Surat al-hajj ayat 77 77 Hai orang-orang yang beriman, ruku lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu Dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan (sukses). (QS. Al-Haj : 77) 7 c. Surat al-baqarah ayat 267 267 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. Dan sebagian dari apa yang kami 6 Departemen agama Republik Indonesia., Al-Qur an dan Terjemahnya, h. 91 7 Ibid, h. 523

24 keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagimaha Terpuji. (QS. Al-Baqarah : 267) 8 d. Surat al-ma>idah ayat 2 2 Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketaqwaan. (QS. Al-Maidah : 2) 9 2. Dasar hukum H}adis\ Nabi a. H}adis\ Dan diriwayatkan dari umar bin Syabah dari Umar bin Sa ad bin Mu ad berkat : kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam islam? Orangorang mengtakan wakafnya Umar, sedangkan orang Ansar mengatakan wakafnya Rasulullah SAW. 10 b. H}adis\ 8 Departemen agama Republik Indonesia., Al-Qur an dan Terjemahnya h. 67 9 Ibid, h. 157 10 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-bukhori,shahih bukhori, h. 14

25 Dari Ibnu Umar ra berkata: Sahabat Umar memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian Umar menghadap kepada Rasulullah untuk meminta petunjuk. Umar berkata, Hai Rasulullah, saya mendapat sebidang tanah di Khaibar, saya belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah bersabda, Bila engkau suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan engkau sedekahkan (hasilnya). Dan Umar menyedekahkan (hasil tanah itu) tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidakpula diwariskan. Ibnu Umar berkata, Umar menyedekahkan (hasil tanahnya) kepada oran g-orang fakir, kuam kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil dan para tamu. Dan tidak dilarang bagi yang mengelola wakaf makan dari hasilnya dengan cara yang baik atau memberi makan orang lain dengan tidak bermaksud menumpuk harta. (HR. Muslim) 11 D. Rukun Wakaf Rukun-rukun wakaf dalam pandangan fiqh maz\hab Syafi iyah terdiri dari empat hal 12, yaitu : 1. Wa>kif ; Wa>kif adalah bentuk fa'il dari waqafa yang artinya orang yang mewaqafkan. 2. Mauku>f Alaih ; Adalah istilah yang digunakan unbtuk menyebut orang yang menerima wakaf atau pengelola harta wakaf. 3. Mauku>f ; Yang dimaksud mauku>f adalah barang atau harta yang diwakafkan. 11 Ibid, h. 14 12 Sayyid Ahmad bin Umar As-Syatiri, al-yaqut an-nafis, h. 116

26 4. S}igat; Adalah ucapan wa>kif terhadap mauku>f alaih ketika mewakafkan hartanya. E. Syarat Wakif (orang yang mewakafkan) Sementara itu syarat wa>kif ada dua 13 ; 1. Pemilik sah barang yang diwakafkan 2. Suka rela. Maksudnya, Ia mewakafkan hartanya tidak atas paksaan dari pihak manapun Ibnu Qosim al-gazy menambahkan satu syarat wa>kif haruslah berakal sehat. Maka wakaf yang dilakukan oleh orang gila atau anak kecil tidak sah hukumnya. 14 F. Syarat Mauku>f (barang yang di wakafkan) Mauku>f atau barang yang diwakafkan haruslah memenuhi beberapa syarat sebagai berikut 15 : 1. Harus berbentuk barang atau benda 2. Benda wakaf harus jelas dan diketahui 13 Sayyid Ahmad bin Umar As-Syatiri, al-yaqut an-nafis, h.117 14 Ibnu Qosim al-gozy, al-bajuri, Juz. II h. 42 15 As-Syatiri, al-yaqut an-nafis, h. 116

27 Yang dimaksud dengan jelas adalah barangnya nyata dan dapat diindera oleh manusia bukan barang yang masih berada dalam angan-angan. Misal, mewakafkan anak sapi yang masih dalam kandungan induknya. 3. Benda wakaf haruslah milik sah wa>kif Artinya barang hasil dari meminjam, hutang, gas}ab atau bahkan barang curian tidak boleh diwaqafkan. Juga, barang yang tidak boleh diwakafkan adalah barang yang masih dalam sengketa kepemilikannya. Walaupun barang wakaf merupakan milik sah wa>kif bukan berarti hak terhadap barang itu tetap, karena dengan diwakafkannya benda tersebut maka hak kepemilikannya berpindah menjadi milik Allah atau milik umum. 16 Pendapat ulama Malikiyah, dalam wakaf, tidak harus harta wakaf tersebut milik dari pewakaf saat dia mewakafkannya. Berdasarkan ini. Jika dikatakan: Aku telah memiliki rumah si fulan dan rumah itu akan menjadi wakaf. Kemudian orang itu memilikinya, maka sah wakafnya. Seperti halnya jika seseorang berkata bahwa apa yang sedang dibangun pada toko si fulan adalah wakaf, kemudian dibangunlah toko itu, sah wakafnya dan tidak perlu lagi membuat satu pernyataan wakaf baru. Kecuali jika ungkapan tersebut bersifat umum, maka wakaf tidak sah. Hal itu sama dengan pemaksaan terhadap seseorang yang dilarang oleh agama. Ini tidak dibolehkan, walaupun jika seorang berkata, seluruh hartaku dalam bentuk bangunan atau yang lainnya dan setiap yang menjadi milikku menjadi 16 A. Faishal Haq, Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia, h.13

28 wakafku, maka wakaf seperti ini tidak boleh, karena sama halnya dengan jika seoarang pria berkata Setiap wanita yang kunikahi kuceraikan semuanya. Sedangkan menurut jumhur ulama berpendapat, agar wakaf itu sah, maka harta wakaf itu haruslah merupakan hak milik dari wakif saat mewakafkan hartanya dengan sebenarnya. Jika tidak demikian, maka wakafnya pun tidak sah (batal). Seperti terdapat dalam kitab Hasyiyah Ibn abidin. Dikatakan Wakif haruslah pemilik dari sesuatu yang diwakafkan pada saat dia hendak mewakafkan. 4. Harus merupakan benda yang tidak bergerak Pada kelanjutannya ketentuan bergerak atau tidak ternyata ulama berbeda pendapat. Tentang ketentuan wakaf harus benda tidak bergerak semua ulama sepakat akan hal itu, tapi mengenai benda bergerak ada ulama yang mutlak tidak membolehkan sama sekali dengan alasan bahwa wakaf adalah kekekalan bendanya. Berbeda dengan hal itu, as-syafi i membolehkan wakaf benda bergerak atas dasar qiya>s atas praktik sahabat yang mewakafkan senjata perang dan hewan ternak. Senada dengan as-syafi i, Hanafi juga membolehkan wakaf harta bergerak dengan syarat sekiranya benda itu sudah lumrah dan menjadi tradisi pada masyakat muslim tempat wakaf itu dilakukan. Letak perbedaannya

29 dengan as-sya>f i, dasar yang digunakan oleh Hanafi adalah istih}sa>n, bukan qiya>s. 17 Menurut pendapat Malikiyah, boleh mewakafkan harta bergerak berdasarkan pendapat mereka yang tidak mengharuskan sifat kekal sebagai syarat sahnya wakaf. Dari sini menurut mereka, wakaf itu sah meskipun untuk waktu tertentu dan kemudian bisa menjadi hak milik lagi. Sedangkan menurut maz\hab Hana>bilah, mereka telah menyelaraskan antara syarat kekekalan dan bolehnya mewakafkan harta bergerak dengan syarat ada pengganti, sehingga harta wakaf itu akan berstatus kekal dan selamanya. 5. Benda wakaf harus memiliki manfaat Tujuan utama wakaf adalah mengambilan manfaat dari harta wakaf, maka jika ada benda yang tidak dapat diambil manfaatnya diwakafkan, maka bagaimana harta itu akan dikelola. Contoh : mewakafkan uang kuno, padahal uang itu sudah tidak berlaku lagi. 6. Pengambilan manfaat terhadap benda wakaf tidak boleh menghilangkan bendanya. Benda wakaf boleh hilang aslinya, tetapi dengan habisnya harta wakaf itu maka berakhir pulalah pahala wakaf tersebut. 17 Departemen Agama RI Direktorat Pemberdayaan Wakaf,Hukum Wakaf, h.261-268

30 7. Benda wakaf harus merupakan benda yang tidak dilarang oleh syara Tidak sah mewakafkan khamr, ala>t al-malah}i dan benda-benda lain yang diharamka oleh syara. 8. Benda wakaf harus dimaksudkan untuk kepentingan umum. Direktorat Pemberdayaan Wakaf Departemen Agama Republik Indonesia merangkum syarat-syarat benda wakaf dalam empat hal, yaitu: 1. Benda wakaf harus memiliki nilai (harga) Bernilai yang dimaksud mengandung dua pengertian : Pertama; harta bernilai apabila dimiliki oleh seseorang dan dapat dimanfaatkan dalam kondisi apapun. 18 Kedua; harta itu dapat digunakan dalam jual beli, pinjam-meminjam, serta dapat dijadikan hadiah. 2. Benda wakaf harus jelas (diketahui) Benda wakaf haruslah nyata bendanya pada waktu wakaf diucapkan dan tidak dalam sengketa. 19 3. Merupakan harta milik wa>kif Ulama berbeda pendapat dalam ketentuan hak milik ini, namun jamhur ulama berpendapat harta wakaf haruslah merupakan hak milik dari 18 Departemen Agama RI Direktorat Pemberdayaan Wakaf,Hukum Wakaf, h.248-249 19 Ibid. h. 249-251

31 wa>kif saat mewakafkan hartanya dengan sebenar-benarnya. Jika tidak demikian, maka wakafnya tidak sah. 20 4. Benda yang tidak bergerak Dalam ketentuan inipun ulama berbeda pendapat tentang ukuran bergerak yang boleh diwakafkan. Menurut pandapat maz\hab Syafi i dan Hambali membolehkan wakaf harta bergerak selama benda itu masih ada. Jadi, wakaf tidak tetap itu akan berakhir seiring musnahnya barang wakafnya. 21 Maz\hab Syafi i menjelaskan hukum sahnya wakaf harta bergerak dari dula landasan berikut : a. Kekekalan adalah standart utama dalam setiap bentuk wakaf. Jika ada benda yang tidak kekal diwakafkan, maka arti kekekaannya adalah selama benda itu masih ada. Sehingga wakaf akan berakhir kalau benda tersebut sudah tidak ada lagi. Tentang pendapat imam as-sairazi bahwa boleh mewakafkan binatang ternak karena bisa dimanfaatkan selamanya, ulama Syafi iyah menjelaskan bahwa selamanya itu adalah sesuatu yang relatif. Kekekalan suatu barang wakaf adalah selama masih dapat diambil manfaatnya. 20 Departemen Agama RI Direktorat Pemberdayaan Wakaf,Hukum Wakaf, h. 251-261 21 Ibid. h.261-270

32 b. Wakaf tidak berakhir dengan musnahnya harta bergerak dengan catatan harus digantikan dengan harta lainnya dan harta pengganti menempati posisi harta sebelumnya. 22 G. Syarat Mauku>f Alaih (orang yang diserahi untuk mengurus harta wakaf) Mauku>f alaih harus memenuhi dua syarat: 1. Harus bukan orang yang dilarang menerima wakaf Seperti mewakafkan tanah kepada pengurus gereja. 2. Harus orang yang dapat dimungkinkan untuk memiliki dan mengelola harta wakaf. Tidak sah mewakafkan mush}af kepada orang kafir atau wakaf yang diberikan kepada janin atau orang gila karena tidak mungkin dapat mengelola atau memiliki barang dengan sebenarnya H. Syarat S}igat S}igat harus terdiri darai : 1. Lafaz} yang jelas mengandung makna wakaf Misal kata saya wakafkan benda ini, saya tahan benda ini atau kata lain yang mengandung maksud wakaf. 23 22 Muhammad Khotib As-Syarbini, Mughnil Al-Muhtaj, Juz. II h. 392 23 As-Syatiri, al-yaqut an-nafis, h. 117

33 2. Lafaz}-nya harus mengandung makna abadi Tidak sah apabila wakaf dimyatakan dengan kalimat saya wakafkan benda ini satu bulan saja, karena wakaf haruslah untuk selamanya. 24 3. Lafaz}-nya tidak boleh mengandung syarat atau ketentuan khusus Dalam al-yaqut an-nafis Sayyid Ahmad bin Umar As-syatiri mencontohkan dengan perkataan jika datang awal bulan maka saya akan mewakafkan benda ini wakaf tersebut tidak sah karena pewakafan itu hanya akan berlaku setiap awal bulan saja. 25 4. Harus jelas pada siapa wakaf itu ditujukan Maksudnya adalah pada waktu s}igat diucapkan harus ada penjelasan pada siapa wakaf itu diserahkan atau diperuntukkan untuk dikelola. 26 I. Macam-Macam Wakaf Ditinjau dari segi penerima wakaf, wakaf dapat dibagi menjadi dua macam: 1. Wakaf Ahli Yang dimaksud dengan wakaf ahli adalah wakaf yang ditujukan pada penerima tertentu yang bisa merupakan satu orang atau lebih baik keluarga wa>kif sendiri ataupun bukan. Semisal ada orang yang mewakafkan sebidang tanah pada anak atau cucunya sendiri, maka wakaf seperti ini sah hukumnya dan yang berhak 24 As-Syatiri, al-yaqut an-nafis, h. 117 25 Ibid. h. 117 26 Ibid. h. 117

34 mengambil manfaat dari wakaf itu hanyalah orang yang disebut dalam akad ketika tanah itu diwakafkan. Wakaf seperti ini bisa juga disebut wakaf z\urri atau wakaf alal aula>d. 27 Wakaf seperti ini pernah dilakukan oleh Abu Thalhah atas saran dari Rasulullah. Hal itu seperti hadis\ Nabi yang artinya berikut : Diriwayatkan dari Ishaq bin Abdillah bin Abi THalhah bahwa Ia mendengar Anas Bin Malik berkata : Abu Thalhah adalah sahabat ansar yang paling banyak kebun kurmanya di Madinah. Harta yang paling ia cintai ialah Bairaha yang tepat berhadapan dengan masjid Nabi. Nabi pernah masuk ke dalam kebun itu dan minum air yang jernih di siut. Anas berkata : ketika turun ayat : Maka Abu Thalhah berdiri lalu berkata : wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah telah berfirman 27 Sayyid Sabiq, Fiqhu as-sunnah, h.378

35 Sedang harta yang paling kami cintai adalah bairaha, ia akan saya sedekahkan kepada Allah kami hanya mengharap kebaikan dan pahalanya akan kami simpan di sisi Allah. Oleh karena itu pergunakanlah pada tempat yang engkau inginkan. Nabi bersabda : bagus, itu adalah harta yang berguna. Aku mendengar apa yang engkau katakan. Menurut pendapat saya berikan saja harta itu pada ahli kerabatmu. Abu Thalhah berkata : akan saya kerjakan wahai Rasulullah. Kemudian Abu thalhah membagi-bagikan harta itu pada ahli kerabat dan anak pamannya. (HR. Muslim) 28 2. Wakaf Khairi Adalah bentuk wakaf yang ditujukan untuk kepentingan umum, 29 seperti wakaf yang ditujukan untuk pembangunan masjid, madrasah, jalan, rumah sakit dan kepentingan umum lainnya. Berbeda dengan wakaf ahli, pada wakaf khairi ini wa>kif diperbolehkan mengambil manfaat dari harta yang diwakafkannya. Seumpama wa>kif mewakafkan tanah untuk masjid, maka ia boleh melaksanakan s}alat di masjid tersebut. 30 28 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-bukhori,shahih bukhori, h.284 29 Sayyid Sabiq, Fiqhu as-sunnah, h. 378 30 Faishal Haq, Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia, h. 6-7